Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar Melalui Model Numbered Head Together
MENINGKATKAN KREATIFITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
TENTANG HEWAN MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS VII SEMESTER I DI SDN 2 TREMBULREJO
KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Hanizar
SDN 2 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Guru melaksanakan penelitian untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil penilaian pembelajaran pada kondisi pra siklus hasil penilaian melalui memberikan tes formatif hasilnya masih rendah berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dikarenakan penyusunan rencana program pembebelajaran belum secara sistematis,berdasarkan kajian materi tentang hewan guru menyediakan media pembelajaran yang berupa gambar mengidentifikas hewan sehingga siswa tertarik pada materi yang disampaikan guru pembelajaran terlaksana secara efektif dan menyenangkan Langkah peneliti membuat media gambar hewan dari mengidentifikasi dipasang di papan tulis sebagai media yang sesuai dengan materi maksud agar siswa tertarik ketika guru memberikan penjelasan materi mudah dipahami sehingga pembelajaran berjalan secara efektif dan menyenangkan Hasil penilaian pra siklus nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 71 ,dengan prosetase 56% hasil penilaian siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata yang diperoleh 76 pencapaian75% pembelajaran siklus II sudah adanya perubahan secara maksimal baik guru dalam menyiapkan rencana pembelajarandan media yang sesuai dengan materi menerapkapkan model Numbered Head Together hasil penilaian yang diperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa ,yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa,nilai 70 sebanyak 3 siswa,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70,nilai rata-rata yang diperoleh 81 ditentukan KKM 70
Kata kunci: Melalui Model Numbered Head Together Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar IPA Tentang Mengidentifikasi Hewan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses belajar mengajar adalah merupakan kegiatan guru dan.siswa yang berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas untuk mengembangkan pengetahuan, nilai sikap dan ketrampilan yang dimiliki oleh masing-masing siswa,proses belajar mengajar guru sebagai penyaji materi dan siswa untuk menerima materi, untuk menciptakan situasi interaksi,komunikasi yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa,bersumber pembelajaran.tercapainya tujuan belajar.Untuk terwujudnya proses belajar mengajar menuntut upaya guru mengaktualisasikan kompetensinya secara profesional, utamanya dalam aspek metodologis.
Hal itu terjadi pada sekolah yang belum mampu melengkapi media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Demikian pula halnya dengan sedikitnya alokasi waktu pembelajaran yang tersedia sangat berpengaruh terhadap penanaman konsep pada siswa. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam umumnya masih rendah karena banyak siswa yang belum bisa memahami atau menguasai konsep pelajaran yang dipelajari hasil belajar kelsa VI dari jumlah 16 siswa di SDN 2 Trembulrejo yang mencapai kreteria baru 9 siswa atau 56% guru perlu mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, belum mencapai hasil belajar yang maksimal seperti diharapkan.
Permasalahan tersebut terjadi pada siswa kelas VI SDN 2 Trembulrejo materi tentang hewan,dikelompokan menjadi 3 macam yaitu herbivore,karnifora,dan omnifora berdasarkan makanannya tidak sama berdasarkan bentuk paruhnya untuk burung,dan gigi untuk hewan berkaki empat. Rendahnya kreatifitas dan hasil belajar siswa kelas VI karena masih kesulitan dalam mengidentifikasi hawan berdasarkan makanannya, menjadikan bahan kajian bagi guru untuk mengadakan perbaikan pembelajaran
Berdasarkan rendahnya hasil belajar IPA materi hewan dalam mengidentifikasi siswa kelas VI SDN 2 Trembulrejo melalui melaksanakan penelitian tindakan kelas, guru mempersiapkan dalam menyusun rencana program pembelajaran secara sistematis, dilengkapi media yang sesuai dengan materi menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa secara maksimal KKM 70.
Rumusan Masalah
1. Apakah guru menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan kreatifitas belajar IPAmateri tentang hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018 ?
2. Apaakah guru menggunakan medel pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi tentang hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018 ?
3 Apaakah guru menggunakan medel pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar IPA materi tentang hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan Penelitian
Guru dalam melaksanakan kegiatan tentunya mempunyai tujuan yang ingin
dicapai diantaranya
1. Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together dalam pelajaran IPA tentang hewan berdasarkan pengelompokaan.
2. Meningkatan motivasi belajar melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dalam pelajaran IPA, materi tentang hewan pada siswa kelas VI di SDN 2 Trembulrejo.
3. Meningkatkan kreatifitas siswa kelas VI di SDN 2 Trembulrejo melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together materi tentang hewan
4. Meningkatkan hasil belajar materi tentang hewan pada siswa kelas VI di SDN 2 Trembulrejo.
Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat, bagi:
Siswa
a. Memahami materi tentang hewan.
b. Meningkatkan hasil belajar secara maksimal.
c. Meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran.
d Meningkatkan motivasi belajar.
Guru
a. Memperoleh pengalaman profesional dalam pembelajaran
b. Meningkatkan pengalaman dalam pembelajaran
c. Mengetahui kekurangan dalam pembelajaran.
d Pengembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam kualitas lulusan.
b. Memberikan masukan dalam menentukan kebijakan dan pembinaan.
c. Dapat dijadikan sebagai langkah awal inovasi pendidikan.
d. Menambah referensi buku perpustaan
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar mempelajari berbagai macam kehidupan yang meliputi: manusia,hewan dan tumbuhan yang sangat penting diketahui oleh siswa materi tentang hewan yang diajarkan di Sekolah Dasar lebih ditekankan kepada pemberian bekal awal, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan ,nilai maupun moral pada siswa untuk dijadikan modal dalam mengenal dan memahami lingkungan sekitar sesuai kaidah dan moral yang berlaku. (Lasmawan, 1955).
Seorang guru harus memiliki dasar pembelajaran, yang mengajar Sekolah Dasar bukan berarti mengajarkan disiplin ilmu eksata melainkan mengajarkan konsep esensi ilmu untuk membentuk subjek menjadi warga negara yang baik memahami alam sekitar. Untuk itu guru harus menghayati betul pengertian Ilmu Pengetahuan Alam di SD yang perlu untuk disampaikan kepada siswa.
Adapun fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
Fungsi pembelajaran IPA di sekolah dasar sebagai berikut:
1. Kemampuan mengidentifikasi, makluk hidup..
2. Kemampuan memahami jenis makanan.
3. Kemampuan menggolongkan hewan.
4. Kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Tujuan pembelajaran di sekolah dasar sebagai berikut:
1. Membekali siswa kesadaran sikap mental yang positif dan ketrampilan.
2. Membekali siswa pengetahuan keadaan alam.
3. Membekali siswa pengetahuan makluk hidup.
4. Membekali siswa ilmu pengetahuan dan teknologi.
Minat Belajar Siswa
Minat belajar adalah keinginan dalam mempelajari sesuatu. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Tri Anni,Chatarina,2005:2). Bila siswa belum siap belajar, upaya mengajar mereka membuang waktu dan tidak ada gunanya. Hal itu akan menimbulkan perilaku yang justru tidak diinginkan, belajar kebiasaan buruk atau tidak ingin belajar. Sebaliknya, jika siswa telah siap untuk belajar, tetapi tidak diizinkan atau tidak didorong untuk melakukannya, semangat minat mereka akan hilang.
Havinghurst menamakan matangnya kesiapan sebagai “saat untuk diajarâ€.(Teachable moment). Sebagaimana dikatakannya,â€ketika badan sudah matang, dan dirinya telah siap untuk menerima tugas tertentu, maka saat untuk diajar telah tiba. Usaha pengajaran dilakukan pada saat yang tepat, ketika tugas memang harus dipelajari†(Hurlock,Elizabeth,1998:20).
Untuk meyakinkan gambaran akan kesiapan siswa yang akurat, ketiga criteria tersebut diterapkan. Misalnya minat mungkin sepintas lalu, yang timbul dari keinginan untuk meniru saudara kandung atau teman yang lebih besar. Bila minat umum itu bertahan untuk beberapa waktu lamanya, hal ini merupakan petunjuk kesiapan yang lebih baik daripada minat menggebu yang sekilas berlalu. Tekanan orang tua atau teman sebaya mungkin menyebabkan seorang siswa mempertahankan minat cukup lama untuk diajarkan telah tiba. Penerapan kriteria ketiga kemajuan berkat latihan akan diperoleh keuntungan dari kesempatan belajar. Bila berkurangnya minat berlangsung cepat atau siswa itu tidak menampakkan kemajuan yang cukup, kendati terus berlatih, cukup beralasan untuk mempertanyakan apakah telah tiba saat untuk diajarkan.
Kriteria untuk menentukan kesiapan belajar (Hurlock,Elizabeth,1998:31): Minat belajarsiswa menunjukkan minat belajar dengan keinginan yang diajarkan atau belajar sendiri. Minat yang bertahan ketika siswa telah siap belajar, minat mereka tetap walaupun mereka menghadapi hambatan dan kesulitan.Kemajuan siswa yang telah siap belajar akan menunjukkan walaupun sedikit dan berangsur-angsur.
Model pembelajaran Numbered Heads Together.
Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan modell pembelajaran Numbered Heads Together.Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku (Kemampuan baru) yang sampai pada tujuan tertentu. Banyak jenis kemampuan yang dapat diperoleh dari belajar, akan tetapi pada garis besarnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: Kognitif domain, afektif domain dan Psikomotorik domain (Soeharjo,1970: hal 14).
Kognitif domain adalah kemampuan untuk mengetahui sesuatu hal yang banyak berhubungan dengan pertimbangan sikap dan kecerdasan,sedangkan afektif domain meliputi perkembangan sikap dan nilai-nilai. Adapun Psikomotorik domain berhubungan dengan perkembangan motorik menuju kearah mendapatkan kecakapan atau skill.
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together merujuk pada konsep Kagen dengan tiga langkah yaitu: 1) pembentukan kelompok; 2) diskusi masalah; dan 3) tukar jawaban antar kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together merupakan salah satu model pembelajaran yang memberi penekanan pada interaksi siswa, dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari penghargaan individual. Model pembelajaran ini dikembangkan pertama kalinya oleh Spencer Kagen dengan melibatkan para siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut (Ibrahim, 2000:28).
Motivasi Belajar
Mulyasa (2006:227-233), mengemukakan bahwa tinggi rendahnya motivasi dapat dilihat dari: (a) tanggung jawab terhadap tugas, (b) minat terhadap tugas, (c) penghargaan terhadap tugas, (d) peluang untuk berkembang, (e:) hubungan interpersonal sesama guru dan (f) bekerja untuk mernenutri kebutuhan.
Pendapat lain mengatakan bahwa: “seseorang yang memiliki motivavi kerja dapat diamati melalui: (1) Kinerjanya tergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok, (2) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit, dan (3) seringkali terdapat umpan balik yang konkrit tentang bagaimana seharusnya ia melakssiswaan tugas secara optimal, efektif dan efisienâ€. (Hamzah B. Uno, 2007:69).
Menurut Slameto (2003:54) menyebutkan hasil belajar adalah hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa, setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Bentuk kongkrit dari hasil belajar yang dicapai adalah dalam skor atau nilai yang meliputi nilai tes formatif dan-pengamatan, , Forto folio, serta nilai rapor.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:
1 Guru menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together meningkatkan kreatifitas belajar IPA materi tentang mengidentifikasi hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018
2. Guru menggunakan medel pembelajaran Numbered Heads Together meningkatkanhasil belajar IPA materi tentang mengidentifikasi hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018
3 Guru menggunakan medel pembelajaran Numbered Heads Together meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar IPA materi tentang mengidentifikasi hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018
Hipotesis
1 Diduga guru menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together meningkatkan kreatifitas belajar IPA materi tentang mengidentifikasi hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018
2. Diduga guru menggunakan medel pembelajaran Numbered Heads Together meningkatkan hasil belajar IPA materi tentang mengidentifikasi hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018
3 Diduga guru menggunakan medel pembelajaran Numbered Heads Together meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar IPA materi tentang mengidentifikasi hewan siswa kelas VI semester I di SDN 2 Trembulrejo tahun pelajaran 2017/2018
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN 2 Trembulrejo ,yang jumlah 16 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran bahasa Indonesia berlangsung dengan kompetensi dasar tentang sistim lembaga pemerintahan desa/kelurahan pertimbangan peneliti karena mengajar di SDN 2 Trembulrejo sehingga mempunyai banyak waktu dan kesempatan dalam melakukan kegiatan. Adapun waktu pelaksanaanya sesusi jadwal pembelajaran.
Sumber Data
Data Penelitian Tindakan Kelas diambil dan dikumpulkan melalui guru kelas sebagai peneliti,dan siswa kelas VI semester I SDN 2 Trembulrejo sebagai subyek dalam penelitian ,melalui kegiatan dokumen hasil penilaian lembar kerja kelompok maupun tes formatif pra siklus, yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan penelitian, melalui perbaikan pembelajaran pada siklus I dan pembelajaran siklus II observasi dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran ,dokumentasi daftar kelas,nilai dan foto kegiatan.
Alat Pengumpul Data
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilaksanakan melalui observasi pemberian angket,melaksanakan wawancara mengadakan kegiatan pembelajaran guru dan belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi mengidentifikasi hewan.Hal ini digunakan untuk memperoleh pemahaman tentang alasan yang mendasari motivasi. dalam penelitian metode pengumpulan data kualitatif cukup bervariasi,bisa menggunakan tehnik tersetruktur dan semi tersetruktur.
Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan populasi sampel yang telah dipilih pengmbilan siswa kelas VI dari sejumlah 16 dijadikan subyek dalam penelitian..
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. pada setiap siklus. nilai yang diperoleh pada ulangan sebagai data yang akan dianalisis. Observasi dilakukan oleh teman sejawat bersama guru yang melaksanakan penelitian
Refleksi dari teman sejawat bersama guru yang melaksanakan kegiatan penelitian dilangsungkan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya, dengan demikian tujuan pembelajaran dapat diselesaikan dengan sebaik-baknya,karena sudah direncanakan secara baik melengkapi kekurangan kegiatan sebelumnya.
Validasi Data
Validasi data pada penelitian yang dilaksanakan meliputi 2 kegiatan yaitu:
1. Validasi hasil belajar yang berbentuk nilai hasil tes secara tertulis dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran setiap siklus.
2. Validasi proses,yaitu memeriksa kelayakan data yang ada dari proses penyusunan hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dari teman sejawat.
Analisis Data
Penelitian tindakan kelas dalam analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:
1. Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai tes formatif pada akhir setiap siklus nilai hasil ulangan tes formatif pada setiap siklus hasil yang diperoleh dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan tes formatif pada setiap siklus dengan indikator kinerja.
2. Menganalis hasil observasi guru sebagai peneliti dibantu teman sejawat dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil yang diperoleh observasi dan refleksi setiap siklus.
Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan guru melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan kegiatan yang meliputi:guru perencanaan , melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan,selama kegiatan pembelajaran guru mengadakan pengamatan dan mencatat hasil kegiatan siswa baik keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi selama kegiatan, refleksi hasil kegiatan yang dilaksanakan memberikan motivasi. untuk perbaikan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Pra Siklus
Selama kegiatan pra siklus pembelajaran siswa kelas VI SDN 2 Trembulrejo guru hanya dengan menerapkan metode ceramah, inilah yang membuat siswa bosan kurang memperhatikan ketika guru menyampaikan materi pembelajaran,menggunakan media yang seadanya sehingga siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran, yang akhirnya juga pada rendahnya perolehan nilai tes formatif dari jumlah 16 siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 9 siswa atau 56%.
Analisis Hasil Tes Formatif Pra Siklus
No |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
Persentase |
Keterangan |
1 |
86-100 |
– |
– |
– |
2 |
70–85 |
9 |
56% |
Tuntas |
3 |
60–69 |
7 |
44% |
BelumTuntas |
4 |
≤ 50 |
0 |
0% |
– |
Jumlah Siswa |
16 |
100% |
– |
|
Nilai ³ 70 |
9 |
56% |
Tuntas |
|
Nilai £ 70 |
7 |
44% |
Belum Tuntas |
Diskripsi dan Hasil Pembelajaran Siklus 1
Pembelajaran menerapkan model Numbered Head Together yang dapat membuat siswa tumbuh kreatifitas yang menjadikan siswa sadar untuk belajar lebih baik dapat meningkatkan hasil belajar menggunakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreatifitas dan penguasaan materi mengidentifikasi hewan yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa perlunya guru memahami hal itu pembelajaran terlaksanakan pembelajaran secara efektif.meskipun belum semua siswa mencapai tuntas.
Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I
No |
Perolehan Nilai |
Jumlah Siswa |
Persentase |
Keterangan |
1 |
86-100 |
3 |
19% |
Tuntas |
2 |
70–85 |
9 |
56% |
Tuntas |
3 |
60–69 |
4 |
25% |
Belum Tuntas |
4 |
≤ 50 |
0 |
0% |
– |
Jumlah Siswa |
16 |
100% |
– |
|
Nilai ³ 70 |
12 |
75 |
Tuntas |
|
Nilai £ 70 |
4 |
25 |
Belum Tuntas |
Diskripsi dan Hasil Pembelajaran Siklus II
Pembelajaran menggunakan media bagan struktur sistim pemerintahan dan menerapkan model pembelajar yang tepat diharapkan memberikan kreatifitas dan hasil belajar siswa mencapai nilai ketuntasan bagi semua siswa.Dalam materi hewan dengan mengidentifikasi guru menerapkan model Numbered Head Together meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa yang diharapkan dari jumlah 16 mencapai nilai sessuai kreteria yang ditentukan KKM 70
Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II
No |
Perolehan Nilai |
Jumlah Siswa |
Persentase |
Keterangan |
1 |
86-100 |
4 |
25% |
Tuntas |
2 |
70–85 |
12 |
75% |
Tuntas |
3 |
60–69 |
0 |
0% |
– |
4 |
≤ 50 |
0 |
0% |
– |
Jumlah Siswa |
16 |
100% |
– |
|
Nlai ³ 70 |
16 |
100% |
Tuntas |
|
Nilai £ 70 |
0 |
0% |
– |
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pembelajaran pada kondisi pra siklus hasil penilaian melalui tes formatif hasilnya masih rendah berdasarkan hasil observasi dikarenakan penyusunan rencana program pembebelajaran belum secara sistematis, berdasarkan kajian materi tentang mengidentifikas hewan guru menyediakan media pembelajaran,sehingga siswa tertarik terhadap materi yang dijelaskan oleh guru ,sehingga pembelajaran terlaksana secara efektif dan menyenangkan.secara terperinci hasil penilaian yang dicapai oleh siswa:nilai 85 sebanyak 2 siswa,yang memperoleh nilai 80 sebanyak 3 siswa dan nilai 75 sebanyak 2 siswa, yang memperoleh, nilai 70 sebanyak 2 siswa,yang mendapat nilai 65 sebanyak 3 siswa dan nilai 60 sebanyak 4 siswa nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata71
Pembahasan Siklus I
Pembelajaran siklus I sudah adanya perubahan yang berarti meskipun belum secara karena guru sudah melakukan perbaikan penyusunan rencana program pembelajaran ,menyediakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang disajikan dengan menerapkan model Numbered Head Together dapat dibuktikan berdasarkan perolehan hasil penilaian siswa mengerjakan tes formatif dari 16 siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 85 sebanyak 2 siswa,yang mendapat nilai 80 seanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 2 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 siswa sedangkan yang memperoleh nilai 65 sebanyak 2 siswa dan nilai 60 sebanyak 2 siswa nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60,nilai rata-rata yang diperoleh 76
Pembahasan Siklus II
Berdasarkan analisis data pembelajaran siklus II sudah adanya perubahan secara maksimal baik guru dalam menyiapkan rencana pembelajarandan media yang sesuai dengan materi menerapkapkan model Numbered Head Together hasil penilaian yang diperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa ,yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa ,nilai 70 sebanyak 3 siswa,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70, nilai rata-rata 81 ditentukan KKM 70
Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa
No |
Kegiatan |
Jumlah Siswa |
Ketuntasan |
Rata-rata |
Persentase |
1 |
Pra Siklus |
16 |
9 |
71 |
56% |
2 |
Siklus I |
16 |
12 |
76 |
75% |
3 |
Siklus II |
16 |
16 |
81 |
100% |
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut::
1. Hasil penilaian pembelajaran pada kondisi pra siklus hasil penilaian melalui tes formatif hasilnya masih rendah berdasarkan hasil observasi diperoleh dikarenakan penyusunan rencana program pembebelajaran belum secara sistematis,berdasarkan kajian materi tentang hewan guru menyediakan media pembelajaran yang berupa gambar mengidentifikas hewan sehingga siswa dapat tertarik pada materi yang disampaikan guru pembelajaran terlaksana secara efektif dan menyenangkan
2. Langkah peneliti membuat media gambar hewan dari mengidentifikasi dipasang di papan tulis sebagai media yang sesuai dengan materi maksudnya agar siswa tertarik ketika guru memberikan penjelasan materi merupakan upaya yang ditempuh oleh guru ketika melaksanakan pembelajaran agar hasil belajar yang diperoleh dapat maksimal.
3. Hasil penilaian pra siklus nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata yang diperoleh 71,dengan prosetase 56% hasil penilaian siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata yang diperoleh 76 pencapaian 75% pembelajaran siklus II sudah adanya perubahan secara maksimal baik guru dalam menyiapkan rencana pembelajarandan media yang sesuai dengan materi menerapkapkan model Numbered Head Together hasil penilaian yang diperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 85 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa,nilai 70 sebanyak 3 siswa,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70,nilai rata-rata yang diperoleh 81 ditentukan KKM 70
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam menjawab pertanyaan secara lisan maka seorang guru hendaknya meningkatkan dan mengefektifkan komponen keterampilan bertanya yaitu dengan pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan serta dengan mempasilitasi buku siswa dengan pemberian penguatan dan pujian pada siswa yang menjawab pertanyaan.
2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi sistim pemerintah desa dan kelurahan maka seorang guru dapat disarankan untuk memasang bagan lembaga pemerintahan.desa dan kelurahan yang mudah untuk diingat oleh siswa ketika belajar
3. Guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk penyusunan rencana program pembelajaran secara sistimatis, menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disajikan sehingga embelajaran dapat terlaksana secara efektif dan menyenangkan mencapai hasil yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Anita, Lic. 2002. Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo.
Arikunto, Suharsini, 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta.
Ahmadi, Abu, 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
BNSP, 2007. Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas
http//: Hardinand, S.Pd, Model Numbered Head Together 2013/04/22
http//: Suhadinet-Wordpress.com /2008/03/28, Model Numbered Head Together
IGAK Wardhani,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2006, Pendidikan Dasar dan Menengah
Tim FKIP (2007), Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan), Jakarta, Universitas Terbuka
Zain, Aswan, dan BD,Syaiful 1997, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta