UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DENGAN PEMBUATAN MIND MAP PADA SISWA

KELAS VII I SMP NEGERI 2 SLAWI SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Amaliyah

SMP Negeri 2 Slawi

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kreativitas dan hasil belajarsiswa materi Struktur Bumi melalui model pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map pada siswa kelas VII I SMP Negeri 2 Slawi semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian dilaksanakan melalui 2 (dua) siklus. Tindakan pada siklus I siswa kelas VII I menerapkan pembelajaran metode Discovery dengan pembuatan Mind Map, siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan anggota masing – masing kelompok berjumlah 8 siswa. Sedangkan pada siklus II, penerapan pembelajaran metode Discovery dengan pembuatan Mind Map, siswa dibagi menjadi 8 kelompok dengan anggota masing – masing kelompok berjumlah 4 siswa. Saran untuk guru bahwa perlu menggunakan metode Discovery dengn pembuatan Mind Map karena cukup efektif untuk meningkatkan kreativits dan hasil belajar siswa. Sedangkan saran untuk sekolah adalah agar sekolah dapat mengembangkan penggunaan Mind Map dengan memberdayakan siswa melalui semua mata pelajaran sebagai wujud kemandirian sekolah.

Kata Kunci: Kreativitas, Hasil Belajar, Discovery, Mind Map

 

PENDAHULUAN

Guru harus kreatif dalam memilah dan memilih, serta mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk kompetensi siswa. Guru harus profesional dalam membentuk kompetensi siswa sesuai dengan karakteristik individual masing-masing. Guru juga harus menyenangkan, tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi dirinya. Artinya belajar dan pembelajaran harus menjadi makanan pokok guru sehari-hari, harus dicintai, agar dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan semangat belajar siswa. Kondisi siswa sekarang yang memiliki berbagai keunikan dalam belajar dan prilaku, menuntut guru harus lebih profesional dalam proses pembelajaran dan memahami berbagai model pembelajaran yang efektif untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan mencapai hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan pengalaman empiris yang dilakukan guru sekaligus sebagai penelitipada kegiatanprasiklus di kelas VII I SMP Negeri 2 Slawi semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan menggunakan metode pembelajaran yang masih konvensional, ternyata hasilnya belum maksimal untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Pengamatan terhadap siswa pada pembelajaran tersebut diperoleh data bahwa dari jumlah 32 siswa kelas VII I, hanya11 siswa (34,38%) yang mampu memunculkan gagasan dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, 12 siswa (37,50%) mampu mengembangkan ide-ide dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, 10 siswa (31,25%) mampu menciptakan hasil karya dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, 15 siswa (46,88%) memiliki sifat ingin tahu pembelajaran IPA materi Struktur Bumi dan 14 siswa (43,75%) memiliki kemandirian berpikir dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi.

Hasil akhir observasi pembelajaran sebagaimana tercantum di atas, diperoleh data bahwa rata-rata tingkat kreativitas siswa pada pembelajaran kondisi awal adalah sebesar 38,75%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kreativitas siswa dalam pembelajaran tersebut masih rendah. Dengan demikian kreativitas dalam pembelajaran yang rendah tersebut berpengaruh padarendahnyahasil belajarIPA materi Struktur Bumi. Analisis nilai hasil belajar IPA materi Struktur Bumi kelas VII Ipada pra siklus dengan KKM 70, yang dilakukan dengan tes tertulis dengan hasil penilaian bahwa sebanyak 21 siswa atau 65,62% masih belum tuntas dan hanya 11 siswa atau 34,38% saja yang sudah tuntas.

Setelah diadakan refleksi dengan teman sejawat, Bapak Saryoko, SPd,dapat diidentifikasiha-hal yang muncul dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA materi Struktur Bumi,diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Siswa belum diberi kesempatan untuk menunjukan hasil kerjanya. 2). Siswa belum merasa senang pada saat pembelajaran IPA. 3). Siswa belum diberi kesempatan oleh guru untuk mencari sendiri materi pelajaran dari sumber belajar yang ada.

Seiring dengan masalah tersebut diatas, peneliti juga melakukan analisis terhadap rendahnya hasil belajar IPA materi Struktur Bumi adalah sebagai berikut: 1). Penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional,2). Guru tidak menggunakan alat peraga yang dapat memacu kreativitas siswa, 3). Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. .

Untuk mengatasi tersebut diatas, peneliti mencoba mencari solusi pada proses pembelajaran IPA materi Struktur Bumimenggunakan model pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map. Dengan model pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map, diharapkan siswa akan lebih kreatifdalam pembelajaran mata pelajaran IPA materi Struktur Bumi. Penerapan model pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map layak dijadikan alternatif pemecahan masalah.

Berdasarkan banyaknya masalah yang ada dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, peneliti berusaha membatasi fokus masalah yaitu Peningkatan kreatvitas dan hasil belajar IPA materi Struktur Bumi melalui modelpembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map pada siswa kelas VII ISMP Negeri 2 Slawi semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.

Berdasarkan analisis masalah di atas, maka rumusan masalah Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: (1) Bagaimanakah penggunaanmodel pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map dapat meningkatkan kreativitasdalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi pada siswa kelas VII ISMP Negeri 2 Slawi, Semester 2, Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah penggunaanmodel pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map dapat meningkatkan hasil belajardalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi pada siswa kelas VII ISMP Negeri 2 Slawi, Semester 2, Tahun Pelajaran 2019/2020? (3) Bagaimanakah prosesmodel pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Mapberlangsung dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajarIPA materi Struktur Bumi pada siswa kelas VII ISMP Negeri 2 Slawi, Semester 2, Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuan Penelitian adalah: (1) Meningkatkan kreativitasdalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi menggunakan model pembelajaran Discovery dengan pembuatan MindMappada siswa kelas VII ISMP Negeri 2 Slawi, Semester 2, Tahun Pelajaran 2019/2020, (2) Meningkatkan hasil belajardalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi menggunakan model pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map pada siswa kelas VII ISMP Negeri 2 Slawi, Semester 2, Tahun Pelajaran 2019/2020 (3) Mendeskripsikan proses pembelajaran IPA materi Struktur Bumi dengan menggunakan model pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajarIPA materi Struktur Bumi pada siswa kelas VII ISMP Negeri 2 Slawi, Semester 2, Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Kreativitas Belajar

Menurut kamus besar Inggris – Indonesia (2008:149), arti dari creativeadalah bersifat menciptakan. Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, yang memberikan individu menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang. Sedangkan menurutReynol Bean (1995:4) Kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan tentang sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi yang unik.

Kesimpulan bahwa pengertian kreativitas adalah kemampuan/ketrampilan untuk memecahkan masalah dengan memunculkan ide atau gagasan yang baru yang dapat berguna bagi dirinya dan masyarakat. Pengembangan kreativitas siswa sangat penting terlihat dari bergesernya peran guru yang sering mendominasi kelas, tetapi sekarang guru harus lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan lebih aktif dan kreatif dalam suasana belajar yang menyenangkan. Membangun pemahaman yang baik kepada siswa, akan sulit jika fisik dan psikis mereka dalam keadaan tertekan. Kreativitas siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila lingkungan sekolah turut menunjang dalam mengekspresikan kreativitas mereka.

Karakteristik Individu Kreatif atau Ciri-Ciri siswa Kreatif

Perilaku kreatif memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan perilaku yang umum. Perilaku kreatif seakan-akan “abnormal” karena terkadang tidak lazim ada pada lingkungan tertentu. Hal ini yang membuat, orang kreatif mendapat stigma “gila”. Tetapi, stigma ini akan menghilang jika sebuah perilaku kreatif sudah menjadi kebiasaan dalam suatu masayarakat tertentu. Banyak ahli yang sudah merumuskan ciri-ciri perilaku kreatif. Di bawah ini akan dijelaskan satu-persatu.

Ciri-ciri perilaku kreatif diantaranya: 1). Berani dalam pendirian, berarti ia berani mempertahankan pendiriannya meskipun tidak sama dengan kebanyakan orang. 2). Memiliki sifat ingin tahu. 3). Mandiri dalam berpikir dan menilai sesuatu. 4). Menjadi orang yang berpikir dengan tugas-tugasnya. 5). Bersifat intuitif atau mendasarkan pada gerak hati dalam pemenuhan kebutuhan. 6). Orang yang teguh. 7). Tidak mudah menerima penilaian dari orang lain, meskipun banyak orang yang menyetujuinya.

Belajar

Belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan, yang artinya bahwa tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Belajar pada hakekatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. (Syaiful Bahri Djamarah, 2010:10)

Menurut Oemar Hamalik (2010:45) berpendapat bahwa belajar ialah terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Belajar diartikan sebagai suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Pada umumnya para ahli mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil dari suatu aktivitas belajar adalah ”perubahan”. Bahwa perubahan itu terjadi akibat ”pengalaman”.

Kesimpulan bahwa belajar adalah suatu usaha atau aktivitas fisik maupun psikis yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan perilaku berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Menurut Bloom (1995:13) menyatakan hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan dan ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas dan contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan dan menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan dan membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil kegiatan pembelajaran yang dicapai oleh siswa yang meliputi pengetahuan, ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik dan sikap setelah siswa menyelesaikan suatu program pembelajaran dalam waktu tertentu dengan menggunakan alat ukur tes, yang diwujudkan dalam bentuk pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian dan apresiasi.

Model Pembelajaran Discovery

Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self”.

Dasar ide Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas. Bruner memakai metode yang disebutnya Discovery Learning, di mana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Metode Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. (Kemendikbud, 2014:59).

Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian. Dengan mengaplikasikan metode Discovery Learning secara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan metode Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus Ekspositori siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.

Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam Discovery, bahwa Discovery adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding.

Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

Kesimpulan bahwa untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Metode Mind Map

Mind artinya pikiran dan Map adalah membuat peta (Kamus Besar Inggris-Indonesia (2007:300). Jadi Mind Map adalah membuat peta pikiran (peta konsep). Tony Buzan penemu metode ini mengemukakan bahwa Mind Map adalah sebuah “peta pikiran” yang menggunakan unsur-unsur utama dari memori, asosiasi, lokasi, keistimewaan, dan yang mengarahkan semua keterampilan otak kiri dan otak kanan.

Mind Map berperan pada otak anak untuk melihat gambaran-gambaran yang telah mereka kenal (sebuah gambar bernilai ribuan kata) serta asosiasi dan berbagai hubungan yang mereka buat tanpa dibatasi oleh aturan tata bahasa dan sematik. Mind Map seketika memberikan gambaran menyeluruh kepada anak, sekaligus memberikan kesempatan baginya untuk menghimpun hal-hal yang terkait lebih erat satu sama lain. Mind Map bagi anak-anak merupakan alat menakjubkan yang bisa memberi 11 mereka kesempatan untuk membuka diri dan menjelajahi ruang-ruang memori, pemahaman, pemikiran kreatif, analisis, persiapan untuk tugas sekolah, tinjauan dan ekspresi diri (Buzan, 2008:76).

Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini tindakan yang akan dilakukan pada siklus I adalah dengan menerapkan model pembelajaran Discovery dan penggunaan media Mind Map dengan beranggotakan 8 siswa untuk 4 kelompok karena jumlah siswa kelas VII I sebanyak 32 siswa. Pemilihan kelompok ini dengan cara siswa berhitung 1 sampai 4 kemudian kembali ke nomor 1 dan seterusnya sampai nomor 4 sehingga semua siswa telah mendapatkan nomor kelompok. Hitungan dimulai dari siswa yang duduk paling belakang. Siswa yang mendapat nomor sama menjadi satu kelompok.

Pada siklus II terdiri dari 8 kelompok yang masing – masing kelompok beranggotakan 4 siswa. Pemilihan kelompok dengan cara siswa berhitung 1 sampai 8kemudian kembali ke nomor 1 dan seterusnya sampai nomor 8 sehingga semua siswa telah mendapatkan nomor kelompok. Hitungan dimulai dari siswa yang duduk paling depan. Siswa yang mendapat nomor sama menjadi satu kelompok.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka dalam penelitian ini diangkat hipotesis tindakan sebagai berikut: “Melalui model pembelajaran Discovery dan pembuatan Mind Map dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA materi Struktur Bumi”

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek tindakan dalam penelitian ini adalah kreativitas dan hasil belajar IPA materi Struktur Bumi yang akan ditingkatkan menggunakan model pembelajaran Discovery dengan pembuatan Mind Map.

Setting Penelitian

Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII I SMP Negeri 2 Slawi semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020, dengan alamat Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 8 Slawi kabupaten Tegal.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020, yaitu mulai 3 Januari s. d. 30 Juni 2020. Pengambilan data dilakukan pada waktu tersebut karena materi yang berkenaan dengan materi pokok Struktur Bumi diajarkan pada siswa kelasVII semester tersebut.

Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII I SMP Negeri 2 Slawi semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari laki-laki = 15 siswa dan perempuan = 17 siswa.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah: (1) MetodeTes, (2) Metode Observasi, (3) Metode Dokumentasi, dan (4) Metode catatan lapangan.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian Tindakan Kelas ini adalah sumber data kuantitatif dan sumber data kualitatif.

Indikator Keberhasilan

Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator kinerja sebagai berikut:

  1. Kreativitas siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator keberhasilannya adalah jika kreativitas siswa dalam pembelajaran telah mencapai ≥ 75% dengan kriteria kreativitas
  2. Persentase jumlah siswa yang mencapai nilai hasil belajar IPA materi Sistim Struktur Bumi ≥ 70 (KKM) meningkat dari 37,50% menjadi lebih dari 85% siswa memperoleh nilai kompetensi IPA materi Sistim Struktur Bumi ≥ 70

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang merupakan perbaikan pembelajaran berdasarkan permasalahan yang dijumpai di kelas. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas empat tahapan yang meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Proses pembelajaran IPA materi Struktur Bumi yang selama ini dilakukan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat pembelajaran IPA materi Struktur Bumitingkat kreativitas siswa kurang, dan hasil belajar siswa rendah. Analisis hasil observasi terhadap kreativitas siswa pada pembelajaran kondisi awal tersebut diperoleh data sebagaiberikut.

Pengamatan terhadap kreativitas siswa pada pembelajaran tersebut diperoleh data bahwa dari jumlah 32 siswa kelas VII I, hanya11 siswa (34,38%) yang mampu memunculkan gagasan dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, 12 siswa (37,50%) mampu mengembangkan ide-ide dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, 10 siswa (31,25%) mampu menciptakan hasil karya dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, 15 siswa (46,88%) memiliki sifat ingin tahu pembelajaran IPA materi Struktur Bumi dan 14 siswa (43,75%) memiliki kemandirian berpikir dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi.

Hasil akhir observasi pembelajaran diperoleh data bahwa rata-rata tingkat kreativitas siswa pada pembelajaran kondisi awal adalah sebesar 38,75%, hal ini menunjukkan bahwa kreativitas siswa dalam pembelajaran tersebut masih rendah.

 

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Observasi tindakan pembelajaran pada siklus I secara garis besar dapat disampaikan hasil observasi sebagai berikut:

Hasil Observasi Kreatifitas

Kegiatan siswa dalam pembelajaran Siklus I diperoleh hasil observasi sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 1: Hasil Observasi Kreatifitas Siklus I

No Indikator Observasi Jml. Siswa % Kriteria
1 Mampu memunculkan gagasan 23 71,88% Kreatifitas baik
2 Mampu mengembangkan ide-ide 24 75,00% Kreatifitas baik
3 Mampu menciptakan hasil karya 22 68,75% Kreatifitas baik
4 Memiliki sifat ingin tahu 26 81,25% Kreatifitas sangat baik
5 Memiliki kemandirian berfikir 22 68,75% Kreatifitas baik
  Jumlah 117    
  Rata-rata 23 73,13% Kreatifitas baik

 

Menurut tabel di atas, besarnya persentase kreatifitas siswa pada tiap indikator observasi dalam pembelajaran Siklus I.

Nilai Hasil Belajar IPA Materi Struktur Bumi

Nilai Hasil Belajar IPA materi Struktur Bumipokok bahasan litosfer pada siklus I diperoleh hasil sebagaimana laporan berikut ini. Bahwa ketuntasan belajar IPA materi Struktur Bumi untuk pokok bahasan Litosfer mencapai 25 siswa (78,13%), yang memperoleh nilai 70 atau lebih.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Pembelajaran IPA materi Struktur Bumi pada siklus ini merupakan kelanjutan dari pembelajaran materi sebelumnya yaitu Kompetensi Dasar 5. 4 Mendeskripsikan proses-proses khusus yang terjadi di lapisan litosfer dan atmosfer yang terkait dengan perubahan zat dan kalor.

Hasil Observasi Kreatifitas

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Siklus II diperoleh hasil observasi sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2: Hasil Observasi Kreatifitas Siklus II

No Indikator Observasi Jumlah % Kriteria
Siswa
1. Mampu memunculkan gagasan 28 87,50% Kreatifitas sangat baik
2. Mampu mengembangkan ide-ide 27 84,38% Kreatifitas sangat baik
3. Mampu menciptakan hasil karya 28 87,50% Kreatifitas sangat baik
4. Memiliki sifat ingin tahu 30 93,75% Kreatifitas sangat baik
5 Memiliki kemandirian berfikir 29 90,63% Kreatifitas sangat baik
  Jumlah 142    
  Rata-rata 28,4 88,75% Kreatifitas Sangat baik

Menurut tabel di atas, besarnya persentase kreatifitas siswa pada tiap indikator observasi dalam pembelajaran Siklus II.

Nilai Hasil Belajar

Nilai hasil belajar IPA materi Struktur Bumipokok bahasan atmosfer pada siklus II diperoleh hasil sebagaimana laporan berikut ini:

Berdasarkan laporan di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar IPA materi Struktur Bumi untuk pokok bahasan atmosfer mencapai 30 siswa atau (93,75%), yang memperoleh nilai 70 atau lebih.

Refleksi

Berdasarkan berbagai kelebihan dan kekurangan yang ditemukan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery melalui pembuatan Mind Map dapat meningkatkan kreatifitas siswa dari 78,13% pada siklus I menjadi 93,75% pada siklus II atau kriteria sangat baik kreatifitas dan hasil belajar IPA materi Struktur Bumi. Oleh karena itu penelitian sudah dianggap cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

PENUTUP

Simpulan

  1. Peningkatan kreatifitas siswa dalam pembelajaran juga berimplikasi terhadap kesiapan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga meningkat. Hal tersebut dapat diketahui sebagaimana nilai IPA materi Struktur Bumi yang meliputi pokok bahasan litosfer dan atmosferyang telah diukur peneliti dengan indikator ketuntasan belajar klasikal pada kondisi awal hanya sebesar 34,38% sedangkan pada siklus I mencapai 78,13%, serta pada Siklus II meningkat menjadi 93,75%, berarti ada peningkatan sebanyak 59,37%.
  2. Proses pembelajaran IPA materi Struktur Bumidengan menggunakan model Pembelajaran discoverymelalui pembuatan Mind Map dapat meningkatkan kreatifitas Hal ini dapat dibuktikan melalui tingkat memunculkan gagasan, kemampuan mengembangkan gagasan, kemampuan menciptakan hasil karya, sifat ingin tahu, kemandirian berfikir mandiri dalam proses pembelajaran IPA materi Struktur Bumi yang cenderung meningkat sebagaimana hasil penelitian pada kondisi awal mencapai persentase rata-rata kreatifitas siswa sebanyak 38,75%, siklus 1 tingkat kreatifitas siswa 73,13% dan dilanjutkan pada Siklus II mencapai persentase rata-rata siswa sebesar 88,75%, berarti ada peningkatan sebanyak 50%.
  3. Proses pembelajaran IPA materi Tata Surya dengan model pembelajaran Mind Maping dilaksanakan dua siklus. Langkah pembelajaran pada siklus I yaitu siswa dibagi menjadi 8 kelompok dimana masing – masing kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru, kemudian siswa berdiskusi dalam satu kelompok dan membuat Mind Maping yang hasilnya akan dipresentasikan tiap – tiap kelompok secara bergantian. Sedangkan pada siklus II langkah – langkah pembelajarannya adalah siswa dibagi menjadi 8 kelompok secara acak dimana setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. Setelah mendapatkan penjelasan dari guru, kemudian siswa berdiskusi dalam satu kelompok dan membuat Mind Maping yang hasilnya akan dipresentasikan tiap – tiap kelompok secara bergantian.

Saran

  1. Guru lain perlu menggunakan model pembelajaran discovery melalui pembuatan Mind Map dalam pembelajaran IPA materi Struktur Bumi karena cukup efektif untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar IPA materi Struktur Bumi siswa.
  2. Sekolah dapat mengembangkan penggunaan Mind Map dengan memberdayakan siswa melalui semua mata pelajaran sebagai wujud kemandirian sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Buzan, Tony. 2008. Mind Map. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta. Penerbit Gava Media

Djamarah Sopah. 2000. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Interpretasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Echols, M. John;Hassan Shadily. 2007. Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia. PT Gramedia. Jakarta

Gagne,RM. 1997. The Conditions of Learning and Theory of Instruction design New York Holt

Kemendikbud,2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. PenerbitBadan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan

Muda Ahmad AK. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Gita Media Press

Mulyana,E. 2008. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan). Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung

Oemar Hamalik, 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Penerbit Sinar Baru Algensindo

Partinem. 2010. Teknik Gali Kunci (TGK) Aplikasi Mind Map,Pedagogik. Laboratorium Baca Tulis UNNES

Sugiyono, 2010. Penelitian Pendidikan. Bandung. Penerbit Alfabeta

Sukis Wariyono, dan Yani Muharomah. 2008. Ilmu Alam Sekitar. Jakarta: CV. Putra Nugroho

Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Rineka Cipta