UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERGAMBAR

PADA SISWA KELAS IV SD

 

Helda Febriana

Eunice Widyanti

Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRAK

Latarbelakang masalah dalam penelitian ini adalah banyak siswa yang tidak menyadari pentingnya belajar, khususnya materi yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA. Siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, terbukti perolehan nilai pada ulangan harian masih rendah. Siswa merasa jenuh dan enggan untuk memperhatikan penjelasan guru.Siswa tidak menunjukkan sikap positif terhadap proses pembelajaran IPA. Banyak siswa yang menunjukkan sikap tidak berminat terhadap pelajaran IPA. Jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas dengan model PTK yang dilaksanakan berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Teknik pengambilan data yaitu pengamatan dan skala minat. Dan teknik analisis data berupa teknik analisis deskriptif kuantitatif. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar siswa dapat meningkat melalui pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar.Minat belajar siswa siklus I yang masuk kategori minat tinggi 20 siswa (52%), tingkat minat sedang 11 siswa (30%) dan tingkat minat rendah 7 siswa (18%). Dari hasil minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran kartu bergambar siklus I berada pada kategori sedang. siklus II tingkat minat siswa kategori tinggi 31 siswa (82%) memiliki tingkat minat sedang. Dengan hasil ini maka tingkat minat siswa pada siklus II berada pada kategori tinggi.

Kata kunci: Pembelajaran media Kartu Bergambar, Minat Belajar.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan mereka akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa bosan (Hurlock, 1978: 114). Oleh karena itu mencapai hasil belajar yang optimal, maka dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik

 Menurut Muslich (2011: 173), minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong invidu mencari objek, aktivitas, konsep, dan keterampilan untuk tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. Orang yang tidak memiliki minat pada mata pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Minat sangat penting untuk meningkatkan suatu kualitas proses dan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki minat, motivasi, kesadaran belajar, sikap positif terhadap mata pelajaran dan guru diharapkan akan memperoleh hasil belajar yang baik (Mansyur, Harun Rasyid, & Suratno, 2009: 26).

Rumusan Masalah

Apakah dengan menggunakan media kartu bergambar dapat meningkatkan belajar siswa kelas 4 SDN Dukuh 02 Semester 1 tahun ajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian                                     

Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran melalui media kartu bergambar pada siswa kelas IV SDN Dukuh 02 Semester 1 tahun ajaran 2016/2017.

KAJIAN TEORI

Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa inggris ‘science’, Trianto (2010: 136). Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin ‘scientia’ yang berarti tahu. Menurut Trianto (2010: 136) dalam perkembangannya science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja. Walaupun pengertiann ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi selanjutnya menurut Trianto (2010: 136) IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah lebih lanjut menurut Samatowa (2009: 3) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis.

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika.

Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum sebagaimana dalam Taksonomi Bloom (Dalam Trianto, 2012: 142) bahwa: Diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Sri Rumini (1998:158) menyatakan bahwa minat terhadap suatu pelajaran dapat berkembang karena pengaruh guru, teman sekelas, atau keluarga. Mengacu pada pernyataan tersebut, dapat dinyatakan bahwa guru, teman sekelas, maupun keluarga dapat mempengaruhi perkembangan minat belajar siswa.

Berbeda halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hurlock yang lebih memaparkan faktor minat belajar yang bersumber dari dalam.

Menurut Hurlock (1978:115), faktor-faktor minat belajar anak adalah sebagai berikut:

a.     Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.

b.     Minat bergantung pada kesiapan belajar

c.     Minat bergantung pada kesempatan belajar

d.     Minat belajar dipengaruhi pengaruh budaya

e.     Minat belajar itu egosentris

Faktor-faktor minat belajar di atas sangat penting dalam kehidupan anak. Sebagai guru harus peka terhadap minat belajar anak. Oleh karena itu, Oleh karena itu, guru memerlukan suatu cara untuk mengetahui apakah anak memiliki minat belajar atau tidak.

Pengertian Media Kartu Bergambar

Pengertian media kartu bergambar ialah alat bantu pengajaran yang berfungsi untuk membantu dan menyampaikan, menerangkan sesuatu untuk mendukung proses pembelajaran dan pengajaran. Lautheru dalam Fitriani (2010: 17).

Jenis Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini secara singkat tertulis bahwa guru memberi arahan, mendampingi, serta memotivasi kepada siswa mengenai cara menggunakan media kartu bergambar agar mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan pembelajaran terebut.

Penelitian ini merupakan tipe penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan metode pembelajaran melalui media kartu bergambar. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran melalui media kartu bergambar dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa kelas IV di SDN 02 Dukuh Kecamatan Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 penelitian tersebut dapat meningkatkan minat belajar siswa, terbukti dengan menggunakan metode pembelajaran kartu bergambar. Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa bentuk, diantaranya yaitu guru sebagai peneliti, penelitian tindakan kolaboratif, simultan terintegrasi, dan administrasi sosial eksperimental (Suroso, 2009: 33).

Pelaksanaan

Tindakan adalah perlakuan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya (Sanjaya, 2010: 57). Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari siklus I dan siklus II. Setiap siklus dilaksanakan dalam waktu dua kali pertemuan.

Siklus I

Kompetensi dasar yang digunakan yaitu Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. Indikator mengelompokkan benda-benda yang bersifat padat, cair dan gas serta memberikan contoh benda-benda yang bersifat padat, cair dan gas. Langkah-langkah pembelajaran:

Guru memberikan salam kepada siswa serta mengecek dan mengindisikan keadaan kelas maka guru siap melaksanakan pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan urutan langkah-langkah pembelajran yang sudah dipersiapkan. Dalam memasuki pembelajaran maka guru membagikan amplop kepada siswa yang berisi gambar serta memberikan arahan kepada siswa mengenai cara menggunakan kartu bergambar tersebut, serta guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan. Kemudian guru memanggil salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

Siklus 2

Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Indikator-indikatornya meliputi mengelompokkan benda-benda yang bersifat padat, cair dan gas serta memberikan contoh benda-benda yang bersifat padat, cair dan gas. Langkah-langkah pembelajaran:

Guru mengulas kembali tentang pembelajaran kemarin serta membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok mendapatkan kartu bergambar yang dibagikan oleh guru, setiap kelompok diminta untuk mengidentifikasi gambar dalam bentuk jenis benda padat, cair, dan gas, dan setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. kemudian dalam mengakhiri pembelajaran yang telah berlangsung guru membuat kesimpulan bersama dengan siswa serta memberikan motivasi kepada siswa mengenai pentingnya jenis-jenis benda padat, cair, dan gas salam kehidupan sehari-hari, serta guru membagikan angket.

Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan (Wina Sanjaya, 2010: 57). Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini adalah pelaksanaan metode pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar oleh guru dan minat belajar siswa. Pada setiap pertemuan, peneliti bertugas mengamati pelaksanaan metode pembelajaran kartu bergambar oleh guru minat belajar siswa pada satu kelompok dan pengamat bertugas mengamati minat belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang menerapkan pembelajaran dengsn menggunakan media kartu bergambar (setiap pengamat mengamati satu kelompok). Pengamat pelaksanaan pembelajaran dengan media kartu bergambar. Menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan pelaksanaan metode pembelajaran kartu bergambar oleh guru. Pengamat minat belajar siswa menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan minat belajar siswa

Refleksi

Refleksi siklus 1 diawali dengan diskusi bersama guru. Pada saat diskusi, peneliti membawa catatan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan media kartu bergambar dan hasil pengamatan minat belajar siswa. Berdasarkan hasil diskusi diketahui bahwa guru merasa semua siswa belum memiliki minat untuk bertanya dan masih kurang mampu menghargai pendapat. Peneliti kemudian berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk melakukan refleksi tentang tindakan siklus I dengan lebih mendalam. Refleksi siklus II guru mengulas kembali tentang pembelajran yang disampaikan kemarin, kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok mendapatkan kartu bergambar yang dibagikan oleh guru, kemudian setiap kelompok mengidentifikasikan gambar kedalam jenis bentuk benda padat, cair dan gas. Guru menyatakan abahwa guru merasa lebih puas dengan pembelajaran pada siklus II, siswa jauh lebih aktif bertanya dibandingkan pada siklus I. Selanjutnya, peneliti melakukan refleksi siklus II lebih mendalam dengan Dosen pembimbing.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 100), teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data. Jenis-jenis metode pengumpulan data adalah angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan dua jenis metode pengumpulan data berupa pengamatan dan skala minat. Pengamatan atau observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode pembelajaran kartu bergambar Oleh guru dan mengamati minat siswa pada pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran kartu bergambar.

Metode Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh benda padat, cair dan gas.

Skala Minat

Skala menunjukkan pada sebuah instrumen pengumpulan data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Berdasarkan uraian diatas, skala minat yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran IPA dengan menggunakan media kartu bergambar. Skala minat yang digunakan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu selalu (S), sering (SR), jarang (JR), tidak pernah (TP).

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pelaksanaan pembeljaran yang berlangsung dengan menggunakan metode kartu bergambar dan untuk mengamati minat belajar siswa. Lembar observasi yang berkaitan dengan minat berisi deskripsi mengenai indikator keberhasilan peningkatan minat belajar IPA siswa. Poin-poin yang tercantum dalam pembuatan lembar observasi minat sebagai berikut:

a.      Penjabaran indikator minat siswa pada mata pelajaran IPA, dengan

       berpedoman pada kajian teori yang terdapat pada bab II.

b.      Penjabaran kisi-kisi menjadi indikator kemudian menjadi butir-butir menjadi

       pernyataan atau pertanyaan.

 

Lembar Angket Minat Belajar Siswa

Angket ini disajikan untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa akibat dari penggunaan metode pembelajaran kartu bergambar. Minat yang diharapkan muncul dengan menggunakan metode pembelajaran ini adalah minat tipe fungsional, interaktif dan self mobilization ( mandiri). Detail angketnya akan disajikan dalam kisi-kisi angket yang dapat dilihat pada lampiran laporan penelitian ini.

Skala minat yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini ditujukan kepada siswa. Melalui skala minat, siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada berdasarkan pilihan jawaban yang sudah ada didalamnya, sehingga dapat diketahui bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran IPA yang diajarkan dengan metode kartu bergambar. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menyusun instrumen peneliti (lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan media kartu bergambar oleh guru, lembar pengamatan minat belajar siswa, dan skala minat belajar siswa) adalah sebagai berikut.

1.   Mengidentifikasi variabel-variabel yang diteliti

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa dan metode permainan.

2.   Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi

Dimensi-dimensi minat belajar siswa dalam penelitian ini adalah antusias, rasa ingin tahu, perhatian, partisispasi aktif, mengahargai pendapat, dan tekun. Dimensi-dimensi penerapan metode kartu bergambar disesuaikan dengan langkah-langkah yang diterapkan, yaitu: guru menyiapkan bahan yang digunakan dalam kegiatan menyusun kartu bergambar, guru menjelaskan tujuan kegiatan dan petunjuk-petunjuk yang harus dipatuhi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen, siswa melakukan permainan sesuai materi yang akan dipelajari, siswa dibebaskan untuk bereksplorasi, siswa berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari, siswa melaporkan hasil diskusi, guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa untuk meluruskan pemahaman yang diperoleh selama kegiatan berlangsung , kesimpulan dari kegiatan bermain, dan motivasi dari guru.

3.   Mencari indikator dari setiap dimensi dan mendiskripsikannya pada kisi-kisi instrumen.

Setelah menentukan dimensi minat belajar siswa, peneliti kemudian menentukan indikator-indikator dari setiap dimensi tersebut lalu dituliskan dalam kisi-kisi. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar pengamatan minat belajar siswa.

Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisi menggunakan deskripsi komparatif untuk daat kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualiatatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar dengan cara presentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor maksimal 70 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung dengan menggunakan rumus. Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan individual   =

Ketuntasan klasikal      =

Keterangan

Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan skor >70

Ketuntasan klasikal: jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan skor >70

1.     Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar kategori, grafik, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

2.     Untuk mengukur skala minat belajar digunakan skala dengan menggunakan rumus likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi,sedang dan rendah. Untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa, digunakan ketentuan yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu:

nilai

 

Dengan ketentuan sebagai berikut:

≥ 80 ke atas      : tinggi

60 – 79             : sedang

≤ 59                 : rendah

 

Pada siklus I, hasil pengamatan menunjukkan bahwa 53% siswa mencapai minat belajar pada kategori tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 30% siswa mencapai minat pada kategori sedang. hasil pengamatan menunjukkan bahwa 18% siswa mencapai pada kategori rendah. Pada siklus II, penggunaan pembelajaran melalui media kartu bergambar disertai perbaikan tindakan berupa siswa dimotivasi untuk bertanya dengan menunjukkan mediakartu bergambar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 82 % siswa mencapai minat belajar pada kategori tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 18% siswa mencapai minat pada kategori sedang. hasil pengamatan menunjukkan bahwa 0% siswa mencapai minat pada kategori rendah. Sehingga hasil pengamatan menunjukkan bahwa 53% siswa mencapai minat belajar pada kategori tinggi pada siklus I, 82% siswa mencapai minat belajar pada kategori tinggi yang terdapat pada siklus II.

Keberhasilan tersebut juga di karenakan selama proses pembelajaran berlangsung guru kelas ikut mengawasi pembelajaran sehingga hasilnya lebih baik dari siklus I tanpa pengawasan dari guru kelas.

 

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran melalui media kartu bergambar dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa kelas IV di SDN 02 Dukuh Kecamatan Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor minat belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II yaitu siswa yang masuk dalam kateogri minat tinggi yaitu 31 siswa (82%), tingkat minat sedang 7 siswa (18%) dan yang tingkat minatnya rendah 0 siswa (0%). Keberhasilan tersebut juga di karenakan selama proses pembelajaran berlangsung guru kelas ikut mengawasi pembelajaran sehingga hasilnya lebih baik dari siklus I tanpa pengawasan dari guru kelas.

Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut di atas, beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutupan skripsi ini adalah:

Guru

Guru sebaiknya lebih berusaha lagi dalam mengarahkan siswa untuk fokus dan aktif dalam langkah pembelajaran melalui media kartu bergambar agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan, sehingga minat belajar siswa maksimal. serta guru dapat terus menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menginovasi pembelajaran melalui media kartu bergambar serta menerapkannya pada pembelajaran lain. kemudian guru memprogramkan penggunaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar dengan sistematis dan teratur, mengingat metode ini dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam proses mengajar yang dilaksanakan di sekolah.

Sekolah

Menyarankan kepada guru sebaiknya dalam proses belajar mengajar sebaiknya megunakan model yang tepat salah satunya dalam pembelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar yang terbukti dapat meningkatkan minat belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuh 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga semester I tahun ajaran 2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Lauther dalam Fitri (2010:17)

Mansyur, Harun Rasyid, & Suratno. (2009). Assesmen Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Multi Presindo

Masnur Muslich. 2011. Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research), Cetakan Kelima. Jakarta: Bumi Aksara

Masnur Muslich. 2011. Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research), Cetakan Kelima. Jakarta: Bumi Aksara

Samatowa.2006.Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.Jakarta: DEPDIKNAS DIKTI

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran. Jakarta:Pernadamedia

Sri Rumini. 1998. Psikologi Umum. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.

Suhardjono, dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pararaton.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wina, Sanjaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group.

Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia