Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
MATERI HIJRAH KE MADINAH, SEBUAH KISAH
YANG MEMBANGGAKAN MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 BOJONG
KABUPATEN TEGAL SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Muchamad Aminudin
SMP Negeri 1 Bojong
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti serta masih belum tercapainya ketuntasan belajar klasikal sebagaimana analisis nilai tes hasil belajar pada kondisi awal, siswa yang tuntas belajar baru mencapai 20 siswa atau 62,5%, padahal kriteria ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan adalah 85%. Tujuan penelitian adalah meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mapel PAI dan Budi Pekerti dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong. Hasil penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 2 siklus,dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan tindakan, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus I sebesar 66% dan pada siklus II mencapai 84%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan sebagaimana analisis nilai tes hasil belajar pada kondisi awal persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 62,5%, pada siklus I sebesar 81% dan pada siklus II mencapai 94%.
Kata kunci: Mind Mapping, pembelajaran PAI, siswa VII SMP
PENDAHULUAN
Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan bangsa Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan, karena tunas muda adalah generasi penerus dari generasi sebelumnya yang akan menentukan arah kemajuan ke depan bagi bangsa ini.
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses pembelajaran yang dialami siswa, karena unsur proses pembelajaran memegang peranan penting. Proses pembelajaran hanya akan bermakna bagi siswa, bila terjadi kegiatan belajar siswa. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu sistem yang dengan sengaja direncanakan dengan memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan agar tujuan yang termuat dalam kurikulum dapat tercapai. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan sebagai kegiatan inti dalam proses belajar mengajar di sekolah. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman sehingga dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti merupakan pembelajaran yang mempunyai karakteristik untuk meningkatkan dan mengembangkan berbagai kemampuan siswa baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Tetapi sampai saat ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SMP Negeri 1 Bojong khususnya kelas VII C semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019, pembelajaran PAI dan Budi Pekerti belum sesuai dengan pengertian belajar di atas. Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang dilakukan cenderung menggunakan konsep pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa cenderung pasif. Selain permasalahan itu siswa terlihat kurang bersemangat, motivasi siswa rendah, dan siswa tidak terdorong untuk bersaing dengan baik bersama temannya dalam mengerjakan tugas dari guru. Hal itu tentu sangat mengganggu dan tidak memungkinkan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal sehingga ketika diadakan penilaian maka hasil yang diperoleh siswa masih rendah ditandai dengan banyaknya siswa yang belum mencapai KKM PAI Budi Pekerti yang telah ditentukan yaitu 70. Analisis hasil ulangan harian pada kondisi awal sebelum diterapkannya metode pembelajaran Mind Mapping diperoleh data dari jumlah siswa 32 hanya 20 siswa (62,5%) yang sudah tuntas sedangkan sisanya 12 siswa (37,5%) belum tuntas KKM.
Upaya mengatasi masalah di atas peneliti berusaha untuk mengubah metode pembelajaran agar lebih menarik, bukan berarti pambelajaran yang dilaksanakan setiap pertemuan tidak menarik tetapi peneliti berusaha untuk lebih menarik dari pada pembelajaran sebelumnya. Untuk itu diperlukan suatu pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa aktif sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping. Menurut Tony Buzan (2012:4) Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran kita.
Dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar “Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan” Mapel PAI dan Budi Pekerti bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Berdasarkan latar belakang masalah dapat disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan motivasi belajar “Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan” Mapel PAI dan Budi Pekerti pada siswa kelasVII C SMP Negeri 1 Bojong semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019? (2) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar “Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan” Mapel PAI dan Budi Pekerti pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong semester 2Tahun Pelajaran 2018/2019? (3) Bagaimanakah proses model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan Mapel PAI dan Budi Pekerti pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong semester 2Tahun Pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Meningkatkan motivasi belajar materi Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada siswa Kelas VII C SMPNegeri 1 Bojong Kabupaten Tegal semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 melalui penerapan model pembelajaran Mind Mapping. (2) Meningkatkan hasil belajar materi Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong Kabupaten Tegal semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 melalui penerapan model pembelajaran Mind Mapping. (3) Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi “Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan” Mapel PAI dan Budi Pekerti pada siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong Kabupaten Tegal semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 melalui penerapan model pembelajaran Mind Mapping.
KAJIAN PUSTAKA
Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sumadi Suryabrata (1993: 70-71) “Motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Jadi motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita simpulkan. Tiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan diri dalam diri orang itu, kekuatan inilah yang disebut motivasi.
Dari pengertian motivasi di atas maka motivasi yang ada dalam diri manusia sangatlah berperan penting ketika seseorang akan melakukan sesuatu. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung namun kita dapat membangkitkannya dengan rangsangan serta dorongan yang menjadikan seseorang lebih termotivasi dengan apa yang dilakukannya.
Indikator motivasi belajar
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menggerakkan siswa untuk belajar dan juga sebagai suatu yang mengarahkan motivasi siswa kepada tujuan belajar, baik bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Martin Handoko (1992:45)mengemukakan bahwa untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Kuatnya kemauan untuk berbuat. (2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar. (3) Kerelaan meninggalkan kewajiban/tugas yang lain. (4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.
Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Sardiman (1990:81) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut: (1) Tekun menghadapi tugas. (2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). (3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa. (4) Lebih senang bekerja mandiri. (5) Dapat mempertahankan pendapatnya.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu motivasi, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Menurut Benyamin S. Bloom (Sumarni, 2007:30) menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan pada beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Adapun untuk mengetahui hasil belajar perlu diadakan pengukuran agar diketahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Cara mengukur hasil belajar yang selama ini digunakan adalah dengan mengadakan tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Suharsimi Arikunto (2008:33) menyebutkan “Tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes diagnostik, tes formatif, tes sumative”. Dari tiga macam tes diatas maka tes yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah tes formatif
Model Pembelajaran Mind Mapping
Mind map dalam bahasa Indonesia berarti peta pikiran (dari kata mind = pikiran, dan map = peta). Pengertian mind map, menurut sang pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan pikiran (Tony Buzan dan Barry, 2004: 23). Teknik mencatat melalui peta pikiran (mind map) ini dikembangkan berdasarkan bagaimana cara otak bekerja selama memproses suatu informasi. Selama informasi disampaikan, otak akan mengambil berbagai tanda dalam bentuk beragam, mulai dari gambar, bunyi, bau, pikiran, hingga perasaan. Selanjutnya melalui pembuatan mind map, informasi tadi direkam dalam bentuk simbol, garis, kata, dan warna. Mind map yang baik akan dapat menggambarkan pola gagasan yang saling berkaitan pada cabang-cabangnya.
Mind Mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan model pembelajaran Mind Mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.
Model pembelajaran Mind Mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan (2 orang). Langkah-langkah pembelajarannya: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. (3) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang. (4) Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya. (5) Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. (6) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa. (7) Kesimpulan/penutup.
Pendidikan Agama Islam
Hakikat Pendidikan Agama Islam
Agama merupakan kebutuhan dasar setiap manusia karena merupakan naluri yang terdalam dari setiap insan. Karenanyalah dalam kehidupan sehari-hari, khususnya seorang siswa seharusnya dibelakali pemahaman agama Islam yang kokoh agar hidupnya terarah dengan baik. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan hingga mengimani ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan. Hal itu juga dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Kurikulum PAI, 3: 2002).
Dengan demikian pengajaran agama hanya berorientasi pada penanaman ilmu pengertian agama, bukan jadi orang yang taat beragama. Sedangkan kalau pendidikan agama, orientasinya adalah pembentukan pribadi muslim yang taat, berilmu pengetahuan dan beramal shalih (Zuhaerini, 1983:27). Adapun rumusan pengerian Pendidikan Agama Islam menurut Zuhaerini (1983:27) adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan adalah orientasi yang dipilih pendidik dalam membimbing peserta didiknya dan pemilihan merupakan penilaian, karenanya manakal pendidik telah menentukan pilihannya, sesungguhnya ia telah mengutamakan sebagian nilai atas sebaian yang lain. Dengan demikain pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai.
Menurut Ahmad D. Marimba (dalam Umi Uhbiyat, 1998: 30) tujuan pendidikan Islam adalah mencakup tujuan sementara dan tujuan akhir pendidikan Islam. Untuk mencapai tujuan akhir pendidikan harus dilampaui terlebih dahulu beberapa tujuan sementara. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.
Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan
Setelah Nabi Muhammad SAW. . berdakwah secara terang-terangan, hantaman dan siksaan dari kafir Quraisy mulai meningkat. Berbagai cara dilakukan kafir Quraisy agar Nabi Muhammad SAW. . tidak meneruskan dakwahnya. Bertahun-tahun Nabi Muhammad SAW. . menyerukan Islam di Mekah, tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad SAW. . membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Tholib, berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hampir bersamaan. Kehilangan kedua orang tersebut merupakan masalah serius bagi Nabi Muhammad SAW. . dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah. Setelah Peristiwa Isra’ Mi’roj, tepatnya 27 Rajab 621 M, Nabi Muhammad SAW. . mendapat wahyu perintah shalat 5 waktu. Kabar itu membuat kafir Quraisy menganggap Nabi Muhammad SAW. . telah melakukan pembohongan. Usaha-usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW. . dan pengikutnya terus digalakkan. Kemudian Allah SWT. menyuruhnya untuk hijrah, maka Nabi Muhammad SAW. . pun melaksanakan Hijrah ke Madinah.
Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. . , Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun kebudayaannya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya). Mustahdi, Muhammad Ahsan dan Sumyati (2016:156)
Kerangka Berfikir Penelitian
Kenyataan umum yang dihadapi guru dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti masih belum terwujudnya hasil dan tujuan pembelajaran tersebut. Kondisi riil terjadi pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang dilakukan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong dimana hasil belajar materi Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan masih sangat rendah. Studi dokumen hasil belajar tersebut dapat diamati berdasarkan analisis hasil belajar pada kondisi awal diperoleh sebanyak 12 siswa atau 37,5% belum tuntas, sedangkan sisanya sebanyak 20 siswa atau 62,5% sudah tuntas. Untuk mengatasi masalah di atas, perlunya penerapkan model pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan yaitu menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa materi Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong.
Hipotesis Tindakan
Dari kerangka berpikir tersebut diambil hipotesis dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa materi Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong.
METODE PENELITIAN
Objek Tindakan
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai objek tindakan adalah hasil belajar Mapel PAI dan Budi Pekerti siswa VII C SMP Negeri 1 Bojong Kabupaten Tegal semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
Setting Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Bojong yang beralamat di Jalan Raya Barat Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Waktu pelaksanaan penelitian sejak bulan Januari sampai dengan Juni 2019.
Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2018/2019 berjumlah 32 siswa terdiri siswa putra sebanyak 11 orang dan siswa putri sebanyak 21 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Tes
Peneliti menggunakan tes sebagai tehnik untuk mengumpulkan data tentang nilai hasil belajar yang dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian. Instrumen tes menggunakan soal tes tertulis berjumlah 20. Nilai akhir sebagai hasil belajar dihitung dengan cara jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100.
Observasi
Instrumen observasi menggunakan lembar observasi (pengamatan) terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi tersebut berisi delapan indikator motivasi belajar siswa meliputi: (1) Kuatnya kemauan untuk belajar (2) Kerelaan meninggalkan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan belajar (3) Ketekunan dalam menyelesaikan tugas belajar. (4) Dapat mempertahankan pendapatnya pada saat presentasi. (5) Ulet menghadapi kesulitan belajar (tidak lekas putus asa). (6) Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas belajar. (7) Senang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas belajar. (8) Menunjukkan minat dan semangat belajar.
Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pelaksanaan kegiatan penelitian meliputi: daftar nilai tes hasil belajar, daftar nilai motivasi belajar, dan foto-foto kegiatan penelitian
Teknik Analisis Data
Data Hasil Belajar
Hasil belajar yang diukur dengan instrumen tes hasilnya kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal.
Data Hasil Observasi
Hasil observasi terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran Active Learning diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah skor perolehan semua indikator observasi dan dipersentasekan. Hasil persentase selanjutnya ditetapkan kriterianya.
Sumber Data
Dalam penelitian tindakan kelas sebagai sumber data adalah subyek dari mana data itu dapat diperoleh, sehingga pada penelitian ini jenis data yang dikumpulkan berasal dari siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Bojong, sedangkan data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: data primer berupa hasil belajar siswa materi Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan. Data sekunder adalah data dalam penelitian yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder merupakan data yang diperoleh sebagai pendukung untuk kelengkapan data penelitian. Data yang diambil bersumber selain dari subyek penelitian, berupa data yang berasal dari pengamatan oleh peneliti maupun teman sejawat.
Cara Pengambilan Simpulan
Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut: (1) Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal Mapel PAI dan Budi Pekerti sebesar 70 atau (KKM = 70) sedangkan ketuntasan belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai ≥ 85%. (2) Motivasi siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator capaiannya adalah jika motivasi siswa dalam pembelajaran telah mencapai ≥ 75% dengan kriteria tinggi.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini menggunakan empat tahapan penelitian sebagaimana daur ulang atau spiral penelitian yang disampaikan Hopkins (1993) dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008:104). Keempat tahapan penelitian tersebut meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Permasalahan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang dihadapi peneliti pada kondisi awal adalah masih rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa. Sebagai alternatif untuk pemecahan masalah tersebut upaya yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum adanya tindakan adalah menggunakan metode diskusi. Analisis nilai tes hasil belajar pada kondisi awal pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tersebut diperoleh data bahwa persentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pembelajaran kondisi awal adalah sebesar 62,5%, belum tuntas 37,5% hal ini menunjukan bahwa hasil belajar pada kondisi awal masih rendah.
Mencermati permasalahan di atas, perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih kreatif, menarik dan merangsang bagi semua siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga para siswa secara merata akan lebih mudah memahami materi pelajaran melalui aktivitas secara langsung dalam menggali dan menerapkan pengetahuannya ketika proses belajar sedang berjalan. Upaya menggunakan pembelajaran Active learning dengan model pembelajaran Mind Mapping layak untuk digunakan dalam melakukan tindakan kelas ini.
Deskripsi Siklus I
Pada siklus ini, pembelajaran materi PAI dan Budi Pekerti dilakukan pada Standar Kompetensi:” Memahami Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan” dengan Kompetensi Dasar: ”Menceritakan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW. ke Madinah” dan pokok materi yang dibahas adalah ”Menceritakan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW. ke Madinah”. Pembelajaran siklus I ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan tatap muka.
Hasil observasi Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Siklus I diperoleh hasil observasi sebagai berikut: (1) Kuatnya kemauan untuk belajar 72% (2) Kerelaan meninggalkan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan belajar 75% (3) Ketekunan dalam menyelesaikan tugas belajar 69% (4) Dapat mempertahankan pendapatnya pada saat presentasi 69% (5) Ulet menghadapi kesulitan belajar (tidak lekas putus asa) 53%. (6) Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas belajar 72%. (7) Senang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas belajar 69% (8) Menunjukkan minat dan semangat belajar 53%. Rata-rata 66% dengan kriteria cukup.
Nilai tes hasil belajar pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: tuntas belajar 26 siswa atau 81% dan belum tuntas 6 siswa atau 19%, nilai rata-rata 80.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II masih membahas materi PAI dan Budi Pekerti dengan Standar Kompetensi: ” Memahami Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membanggakan”dengan Kompetensi Dasar: ”Menceritakan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW. ke Madinah” dan pokok materi yang dibahas adalah ”Menceritakan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW. ke Madinah”. Pembelajaran siklus I ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan tatap muka.
Hasil observasi Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Siklus I diperoleh hasil observasi sebagai berikut: (1) Kuatnya kemauan untuk belajar 88% (2) Kerelaan meninggalkan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan belajar 84% (3) Ketekunan dalam menyelesaikan tugas belajar 84% (4) Dapat mempertahankan pendapatnya pada saat presentasi 84% (5) Ulet menghadapi kesulitan belajar (tidak lekas putus asa) 88%. (6) Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas belajar 75%. (7) Senang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas belajar 75% (8) Menunjukkan minat dan semangat belajar 91%. Rata-rata 84% dengan kriteria tinggi.
Nilai tes hasil belajar pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: tuntas belajar 30 siswa atau 94% dan belum tuntas 2 siswa atau 6%, nilai rata-rata 84.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang ditemukan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa secara umum penerapan model pembelajaran Mind Mapping yang dilakukan peneliti telah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 84% atau kriteria tinggi dan hasil belajar berupa ketuntasan belajar klasikal sebesar 94%. Sehingga indikator capaian dalam penelitian tindakan ini sudah tercapai, oleh karena itu penelitian sudah dianggap cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan Antar Siklus
Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang diobservasi menggunakan lembar observasi motivasi belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Mind Mapping mengalami peningkatkan pada setiap siklus penelitian tindakan ini. Peningkatan motivasi belajar siswa terbesar diperoleh pada indikator ulet dalam menghadapi kesulitan belajar (tidak lekas putus asa) dimana pada siklus I hanya ada 17 siswa atau 53% dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 28 siswa atau 88%. Kemudian pada indikator menunjukkan minat dan semangat belajar juga mengalami peningkatan, dimana pada siklus I hanya sebanyak 17 siswa atau 53%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 29 siswa atau 91%. Rata-rata hasil motivasi pada siklus I 66% dan pada siklus II 84%.
Nilai Tes Hasil Belajar Siswa
Menurut hasil tes, secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal adalah 20 siswa atau 62,5%, pada siklus I adalah 26 siswa atau 81% dan siklus II adalah 30 siswa atau 94%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan yang signifikan. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 18,5% dan siklus I jika dibandingkan dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 13%. Sebaliknya secara klasikal siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dimana pada kondisi awal siswa yang belum tuntas belajar adalah 12 siswa atau 37,5%, pada siklus I adalah 6 siswa atau 19% dan pada siklus II adalah 2 siswa atau 6%.
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yang berbunyi “Upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Mind Mapping pada siswa kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Bojong Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2018/2019” maka dapat diterima.
PENUTUP
Simpulan
Penerapan model pembelajaran Mind Mapping yang digunakan peneliti pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, diketahui bahwa pada siklus I motivasi belajar siswa dalam pembelajaran hanya mencapai persentase rata-rata sebesar 66% kemudian dilanjutkan pada Siklus II mengalami peningkatan yaitu rata-rata motivasi belajar siswa mencapai 84%.
Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran juga berimplikasi terhadap hasil belajar. Hal tersebut dapat diketahui sebagaimana nilai tes hasil belajar yang telah diukur peneliti yaitu nilai hasil belajar dengan indikator ketuntasan belajar klasikal pada kondisi awal hanya sebesar 62,5% dengan KKM 70 sedangkan pada siklus I mencapai 81% serta pada Siklus II meningkat mencapai 94%.
Saran
- Guru lain perlu menerapkan model pembelajaran Mind Mapping sebagai salah satu bagian dari pilar CTL dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti karena model tersebut terbukti dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
- Guru dalam menerapkan model pembelajaran Mind Mapping tetap memperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, karakteristik siswa dan ketersediaan sarana prasarana. Tiga hal penting yang juga harus diperhatikan guru antara lain sistem pengelompokkan siswa, semangat bekerjasama antar siswa dan penataan atau pengelolaan ruang kelas untuk kerja kelompok.
- Terhadap anak yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas maka guru harus dapat memberikan tindakanedukatif terutama dalam memberikan hukuman agar anak dapat menerima dan menyadari atas kesalahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Buzan, Tony dan Barry. 2004. Memahami Peta Pikiran: The Mind Map Book. Batam: Interaksa.
Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.
Martin Handoko. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Jakarta: Rineka Cipta.
- Athiyah Al-Abrasyi. 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Mustahdi, Muhammad Ahsan dan Sumyati. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Pusat Kurikilum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Sardiman, A, M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Soedijarto, Masnaini. 2003. Hasil Belajar. Surabaya: Unesa University Press.
Sumarni. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.