Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Alat Peraga Petak Sawah
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PELAJARAN MATEMATIKA KD ”MENGGUNAKAN SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG TERMASUK OPERASI CAMPURAN, FPB DAN KPK” MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PETAK SAWAH
DI SDN 2 PELEMSENGIR
Sutrisno
SD Negeri 2 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora
ABSTRAK
Matemetika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap pelajaran yang sulit bagi siswa. Sehingga berdampak rendahnya motivasi dan hasil belajar matematika. Untuk mengatasi permasalan tersebut maka perlu mengadakan penelitian. Penelitian ini bertujuan unuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga Petak Sawah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika pada operasi FPB dan KPK.Metode penelitian mengunakan metode penelitian tindakan kelas, berkolaborasi dengan guru mitra. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SDN 2 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora pada semester I tahun pelajaran 2016/2017. Sabjek penelitian pada 20 siswa. Penelitian dilaksanakan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan meliputi tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitan menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar, terbukti dengan peningkatan nilai hasil belajar siklus I dan siklus II. Oleh sebab itu dapat disimpulkan , dengan menggunakan alat peraga Petak Sawah dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar operasi hitung FPB dan KPK bagi siswa kelas VI SDN 2 Pelemsengir. Semoga dengan keberhasilan ini dapat diikuti oleh teman guru untuk menggunakan alat peraga petak sawah dalam mengatasi meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci: motivasi, hasil belajar, petak sawah
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan bahwa, Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap masyarakat. Peseta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.Sejalan dengan kemajuan tehnologi yang tidak mungkin lepas dari ilmu berhitung matematika. Sehingga matematika merupakan dasar yang harus dikuasai oleh siswa sejak dini. Dalam kurikulum 2013 mengatakan, bahan kajian matematika antara lain berhitung, ilmu ukur, dan aljabar dimaksudkan untuk mengembangkan logika kemampuan berpikir peserta didik. Berhitung dalam pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sering menjadi momok oleh sebagian siswa, mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang paling sulit dan menjenuhkan.
Pada semester gasal tahun pelajaran 2016/2017 penulis mendapat tugas sebagai guru kelas VI pada SDN 2 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Pada saat mengajar penulis menjumpai beberapa kendala yang berhubungan dengan motivasi dan hasil belajar siswa. Motivasi siswa yang kurang terhadap pelajaran matematika, diketahui dari siswa yang kurang antusias saat diberi tugas, siswa yang kurang tertarik apa bila diberi soal dan sering asal-asalan mengerjakannya. Jadi standar kualitas pekerjaan tidak memuaskan. Sehingga hasil belajar yang dicanangkan penulis pada awal pembelajaran sesuai KKM yaitu 60 tidak dapat tercapai.
Oleh sebab itu pada pembelajaran selanjudnya penulis berencana mengadakan remedial teaching terhadap KD “Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK” dengan menggunakan alat peraga petak sawah. Dengan menggunakan alat perga ini penulis bisa meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora sampai dengan 80% capaian minimal, khususnya untuk mata pelajaran matematika. Motivasi siswa kurang buktinya dari 20 siswa yang aktif hanya 9 siswa.
Untuk mengatasi permasalahan yang ada di SDN 2 Pelemsengir Kecamatan Todanan ini, maka dengan penggunaan alat peraga petak sawah dapat meningkatkan motivasi siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas VI, khususnya dalam pelajaran matematika, mencari KPK dan FPB.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dibicarakan sebelumnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) apakah penggunaan alat peraga petak sawah pada pelajaran matematika menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar?; (2) apakah penggunaan alat peraga petak sawah pada mata pelajaran matematika menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang dan pada rumusan masalah, maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika Kompetensi Dasar menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK melalui alat peraga petak sawah,serta meningkatkan hasil belajar dengan mengunakan alat peraga petak sawah pada mata pelajaran matematika menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK.
Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
Bagi Siswa: meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika, sehingga tumbuh rasa percaya diri, dalam mengerjakan soal mencari FPB dan KPK dengan benar dan mudah.
Bagi Guru: meningkatkan rasa percaya diri guru, dapat menuntun guru untuk berkembang secara profesional karena mampu memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
Bagi Sekolah: dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, dapat meningkatkan kesempatan besar untuk berkembang karena adanya peningkatan / kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari kata “motif”yang berarti alasan melakukan sesuatu, sebuah kekuatan yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan sesuatau kegiatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 1996:593) motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Siti (2005:57), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1996) mendefinisikan motivasi Sumarni sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku.
Hasil Belajar
Makna hasil belajar menurut Purwanto (2009:14) dapat dijelaskan melalui pemahaman dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “ belajar”.Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolahan akibat suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil belajar diartikan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar dapat memberikan sebuah informasi terhadap guru tentang keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
Kamus Bahasa Indonesia (Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja 2005:28:351) kata “hasil” diartikan sesuatu yang didapat dari jerih payah, kata “belajar” diartikan berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai sesuatu ketrampilan. Sedangkan menurut Slameto (2010:10) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatau perubahan tinngkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Alat Peraga
Menurut Sudjana (2002:59), alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Dari segi etimologi alat peraga berasal dari kata “ alat” dan “peraga” Alat diartikan benda yang di gunakan untuk mencapai maksud, sedangkan kata peraga berarti alat media pengajaran untuk memperegakan dalam penyajian pelajaran. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sangat berperan dalam menyampaikan materi agar mampu mempertajam nalar siswa dalam memahami, meyakini, dan mengimplementasikan materi yang dipelajari.
Petak Sawah
Kata Petak Sawah terdiri dari dua kata yang terdiri dari kata Petak dan Sawah. Dalam kamus KBBI versi online kata petak1/pe·tak/ /pétak/ n 1 bagian ruang yang bersekat. Sedangkan kata sawah/sa·wah/ n tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi. Hal ini bagian yang bersekat dalam alat peraga berarti garis-garis yang dibuat secara horisontal dan vertikal, sehingga menyerupai petak pada sawah.Sedangkan sawah tempat menanam padi, dikiaskan sebagai bilangan yang akan di tempati untuk dicari FPB dan KPKnya.
Petak sawah merupakan alat peraga yang dibuat dari papan triplek (melamin) atau juga dari kertas yang tebal. Alat peraga petak sawah ini dibuat membentuk segi empat, kemudian diberi garis yang membentuk kolom dan baris dengan ukuran yang sama. Jumlah kolom dan baris disesuaikan dengan banyaknya bilangan yang akan dicari.
Kerangka Berpikir
Pencapaian pembelajaran dikatakan berhasil jika ketuntasan siswanya mencapai nilai minimal sesuai dengan KKM. Pembelajaran Matematika kelas VI SDN 2 Pelemsengir Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Kompetensi Dasar menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK Semester I Tahun 2016/2017, belum menguasai materi dengan baik, karena motivasi dan hasil belajar masih rendah. Mengatasi permasalahan ini peneliti mengambil tindakan dengan menanamkan konsep cara mencari FPB dan KPK menggunakan alat peraga petak sawah, sehingga motivasi siswa meningkat dan tentunya hasil belajar dapat berhasil baik, minimal sama dengan KKM.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan perumusan masalah, kerangka teoristis, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Penggunaan alat peraga petak sawah pada mata pelajaran Matematika mencari FPB dan KPK dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI semester I SDN 2 Pelemsengir Tahun Pelajaran 2016/2017”
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di kelas VI SD N 2 Pelemsengir, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan atas dasar, bahwa peneliti merupakan guru kelas VI pada sekolah tersebut dan yang terjadi permasalahan dalam proses pembelajaran. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, diawali bulan Agustus 2016, bertepatan dengan permasalahan yang timbul dan selesai pada bulan November 2016. Sabjek penelitian adalah siswa kelas VI pada SDN 2 Pelemsengir semester I tahun Pelajaran 2016/2017, terdiri dari 20 siswa, 10 laki-laki dan 10 perempuan.
Sumber data penelitian ini di ambil dari data hasil belajar melalui evaluasi harian merupakan data primer, sedangkan data yang diambil dari pengamatan secara langsung dilakukan oleh mitra guru yang di catat dalam lembar obsevasi kegiatan pembelajaran ini merupakan data sekunder. Data primer berbentuk angka dari hasil belajar siswa sedangkan data sekunder berupa lembar pengamatan untuk mengidentifikasi variabek aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan skala interval dalam menyatakan kategori, peringkat dan jarak pada pernyataan yang diukur selama pembelajaran.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan bentuk tes, non tes, dan yang dapat didilakukan oleh mitra guru sebagai data pendukung penelitian. Teknik tes pada penelitian ini menggunakan tes tertulis dengan butir soal yang diginakan untuk mengukur ketrampilan, pegetahuan yang dimiliki individu atau kelompok. Teknik non tes berasal dari lembar pengamatan yang telah disediakan oleh peneliti yang isinya serangkaian pernyataan rubrik proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan secara kolaboratif oleh mitra guru sebagai observer, hasilnya dijadikan pendukung dalam kegiatan refleksi.
Validasi data menggunakan Trianggulasi yaitu cara membandingkan data yang dapat dicek kebenarannya. Hasil tes tertulis dikumpulkan dalam bentuk daftar nilai. Sebelum membuat soal, peneliti membuat kisi-kisi soal, dimaksudkan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Validasi dari non tes bersumber dari lembar pengamatan mitra guru selama penelitian.
Dengan cara membandingkan data hasil belajar pada kondisi awal siklus I, dan siklus II. Data hasil belajar siswa yang menggunakan data kuantitatif berupa angka yang dihitung dengan rata-rata kelas dalam bentuk persentase. Analisis data untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mengunakan alat peraga yaitu dengan cara
Rekapitulasi data hasil belajardengan menghitung sekor mentah dari semua jawaban pos tes yang diambil dari jawaban benar. Nilai akhir ditentukan dengan sekor nilai yang telah ditentukan. Menentukan banyak nilai sama dengan KKM dan yang lebih besar dari KKM untuk menghitung persentase.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Siklus I
Dari data lembar observasi guru selama siklus I pada pertemuan 1 didapat skor 54, pertemuan 2 mendapatkan skor 55, dan pada pertemuan 3 mendapatkan jumlah skor 56, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih banyak kekurangan diberbagai hal. Kurangnya motivasi siswa dan persiapan proses pembelajaran oleh guru masih kurang maksimal. Dari data lembar observasi siswa pada siklus I untuk pertemuan 1 didapat skor 17, pertemuan 2 didapat skor 21, sedangkan untuk pertemuan 3 didapat skor 23. Seringnya siswa banyak yang ijin keluar ini dikarenakan motivasi untuk pelajaran yang diterimanya masih kurang. Nilai evaluasi pada pertemuan 3 juga masih kurang memuaskan.
Data hasil belajar menunjukkan siswa yang memperoleh nilai 90-100 sejumlah 5%, atau 1 siswa, nilai 80-89 sejumlah 20%, atau 4 siswa, nilai 70-79 sejumlah 25% atau 5 siswa, nilai 60-69 sejumlah 30% atau 6 siswa, nilai 50-59 sejumlah 10% atau 2 siswa, dan yang mendapat nilai 40-49 sejumlah 20% atau 2 siswa. Sedangkan nilai ketuntasan belajar dari mata pelajaran Matematika adalah 60, jadi dapat diketahui bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan sebanyak 16 siswa atau 80%, sedangkan 4 siswa belum tuntas atau 20%.
Dari nilai evaluasi siklus I dipereloh nilai rata-rata mencapai 67,00. Nilai terendah adalah 40, sedangkan nilai tertinggi 95, siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 20%. Data hasil belajar pada siklus I menujukkan bahwa indikator kinerja penelitian belum tercapai. Hal ini terbukti bahwa KKM yang sudah ditetapkan masih belum terpenuhi, yaitu 60, nilai rata-rata kelas harus mencapai 75,00, dan 75% siswanya mencapai KKM tersebut.
Siklus II
Dari data lembar observasi guru selama siklus II pada pertemuan 1 didapat skor 62, pertemuan 2 mendapatkan skor 63, dan pada pertemuan 3 mendapatkan jumlah skor 63, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah ada peningkatan kualitas. Persiapan alat peraga sudah dipersiapkan dengan jumlah yang sangat memadai. Penjelasan materi dari guru sangat mudah dipahami siswa. Penggunaan alat peraga petak sawah dapat menumbuhkan motivasi siswa menjadi meningkat. Dari data lembar observasi siswa pada siklu II untuk pertemuan 1 didapat skor 29, pertemuan 2 didapat skor 29, sedangkan untuk pertemuan 3 didapat skor 29.Dari data sekunder guru mitra pada petemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3 pada sikus II, motivasi siswa sudah meningkat, sehingga tidak ada lagi siswa yang sering mengganggu temannya.
Pada siklus ini hasil belajar siswa mengalami kenaikan yaitu siswa yang memperoleh nilai 90-100 sejumlah 25%, atau 5 siswa, nilai 80-89 sejumlah 40%, atau 8 siswa, nilai 70-79 sejumlah 25% atau 5 siswa, nilai 60-69 sejumlah 10% atau 2 siswa. Dan tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 60. Berdasarkan data primer yaitu nilai evaluasi dan data sekunder berupa pengamatan dari guru mitra, pada evaluasi siklusII diperoleh nilai rata-rata mencapai 81,25. Nilai terendah 65
Data hasil belajar pada siklus II menunjukkan bahwa indikator kinerja penelitian telah tercapai, keberhasilan ini didasrkan pada penetapan pada indikator kinerja KKM yang ditetapkan yaitu 60, nilai rata-rata kelas sudah mencapai 75,0 dan dari 75% siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan.
Pembahasan
Pada akhir pembelajaran untuk setiap pertemuan ke tiga pada setiap siklus diadakan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa yang telah didapat pada akhir pertemuan. Diata hasial evaluasi pada Pra Siklus nilai terendah 43, nilai tertinggi 80, nilai rata-rata kelas 59,15 dan ketuntasan klasikal 45%. Pada Siklus I nilai terendah 45, nilai tertinggi 95, nilai rata-rata kelas 67,00 dan ketuntasan klasikal 80%. Siklus II, nilai terendah 65, nilai tertinggi 100, dan nilai rata-rata kelas mencapai 81,25, ketuntasan klasikal mencapai 100%.
Indikator kinerja pada penelitian ini menetapkan bahwa ketuntasan belajar individual dengan nilai ≥ 60 dan ketuntasan klasikal ≥ 75% siswa sudah mencapai nilai ≥ 60. Dengan demikian nilai evaluasi pada Siklus II telah menunjukkan pencapaian indikator kinerja penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada dua siklus ini, terdapat peningkatan motivasi siswa dan hasil belajar Matematika, pada kompetensi dasar menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK melalui alat peraga petak sawah, pada SDN 2 Pelemsengir pada semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.
PENUTUP
Simpulan
Keberhasilan penelitian ini ditunjukkan dari hasil belajar mulai dari Pra Siklus dari rata-rata kelas 59,15 persentase ketuntasan 45%, menjadi 67,00 untuk rata-rata kelas pada siklus I dan ketuntasan mencapai 80%. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas 81,25 dan persentasi ketuntasan adalah 100%. Pencapaian indikator ketuntasan yang telah ditentukan yaitu ≥ 75% dengan rata-rata kelas ≥ 75 sudah tercapai. Ketuntasan belajar individual dengan nilai ≥ 60 dan ketuntasan klasikal ≥ 75% siswa sudah mencapai nilai ≥ 60, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah 60 pada Siklus II sudah tidak ada.
Dengan demikian terbukti secara teoritik dan empirik pemanfaatan alat peraga petak sawah untuk penanaman konsep dalam operasi hitung FPB dan KPK dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penggunaan alat peraga petak sawah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika operasi hitung FPB dan KPK dengan menggunakan alat peraga petak sawah pada kelas VI SDN 2 Pelemsengir pada semester I Tahun Pelajaran 2016/2017”yang dilakukan ini, disarankan guru dapat mengaplikasikan penggunaan alat peraga petek sawah dalam materi operasi hitung FPB dan KPK.
DAFTAR PUSTAKA
Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia Senja. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakartaifa:Difa Publisher.
Hamalik, Oemar.2003.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara.
KBBI.Kamus Versi Online.https://kbbi:web.id/petak.Diakses tanggal 8 Agustus 2016.
Purwanto.2009.Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Slameto.2010.Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya..Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumarni,Siti.2005.Pengertian Motivasi Belajar. http://syaifullohar.blogspot.com/2015/10/motivasi-belajar.html. Diakses tanggal 8Agustus 2016.
Sudjana Nana.2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.