MENINGKATKAN PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENERAPAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

MELALUI PERAN KEPALA SEKOLAH

DI SD HKBP 2 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020

 

Marudin Simanjuntak

Kepsek SD HKBP 2 Balige

 

ABSTRAK

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan. Pendidikan karakter sudah pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan karakter inibelum cukup kuat. Karena itu, pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat kembali menjadi gerakan nasional pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan adanya peranan Kepala Sekolah dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) Semester ganjil T.P 2019/2020.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmanakah terdapat peningkatkan pengetahuan serta pemahaman guru terhadap PPK dengan adanya peranan Kepala Sekolah pendampingan guru SD HKBP 2 Balige pada Sm ganjil T.P 2019/2020. Subjek dalam penelitian ini Subjek dalam penelitian ini adalah guru SD HKBP 2 Balige yang mengajar di kelas yang sudah menggunakan Kurikulum K.13 maka jumlah keseluruhan sampel adalah 6 orang guru wali kelas dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil Tahun pelajaran 2019/2020. Pada Siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru dalam menguasai pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) masih relative rendah, sebagai berikut berikut tingkat kemampuan guru dan persentasenya Mempraktikkan PPK berbasis kelas 33.33, Curah pendapat mengenai Integrasi PPK dalam pembelajaran 66.67, Pembahasan PPK dalam metode mengajar 44.44, Pembahasan PPK dlm Pengelolaan kelas 55.56, Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 33.33, Membuat Rancangan Peer Teaching44.44, Refleksi 33.33. Karena capaian keberhasilan tindakan belum optimal maka penulis melakukan refleksi Setelah selesai satu siklus untuk merefleksi kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Pada siklus II terdapat rata-rata peningkatan yang signifikan penguasaan guru terhadap penguasaan penguatan pendidikan karakter sebesar 86.41% guru sudah dapat memahami PPK. Bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk memahami penguatan pendidikan karakter (PPK). Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada peningkatan tingkat kemampuan guru SD HKBP 2 Balige untuk melaksanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK)

Kata Kunci: Penguatan Pendidikan Karakter, Peran Kepala Sekolah

 

PENDAHULUAN

Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Atas dasar ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap mulai tahun 2016. Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari perkotaan sampai pedesaan.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan revitalisasi gerakan nasional pendidikan karakter yang telah dimulai pada 2010. Gerakan penguatan pendidikan karakter menjadi semakin mendesak diprioritaskan karena berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa seperti maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang mengancam kebinekaan dan keutuhan NKRI, munculnya gerakan-gerakan separatis, perilaku kekerasan dalam lingkungan pendidikan dan di masyarakat, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas dan kecenderungan anak-anak muda pada narkoba.

Berbagai alasan ini telah cukup menjadi dasar kuat bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kembali memperkuat jati diri dan identitas bangsa melalui gerakan nasional pendidikan dengan meluncurkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang akan dilakukan secara menyeluruh dan sistematis pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Sudah banyak praktik baik yang dikembangkan sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk memastikan agar proses pembudayaannilai-nilai karakter berjalan dan berkesinambungan. Selain itu, sangat diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif dan bertumpu pada kearifan lokal untuk menjawab tantangan zaman yang makin kompleks, mulai dari persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa sampai kepada persaingan global. Kebijakan ini akan menjadi dasar bagi perumusan langkah-langkah yang lebih konkret agar penyemaian dan pembudayaan nilai-nilai utama pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan secara efektif dan menyeluruh.

Berbagai buku Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdiri dari Konsep dan Pedoman PPK, Panduan Penilaian PPK, Modul Pelatihan PPK bagi Guru, Kepala Sekolah, Pengawas dan Komite Sekolah, serta Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Calon Pelatih PPK. Buku-buku ini akan menjadi rujukan bagi sekolah dan seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter di sekolah. Saya berharap PPK dapat terlaksana dengan baik dan menghimbau dukungan orang tua, komite sekolah, pengawas, perguruan tinggi dan masyarakat luas untuk memberikan masukan bagi pelaksanaan dan penyempurnaan kebijakan PPK ini

Kenyataan menunjukkan masih banyak guru yang belum mampu memahami Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sehingga hal ini secara otomatis berimbas pada lemahnya pertumbuhan karakter siswa di sekolah. Sebagai seorang tenaga kependidikan di lingkungan dinas pendidikan merasa terpanggil untuk berupaya pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK)

LANDASAN TIORITIS

Salah satu program yang dapat dilakukan seorang Kepala sekolah dalam rangka mensosialisasikan dan menambah pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) bagi guru adalah smelaksanakan bimbingan dan melakukan supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan revitalisasi gerakan nasional pendidikan karakter yang telah dimulai pada 2010. Gerakan penguatan pendidikan karakter menjadi semakin mendesak diprioritaskan karena berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa seperti maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang mengancam kebinekaan dan keutuhan NKRI, munculnya gerakan-gerakan separatis, perilaku kekerasan dalam lingkungan pendidikan dan di masyarakat, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas dan kecenderungan anak-anak muda pada narkoba.

Ada beberapa indikator keberhasilan pelatihan. Selama mengadakan pelatihan PPK, fasilitator bisa mencatat beberapa indicator yang menunjukkan keberhasilan pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter. Beberapa indikator yang dapat dilihat dalam diri peserta diantaranya adalah mampu:

  1. mengidentifikasi dan melakukan asesmen awal kondisi sekolah dalam rangka Penguatan Pendidikan Karakter;
  2. mengidentifikasi implementasi nilai-nilai utama PPK dalam kegiatan pendidikan di sekolah;
  3. menemukan persoalan utama sekolah terkait implementasi nilai-nilai utama PPK dan menemukan solusi untuk memperbaikinya;
  4. mengidentifikasi para pelaku yang terlibat dalam PPK; memahami tugas diri peserta sebagai salah satu pelaku PPK;
  5. memahami implementasi prinsip-prinsip pengembangan PPK;
  6. mengidentifikasi budaya dan keutamaan lokal yang bisa mendukung program PPK;
  7. mengidentifikasi kelemahan diri dan sekolah dalam menerapkan PPK;
  8. merefleksi sejauh mana praksis nilai-nilai utama PPK dalam diri individu pese sehingga peserta mampu mengembangkan diri menjadi lebih baik;

METODE PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah guru SD HKBP 2 Balige yang mengajar di kelas yang sudah menggunakan Kurikulum (K.13) maka jumlah keseluruhan sampel adalah orang guru wali kelas dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil Tahun pelajaran 2019/2020.

Sketsa tersebut di PTS menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

Siklus I

Perencanaan kegiatan siklus pertama ini adalah:

Fasilitator memaparkan bahwa selama proses KBM terdapat banyak kesempatan untuk mengembangkan karakter peserta didik. Guru dapat mengintegrasikan PPK melalui pilihan metode mengajar, cara mengelola kelas selama proses KBM; PPK juga dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai dalam mata pelajaran dan mapel untuk sekolah menengah pertama melalui pembahasan kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan secara eskplisit. Fasilitator bisa memulai dengan mempraktikkan terlebih dahulu sebagai ilustrasi integrasi PPK dalam pembelajaran, baru dilanjutkan dengan pemaparan. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Pembahasan PPK dalam metode mengajar Peserta membaca. Kajian dan Pedoman yang berisi penjelasan tentang macam-macam metode pembelajaran.
  • Peserta mengidentifikasi karakter apa yang dapat diintegrasikan dalam masing-masing jenis metode pembelajaran.
  • Peserta dibagi dalam kelompok. setiap kelompok beranggotakan lima orang.
  • Dalam kelompok peserta diskusi memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran tertentu.
  • Setelah itu peserta mengintegrasikan nilai karakter yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut.
  • Peserta berdiskusi tentang apa yang telah dikerjakan dalam kelompok.
  • Peserta berbagi dengan strategi carousel (tiap anggota kelompok disebar dalam kelompok diskusi lain yang berbeda lalu berbagi hasil diskusi dengan kelompok baru).

Siklus ke II

Tahap Perencanaan

  • Mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan mata pelajara guru masing-masing
  • Menyusun lembar observasi
  • Mempersiapkan LK untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dalam menguasai sintak pembuatan dan langkah-langkah RPP
  • Melakukan refleksi terhadap proses yang sudah dilaksanakan

Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan ini disesuaikan dengan hasil observasi dan refleksi pada siklus pertama

  • Melaksanakan pertemuan dengan para guru
  • Melakukan bimbingan cara membuat RPP yang baik dan relevan dengan materi pembelajaran yang didalamnya berisi PPK
  • Melakukan Tanya jawab dan pemecahan masalah tentang PPK
  • Melaksanakan tahapan tindakan sebagaimana yang sudah direncanakan
  • Melakukan observasi secara menyeluruh
  • Melaksanakan konfirmasi dengan menagih hasil pekerjaan guru mata pelajaran yang dilatihkan
  • Melakukan evaluasi pembelajaran penyampaian PPK
  • Menutup pertemuan dan memberikan penguatan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah cukup untuk melakukan pemeriksaan perangkat pembelajaran setiap guru mata pelajaran dan melakukan analisis terhadap RPP yang bermuatan PPK yang sudah dimiliki setiap guru mata pelajaran maupun guru kelas skaligus mengklasifikasi perangkat pembelajaran berdasarkan tingkat kelengkapannya

Pada kegiatan belajar mengajar. A. Siklus 1 Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi.

Dari hasil kerja guru yang didampingi untuk membuat RPP, lalu dilakukan analisi hasil dan pengolahan hasil angket capaian guru dapat dilihat pada tabel berikut yakni:

Tabel KONDISI SIKLUS I

No Item Tingkat Kemampuan Guru, dalam Jumlah Guru Persentase
Sudah Bisa Belum Bisa % %
1 Mempraktikkan PPK berbasis kelas 3 6 33.33 66.67
2 Curah pendapat mengenai 6 3 66.67 33.33
3 Integrasi PPK dalam pembelajaran 4 5 44.44 55.56
4 Pembahasan PPK dalam metode mengajar 5 4 55.56 44.44
5 Pembahasan PPK dlm Pengelolaan kelas 3 6 33.33 66.67
6 Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 3 6 33.33 66.67
7 Membuat Rancangan Peer Teaching 4 5 44.44 55.56
8 Peer teaching 3 6 33.33 66.67
9 Refleksi 3 6 33.33 66.67

 

Dari Tabel hasil rekapitulasi tingkat kemampuan guru-guru untuk memahami dan menguasai langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bermuatan PPK, secara umum kemampuan guru masih relative rendah dengan rata-rata 62.96% penguasaan terhadap Item Tingkat Kemampuan Guru dalam merancang RPP yang berorientasi terhadap konsep pembelajaran PPK

Setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru dalam menguasai pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) masih relative rendah, sebagai berikut berikut tingkat kemampuan guru dan persentasenya Mempraktikkan PPK berbasis kelas 33.33 , Curah pendapat mengenai Integrasi PPK dalam pembelajaran 66.67, Pembahasan PPK dalam metode mengajar 44.44, Pembahasan PPK dlm Pengelolaan kelas 55.56, Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 33.33, Membuat Rancangan Peer Teaching 44.44, Refleksi 33.33. Karena capaian keberhasilan tindakan belum optimal maka penulis melakukan refleksi Setelah selesai satu siklus untuk merefleksi kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus 2

Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus 1 yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan langkah penyempurnaan pada siklus II.

Tabel II Kondisi Pemahaman Guru

No Item Tingkat Kemampuan Guru, dalam Jumlah Guru Persentase
Sudah Bisa Belum Bisa % %
1 Mempraktikkan PPK berbasis kelas 8 1 88.89 11.11
2 Curah pendapat mengenai 8 1 88.89 11.11
3 Integrasi PPK dalam pembelajaran 7 2 77.78 22.22
4 Pembahasan PPK dalam metode mengajar 8 1 88.89 11.11
5 Pembahasan PPK DLMPengelolaan kelas 8 1 88.89 11.11
6 Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 8 1 88.89 11.11
7 Membuat Rancangan Peer Teaching 7 2 77.78 22.22
8 Peer teaching 8 1 88.89 11.11
9 Refleksi 8 1 88.89 11.11

 

Dari hasil rekapitulasi perolehan data bahwa dengan pelaksanaan pendampingan pada siklus II terdapat peningkatan yang signifikan penguasaan guru terhadap permbuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berorientasi terhadap PPK yakni 86.41% guru sudah dapat menentukan alat penialaian sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan kata lain pendampingan pengawas berhasil dengan baik

Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk merumuskan indikator hasil belajar dengan tepat sudah mencapai 86.41% atau kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang berorientasi terhadap penguasaan PPK sudah dapat mencapai tingkat penguasaan yang baik bahkan sudah diatas rata-rata.

Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada peningkatan tingkat kemampuan guru untuk membuat rencana program pembelajaran yang pengaplikasian PPK dalam pembelajaran terjadi peningkatan 23.45% (selisih antara siklus I dengan siklus II).

No Perbandingan Hasil Siklus I dengan Siklus II
Item Tingkat Kemampuan Guru, dalam Siklus I Siklus I Selisih Siklus I dengan Siklus II
Jumlah Guru Jumlah Guru
Sudah Bisa % Belum Bisa % Sudah Bisa % Belum Bisa %
1 Mempraktikkan PPK berbasis kelas 3 33.33 6 66.67 8 88.89 1 11.11 22.22
2 Curah pendapat mengenai 6 66.67 3 33.33 8 88.89 1 11.11 55.56
3 Integrasi PPK dalam pembelajaran 4 44.44 5 55.56 7 77.78 2 22.22 22.22
4 Pembahasan PPK dalam metode mengajar 5 55.56 4 44.44 8 88.89 1 11.11 44.45
5 Pembahasan PPK dlm Pengelolaan kelas 3 33.33 6 66.67 8 88.89 1 11.11 22.22
6 Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 3 33.33 6 66.67 8 88.89 1 11.11 22.22
7 Membuat Rancangan Peer Teaching 4 44.44 5 55.56 7 77.78 2 22.22 22.22
8 Peer teaching 3 33.33 6 66.67 8 88.89 1 11.11 22.22
9 Refleksi 3 33.33 6 66.67 8 88.89 1 11.11 22.22

PEMBAHASAN

Pada siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru SD HKBP 2 Balige untuk pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) mengalami peningkatan secara signifikan, sebagai berikut berikut tingkat kemampuan guru dan persentasenya Mempraktikkan PPK berbasis kelas 88.89%, Curah pendapat mengenai 88.89, Integrasi PPK dalam pembelajaran 77.78, Pembahasan PPK dalam metode mengajar 88.89, Pembahasan PPK dalam Pengelolaan kelas 88.89, Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 88.89, Membuat Rancangan Peer Teaching 77.78, Peer teaching 88.89, Refleksi 88.89. Setelah dilaksanakan siklus II maka peningkatan yang terjadi dari siklus sebelumnya adalah 23,45 artinya terjadi peningkatan yang signifikan.

Pada siklus II terdapat rata-rata peningkatan yang signifikan penguasaan guru terhadap penguasaan penguatan pendidikan karakter sebesar: 86.41% guru sudah dapat memahami PPK. Bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk memahami penguatan pendidikan karakter (PPK). Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada peningkatan tingkat kemampuan guru SD HKBP 2 Balige untuk melaksanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK)

Setelah dilakukan tindakan pada siklus II terdapat kondisi yang berubah secara signifikan dari siklus I dimana bahwa tingkat pemahaman guru untuk memahami penguatan pendidikan karakter (PPK) meningkat secara signifikan. Peranan Pengawas Akademik dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman guru mata pelajaran dan guru kelas dalam merancang dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya bernuansa penguatan pendidikan karakter (PPK) di SD HKBP 2Balige pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.

SIMPULAN

Pada Siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru dalam menguasai pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) masih relative rendah, sebagai berikut berikut tingkat kemampuan guru dan persentasenya Mempraktikkan PPK berbasis kelas 33.33, Curah pendapat mengenai Integrasi PPK dalam pembelajaran 66.67, Pembahasan PPK dalam metode mengajar 44.44, Pembahasan PPK dlm Pengelolaan kelas 55.56, Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 33.33, Membuat Rancangan Peer Teaching 44.44, Refleksi 33.33.

Pada siklus II terdapat rata-rata peningkatan yang signifikan penguasaan guru terhadap penguasaan penguatan pendidikan karakter sebesar 86.41% guru sudah dapat memahami PPK. Bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk memahami penguatan pendidikan karakter (PPK). Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada peningkatan tingkat kemampuan guru SD HKBP 2 Balige Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir untuk melaksanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK)

SARAN

  • Perlu dilaksanakan bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam menyusun RPP yang didalamnya sudah meliputi pendidikan penguatan karakter untuk peserta didik.
  • Peranan Pengawas Akademik dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman guru mata pelajaran dalam merancang dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di SD HKBP 2 Balige kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Toba Samosir pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.
  • Pengawas Akademik harus melaksanakan mengawasan terhadap penerapan RPP yang disertai muatan penguatan pendidikan karakter bangsa karena RPP merupakan acuan/pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.
  • Penerapan penguatan pendidikan karakter (PPK) hendaknya dilaksanakan pada setiap proses pembelajaran oleh semua guru mata pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) Naskah Akademik Tentang Standar Kepala Sekolah Satuan Pendidikan, Direktorat Pendidikan, Jakarta

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Darma Surya, (2009). Bahan Belajar Mandiri Dimensi Kompetensi Suvervisi. Jakarta: Direktorat jendral peningkatan Mutu pendidikan Nasional

Depdikbud (1998) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Tentang Jabatan Fungsional Kepala Sekolah Sekolah dan Angka Kreditnya, Dirjen Pendasmen, Jakarta

Depdiknas (2001) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2006) Pengelolaan Kegiatan Belajar (Pembelajaran Tematik) di SD, Pemprov Jawa Tengah, Semarang