UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN MATA PELAJARAN PKn TENTANG BUDAYA INDONESIA MELALUI PENUGASAN

DENGAN DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI KARANGLINCAK SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sugino

Guru PKn Kelas IV SD Negeri Karanglincak

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan penugasan dengan metode diskusi kelompok dalam mata pelajaran PKn tentang budaya Indonesia dan peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri Karanglincak Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitian ini adalah penugasan dengan metode diskusi kelompok. Penelitian ini berlangsung pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini bertempat di Kelas IV SD Negeri Karanglincak, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri Karanglincak, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 sebanyak 28 anak. Sumber data penelitian ini adalah hasil belajar subyek penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik nontes dan teknik tes. Alat pengumpulan data penelitian ini adalah lembar observasi dan soal ulangan harian. Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Prosedur penelitian ini adalah model siklus. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Indikator keberhasilan tindakan penelitian ini adalah hasil belajar dengan nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75 dan ketuntasan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 80%.Hasil penelitian ini adalah penerapan penugasan dengan metode diskusi kelompok dalam mata pelajaran PKn tentang budaya Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada Kondisi Awal adalah nilai rata-rata sebesar 64,46 dan ketuntasan sebesar 14,28%. Hasil belajar pada Siklus I adalah nilai rata-rata sebesar 74,28 dan ketuntasan sebesar 60,71%. Hasil belajar pada Siklus II adalah nilai rata-rata sebesar 84,46 dan ketuntasan sebesar 96,42%.

Kata Kunci: PKn, Budaya Indonesia, Penugasan, Diskusi Kelompok.

 

PENDAHULUAN

Guru yang efektif adalah mereka yang mampu membimbing siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Di samping itu, guru juga merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, guru dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dalam bidang pengajaran yang diajarkannya dengan menggunakan media belajar secara optimal dan profesional. Dewasa ini, telah banyak upaya yang telah dilakukan sebagai bentuk usaha dalam meningkatkan profesionalitas guru dalam menghadapi teknologi global seperti sekarang ini.

Dengan menaruh harapan besar terhadap guru agar lebih berkompeten dan profesional dalam bidangnya, yaitu mampu untuk mengorganisasikan kelasnya dalam berinteraksi dengan siswa serta dapat meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan, guru akan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang handal, kritis dan inovatif dan mampu memfilter dalam bersentuhan dengan segala perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) saat ini. Ternyata penulis dalam melaksanakan tugas sebagai guru mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) masih banyak mengalami berbagai hambatan, terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IV tentang budaya Indonesia.

Penguasaan konsep siswa Kelas IV SD Negeri Karanglincak tentang materi masih sangat rendah. Dari hasil tes formatif dalam pembelajaran awal, nilai rata-rata kelas hanya mencapai 64,46 dengan tingkat ketuntasan 14,28%. Adapun jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran hanya 4 siswa, sementara siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran tersebut sejumlah 24 siswa. Oleh karena itu, penulis merasa sangat perlu untuk segera mengambil tindakan agar dapat mengatasi ketidaktuntasan belajar siswa dan juga faktor rendahnya prestasi belajar serta sikap masa bodoh siswa terhadap pembelajaran.

Menurut anggapan penulis, selama ini metode ceramah merupakan suatu pilihan yang paling tepat dan mudah untuk diterapkan, sehingga tidak perlu untuk menggabungkan dengan metode lain atau menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran. Tanpa penulis sadari bahwa rutinitas teknik dan pola pembelajaran yang demikian sangat tidak mendukung prestasi belajar siswa. Dengan pola pembelajaran yang serba verbalistis tersebut, siswa kurang berminat untuk mengikuti proses pembelajaran, sehingga berdampak menjadi jenuh, bosan, dan cenderung pasif. Kondisi belajar siswa yang demikian memang benar adanya karena guru dalam menyampaikan materi pembelajaran PKn terkesan monoton dan kurang membangkitkan motifasi siswa untuk belajar.

Hasil diskusi dengan rekan sejawat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran PKn tentang budaya Indonesia di Kelas IV SD Negeri Karanglincak sebagai berikut:

  1. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah
  2. Siswa tidak dapat mengungkapkan sebuah pendapat
  3. Siswa takut mengajukan suatu pertanyaan
  4. Guru masih kurang menguasai kelas
  5. Ketepatan penggunaan peraga masih kurang

Dari berbagai masalah dan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, yang dapat penulis perbaiki hanya masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa dan perbaikan pada kesalahan pola pembelajaran mata pelajaran PKn. Karena itu penulis segera mengambil langkah untuk mengadakan perbaikan pembelajaran dengan harapan agar siswa lebih mudah memahami dalam menerima konsep pembelajaran PKn tentang budaya Indonesia. Untuk mengatasi masalah rendahnya prestasi belajar siswa tersebut, penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam materi tentang budaya Indonesia khususnya dan mata pelajaran PKn tentang globalisasi umumnya.

Tindakan yang dimaksud adalah penugasan dengan diskusi kelompok. Dalam diskusi, siswa belajar memecahkan masalah, baik secara individual maupun dalam kelompok (Syah, 2007: 205), tercapai pendapat atau keputusan bersama (Masitoh, 2009: 118) dan penguasaan masalah secara mendalam. Kelebihan dari tindakan dengan diskusi adalah masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan, tidak hanya satu jalan, saling mengemukakan pendapat secara konstruktif, sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik dan melatih mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan sikap toleran (Djamarah, 2010: 199).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitian ini adalah penugasan dengan metode diskusi kelompok. Dalam penelitian ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan tugas. Siswa mengerjakan tugas dengan diskusi kelompok.

Penelitian ini berlangsung pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini berlangsung pada mata pelajaran PKn tentang budaya Indonesia. Penelitian ini bertempat di Kelas IV SD Negeri Karanglincak, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang.

Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri Karanglincak, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek penelitian sebanyak 28 anak.

Sumber data penelitian ini adalah hasil belajar subyek penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik nontes dan teknik tes. Alat pengumpulan data penelitian ini adalah lembar observasi dan soal ulangan harian. Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif komparatif.

Prosedur penelitian ini adalah model siklus. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Indikator keberhasilan tindakan penelitian ini adalah hasil belajar dengan nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75 dan ketuntasan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 80%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran pada Kondisi Awal berlangsung klasikal. Dengan kelas yang besar dan metode belajar ceramah berpusat pada guru, perhatian siswa menjadi kurang dan kelas tidak kondusif. Selain itu, pembelajaran yang berpusat pada guru ini berlangsung dengan penjelasan yang bersifat abstrak dan cepat. Walaupun pembelajaran ditunjang dengan alat peraga dan media pembelajaran, siswa mengalami kesulitan belajar, tidak dapat mengungkapkan pendapat dan takut bertanya. Siswa mengalami kesulitan dalam penguasaan materi tentang globalisasi dan kebudayaan.

Analisis hasil belajar menunjukkan nilai rata-rata sebesar 64,46 dan ketuntasan sebesar 14,28%. Analisis hasil belajar secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 1. Analisis hasil belajar pada Kondisi Awal.

No Hasil belajar Keterangan
1 Nilai terendah 50
2 Nilai rata-rata 64,46 < 75
3 Nilai tertinggi 80
4 Jumlah tuntas 4
5 Ketuntasan 14,28% < 80%

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I berlangsung dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, sehingga masing-masing terdiri dari 7 anggota. Komposisi kelompok termasuk besar dengan anggota lebih daripada 5. Penugasan pada siswa adalah menyusun kliping tentang budaya Indonesia yang berkaitan dengan makanan tradisional, permainan tradisional dan tarian tradisional. Hasil kliping masing-masing kelompok sebagai materi diskusi dalam kelompok. Diskusi berlangsung di dalam kelas. Sesuai dengan hasil diskusi kelompok, masing-masing perwakilan kelompok melakukan presentasi secara berurutan. Hasil penugasan tersebut adalah Kelompok I dan II dengan nilai B dan Kelompok III dan IV dengan nilai C.

Analisis hasil belajar menunjukkan nilai rata-rata sebesar 74,28 dan ketuntasan sebesar 60,71%. Analisis hasil belajar secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 2. Analisis hasil belajar pada Siklus I.

No Hasil belajar Keterangan
1 Nilai terendah 60
2 Nilai rata-rata 74,28 < 75
3 Nilai tertinggi 90
4 Jumlah tuntas 17
5 Ketuntasan 60,71% < 80%

 

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II berlangsung dalam kelompok yang sama seperti pada pembelajaran Siklus I. Penugasan pada siswa adalah menyusun kliping tentang budaya Indonesia yang ditampilkan di tingkat internasional. Hasil kliping masing-masing kelompok sebagai materi diskusi dalam kelompok. Diskusi berlangsung di luar kelas. Sesuai dengan hasil diskusi kelompok, masing-masing perwakilan kelompok melakukan presentasi secara berurutan. Hasil penugasan tersebut adalah Kelompok I, II, III dan IV dengan nilai B.

Analisis hasil belajar menunjukkan nilai rata-rata sebesar 84,46 dan ketuntasan sebesar 96,42%. Analisis hasil belajar secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 3. Analisis hasil belajar pada Siklus II.

No Hasil belajar Keterangan
1 Nilai terendah 70
2 Nilai rata-rata 84,46 > 75
3 Nilai tertinggi 100
4 Jumlah tuntas 27
5 Ketuntasan 96,42% > 80%

 

Pembahasan

Penerapan penugasan dengan metode diskusi kelompok dalam mata pelajaran PKn tentang budaya Indonesia dengan penugasan dan diskusi kelompok. Penugasan berisfat individual yang dilakukan oleh siswa. Hasil penugasan tersebut disesuaikan dengan materi dan digunakan sebagai bahan dalam diskusi dengan kelompok. Hasil diskusi kelompok digunakan sebagai bahan presentasi oleh perwakilan kelompok.

Sesuai dengan subyek penelitian, maka ada 4 kelompok yang terdiri dari 7 anggota. Komposisi kelompok ini termasuk kelompok besar dengan anggota yang lebih daripada 5 anggota. Namun dengan komposisi anggota yang besar ini pula memudahkan anggota dalam melakukan tugas di rumah. Hasil tugas menjadi lebih ringan bagi anggota. Hasil tugas juga semakin beragam.

Pada Siklus I, penugasan adalah kliping tentang budaya Indonesia yang berkaitan dengan makanan tradisional, permainan tradisional dan tarian tradisional. Diskusi kelompok berlangsung di dalam kelas. Sedangkan pada Siklus II, penugasan adalah kliping tentang budaya Indonesia yang ditampilkan di tingkat internasional. Diskusi kelompok berlangsung di luar kelas.

Sesuai dengan penerapan penugasan dengan metode diskusi kelompok, hasil belajar meningkat pada tiap siklus. Analisis hasil belajar secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 4. Analisis hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No Hasil belajar Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Nilai terendah 50 60 70
2 Nilai rata-rata 64,46 < 75 74,28 < 75 84,46 > 75
3 Nilai tertinggi 80 90 100
4 Jumlah tuntas 4 17 27
5 Ketuntasan 14,28% < 80% 60,71% < 80% 96,42% > 80%

 

Sesuai dengan tabel 4, maka hasil belajar mengalami peningkatan. Nilai terendah semakin meningkat, dari 50 menjadi 70. Begitu juga dengan nilai tertinggi juga semakin meningkat, dari 80 menjadi 100. Dengan demikian, nilai rata-rata dan ketuntasan pun juga mengalami peningkatan.

Sesuai dengan grafik 1, maka hasil belajar memenuhi indikator keberhasilan tindakan. Peningkatan nilai rata-rata pada Siklus I belum optimal. Sedangkan peningkatan nilai rata-rata pada Siklus II sudah optimal, sehingga memenuhi indikator keberhasilan tindakan, yaitu nilai rata-rata memenuhi KKM sebesar 75. Hal yang sama juga terjadi pada ketuntasan. Peningkatan ketuntasan pada Siklus I belum optimal. Sedangkan peningkatan ketuntasan pada Siklus II sudah optimal, sehingga memenuhi indikator keberhasilan tindakan, yaitu ketuntasan lebih ketuntasan minimal sebesar 80%.

Keberhasilan tindakan dalam pembelajaran tersebut sesuai dengan kelebihan dari metode diskusi kelompok, yaitu 1) masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan, bukan hanya satu jalan, 2) saling mengemukakan pendapat secara konstruktif, sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik, 3) membiasakan mendengarkan pendapat orang lain, sekalipun berbeda pendapat dan bersikap toleran (Djamarah, 2010: 199), 4), 5) suasana kelas lebih hidup, 6) menaikkan prestasi kepribadian individu, 7) kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami, 8) belajar mematuhi peraturan dan tata tertib dalam musyawarah (Zuharini, 2003: 90), 9) bertukar pikiran, 10) menghayati permasalahan, 11) mengembangkan tanggung jawab dan solidaritas, 12) membina kemampuan berbicara, 13) belajar memahami pikiran orang lain dan 13) memberikan kesempatan belajar (Madjid, 2011: 142).

Sesuai dengan analisis data tersebut, maka hasil belajar mengalami peningkatan dan memenuhi indikator keberhasilan tindakan. Dengan demikian, tindakan dalam pembelajaran berhasil dan hipotesis penelitian terbukti benar.

 

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Penerapan penugasan dengan metode diskusi kelompok dalam mata pelajaran PKn tentang budaya Indonesia adalah penugasan secara individual dan diskusi dalam kelompok.
  2. Penerapan penugasan dengan metode diskusi kelompok dalam mata pelajaran PKn tentang budaya Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar dengan nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75 dan ketuntasan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 80%.

Saran

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Memilih metode belajar harus sesuai dengan materi yang diajarkan agar tujuan belajar tersebut tercapai.
  2. Diadakan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, misalnya dengan penugasan dan diskusi kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Madjid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Masitoh. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zuharini. 2003. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

Andayani, dkk. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Kusumawardani, Anis dan Sunarso. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SD dan MI KelasIIV. Surakarta: Grahadi.

Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Rodiannauli. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bintang Ilmu.

Sukaya, Endang Zaelani, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Winataputra. 2006. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

—. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Press.