Metode Tutor Sebaya Dengan Variasi, Tabel, Grafik, Gambar dan Diagram
PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MEMBUAT PRESENTASI TEKS DENGAN VARIASI, TABEL, GRAFIK, GAMBAR DAN DIAGRAM MAPEL TIK KELAS XII BAHASA
SEMESTER 2 SMAN I BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Rusmiah
SMAN I Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam belajar membuat presentasi dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram mapel TIK kelas XII Bahasa semester 2 SMAN I Bringin tahun pelajaran 2017/2018. Motivasi belajar dan nilai kognitif siswa berupa hasil ulangan harian materi membuat presentasi dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram mapel TIK kelas XII Bahasa semester 2 SMAN I Bringin tahun pelajaran 2017/2018 hasilnya rendah dan belum mencapai KKM. Kompetensi membuat presentasi dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram aplikasi microsoft power point merupakan kompetensi yang pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak dilakukan dengan praktik daripada teori dan dilaksanakan di ruang komputer. Secara logis hal ini tentunya membuat siswa merasa senang dengan kompetensi ini sehingga akan dapat menambah motivasi belajar siswa. Namun demikian Siswa-siswi kelas XII Bahasa SMAN I Bringin sebagian besar siswanya masih kurang antusias, gaduh, mengobrol dengan teman, bercanda dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena pengaruh sarana dan prasarana yang kurang memadai yaitu jumlah computer dengan rasio banyaknya siswa yang tidak berimbang Sehingga Sehingga pada hasil perolehan nilai berupa prestasi belajar tidak sesuai yang diharapkan. Peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Belajar Presentasi Dengan Variasi Teks, Tabel, Grafik, Gambar Dan Diagram Mapel TIK Kelas XII Bahasa Semester 2 SMAN I Bringin Tahun Pelajaran 2017/2018†.Permasalahan penelitian meliputi apakah motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran TIK dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode tutor sebaya pada pembelajaran materi membuat presentasi dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus ke 2 menunjukkan Motivasi prestasi belajar siswa dalam pembelajaran TIK meningkat dari kategori sedang menjadi kategori tinggi Peningkatan tersebut ditunjukkan oleh kategori motivasi belajar dari kategori rendah sebelum tindakan, menjadi kategori tinggi setelah tindakan 85%, sedangkan prestasi belajar siswa meningkat dari rata-rata 70,5 menjadi 77,2 .
Kata Kunci: Motivasi belajar, prestasi belajar, tutor sebaya
ABSTRACT
This class action research was conducted aimed at increasing motivation and student achievement in learning to make presentations with variations of text, tables, graphics, pictures and diagrams of ICT subjects in class XII 2nd semester of SMAN I Bringin in the academic year 2017/2018. Learning motivation and students' cognitive value in the form of daily results of the material making presentations with variations of text, tables, graphs, images and mapel diagrams of ICT class XII Language 2nd semester of SMAN I Bringin academic year 2017/2018 results are low and have not yet reached the KKM. Competence to make presentations with variations of text, tables, graphs, images and application diagrams of Microsoft Power Point is a competence that the implementation of learning is more done with practice than theory and carried out in the computer room. Logically this certainly makes students feel happy with this competence so that it can increase student motivation. However, most of the XII Language students of SMAN I Bringin are mostly students who are less enthusiastic, noisy, chatting with friends, joking and so on. This is due to the influence of inadequate facilities and infrastructure, namely the number of computers with a ratio of the number of students who are not balanced. So that the results of the acquisition of scores in the form of learning achievement is not as expected. Researchers conducted a study entitled "The Use of Peer Tutor Methods to Improve Student Learning Motivation and Achievement in Presentation with Text, Tables, Graphs, Images and ICT Mapel Diagrams Class XII Language Semester 2 High School I Bringin Academic Year 2017/2018".Research problems include whether student learning motivation and student learning achievement in ICT learning can be improved by using peer tutoring methods in learning material making presentations with variations of texts, tables, graphs, drawings and diagrams.The results of classroom action research in the second cycle showed that the motivation of students 'learning achievement in ICT learning increased from the medium to high category. The increase was indicated by the learning motivation category from the low category before the action, being high after 85%, while the students' learning achievement increased from average 70.5 to 77.2.
Keywords: Learning motivation, learning achievement, peer tutoring
PENDAHULUAN
Kompetensi membuat materi membuat presentasi dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram aplikasi microsoft power point merupakan kompetensi pembelajaran yang pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak dilakukan dengan praktik
daripada teori dan dilaksanakan di ruang komputer. Secara logis hal ini tentu membuat siswa merasa senang dengan kompetensi ini sehingga akan dapat menambah motivasi belajar siswa. Diharapkan motivasi belajar tinggi sehingga akan diperoleh prestasi yang tuntas KKM, namun kenyataannya dari hasil evaluasi yang diberikan pada tahun pelajaran sebelumnya masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM pada proses kegiatan pembelajara materi membuat dokumen pengolah presentasi dengan variasi teks, angka, grafik, gambar, dan diagram terlihat sebagian besar siswa masih terlihat gaduh, mondar–mandir tanpa tujuan yang jelas, mengobrol dengan teman, bercanda dan sebagainya, hal ini disebabkan sarana dan prasarana yang kurang memadai didalam kelas yaitu tidak seimbangnya jumlah computer dengan rasio banyaknya siswa yang ada. Sehingga pada materi membuat presentasi dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram terlihat adanya pengolahan teks, tabel, grafik, gambar dan diagram hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Pengerjaan pengelolaan yang seharusnya dengan waktu tepat, singkat, namun mengalami pengunduran waktu bahkan membutuhkan waktu yang relative lama dan hasil yang didapatkan tidak sesuai yang diharapkan.
Masalah tersebut membuktikan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran kompetensi materi membuat presentasi dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram secara umum mengalami kesulitan. Bagi guru kesulitan muncul dalam melatih agar peserta didik benar–benar terampil dan dapat tergali potensinya. Sedangkan bagi siswa kesulitannya muncul karena sebagian besar peserta didik menganggap bahwa keterampilan mengelola teks, angka, grafik, gambar, dan diagram dengan menggunakan aplikasi power point merupakan sesuatu yang sulit dipelajari, tidak menarik dan membosankan. Akibatnya dalam proses pembelajaran, peran aktif, perhatian, serta motivasi belajar siswa menjadi rendah. Kesulitan penguasaan mengeola teks, angka, grafik, gambar, dan diagram tersebut mengisyaratkan adanya permasalahan yang perlu segera dicari jalan keluarnya. Berdasarkan pengamatan dan evaluasi yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran aplikasi power point ditemukan hal-hal sebagai berikut: Pembelajaran yang dilakukan pada materi pengolah presentasi dengan variasi teks, angka, grafik, gambar, dan diagram belum melibatkan peran serta dan keaktifan siswa yang menimbulkan motivasi belajar dan prestasi siswa tidak sesuai harapan. Dalam proses pembelajaran guru belum menggunakan metode yang tepat. Selama ini pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan praktik secara individual. Pembelajaran dimulai dengan guru memberikan penjelasan tentang teori identifikasi menu dan ikon yang terdapat pada aplikasi power pointt dan pengoperasiannya kemudian dilanjutkan guru mendemonstrasikan praktik penggunaan menu dan ikon dalam power point di laptop guru yang ditayangkan lewat lcd yang ditayangkan di depan kelas. Kegiatan selanjutnya siswa melakukan praktik demonstrasi membuat presentasi pengolah presentasi dengan variasi teks, table, grafik, gambar, dan diagram. Demonstrasi membuat materi membuat presentasi dengan variasi teks, tabel, grafik, gambar dan diagram aplikasi microsoft power point dengan aplikasi power point dilakukan dengan bimbingan, petunjuk, dan arahan guru praktik mata pelajaran TIK. Perlu diketahui bahwa pelaksanaan bimbingan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap 27 siswa terlihat kurang efektif. Hal ini terjadi karena sarana komputer tidak mencukupi untuk seluruh siswa yang berjumlah 27, sementara itu laptop yang ada dan dimiliki oleh siswa hanya 5 unit. Guru membimbing dalam waktu yang bersamaan dengan jumlah peserta didik berjumlah 27 sehingga hanya sebagian kecil peserta didik yang betul-betul mendapatkan bimbingan dan menguasai materi pembelajaran. Sedangkan sebagian yang lain juga memerlukan bimbingan yang optimal dari guru, walaupun guru telah membimbing siswa secara sungguh-sungguh namun hasil yang didapatkanpun masih kurang insentif.
Evaluasi pembelajaran pada materi ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu secara tertulis untuk mengetahui pemahaman peserta didik secara teoritis tentang membuat presentasi dengan variasi teks, table, grafik, dan diagram menggunakan aplikasi microsoft power point dan secara praktik untuk mengevaluasi kemampuan dalam membuat presentasi dengan variasi teks, table, grafik, dan diagram. Hasil evaluasi akhir menunjukkan bahwa peserta didik sebagian besar (60%) menguasai materi yang bersifat praktik dan mendapatkan nilai minimun nilai 75. Namun untuk teori membuat presentasi dengan variasi teks, table, grafik, dan diagram aplikasi power point sebagian besar hasilnya belum memuaskan yaitu dibawah 60% yang mendapat nilai KKM yang ditentukan yaitu 75.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar membuat presentasi dengan variasi teks, table, grafik, dan diagram terdapat masalah. Adapun masalah yang dihadapi guru adalah prestasi belajar membuat presentasi yang berupa hasil ulangan sebagian besar (40%) belum mencapai KKM yang ditentukan, dan hanya 60% saja yang dapat menguasai materi dengan baik, sementara motivasi belajar siswa juga rendah. Untuk mengatasi permasalahan diatas maka penulis mengadakan penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam bentuk penelitian tindakan kelas.
Adapun manfaat yang diperoleh adalah mortivasi belajar siswa dan prestasi belajar dapat meningkat pada pembelajaran materi membuat presentasi pengolah presentasi dengan variasi teks, table, grafik, gambar, dan diagram pada mapel TIK
LANDASAN TEORI
Belajar
Menurut Bagne seperti yang dikutip oleh M. Purwanto (1990: 84) menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa hingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi, belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Belajar mencakup semua aspek tingkah laku dan dapat dilihat dengan nyata, proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi belajar bukan merupakan tingkah laku yang nampak tetapi merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang baru. Hubungan baru dapat berupa antara reaksi-reaksi dan perangsangan-perangansangan
Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah kemampuan internal yang terbentuk secara alami yang dapat ditingkatkan atau dipelihara melalui kegiatan yang memberikan dukungan, memberikan kesempatan untuk memilih kegiatan, memberikan tanggung jawab untuk mengontrol proses belajar, dan memberikan tugas-tugas belajar yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pribadi. Yusuf (2009:23) menyatakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun factor internal dipengaruhi oleh factor fisik dan aktor psikologis. Faktor eksternal (yang berasal dari lingkungan) dipengaruhi oleh factor social dan faktor Non-Sosial.
Prestasi Belajar
Pendapat Winkel dikutip oleh Nuraini Pertiwi dan Rivia Inayati mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar (Pertiwi dan Inayati 2012:12).
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ujian nasional dan ujian-ujian yang lain.
Tutor Sebaya
Tutor sebaya atau biasa disebut dengan tutor sebaya adalah siswa yang dipilih guru dalam suatu kelas dan orang tersebut dikalangan teman sekelasnya memiliki kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, selain itu memiliki kemampuan menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada teman-temannya. Karena siswa yang dipilih menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang akan memberikan bantuan memberikan pembelajaran kepada temannya, maka tutor ersebut sering dikenal dengan sebutan Tutor sebaya.
Menurut Sudjana (1989:30) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian“. Melalui Tutor sebaya, siswa bukan dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi lebih memahaminya.
1). Kelebihan metode tutor sebaya
– Dapat menyampaikan informasi lebih mudah sebab memiliki bahasa yang sama.
– Dalam mengemukakan kesulitan lebih terbuka.
– Suasana yang rilex bisamenghilangkan rasa takut.
– Mempererat persahabatan.
– Ada perhatian terhadap perbedaan karakteristik.
– Konsep mudah dipahami.
– Peserta didik tertarik untuk bertanggung jawab dan mengembangkan kreativitas.
2). Kelemahan metode tutor sebaya
– Kurang serius dalam belajar.
– Jika peserta didik punya masalah dengan tutor ia akan malu bertanya.
– Sulit menentukan tutor yang tepat.
– Tidak semua peserta didik pandai dapat jadi tutor.
Prosedur pembelajaran tutor sebaya pada materi presentasi dengan variasi tabel, grafik, gambar dan diagram aplikasi power point
Berdasarkan penjabaran langkah pembelajaran tutor sebaya di atas, maka dalam pembelajaran mata pelajaran TIK pada materi membuat presentasi dengan variasi tabel, grafik, gambar dan diagram. Prosedur pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1). Cara pemilihan tutor sebaya
tutor sebaya dipilih dari peserta didik satu kelas oleh guru, khususnya mereka yang telah meiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lain serta menguasai membuat presentasi dengan variasi tabel, grafik, gambar dan diagram.dan telah sesuai dengan persyaratan tutor sebaya. Hal ini sesuai dengan prinsip metode pembelajaran tutor sebaya, sehingga tutor dipilih dari teman-temannya sendiri yang satu kelas yang usianya relatif sama atau sebaya. Kemudian tutor yang telah dipilih oleh guru tersebut bisa diterima dan disetujui oleh teman yang lain, untuk mengajarkan dan membantu belajar teman yang lain.
2). Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut:
a. Bagilah peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil antara 4-5 peserta didik, sesuai latar belakang kemampuan awal (prestasi belajar), dengan satu ssiwa yang memiliki prestasi lebih baik sebagai tutor sebaya.
b. Tutor yang telah mendapatkan petunjuk, materi, dan bimbingan dari guru, mulai mengajarkan materi keanggota kelompok masing-masing dan membantu anggotanya mengerjakan soal diskusi kelompok yang telah diberikan oleh guru, yang akan menjadi petunjuk atau kerangka diskusi bagi kelompok agar kegiatan tutorial dapat terfokuskan.
c. Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan tutorial (bimbingan) kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari, mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung aktif dan dinamis, menyampaikan pemasalahan kepada guru pembimbing apabila ada permasalahan saat pembelajaran berlangsung, mengatur diskusi bersama anggota kelompok. Sedangkan peran guru dalam metode Tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh peserta didik.
d. Melakukan pembahasan soal diskusi sebagai tugas kelompok. Setiap anggota kelompok mencocokan hasil jawaban soal diskusi yang telah dikerjakan dengan bantuan tutor, serta aktif mengeluarkan pendapat saat pembahasan.
e. Melaksanakan evaluasi belajar secara individu diakhiri pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik, serta sebagai umpan balik bagi seorang pendidik. saat evaluasi berlangsung, siwa tidak diperbolehkan berkerjasama.
Metode Penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas XII semester 2 tahun 2017/2018 SMAN 1 Bringin Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa 27 siswa orang yang terdiri dari 27 siswa perempuan semua. Peneliti mengambil subyek penelitian tersebut karena pada tahun pelajaran 2017-2018 peneliti mengajar di kelas XII Bahasa SMAN 1 Bringin Kabupaten Semarang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XII Bahasa rendah. Tujuan Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki proses belajar dengan mengajar menggunakan metode tutor sebaya untuk meningkatkan Motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa materi membuat presentasi dengan variasi tabel, grafik, gambar dan diagram kelas XII Bahasa SMAN I Bringin Tahun Pelajaran 2017/2018
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari 2 sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun instrument yang dimaksud adalah:hasil ulangan harian, sedangkan sumber data sekunder, instrument yang dimaksud dapat berupa hasil observasi dan dokumentasi foto.
Tehnik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik test dan non test. Data yang didapatkan dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa skor dengan rentang nilai 1 s.d 100. Nilai tersebut diperoleh dari rata-rata aspek yang dinilai dari pembelajaran membuat presentasi teks dengan variasi table, gambar, dan diagram pada power point, yang selanjutnya dirata-rata untuk dijadikan skor akhir setiap siswa. Hasil akhir skor membuat presentasi dengan variasi tabel, grafik, gambar dan diagram dirata-rata untuk ditemukan rata-rata ketercapaian klasikal. Data kualitatif berupa hasil pengamatan dari lembar pengamatan berdasarkan aspek-aspek yang diamati.
Instrumen penilaian berupa Instrumen tes dan nontes, instrummen test digunakan untuk mengungkapkan data tentang peningkatan prestasi belajar siswa membuat presentasi dengan variasi table,diagram,garfik dan gambar Sedangkan instrumen non tes digunakan untuk mengungkapkan perubahan tingkah laku siswa.
Validasi data dipergunakan untuk memperoleh data yang valid, adapun data valid apabila terdapat lebih dari dua sumber data, Pada triangulasi data didapat dari data kuantitatif dan data kualitatif yang diperoleh dari siswa, peneliti, kolaborator teman sejawat.
Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau PTK yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional, Tujuan utama pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah mengidentifikasi semua bentuk kesulitan atau hambatan kegiatan pembelajaran untuk ditemukan solusinya dan diterapkan dalam pembelajaran itu juga sehingga terjadi peningkatan secara signifikan secara kuantitas dan kualitas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, proses penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi atau pengamatan, dan (4) refleksi. Jika tindakan pada siklus 1 belum bisa mencapai hasil maksimal sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja, proses penelitian perlu dilanjutkan pada siklus II.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Kondisi Awal
Pembelajaran TIK dikelas XII Bahasa sebelum dilakukan tindakan menunjukan motivasi belajar siswa yang rendah,dan data hasil prestasi belajar dari rata-rata nilai ulangan harian sebesar 70,52. sebanyak 52% siswa tuntas KKM. Hasil observasi menunjukkan rata-rata motivasi belajar siswa rendah. Adapun untuk motivasi belajar siswa, berikut ini adalah data hasil pengamatan pada prasiklus
Tabel 1 Tabel Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Pada Prasiklus
No |
Aspek |
Persentase (%) |
Keterangan |
1. |
Siswa memperhatikan guru yang sedang mengajar |
58% |
Rendah |
2. |
Siswa bertanya atau mengeluarkan pendapat |
11% |
Rendah |
3. |
Siswa Mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan guru/tutor |
37% |
Rendah |
4. |
Siswa mencatat materi yang diajarkan guru/tutor |
47% |
Rendah |
5. |
Siswa praktek menggunakan laptop |
53% |
Rendah |
6. |
Siswa menanggapi, memecahkan masalah |
26% |
Rendah |
7. |
Siswa bersemangat dalam pembelajaran seperti mempersiapkan buku/LKS, aktif bertanya |
63% |
Rendah |
Berdasarkan tabel motivasi belajar siswa di praiklus aspek no.1 dapat dilihat bahwa perhatian siswa pada proses pembelajaran yaitu 58%. Hal ini menunjukkan rendahnya perhatian siswa pada saat guru dan tutor menerangkan pelajaran. Pada tahap Prasiklus terutama siswa berasal dari desa yang kurang begitu familiar dengan penggunaan komputer banyak yang masih berbicara, mengajak senda gurau dengan temannya, pada aspek No. 2 secara keseluruhan siswa bersifat pasif dalam pembejalaran seperti malas/tidak berani bertanya pada guru, tidak berani mengemukakan pendapat pada waktu diskusi. Hal tersebut terjadi karena siswa sungkan dan segan terhadap guru. Ini terlihat pada hasil pengamatan yang hanya mencapai 11%.
Di aspek no.3 konsentrasi siswa dalam mendengarkan penjelasan guru dan tutor sangat rendah yaitu 37%. Masih banyak siswa yang asyik dengan dunianya sendiri tidak menyatu dalam pembelajaran, terbukti dari rendahnya respon balik dalam menjawab pertanyaan guru.
Selanjutnya pada aspek no.4 motivasi kegiatan siswa dalam mencatat dan merangkum materi yang disampaikan hanya 47%. Hal ini terjadi karena siswa belum banyak memusatkan perhatian pada materi yang disampaikan.
Di aspek no.5 indikator nilai persentase motivasi belajar siswa 53%, menunjukkan bahwa siswa belum mandiri dan terkesan tidak percaya diri dalam mengerjakan tugas-tugas baik tugas teori maupun tugas untuk dipraktekkan di komputer. Masih banyak siswa yang mencontek pekerjaan temannya.
Di aspek no.6 indikator motivasi belajar siswa cuma 26%, dimana siswa tidak berani untuk mengemukakan pendapat, belum dapat menganalisa langkah-langkah mengerjakan soal teori dan praktek.
Dan di aspek no.7 indikator motivasi kegiatan belajar siswa cukup 63%, dimana siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran seperti telat masuk, sering ijin keluar kelas untuk ke toilet, dan tidak nyaman dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa anak yang mencapai KKM sebanyak 14 siswa atau 52%, sedangkan anak yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 13 siswa atau 48% dari target yang telah ditentukan yaitu nilai KKM 77. Rata-rata nilai yang didapat di prasiklus adalah 70,52.
Hasil Penelitian Siklus Kesatu
Tabel 3.Tabel pengamatan motivasi belajar siswa pada siklus 1
No |
Aspek |
Persentase (%) |
Keterangan |
1. |
Siswa memperhatikan guru yang sedang mengajar |
68% |
Rendah |
2. |
Siswa bertanya atau mengeluarkan pendapat |
47% |
Rendah |
3. |
Siswa Mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan guru/tutor |
63% |
Rendah |
4. |
Siswa mencatat materi yang diajarkan guru/tutor |
68% |
Rendah |
5. |
Siswa praktek menggunakan laptop |
74% |
Rendah |
6. |
Siswa menanggapi, memecahkan masalah |
53% |
Rendah |
7. |
Siswa bersemangat dalam pembelajaran seperti mempersiapkan buku/LKS, aktif bertanya |
74% |
Rendah |
Berdasarkan tabel motivasi belajar siswa di siklus 1 aspek no.1 dapat dilihat bahwa perhatian siswa pada proses pembelajaran yaitu 68%. Hal ini menunjukkan peningkatan perhatian siswa pada saat guru dan tutor menerangkan pelajaran yang semula 58%. Pada tahap siklus 2 siswa yang masih berbicara, mengajak senda gurau dengan temannya, semakin sedikit.
Pada aspek no.2 secara keseluruhan siswa mulai berperilaku cukup aktif dalam pembejalaran dengan persentase 47% dari nilai di siklus 1 hanya 11%.
Di aspek no.3 konsentrasi siswa dalam mendengarkan penjelasan guru dan tutor juga mengalami peningkatan yaitu 63% dari semula 37% di siklus 1. Siswa sudah mulai menyatukan perhatian dalam pembelajaran, terbukti dari meningkatnya respon balik dalam menjawab pertanyaan guru.
Selanjutnya pada aspek no.4 motivasi kegiatan siswa dalam mencatat dan merangkum materi yang disampaikan menjadi 68% dari 47% di siklus 1
Di aspek no.5 siswa menunjukkan peningkatan kemandirian dengan nilai 74% dari mula-mula 53% di Siklus 1. Pada tahap ini makin sedikit siswa yang mencontek pekerjaan temannya.
Di aspek no.6 indikator motivasi belajar siswa juga meningkat dari 26% di Siklus 1 menjadi 53%, dimana siswa sudah berani untuk mengemukakan pendapat, dan dapat menganalisa langkah-langkah mengerjakan soal teori dan praktek.
Dan di aspek no.7 indikator motivasi kegiatan belajar siswa meningkat menjadi 74% dari 63% di siklus 1, dimana siswa cukup bersemangat untuk mengikuti pelajaran seperti tidak telat masuk, tidak sering ijin keluar kelas untuk ke toilet.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa anak yang mencapai KKM sebanyak 19 siswa atau 70%, sedangkan anak yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau 30% dari target yang telah ditentukan yaitu nilai KKM 75. Rata-rata nilai yang didapat di siklus 1 adalah 73.
Hasil Penelitian Siklus Kedua
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa anak yang mencapai KKM sebanyak 27 siswa atau 937%, sedangkan anak yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 2 siswa atau 7% dari target yang telah ditentukan yaitu nilai KKM 75. Rata-rata nilai yang didapat di siklus 2 adalah 77.3.
Tabel 6 Tabel Pengamatan motivasi belajar siswa pada siklus 2
No |
Aspek |
Persentase (%) |
Ket |
1. |
Siswa memperhatikan guru yang sedang mengajar |
95% |
Tinggi |
2. |
Siswa bertanya atau mengeluarkan pendapat |
79% |
Tinggi |
3. |
Siswa mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan guru/tutor |
89% |
Tinggi |
4. |
Siswa mencatat materi yang diajarkan guru/tutor |
89% |
Tinggi |
5. |
Siswa praktek menggunakan laptop |
84% |
Tinggi |
6. |
Siswa menanggapi, memecahkan masalah |
79% |
Tinggi |
7. |
Siswa bersemangat dalam pembelajaran seperti mempersiapkan buku/LKS, aktif bertanya |
84% |
Tinggi |
Berdasarkan tabel motivasi belajar siswa di siklus 2 aspek no. 1 dapat dilihat bahwa perhatian siswa pada proses pembelajaran meningkat drastis menjadi 95% dari 68% di Siklus 2. Ini menunjukkan bahwa perhatian siswa pada proses pembelajaran tinggi dengan indikasi makin sedikit sekali siswa berbicara, mengajak senda gurau dengan temannya di kelas sudah tidak ada lagi.
Pada aspek no.2 siswa sudah berperilaku aktif dalam pembejalaran dengan persentase 79% dari nilai di Siklus 2 hanya 47%.
Di aspek no.3 konsentrasi siswa dalam mendengarkan penjelasan guru dan tutor sudah baik yaitu sebesar 89% mengalami peningkatan dari semula 63% di Siklus 2. Respon Siswa meningkatnya signifikan dalam menjawab pertanyaan guru.
Selanjutnya pada aspek no. 4 motivasi kegiatan siswa dalam mencatat dan merangkum materi yang disampaikan menjadi 89% dari 68% di Siklus 1.
Di aspek no.5 siswa yang mencontek pekerjaan temannya tinggal sedikit, ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai 84% dari 74% Siklus 2.
Di aspek no.6 indikator motivasi belajar siswa juga meningkat dari 53% di Siklus 2 menjadi 79%, dimana siswa sudah berani untuk mengemukakan pendapat, dan dapat menganalisa langkah-langkah mengerjakan soal teori dan praktek.
Dan di aspek no.7 indikator motivasi kegiatan belajar siswa meningkat menjadi 84% dari 74% di siklus 2, dimana siswa cukup bersemangat untuk mengikuti pelajaran seperti tidak telat masuk, tidak sering ijin keluar kelas untuk ke toilet.
Pembahasan
Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 diperoleh data ketuntasan belajar membuat presentasi teks dengan variasi teks, table, diagram, gambar dan diagram Berikut ini data rekapitulasi hasil penelitian pada prasiklus, siklus 1 dan siklus 2
Tabel 7. Rekapitulasi prestasi belajar siswa pada prasiklus, siklus 1, siklus 2
Kisaran Hasil Prestasi Belajar Siswa |
Prasiklus |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
|||
Jumlah Siswa |
% |
Jumlah Siswa |
% |
Jumlah Siswa |
% |
|
≥ 75 |
14 |
52% |
19 |
70% |
25 |
93% |
< 75 |
13 |
48% |
8 |
30% |
2 |
7% |
Rata-rata prestasi belajar |
70,5 |
73 |
77,2 |
Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Dari sinilah dapat diketahui faktor-faktor penghambat dan cara memperbaikinya. Berikut ini adalah data perkembangan motivasi belajar siswa dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 8 Rekapitulasi motivasi belajar siswa pada prasiklus, siklus 1 dan siklus 2.
Motivasi Siswa |
|
||
No |
Siklus |
Persentase Motivasi |
Ket |
1 |
Prasiklus |
58% |
Rendah |
Siklus 1 |
68% |
Rendah |
|
Siklus 2 |
95% |
Tinggi |
|
2 |
Prasiklus |
11% |
Rendah |
Siklus 1 |
47% |
Rendah |
|
Siklus 2 |
79% |
Tinggi |
|
3 |
Prasiklus |
37% |
Rendah |
Siklus 1 |
63% |
Rendah |
|
Siklus 2 |
89% |
Tinggi |
|
4 |
Prasiklus |
47% |
Rendah |
Siklus 1 |
68% |
Rendah |
|
Siklus 2 |
89% |
Tinggi |
|
5 |
Prasiklus |
53% |
Rendah |
Siklus 1 |
74% |
Rendah |
|
Siklus 2 |
84% |
Tinggi |
|
6 |
Prasiklus |
26% |
Rendah |
Siklus 1 |
53% |
Rendah |
|
Siklus 2 |
79% |
Tinggi |
|
7 |
Prasiklus |
63% |
Rendah |
Siklus 1 |
74% |
Rendah |
|
Siklus 2 |
84% |
Tinggi |
Penutup
Kesimpulan
1. Pembelajaran dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII Bahasa semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 di SMAN I Bringin. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan motivasi belajar siswa dari kategori kurang sebelum tindakan, meningkat menjadi kategori sedang pada siklus 1, dan meningkat lagi menjadi kategori tinggi pada siklus 2.
2. Pembelajaran dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII Bahasa semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 di SMAN I Bringin. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa dari 52% tuntas KKM sebelum tindakan, meningkat menjadi 70% tuntas KKM pada siklus 1, dan meningkat lagi menjadi 93,7% tuntas KKM pada siklus 2.
Saran
Setelah melaksanakan penelitian ini, penulis memberikan saran agar motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam khususnya mata pelajaran TIK meningkatkan, khususnya bagi sekolah hendaknya menambah jumlah computer. Bagi guru metode pembelajaran tutor sebaya sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka model pembelajaran ini dianjurkan untuk dilakukan dalam mata pelajaran yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. Metode Penyusunan Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Aunurrohman, 2014. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Mardapi Djemari, 2007. Teknik penyusunan Tes Dan Non Tes. Jakarta: Mitra Cendika Offset.
M.Elfin Noor,S.Kom.,2009,Tehnologi Informasi Komputer 3., PT.Quadra.,Bogor
Miftahul Huda, 2014. Model Model Pengajaran Dan pembelajaran. Yokjakarta: Pustaka Pelajar.
Muhammad Fathurrohman,2005. Model-Model Pembelajaran Inovatif Jakarta: Ar-Ruzz Media
Moeleong, LJ, 2014. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purnomo Andi,S.Kom.,2002Tehnologi Informasi Komputer SMA. ,PT.Viva Pakarindo
Sadiman.,2017.,Tehnologi Informasi dan Kompter.,PT.Erlangga.,Yogyakarta
Tareja Efi Miftah Faridli Tukiran, 2013. Model Model Pembelajaran Inovatif Dan Efektif. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono, 2013. Memahami Penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sutama, 2014. Penelitian Tindakam PTK, PTS Dan PTEK. Kartosuro: Duta Permata Ilmu.
Sutama, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Kartosuro: Fairuz Media.