PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NHT

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PADA SISWA KELAS IV SDN 2 PELEM SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Siti Noer Roidah

SDN 2 Pelem Kecamatan Kota Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran NHT pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamtan Blora Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I nilai aktivitas siswa memperoleh nilai 34 dengan prosentase 85%, sedangkan pada siklus ke dua mendapat nilai 38 dengan prosentase 95% masuk kriteria baik. Data hasil belajar siswa materi Pemerintahan daerah pada siklus I memperoleh ketuntasan belajar sebesar 77,27% atau sebanyak 17 siswa yang mencapai KKM, sedangkan 5 siswa belum mencapai KKM, dengan rata –rata kelas sebesar 72,73. Sedangkan pada siklus II ditunjukkan ketuntasan belajar siswa mencapai 100%, sehingga 22 siswa seluruhnya bisa mencapai KKM, dengan rata kelas sebesar 83,13. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT pada materi pemerintahan daerah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora.

 Kata kunci                : Aktivitas, Hasil Belajar, Model Pembelajaran, Numbered Head Together

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan Standart Kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang standart isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standart isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Pendidikan Kewarganegaraan di SD/MI merupakan standart minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (KTSP, 2007:29)

Berdasarkan dari hasil temuan di lapangan, menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan standart isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif karena lebih banyak menggunakan metode konvensional dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa mudah merasa bosan dan kurang aktif, bahkan saat guru menerangkan di depan kelas siswa banyak yang tidak memperhatikan. Mereka lebih banyak mengobrol atau cerita sendiri dengan teman sebangkunya.Oleh karena itu hasil belajar siswa pun kurang maksimal.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SDN 2 Pelem juga masih belum optimal. Banyak hal-hal yang melatarbelakanginya. SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora.merupakan SD yang terletak di pinggiran kota. Siswa siswi SDN 2 Pelem berasal dari keluarga yang mata pencaharian penduduknya sebagian besar petani, buruh dan perantauan, yang kurang peduli terhadap pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa yang malas mengerjakan tugas atau PR tiap harinya.

Dalam proses belajar mengajar terutama pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, guru kurang terampil dan kreatif dalam menyajikan materi, belum menggunakan model pembelajaran yang cocok, dan hanya menggunakan metode ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu kepada siswa, keaktifan siswa kurang, sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna dan hasil belajar rendah. Melihat kondisi pembelajaran yang masih kurang tersebut maka berdampak pada hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn dengan materi Pemerintahan Kabupaten menjadi rendah dan masih banyak yang mendapat nilai kurang dari batas minimal KKM. Sedangkan KKM untuk mata pelajaran PKn hanya 60.

Hal itu didukung oleh data hasil ulangan harian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IV semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Tentang Pemerintahan Kabupaten, nilai siswa masih banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil ulangan harian tersebut menunjukkan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 93 dengan rerata kelas 55,91. Dari 22 siswa, yang mencapai target ketuntasan belajar hanya 40,91% atau sebanyak 9 siswa, sedangkan yang belum mencapai target ketuntasan belajar mencapai 59,09% atau sebanyak 13 siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran NHT yang nantinya mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn tentang Pemerintahan Daerahpada siswa kelas IV SD Negeri 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1.   Apakah penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017?

2.   Apakah penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1.     Untuk meningkatkan aktivitas belajar PKn tentang Pemerintahan Daerah pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Bloradengan menggunakan model pembelajaran NHT.

2.     Untuk meningkatkan hasil belajar PKn tentang Pemerintahan Daerah pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora dengan menggunakan model pembelajaran NHT.

Manfaat Penelitian

1.     Bagi Siswa

a.   Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar PKn.

b.   Membantu siswa mengatasi kesulitan dalam memahami materi PKn.

c.   Meningkatkan hasil belajar PKn

2.     Bagi Guru

a.   Memperbaiki kinerja guru dalam pengajaran

b.   Meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan teknik pembelajaran yang efektif.

3.     Bagi Sekolah

a.     Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan proses pembelajaran untuk semua pelajaran.

b.     Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil guna meningkatkan mutu hasil belajar.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Banyak ahli berbeda pendapat dalam memberikan definisi tentang belajar.Namun pada dasarnya tetap memiliki pengertian yang sama. Menurut W. S. Winkel (dalam Halmar, 2006:2) menyatakan bahwa belajar pada manusia boleh dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Menurut Slavin belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Lebih lanjut Gagne (dalam Suprijono, 2011: 2) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Menurut Rifa’I RC dan Tri Anni (2009: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep dasar tentang belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.

 

Aktivitas Belajar

            Menurut Mudjiono dan Dimyati (2009:22-23) siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindak belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Dengan adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk mandiri.

Menurut Gagne (dalam Rifa’I RC dan Catharina Tri Anni, 2009:84) istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Peserta didik memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsanagan; otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori yang kompleks; dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. Dalam proses belajar, rangsangan (stimulus) yang diterima oleh peserta didik diorganisir di dalam syaraf, dan ada beberapa rangsangan yang disimpan didalam memori. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus.

Berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti mengambil simpulan bahwa aktivitas belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang mencakup interaksi dan kegiatan siswa dengan media dan lingkungan belajar, sehingga terciptalah suatu kondisi belajar yang efektif.

Hasil Belajar

            Suryabrata (1988: 56) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang, yaitu: (1) faktor yang berasal dari luar diri si pelajar, yaitu faktor sosial dan faktor non sosial, (2) faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, yaitu faktor psikologis dan fisiologis. Hal ini sejalan dengan pendapat hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: faktor dari dalam siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi belajar, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi ekonomi, kondisi fisik dan psikis.

Menurut Soemantri (2001:1) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu indikator dari perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar dimana untuk mengungkapnya biasanya menggunakan suatu alat penilaian yang ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu.

Sedangkan faktor dari luar atau lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pembelajaran (Angkowo, 2007: 50).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, setelah melalui proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa serta faktor luar, yang diukur menggunakan alat evaluasi tertentu.

Pembelajaran

            Berdasarkan Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut Suprijono (2011:13) pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensiil istilah ini dengan pengajaran pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, siswa belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadi pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah menyediakan fasilitas belajar bagi siswanya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.

            Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai pengertian pembelajaran, maka penulis menarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu peristiwa atau kegiatan dimana didalamnya terjadi saling interaksi dan komunikasi antara guru dengan siswa sehingga menimbulkan dialog interaktif diantara keduanya, dalam kegiatan ini seorang guru berupaya untuk menyampaikan suatu materi kepada siswanya dengan menggunakan media atau pun fasilitas yang ada dan mengorganisirnya dengan sedemikian rupa dalam suatu lingkungan tertentu sehingga tercapailah tujuan dari pembelajaran itu sendiri.

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

            Wina Putra dalam Ruminiati (2007:125) mengungkapkan bahwa PKn adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1949.

Dalam lampiran Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 dikemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Standar Isi, 2006:271).

Hamidi juga menyebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkandalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para siswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/ pendidik, anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)

            Model pembelajaran NHT merupakan salah satu dari banyak tipe atau variasi pembelajaran kooperatif. Karena NHT hanya salah satu variasi atau tipe pembelajaran kooperatif, maka semua prinsip dasar pembelajaran kooperatif melekat pada tipe ini. Hal ini berarti dalam NHT ada saling ketergantungan positif antar siswa, ada tanggung jawab perseorangan, serta ada komunikasi antar anggota kelompok. Perlibatan siswa secara kolaboratif dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama ini memungkinkan NHT dapat meningkatkan hasil belajar.

Lie (2002:59) mengungkapkan bahwa model pembelajaran NHT dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu juga dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. tehnik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Menurut Trianto (2009:83) model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen pada tahun 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Kerangka Berpikir

Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, Pendidikan Kewarganegaraan juga digunakan sebagai sarana dalam memperkaya wawasan dan membentuk kepribadian yang integral sebagai warga negara. Kenyataan selama pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih menggunakan pendekatan konvensional. Pendekatan ini memusatkan pembelajaran pada guru, sehingga banyak siswa yang merasa bosan. Untuk mengatasai hal tersebut, guru menggunakan model pembelajaran NHT.

Pada kondisi awal yang terlihat di kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora, aktivitas siswa sangat kurang dan peran aktif siswa di kelas sangat pasif begitu juga dengan motivasi belajar siswa yang sangat rendah. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa sangat menurun. Selain itu dalam proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran, yang mengakibatkan pembelajaran menjadi sangat monoton dan membosankan.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diduga dengan menggunakan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan guru, dan prestasi belajar PKn siswa.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

1.   Melalui penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017.

2.   Melalui penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora tahun ajaran 2016/2017.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Penelitian ini dilaksanakan semester I tahun pelajaran 2016/2017 dalam waktu tiga bulan yaitu dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2016.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 22 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, dengan kemampuan intelegensi yang heterogen dan tingkat ekonomi yang berbeda pula.

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II yang terdiri dari materi Pemerintahan Daerah. Sedangkan Teknik non tes meliputi tekni observasi dan dokumentasi. Observasi dan dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas guru pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran NHT.

Validasi hasil belajar dikenakan pada instrument penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis instrument yang terdiri atas face validity (tampilan tes), content validity (validitas isi), dan contruct validity ( validitas konstruksi). Validitas empiris artinya analisi terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butir soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.

Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SDN 2 Pelem dan kolaborasi dengan guru kelas.

Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas ini direncanakan menjadi 3 siklus. Dalam setiap siklus akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Adapun langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut: Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

            Hasil observasi awal di SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora, sebelum pelaksanaan tindakan kelas guru mengajar masih sering menggunakan metode ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu kepada siswa, keaktifan siswa kurang, sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna dan hasil belajar rendah. Melihat kondisi pembelajaran yang masih kurang tersebut maka berdampak pada aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn dengan materi Pemerintahan Daerah menjadi rendah dan masih banyak yang mendapat nilai kurang dari batas minimal KKM. Sedangkan KKM untuk mata pelajaran PKn hanya 60.

            Hasil Penilaian Pembelajaran yang diperoleh sebelum diadakan penelitian yaitu hanya 40,91% yang dapat nilai tuntas KKM, sedangkan 59,09% belum mencapai nilai KKM. Atau dari 22 siswa yang mencapai KKM sebanyak 9 anak , sedangkan 13 anak belum bisa mencapai KKM. Skor tes terendah (skor minimal) 20 dan skor tes tertinggi (skor maksimal) 93. Sedangkan skor rata-rata kelas yang diperoleh 55,91. Berikut ini tabel ketuntasan belajar pada pembelajaran pra siklus:

 

 

 

Tabel Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Persentase

Tuntas

9

40,91%

Tidak Tuntas

13

59,09%

Jumlah

22

100%

 

Hasil Siklus I

Aktivitas siswa siklus I sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan pra siklus. Yaitu aktivitas siswa menurut teman sejawat mendapat nilai 34 dengan persentase 85% masuk dalam kriteria baik.

Pada siklus I penggunaan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran PKn tentang materi pemerintahan Daerah pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora berdasarkan pembagian kelompok tanpa membedakan tingkat kecerdasan siswa, dapat meningkatkan hasi belajar yaitu Skor rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 72,73. Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 77,27% atau 17 siswa dan 22,73% atau 5 siswa belum tuntas sesuai dengan KKM. Hal ini dapat ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel Ketuntasan Belajar Siklus I

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Persentase

Tuntas

17

77,27%

Tidak Tuntas

5

22,73%

Jumlah

22

100%

 

Hasil Siklus II

Aktivitas siswa dalam siklus II ini sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan, sehingga proses belajar mengajar menjadi maksimal.

Skor tes pada siklus II siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora semester 1 tahun 2016/2017 telah menunjukkan persebaran nilai yang masih kurang merata. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan skor tes yang terendah (skor minimal sebesar 60 dan sekor tes tertinggi sebesar 100). Kondisi ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada hasil belajar siswa. Skor rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus II sebesar 83,18. Ketuntasan belajar yang dicapai sebesar 100% artinya semua siswa tuntas mencapai nilai KKM. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel Ketuntasan Belajar Siklus II

Ketuntasan

Jumlah Siswa

Persentase

Tuntas

22

100%

Tidak Tuntas

0

0%

Jumlah

22

100%

 

Pembahasan

Penggunaan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran PKn dengan pokok bahasan pemerintahan Daerah dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata kelas dan peningkatan ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel perbandingan aktivitas dan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel Distribusi Aktivitas Siswa pada siklus I dan siklus II

No

Aktivitas Siswa

Jumlah

%

1

Pra Siklus

22

55

2

Siklus I

34

85

3

Siklus II

38

95

 

Tabel Distribusi Hasil Belajar Siswa

No

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

1

2

Tuntas

Belum tuntas

9

13

40,91

59,09

17

5

77,27

22,73

22

0

100

0

3

Nilai rata-rata

55,91

72,73

83,18

 

Dapat dijelaskan pada pra siklus hanya mencapai rata-rata 55,91 dan tingkat ketuntasan persentase 40,91% kemudian pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 72,73 dengan tingkat ketuntasan 77,27% dan pada siklus II mencapai rata-rata 83,18 dan tingkat ketuntasan 100%. Masing-masing kenaikan antar siklus yaitu dari pra siklus ke siklus I rata-rata kelas meningkat 16,82 dan ketuntasan meningkat menjadi 36,36% , sedangkan dari siklus I ke siklus II rata-rata kelas meningkat 10,45 dan ketuntasan meningkat 22,73%. Jadi kenaikan hasil belajar siswa dari pra siklus hingga siklus II yaitu 59.09%.

Pada perbaikan pembelajaran siklus II menggunakan model pembelajaran NHT berdasarkan pembagian kelompok dengan membedakan tingkat kecerdasan dan melibatkan seluruh siswa secara langsung dalam pembelajaran pada akhir siklus II pertemuan II ketuntasan siswa mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari siklus I ketuntasan siswa 77,27% atau 17 siswa dan pada siklus II ketuntasan siswa 100% atau semua siswa tuntas dengan hasil yang memuaskan, maka peneliti tidak melajutkan siklus berikutnya.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran NHT disimpulkan bahwa:

1.   Penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn tentang pemerintahan Daerah pada siswa kelas IV SD N 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora.

2.   Penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang pemerintahan Daerah pada siswa kelas IV SD N 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti dalam menggunakan model pembelajaran NHT pada siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora, saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:

1.     Bagi siswa

Diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Pelem Kecamatan Blora Kabupaten Blora pada mata pelajaran PKn pada Kompetensi Dasar Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan Kabupaten, Kota dan Propinsi.

2.     Bagi guru

Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan sehingga pembelajaran lebih sempurna, dan guru harus bisa memilih menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran agar siswa lebih termotivasi untuk belajar sehingga mendapat hasil belajar yang maksimal, khususnya mata pelajaran PKn pada Kompetensi Dasar mengenal Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan Kabupaten, Kota dan Propinsi

3.     Bagi sekolah

Bagi pihak sekolah, Kepala Sekolah diharapkan dapat mengoptimalkan semua elemen sekolah, para guru dapat memberikan model, metode pembelajaran yang lebih baik guna mempersiapkan para siswa dalam menempuh jenjang pendidikan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catarina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Standar Isi Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Halmar, Mustofa. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: Sa Press.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyadi. 2012. Panduan Penelitian tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi pustaka.