Model Pembelajaran TPS Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
MODEL PEMBELAJARAN TPS DAPAT MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PAI BP BAB LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMANYA
Siti Rochmatin
Guru SMP Negeri 6 Salatiga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI BP bab lebih dekat dengan Allah SWT. yang sangat indah namaNya dengan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) Kelas VII E SMP Negeri 6 Salatiga pada semester gasal 2019-2020. Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan pda mulanya mengadakan pre tes. Kemudian melaksanakan 2 kali siklus, Masing–masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, kemudian masing–masing siklus setelah diadakan pembahasan dan pelaksanaannya selama proses pembelajaran, kemudian diakhiri dengan tes tertulis, Nilai hasil belajar tersebut dianalisa dan direfleksi untuk mengetahui keberhasilan tujuan penelitian sesuai yang telah dirumuskan. Hasil tindakan yang peneliti laksanakan yaitu dengan melihat nilai pada kondisi awal rata–rata hanya mencapai nilai 38,69, sedang setelah dilaksanakan tindakan pada siklus pertama meningkat menjadi 60,83. ini mengalami peningkatan yang sangat berarti, yakni mengalami 57,22%, sedangkan pada siklus kedua mencapai nilai rata–rata 79,23, dibandingkan dengan nilai pada siklus pertama mengalami kenaikan sebesar 30,25%.
Kata kunci: Hasil belajar, TPS (Think Pair Share)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Lebih dekat dengan Allah SWT. Yang sangat indah namaNya merupakan salah satu bab yang diajarkan didalam Pembelajaran PAI BP Kenyataannya peserta didik belum optimal dalam memperoleh nilai hasil belajarnya, sebagai bukti bahwa sebelum diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti mengadakan pre test dari 26 peserta didik nilai terendah 21 dan nilai tertinggi 70, jika dirata-rata nilai yang diperoleh sangatlah rendah yakni 38,69.
Sedangkan peneliti belumlah memanfaatkan model pembelajaran yang tepat dan banyak memberikan manfaat terhadap pelaksanaan pembelajaran, sehingga peserta didik kurang tertarik dalam menerima materi tersebut, dan kurang dapat mencapai nilai batas tuntas 75, Dengan demikian peneliti mencoba memanfaatkan model pembelajaran TPS (Think Pair Share). Diharapkan hasil belajar dapat mencapai nilai rata–rata batas tuntas 75. dan dapat diamalkan dan dihayati sehari-hari demi peningkatan keimanana dan ketaqwaan kepada Allah swt.
Rumusan Masalah
Rumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Apakah dengan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan hasil belajar PAI BP bab Lebih dekat dengan Allah SWT. Yang sangat indah namaNya?.
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar PAI BP bab Lebih dekat dengan Allah SWT. Yang sangat indah namaNya bagi peserta didik kelas VII E SMP Negeri 6 Salatiga pada semester gasal tahun 2019/2020, dan meminimalkan jumlah peserta didik yang belum dapat mencapai batas tuntas mencapai 75 sesuai KKM yang ditetapkan oleh Sekolah.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Hakekat Pendidikan Agama Islam
Dalam silabus PAI dan Budi Pekerti SMP (2016:2) disebutkan: “Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang secara mendasar menumbuhkembangkan akhlak peserta didik melalui pembiasaan dan pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah).”
Sedangkan Ahmadi (Press:16) mengemukakan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: “Usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek didik agar lebih mampu menghayati, memahami dan mengajarkan Agama Islam” (Ahmadi.Press )
Hakekat Belajar
Dalam bukunya Sumadi Suryabrata, (2011.232) menyimpulkan bahwa “ belajar mengandung hal-hal pokok sebagai berikut: (a) bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial); (b) bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah di dapatkannya kecakapan baru (dalam arti kenntnis dan fertingkeit); (c) bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). Selanjutnya Sumadi Suryabrata, (2011.233) menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: (1) Faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan……. dengan catatan bahwa overlapping tetap ada…….. yaitu (a) faktor-faktor non sosial, dan (b) faktor-faktor sosial; (2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan ini pun dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu (a) faktor-faktor fisiologis, dan (b) faktor-faktor psikologis.
Selain itu belajar merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang Islam baik itu laki-laki atau perempuan, besar atau kecil, muda ataupun tua, tanpa kecuali. Ini tercantum dalam hadits Nabi didalam buku ( MGMP PAI: 22 ) berbunyi: طلب العلم فريضة على كل مسلم Yang artinya belajar (mencari ilmu) itu wajib bagi seorang muslim. (MGMP PAI.2005). Dan Hadits ini tidak membatasi umur manusia, besar kecilnya manusia, atau tua mudanya manusia, semuanya berkewajiban untuk belajar (menuntut ilmu).
Hasil Belajar
Pendapat Morison dalam bukunya Abin Syamsuddin Makmun, (2009.168) “ bahwa memang hasil belajar yang merupakan perubahan sungguh-sungguh dalam prilaku dan pribadi seseorang dapat bersifat permanen. Apalagi kalau sudah menjadi pola-pola kebiasaan, meskipun kita mungkin kurang menyadari lagi terutama hasil-hasil belajar yang berkaitan dengan proses dan hasil perkembangan (berjalan, menulis, bicara dan sebagainya).“ Lebih lanjut Abin Syamsuddin Makmun, (2009.169) mengatakan: “Peristiwa lainnya yang sering kita alami juga, ialah seakan-akan kita merasakan bahwa hasil belajar itu tidak ada kemajuan (mapan) untuk beberapa waktu tertentu. Kita mengatakannya sebagai kejenuhan dalam belajar, tidak mampu lagi daya ingatan kita mengakomodasikan informasi atau pengalaman baru, kalau digambarkan dalam sebuah kurva kemajuan hasil belajar, akan tampak sebagai garis mendatar, yang disebut learning plateu. Kejenuhan dalam belajar ini terjadi biasanya bersumber pada faktor keletihan, physiological limits (batas-batas kemampuan fisik kita), kejemuan atau kebosanan (boring).
TPS (Think Pair Share)
Nik Azlina (2008: 12) menyatakan bahwa think–pair–share merupakan teknik komunikasi berkolaborasi dalam suatu kelas virtual, kolaborasi ini dapat diaplikasikan antara siswa dengan guru dan pada saat proses pembelajaran. Teknik ini meliputi tiga tahapan yang pertama adalah”think” yaitu berpikir sendiri atau secara individual selanjutnya “pair” yaitu berpikir berpasangan dan yang terakhir “share” membicarakan hasil pemikirannya dengan seluruh anggota dalam kelas”. (Think-pair-share technique used for collaborative communication in virtual classroom, where it can be applied among students during the teaching and learning process. ‘think’ individually, discuss with a ‘pair’, then ‘share’ the ideas with the rest of class).
Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan pada penelitian ini adalah: Melalui pemanfaatan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan hasil belajar PAI dan BP bab lebih dekat dengan Allah SWT. Yang sangat indah namaNya.
Setting Penelitian
Tempat penelitian di SMP Negeri 6 Salatiga tempat peneliti mengajar. Dan waktunya bulan Juli 2019 – Desember 2019.
Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian dari peserta didik SMP Negeri 6 Salatiga sendiri, yaitu kelas VII E SMP Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah peserta didik 26 orang.
Alat Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
a). Butir Soal Tes baik kognitif maupun ketrampilan dianalisis dengan Diskriptif Komperatif b). Skor nilai tiap peserta didik dianalisis dengan membandingkan hasil belajar mulai dari kondisi awal, siklus pertama, dan siklus kedua. c). Kamera untuk mengambil gambar proses pembelajaran yang sedang berlangsung untuk menguatkan data yang disajikan peneliti. d). Lembar penugasan untuk dikerjakan, didiskusikan dan di presentasikan ke depan kelas. e). Observasi untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dalam pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal
Hasil Belajar kondisi awal yang diperoleh para peserta didik terendah mencapai 21, dan nilai tertinggi hanya mencapai 70, sedangkan nilai rata–rata kelas hanya mencapai 38,69. yang mencapai nilai KKM 75 atau lebih belum ada , berarti semuanya masih dibawah KKM 75.
Diskripsi Hasil Belajar Siklus Pertama
Nilai hasil belajar yang diperoleh para peserta didik pada siklus pertama terendah mencapai 26, dan nilai tertinggi mencapai 75, sedangkan nilai rata–rata kelas hanya mencapai 45,50.
Dari 26 peserta didik bahwa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari 75 ada 2 orang peserta didik, sedangkan 24 orang peserta didik yang berarti belum dapat mencapai nilai batas tuntas atau mencapai KKM dengan nilai dibawah 75.
Perbandingan Hasil Belajar Pengetahuan Peserta Didik antara Kondisi Awal dengan Siklus Pertama
NO | URAIAN | KONDISI AWAL | SIKLUS PERTAMA | TERPAUT POIN /% | KET. |
1. | N. Terendah | 21 | 26 | 5 / 23.81 | Meningkat |
2. | N. Tetinggi | 70 | 75 | 5 / 7,14 | Meningkat |
3. | N. Rata-rata | 38,69 | 45,50 | 6,81 / 17.60 | Meningkat |
Data Hasil Belajar Ketrampilan
Penilaian hasil belajar ketrampilan pada siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut: nilai terendah 50, sedang nilai tertinggi mencapai 90 dan nilai rata–rata kelas mencapai 76,15.
Gabungan Data Hasil Belajar Pengetahuan dan Ketrampilan Siklus pertama
NO | URAIAN | NILAI SIKLUS PERTAMA | ||
PENGE
TAHUAN |
KETRAM
PILAN |
RATA-
RATA |
||
1. | Nilai terendah | 26 | 50 | 38 |
2. | Nilai tertinggi | 75 | 90 | 82,50 |
3. | Nilai rata–rata kelas | 45,50 | 76,15 | 60,83 |
Diskripsi Hasil Siklus Kedua
Data Nilai Hasil Belajar Pengetahuan
Diperoleh hasil belajar sebagai berikut: nilai terendah 40, sedang nilai tertinggi mencapai 98 dan nilai rata–rata kelas mencapai 75,77. Dan peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 75 berarti belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah ada 10 orang peserta didik, berarti yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari 75 yang berarti sudah mencapai KKM baru ada 16 orang peserta didik.
Selanjutnya peneliti sajikan perbandingan nilai hasil belajar pengetahuan
NO | URAIAN | SIKLUS PERTAMA | SIKLUS KEDUA | TERPAUT POIN /% | KET. |
1. | N. Terendah | 26 | 40 | 14/53,85 | Meningkat |
2. | N. Tetinggi | 75 | 98 | 23/30,67 | Meningkat |
3. | N. Rata-rata | 38,69 | 45,50 | 30,27/66,53 | Meningkat |
Data Nilai Hasil Belajar Ketrampilan
Diperoleh hasil sebagai berikut: nilai terendah 70, sedang nilai tertinggi mencapai 100 dan nilai rata–rata kelas mencapai 82,69.
Data Hasil Belajar Pengetahuan dan Ketrampilan Siklus Kedua
NO | URAIAN | NILAI SIKLUS KEDUA | ||
PENGE
TAHUAN |
KETRAM
PILAN |
RATA-
RATA |
||
1. | Nilai terendah | 40,00 | 70,00 | 55,00 |
2. | Nilai tertinggi | 98,00 | 100,00 | 99,00 |
3. | Nilai rata–rata kelas | 75,77 | 82,69 | 79,23 |
Perbandingan dan peningkatan hasil belajar siklus pertama dan kedua
Setelah diadakan penggabungan antara hasil belajar pengetahuan dan ketrampilan baik pada siklus pertama dan kedua maka akan peneliti sampaikan sebagai berikut, pada siklus pertama dengan nilai mencapai rata-rata 60,83, sedangkan pada siklus kedua mencapai nilai rata-rata 79,23
Analisis dan Refleksi
Setelah dilakukan implementasi tindakan pengamatan (observasi) dan tes penguasaan kompetensi dasar pada siklus kedua, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan pemberian tes tentang pembelajaran TPS (Think Pair Share) pada siklus kedua, dapat disampaikan analisis dan refleksi sebagai berikut:
- Peserta didik sudah lebih serius melaksanakan pembelajaran TPS (Think Pair Share) pada siklus kedua dibandingkan dengan siklus pertama dalam bab lebih dekat dengan Allah SWT. yang sangat indah namaNya, dengan sub bab pengamalan Al Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari dan hikmah beriman kepada Allah SWT.
- Pemahaman pengetahuan dan ketrampilan sudah baik, sehingga setiap diadakan tes hasilnya pun sudah baik, walaupun masih ada yang kurang dari harapan.
- Keaktifan belajar sebenarnya sudah mencapai kategori baik, dan rata-rata hasil belajarnya sudah mencapai KKM, walaupun nilai terendahnya belum mencapai KKM dengan nilai 75.
- Kerja kelompok menurut observasi baik oleh peneliti maupun kolaborator sebenarnya juga sudah baik, walaupun masih ada peserta didik yang hasil belajarnya masih dibawah KKM.
- Pada akhir siklus kedua belum semua peserta didik dapat mencapai KKM dengan nilai 75, namun rata-rata kelas sudah diatas KKM.
Pembahasan
Pembahasan Tindakan
Berdasarkan pengamatan (observasi) yang dilakukan oleh kolaborator, dan juga peneliti mengadakan pengamatan (observasi) terhadap tindakan pada kondisi awal maka dapatlah peneliti uraikan bahwa peneliti belumlah memanfaatkan model pembelajaran yang menarik, baru menggunakan metode ceramah secara klasikal, maka keberhasilan nilai hasil belajar pada kondisi awal belum dapat diharapkan sebagai mana mestinya, namun pada siklus pertama peneliti telah memanfaatkan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) tersebut, begitu juga pada siklus kedua memanfaatkan model pembelajaran TPS (Think Pair Share).
Hasil Pengamatan (Observasi)
Sebelum diadakan penelitian proses pembelajaran masih memanfaatkan metode ceramah secara klasikal maka banyak peserta didik yang kurang serius, kurang tertarik dan merasa bosan, dan kurang berminat, sedangkan pada siklus pertama, dimana peneliti memanfaatkan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dengan membentuk kelompok kecil setiap kelompok tediri dari 2 orang peserta didik (teman sebangku). model pembelajaran ini para peserta didik sudah tertarik dan dapat menumbuhkan minat belajar bab lebih dekat dengan Allah SWT. yang sangat indah namaNya, walaupun pemahaman materinya masih kurang baik terbukti hasil belajarnya masih rendah, termasuk penampilan pada presentasi, walaupun kerja kelompoknya sebenarnya sudah baik.
Dengan demikian peneliti melaksanakan langkah berikut yakni melaksanakan siklus kedua, dengan memanfaatkan kelompok yang sudah terbentuk pada siklus pertama, namun pada siklus kedua sub bab yang dibahas berbeda dengan siklus pertama. Ternyata pada siklus kedua para peserta didik sudah cukup baik dari pemahaman materinya, kerjasama kelompoknya, penampilan ketika presentasi ke depan kelas.
Kemudian peneliti memperhatikan terhadap nilai hasil belajar bab lebih dekat dengan Allah SWT. yang sangat indah namaNya dari kondisi awal, pada siklus pertama, dan pada siklus kedua ternyata rata–rata nilai yang diperoleh dapat meningkat sesuai yang peneliti harapkan.
Rata-rata Hasil Belajar dan peningkatannya Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua
Nilai
rata-rata
Bab |
Kondisi Awal | Siklus pertama | Pening
katannya |
Siklus kedua | Pening
katannya |
Lebih dekat dengan Allah SWT. yang sangat indah namaNya | 38,69 | 60,83 | 22,14 Poin / 57,22% | 79,23 | 18,40 poin / 30,25% |
Selanjutnya akan peneliti sertakan pula jumlah peserta didik yang sudah mencapai nilai batas tuntas atau KKM yaitu nilai sama dengan atau lebih dari 75 dan nilai kurang dari 75 yang belum memenuhi KKM baik dari kondisi awal, siklus pertama, dan siklus kedua sebagai berikut:
Perbandingan Pencapaian KKM Nilai Hasil Belajar
NILAI | KONDISI AWAL | SIKLUS PERTAMA | SIKLUS KEDUA | KET. | |||
SDH KKM | BLM KKM | SDH KKM | BLM KKM | SDH KKM | BLM KKM | ||
=/< 75 | 0 | 2 | 16 | Bertambah | |||
> 75 | 26 | 24 | 10 | Berkurang | |||
JMLH. | 26 | 26 | 26 |
Pembahasan Refleksi
Dalam pembahasan mengenai refleksi pada proses pembelajaran bab lebih dekat dengan Allah SWT. yang sangat indah namaNya baik pada kondisi awal, siklus pertama, maupun pada siklus kedua maka dapatlah peneliti bandingkan bahwa proses pembelajaran pada kondisi awal peserta didik sangat kurang baik tentang kebenaran dalam tugas dmenjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti kurang baik, sedang pada siklus pertama sudah baik, sedang pada siklus kedua sudah baik pula. Dengan demikian pada proses pembelajaran memanfaatkan model pembelajaran TPS (Think Pair Shair) bab lebih dekat dengan Allah SWT. yang sangat indah NamaNya selalu mengalami peningkatan.
Kemudian untuk nilai hasil belajar pada kondisi awal, siklus pertama dan siklus kedua rata–rata nilai yang diperoleh mengalami peningkatan sesuai yang peneliti harapkan, sebagai berikut:
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar dan Peningkatannya Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua
KONDISI AWAL | SIKLUS PERTAMA | SIKLUS KEDUA | ||
Nilai rata-rata | Nilai
Rata – rata |
Peningkatan Poin /%
|
Nilai
Rata – rata |
Peningkatan Poin /% |
38,69 | 60,83 | 22,14 poin / 57,22% | 79,23 | 18,40 poin / 30,25% |
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka secara empirik dengan melihat nilai pada kondisi awal yang mengalami rata-rata hanya mencapai nilai hasil belajar 38,69, sedang setelah dilaksanakan penelitian pada siklus pertama mencapai nilai hasil belajar rata-rata 60,83. ini mengalami kenaikan sebesar 22,14 poin atau 57,22%, sedangkan pada siklus kedua mencapai nilai rata–rata 79,23, dibandingkan dengan nilai pada siklus pertama mengalami kenaikan sebesar 18,40 poin atau 30.25%. begitu juga peserta didik yang dapat nilai mencapai batas tuntas atau KKM juga meningkat yaitu pada kondisi awal belum ada yang mencapai KKM, berarti 26 orang peserta didik semuanya belum mencapai KKM, sedang pada siklus pertama yang sudah mencapai KKM ada 4 orang peserta didik, dan yang belum mencapai KKM masih 22 orang peserta didik, sedangkan pada siklus kedua yang sudah mencapai KKM ada 19 orang peserta didik, sedang peserta didik yang belum mencapai KKM ada 7 orang peserta didik. sehingga dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: Melalui pemanfaatan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan hasil belajar PAI BP juga dapat meminimalkan jumlah peserta didik yang belum dapat mencapai KKM bab lebih dekat dengan Allah SWT. yang sangat indah namaNya, bagi peserta didik kelas VII E SMP Negeri 6 Salatiga pada semester gasal tahun 2019/2020.
Saran
- Peserta didik muslim hendaknya selalu belajar membaca, menghafal, dan mengatikan Al Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari.
- Para guru PAI BP senantiasa memanfaatkan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) agar pembelajaran lebih berhasil dan selalu ada peningkatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin, 2009. Psykologi kependidikan, PT. Remaja Rosdakarya Bandung
Ahmadi. 2016. Islam Sebagai Paradigma ilmu Pendidikan. Semarang. Aditya Media IAIN Walisongo Press
Kemdikbud, 2016. Silabus Mapel Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs.) Kelas VII. Mapel PAI dan BP, Jakarta
MGMP PAI Prop. 2005, Jateng, Buku Pendidikan Agama Islam kelas VIII, Klaten, CV. Sahabat
Nik Azlina. 2008. Dalam Thesisnya Collaborative Teaching Environment System Using Think-Pairs-Share Techniqie Faculty of Computer Science and Information Tecnology. University of Malaya Kuala Lumpur
Sumadi Suryabrata, 2011, Psikologi Pendidikan, Cet. 18. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta