Need Assessment Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Aktivitas Jasmani
NEED ASSESSMENT PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS AKTIVITAS JASMANI DALAM KARAKTER JUJUR
Siti Rohmana 1)
Asep Ardiyanto 2)
Intan Rahmawati 3)
1) Mahasiswa PGSD Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)
ABSTRAK
Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah belum diterapkannya model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat menumbuhkan karakter jujur serta kurangnya antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di Sekolah Dasar. Hal lain, yang melatarbelakangi penelitian ini, pembentukan karakter peserta didik yang belum optimal ditandai dengan adanya tindakan curang (tidak sportif) yang dilakukan peserta didik saat mengikuti pembelajaran khususnya peserta didik yang sudah menjangkau kelas tinggi. Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah melihat sejauh mana kebutuhan model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dalam karakter jujur bagi siswa kelas IV SD yang menerapkan permainan dalam pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development) dari Sugiyono. Data hasil need assessment diperoleh melalui wawancara pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di kelas IV SD Negeri Tunggu. Teknik analisis data yang digunakan pada saat penelitian yaitu analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan hasil validasi ahli model sebesar 85% dan ahli materi 95% dalam kategori sangat layak digunakan.
Kata kunci: Need Assessment, Model, Aktivitas Jasmani dalam Karakter Jujur
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dimanapun dan kapanpun manusia membutuhkan pendidikan sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan primer. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan potensi yang dimiliki dan membentuk watak/karakter. Hal ini sejalan dengan pengertian yang tertuang dalam Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan menjadi salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, permasalahan tersebut contohnya seperti krisis moral yang terjadi dikalangan peserta didik ditandai dengan perilaku seperti hilangnya kejujuran, hilangnya rasa tanggung jawab, rendahnya sikap disiplin, dan tindak kekerasan yang dilakukan peserta didik. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya disiapkan untuk penguasaan ilmu pengetahuan saja akan tetapi penanaman nilai-nilai karakter juga sangat diperlukan untuk menciptakan manusia yang berkarakter. Hal ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan karakter.
Pendidikan karakter dapat dilaksanakan melalui suatu kurikulum. Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa muatan mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik (Trianto, 2013:147). Pembelajaran kurikulum 2013 juga menekankan pada pembentukan karakter peserta didik. Kunci keberhasilan pembelajaran dalam pembentukan karakter peserta didik sangat di tentukan pada kemampuan tenaga pendidik saat mengajar. Berkaitan dengan kemampuan mengajar, tenaga pendidik membutuhkan pemahaman mengenai metode, strategi, teknik maupun model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran. Tenaga pendidik dituntut untuk membuat rancangan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter serta dapat menumbuhkan antusias peserta didik dalam belajar seperti melakukan pengembangan model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dalam karakter jujur, menjadi salah satu referensi untuk memudahkan pembentukan karakter jujur peserta didik.
Mengingat bahwa peserta didik di usia sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok serta senang melakukan sesuatu secara langsung oleh Abdul Alim (dalam Erick Burhaein, 2017:2). Jadi pemilihan kegiatan pembelajaran menggunakan aktivitas-aktivitas jasmani sangat sesuai dengan karakteristik peserta didik. Aktivitas jasmani juga memiliki manfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didik baik secara fisik, motorik, mental, maupun sosial. Selain itu dengan aktivitas jasmani juga dapat meningkatkan kesehatan peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di SD Negeri Tunggu Kec. Penawangan dengan guru PJOK Bapak Feri Antoro, S.Pd. peneliti menemukan beberapa masalah, masalah pertama dalam kegiatan pembelajaran, pembentukan karakter peserta didik belum optimal dikarenakan masih sedikit referensi mencakup aktivitas jasmani (permainan) seperti apa yang bisa mencakup 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pembelajaran. Masalah kedua dalam aspek kejujuran, peserta didik mulai melakukan tindakan curang (tidak sportif) saat melakukan aktivitas jasmani (permainan) khususnya peserta didik kelas tinggi yaitu kelas 4, 5 dan 6 , hal ini dikarenakan tenaga pendidik kurang memberikan penekanan pada penanaman nilai-nilai karakter khususnya dalam pembelajaran. Masalah ketiga peserta didik cepat merasa bosan dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Masalah keempat dalam melakukan aktivitas permainan, tenaga pendidik kurang melakukan pengawasan terhadap peserta didik. Tentunya hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pemahaman materi yang akan disampaikan oleh tenaga pendidik. Masalah kelima tenaga pendidik belum menerapkan model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat menumbuhkan karakter peserta didik, tenaga pendidik masih menggunakan model pembelajaran yang monoton, padahal tenaga pendidik dituntut untuk bisa mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran.
Sesuai dengan Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, penguatan nilai-nilai karakter terintegrasi melalui materi pembelajaran, tuntutan bagi guru untuk menanamkan nila-nilai karakter pada setiap proses pembelajaran, dengan metode/model pembelajaran yang tepat dan materi yang sesuai dengan muatan kurikulum berdasarkan perundang-undangan.
Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas peneliti bermaksud mengembangkan model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dalam karakter jujur.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sagala (2013:176) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran di kelas.
Joyce dan Well (1980) dalam (Sumantri, 2015:37) mendefinisikan bahwa model pembelajaran sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.
Sedangkan menurut Suprijono (2012:46) mendefinisikan bahwa model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran melalui prosedur-prosedur yang telah ada untuk mencapai tujuan tertentu.
Perngertian Model Pembelajaran Berbasis Aktivitas jasmani
Aktivitas jasmani merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Widodo (2014:3) aktivitas jasmani adalah setiap gerakan tubuh yang mengeluarkan energi. Sebagai contoh, melakukan latihan dipusat kebugaran, berjalan, berlari dan sebagainya merupakan aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani merupakan salah satu sasaran yang hendak dicapai di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; siswa menjadi terbiasa melakukan aktivitas merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Sedangkan menurut Aryamanesh dan Sayyah dalam (Syarif dan Subiyanto, 2017:278) aktivitas jasmani merupakan model pembelajaran peserta didik di sekolah dasar. Adanya sifat peserta didik untuk aktif dalam bergerak dapat dijadikan dasar bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Perencanaan kegiatan aktivitas jasmani yang baik sangat membantu peserta didik untuk mengoptimalkan kemampuan geraknya terutama kemampuan gerak kasar dan gerak lokomotor.
Sementara menurut Lutan (dalam Ardiyani, 2016:8) aktivitas jasmani dapat berupa permainan atau olahraga yang terpilih. Kegiatan itu bukan sembarang aktivitas atau bukan pula hanya sekedar berupa “gerak badan” yang tidak bermakna. Karena itu, berbagai aktivitas jasmani atau gerak insani itu dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian anak secara menyeluruh.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa model aktivitas jasmani adalah model pembelajaran yang menggunakan aktivitas gerak berupa permainan atau kegiatan lainnya yang dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kemampuan gerak kasar dan gerak lokomotor serta untuk mengembangkan kepribadian anak secara menyeluruh (pembentukan karakter).
Pengertian Karakter Jujur
Secara Harfiah, Jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur merupakan sikap penting yang harus dimiliki setiap individu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun dalam lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga menanamkan sikap jujur pada setiap individu sangat diperlukan.
Mustari (2011:13-15) menyatakan bahwa jujur merupakan suatu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataaan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain. Jujur merupakan karakter moral yang mempunyai sifat-sifat positif dan mulia seperti integritas, penuh kesabaran, dan lurus sekaligus tidak berbohong, curang, ataupun mencuri.
Sedangkan menurut Kesuma, dkk (2012:16) jujur merupakan suatu keputusan sesorang untuk mengungkapkan perasaannya, kata-katanya atau perbuatannya bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan dirinya.
Akhmad Muhaimin Azzert (2011:89) mengemukakan bahwa kejujuran adalah hal paling mendasar dalam kepribadian anak manusia. Perilaku kejujuran ini didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik itu dalam perkataan maupun perbuatan, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kejujuran merupakan sikap seseorang yang diungkapkan melalui perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara spontan sesuai dengan realita yang sebenarnya dan tanpa adanya manipulasi.
METODE
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu penelitian pengembangan (research and development). Sugiyono (2016:297) mengatakan bahwa metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Reseach and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2016:298) ada sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yaitu Potensi dan Masalah, Pengumpulan Data, Desain Produk, Validasi Desain, Revisi Desain, Uji Coba Produk, Revisi Produk, Uji Coba Pemakaian, Revisi Produk, Produksi Masal.
Penelitian pengembangan ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari komentar atau saran yang diberikan oleh validator sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil angket yang telah diisi oleh validator yang kemudian dipersentasekan.
Data kuantitatif berupa skor penilaian instrumen validasi model dan validasi materi. Skor tersebut didapatkan melakui angket. Penilaian kevalidan dari Model Pembelajaran Berbasis Aktivitas Jasmani dalam Karakter Jujur diperoleh melalui kevalidan ahli model dan ahli materi. Dari hasil validasi ahli model dan ahli materi dikatakan valid apabila hasil berada pada kriteria 81% – 100% kategori sangat layak, 61% – 80% layak, 41% – 60% cukup layak, 21% – 40% kurang layak, ˂ 21% tidak layak (Arikunto, 2009:35).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dan pengembangan model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dalam karakter jujur dimaksudkan untuk membuktikan kelayakan model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dalam menumbuhkan karakter jujur peserta didik. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan metode Research and Development model Sugiyono yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Hasil dari penelitian dan pengembangan model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dalam karakter jujur sebagai berikut:
Potensi dan Masalah
Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam proses pengembangan yaitu dengan mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada melalui kegiatan wawancara dengan guru olahraga (PJOK) SD Negeri Tunggu Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan. Saat mengidentifikasi potensi dan masalah ada tiga kegiatan yang harus dilakukan yaitu konseptualisasi masalah yang ada (merumuskan masalah dan mengungkapkan cara bagaimana masalah akan diteliti), identifikasi kebutuhan (peneliti mencoba mengetahui apa yang butuhkan), dan menentukan materi, kompetensi, dan tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru olahraga (PJOK) SD Negeri Tunggu Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan didapatkan hasil bahwa tenaga pendidik belum menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat menumbuhkan karakter jujur serta antuasias peserta didik saat mengikuti pembelajaran, selain itu pembentukan karakter peserta didik yang belum optimal ditandai dengan adanya tindakan curang (tidak sportif) yang dilakukan peserta didik saat mengikuti pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tenaga pendidik membutuhkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat menumbuhkan karakter jujur serta antusias peserta didik.
Pengumpulan Data
Setelah mengetahui potensi dan masalah yang ada, maka langkah selanjutnya peneliti mengumpulkan data atau informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Artinya peneliti mencari data atau informasi mengenai faktor-faktor atau penyebab yang mendasari permasalahan tersebut kemudian peneliti menciptakan produk yang bisa mengatasi masalah yang ada berdasarkan potensi yang telah dipilih. Dalam hal ini peneliti berinovasi untuk mengembangkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yaitu dengan mengembangkan model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani yang dapat menumbuhkan karakter jujur serta antusias peserta didik melalui permainan – permainan sederhana yang sudah disesuaikan dengan materi PJOK pada tema 3 peduli terhadap makhluk hidup sub tema 2 keberagaman makhluk hidup di lingkunganku dan juga disesuaikan dengan karakteristik peserta didik kelas IV sekolah dasar.
Desain Produk
Pada tahap ini peneliti memulai dengan membuat rancangan desain produk model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dengan membuat permainan – permainan sederhana yang sudah disesuaikan dengan materi PJOK pada tema 3 peduli terhadap makhluk hidup sub tema 2 keberagaman makhluk hidup di lingkunganku dan juga disesuaikan dengan karakteristik peserta didik kelas IV sekolah dasar. Dalam mengembangkan model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani ini tentu saja harus melalui tahapan – tahapan yang perlu direncanakan terlebih dahulu. Tahapan – tahapan tersebut yaitu: (1) Menetapkan tujuan pengembangan, tujuan pengembangan model berbasis aktivitas jasmani adalah untuk menciptakan pembelajaran PJOK yang yang menarik, menyenangkan yang dapat menumbuhkan karakter dan antusias peserta didik melalui aktivitas jasmani (permainan); (2) Menyusun desain produk, membuat rancangan produk aktivitas jasmani yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran PJOK, rancangan produk memuat sintak dan permainan – permainan sederhana. Sintak dan permainan yang telah dibuat merupakan contoh produk awal yang akan divalidasikan pada ahli model dan ahli materi untuk mengetahui kevalidan/kelayakan model yang dikembangkan; (3) Menentukan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; dan (4) Menyusun RPP.
Validasi Desain
Pada tahap ini, bertujuan untuk mendapatkan desain produk model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani yang layak digunakan. Validasi desain produk model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dilakukan dengan berkonsultasi pada dua dosen yang ahli dibidangnya masing-masing, kedua dosen tersebut merupakan dosen dari program studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Keolahragaan Universitas PGRI Semarang. Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh ahli model dan ahli materi pembelajaran memperoleh hasil sebesar 85% dari ahli model dan 95% dari ahli materi.
SIMPULAN
Hasil dari penelitian ini yaitu model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dalam karakter jujur dikatakan valid/layak berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari ahli model dan ahli materi. Hasil penilaian ahli model menunjukkan kategori sangat layak dengan persentase 85% dan hasil penilaian dari ahli materi menunjukkan kategori sangat layak dengan persentase 95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis aktivitas jasmani dinyatakan valid/ layak digunakan sebagai model pembelajaran kelas IV sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyani, Desi. 2016. Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Jasmani dengan Kesegaran Jasmani Siswa Putri Kelas VIII SMP N 3 Depok Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. PJKR. Fakultas Ilmu Olahraga. Universitas Negeri Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi, dan Safruddin A.J, Cepi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia:Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Burhaein, Erick. 2017. Aktivitas Fisik Olahraga Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD. Indonesian Journal Of Primary Education (IJPE).Volume 1-Nomor 1 (51-58).
Kesuma, D., C. Triatna dan J. Permana. 2012. Pendidikan karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter Refleksi Untuk pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Depdiknas.
Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alvabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Sumantri, Syarif Muhammad. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syarif, Ahmad dan Subiyanto. 2017. Pengaruh Multiple Intellegences Berbasis Aktivitas Jasmani Terhadap Kemampuan Motorik Siswa Kelas V di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Bandongan.URECOL (277-280).
Trianto. 2013. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya.
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Widodo. 2014. Strategi Peningkatan Aktivitas Jasmani Siswa Sekolah Dasar di Luar Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Volume 20 – Nomor 2. Juni 2014.