PELAKSANAAN MANAJEMEN CHELSEA DI SD SALATIGA 01

 

Rodib

SD Salatiga 01

 

ABSTRAK

Peningkatan hasil belajar sangat dipengaruhi oleh semangat dan kinerja guru serta dukungan orang tua. Peningkatkan profesionalisme dan kinerja guru merupakan hal penting yang harus dilakukan karena guru merupakan ujung tombak peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Profesionalisme guru dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, antara lain:  pendidikan dan latihan, peningkatan kesejahteraan, pengefektifan fungsi KKG, pola hubungan kesejawatan, dan reward and punisment yang jelas. Dukungan orang tua harus ditingkatkan pada masalah yang terkait langsung dengan peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Kebiasaan melibatkan orang tua hanya dalam urusan sumbangan dan pembangunan saja, harus segera ditinggalkan. Hal tersebutdapat dilakukan dengan melibatkan mereka dalam upaya membantu dan mengontrol pencapaian standar kompetensi peserta didik. Upaya peningkatan semangat dan kinerja guru serta peningkatan partisipasi masyarakat terhadap mutu proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara simultan melalui strategi yang tepat. Strategi dimaksud adalah melalui “manajemen chelsea” bersama antara kepala sekolah, guru dan orang tua sekaligus komite sekolah. Melalui penerapan strategi “manajemen chelsea” diharapkan dukungan orang tua meningkat, semangat dan kinerja guru meningkat, dan harapan akhirnya adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah:  Apakah penerapan “Manajemen Chelsea” dapat meningkatkan pelayanan proses pendidikan? Apakah penerapan “Manajemen Chelsea”dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran? Apakah pelaksanaan “Manajemen Chelsea”dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik? Penerapan Manajemen chelsea meningkatkan semangat kerja dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil belajar peserta didik. Hal itu terlihat dari keaktifan guru dalam mengajar, pelaporan hasil belajar secara rutin kepada orang tua, keaktifan guru dalam menyusun administrasi sekolah.  Pelaksanaan manajemen chelsea meningkatkan kepercayaan masyrakat untuk menyekolah kan putra-putrinya di SD Negeri Salatiga 01. Indikatornya adalah setiap tahun jumlah pendaftar siswa baru semakin bertambah. Bentuk-bentuk partisipasi orang tua semakin meningkat baik berupa dukungan moril ataupun material. Perkembangan prestasi belajar peserta didik meningkat dampak penerapan manajemen chelsea. Hal itu terlihat dari rata-rata Hasil ujian sekolah yang setiap tahun semakin meningkat begitu pula prestasi akdememis dan non akademis lainnya. Dalam mengikuti bernagi lomba baik di tingkat kecamatan, Tingkat Kota Salatiga, Tingkat Provinsi Jawa Tengah, Tingkat Nasional Bahkan Internasional siswa SD Negeri Salatiga 01 selalu pulang membawa tropy, piala, ataupun medali.

Kata kunci: manajemen Chelsea

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan (pasal 4 ayat 6). Selama ini, dukungan orang tua terhadap pendidikan di SDN Salatiga 01 masih terbatas pada pemberian bantuan dana untuk pemenuhan fasilitas sekolah melalui wadah komite sekolah. Belum ada mekanisme tertentu agar orang tua berpartisipasi langsung terhadap peningkatan mutu sekolah, misalnya dalam hal peningkatan prestasi belajar peserta didik, baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Untuk itu diperlukan inovasi strategi manajemen chelsea yang memungkinkan orang tua peserta didik dapat berpartisipasi langsung terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik yang merupakan indikator utama mutu sekolah. Hal itu didasarkan kesadaran bahwa keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat.

Peningkatan hasil belajar sangat dipengaruhi oleh semangat dan kinerja guru serta dukungan orang tua. Peningkatkan profesionalisme dan kinerja guru merupakan hal penting yang harus dilakukan karena guru merupakan ujung tombak peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Profesionalisme guru dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, antara lain:  pendidikan dan latihan, peningkatan kesejahteraan, pengefektifan fungsi KKG, pola hubungan kesejawatan, dan reward and punisment yang jelas. Dukungan orang tua harus ditingkatkan pada masalah yang terkait langsung dengan peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Kebiasaan melibatkan orang tua hanya dalam urusan sumbangan dan pembangunan saja, harus segera ditinggalkan.Hal tersebutdapat dilakukan dengan melibatkan mereka dalam upaya membantu dan mengontrol pencapaian standar kompetensi peserta didik.

Upaya peningkatan semangat dan kinerja guru serta peningkatan partisipasi masyarakat terhadap mutu proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara simultan melalui strategi yang tepat. Strategi dimaksud adalah melalui “manajemen chelsea” bersama antara kepala sekolah, guru dan orang tua sekaligus komite sekolah. Melalui penerapan strategi“manajemen chelsea”diharapkan dukungan orang tua meningkat, semangat dan kinerja guru meningkat, dan harapan akhirnya adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimanakah meningkatkan pelayanan proses pembelajaran?
  2. Bagaimanakah meningkatkan motivasi kerja dan tangung jawab dari guru-guru SDN Salatiga 01?
  3. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan profesional dari guru-guru SDN Salatiga 01?
  4. Bagaimanakah membangun sekolah efektif yang benar-benar berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan?

Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, karya imliah membatasi masalah pada upaya meningkatkan partisipasi orang tua terhadap kemajuan peserta didik sehingga konsep pendidikan sebagi tanggung jawab bersama sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat direalisasikan.

Upaya tersebut dicapai melalui penerapan “Manajemen Chelsea” antara Kepala Sekolah, guru dan orang tua.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah:

  1. Apakah penerapan “Manajemen Chelsea” dapat meningkatkan pelayanan proses pendidikan?
  2. Apakah penerapan “Manajemen Chelsea”dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran?
  3. Apakah pelaksanaan “Manajemen Chelsea”dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik?

Tujuan Penulisan

Sejalan dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah:

  1. Ingin mengetahui seberapa hasil penerapan “Manajemen Chelsea” dapat meningkatkan pelayanan proses pendidikan.
  2. Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan kinerja guru melalui penerapan “Manajemen Chelsea”.
  3. Ingin mengetahui perkembangan prestasi belajar peserta didik sebagai dampak penerapan “Manajemen Chelsea”.

Sajian Definisi

Untuk memperoleh kesamaan pemahaman terhadap isi karya tulis ilmiah ini, perlu disajikan beberapa definisi berikut ini.

  1. Strategi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
  2. Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.

Chelsea

  1. : Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak mau menjadi mau. Kata ”Saya juga bisa” dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi. Kepala sekolah/madrasah dalam hal ini sebagai agent of change.
  2. Harmoni, ada keselarasan dan koordinasi dalam hubungan pribadi maupun kedinasan saling menghargai, mendukung dan melengkapi (setia kawan, toleransi, empati, simpati) antar warga sekolah dan masyarakat lingkungan
  3. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah
  4. Leadership (Kepemimpinan) Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
  5. Simpel: mudah dikerjakan dan dimengerti, sederhana dan tidak berbelit-belit
  6. Efisiensi: Efficiency”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya.
  7. Akuntabilitas: berkewajiban mempertanggungjawabkan kepada publik tentang apa yang dikerjakan sebagai konsekuensi dari mandat yang diberikan oleh publik. Itu berarti akuntabilitas publik menyangkut hak publik untuk memperoleh pertanggungjawaban penyelenggara sekolah

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Manajemen Sekolah

Pengertian Manajemen

Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah administrasi pendidikan. Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.

Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa:

“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.

Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa:

“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

 

 

Manajemen Chelsea

Kalau kita mendengar kata Chelsea asumsi kita adalah sebuah klub besar sepakbola di negara inggris, dimana didalam klub tersebut penuh dengan pemain bintang yang terkenal dan talenta yang tinggi. Terlepas dari itu klub Chealsea terdapat sebuah manajemen yang betul-betul hebat, ini terbukti eksistensi klub baik di liga domestik maupun liga eropa begitu tinggi yang tentunya sangat disegani oleh klub sepakbola dimanapun berada. Mengapa bisa demikian? Tentunya dalam klub tersebut terdapat manajemen tepat dan kerjasama yang sinergi antar semua elemen yang terlibat di dalamnya. Baik itu pemilik saham, staf pelatih dan oficial, seluruh pemain dan bahkan sponsor.

Kehebatan klub dalam memanajemen tersebutlah yang mengilhami penulis untuk mencoba menerapkan dalam sebuah lembaga pendidikan kususnya di SD Negeri Salatiga 01. Berikut ini akan kami coba paparkan tentang manajemen chelsea.

Kata Chelsea merupakan sebuah akronim dari Change , Harmoni, Enterpreneur, Leadership, Simpel, Efisiensi dan Akuntabilitas. Kalau di jabarkan kata demi kata sebagai berikut:

Change:  Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh diri sendiri. Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak mau menjadi mau. Kepala sekolah/madrasah dalam hal ini sebagai agent of change.Harmoni, ada keselarasan dan koordinasi dalam hubungan pribadi maupun kedinasan saling menghargai, mendukung dan melengkapi (setia kawan, toleransi, empati, simpati) antar warga sekolah dan masyarakat lingkungan. Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah. Leadership (Kepemimpinan) Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.Simpel:  mudah dikerjakan dan dimengerti, sederhana dan tidak berbelit-belitEfisiensi: Efficiency”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya.Akuntabilitas: berkewajiban mempertanggungjawabkan kepada publik tentang apa yang dikerjakan sebagai konsekuensi dari mandat yang diberikan oleh publik. Itu berarti akuntabilitas publik menyangkut hak publik untuk memperoleh pertanggungjawaban penyelenggara sekolah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwan pengertian Manajemen Chelsea adalah kepala sekolah seorang pemimpin seharusnya mampu menjadi agen perubahan dengan tidak meninggalkan keharmonisan dari semua stakeholder yang ada, berusaha memperbaiki penampilan, mempunyai jiwa dan naluri kepemimpinan yang hebat, simpel dalam merencanakan program, efektif dan efesien dalam pelaksanaan serta harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang sudah dikerjakan kepada semua pihak.

 

 

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam penulisan ini adalah:  pelaksanaan manajemen chelsea dapat meningkatkan kinerja dan semangat guru dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan peran serta orang tua dalam pembelajaran dan meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik.

METODE PENULISAN

Setting Penulisan

PeningkatanHasil Belajar Peserta Didik Melalui Penerapan Manajemen Chelsea di SD Negeri Salatiga 01, Jalan Diponegoro No 13 Salatiga Kota Salatiga. Waktu pelaksanaannya pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018

Subyek Penulisan

Subyek penulisan adalah kinerja guru kelas SDN Salatiga 01, dengan fokus pengamatan pada prestasi belajar siswa pelajaran 2017/2018.

Sumber Data

Sumber data terdiri dari orang, dokumen, proses, dan hasil evaluasi. Sumber data utama adalah:  (1) Pelaksanaan penandatanganan kontrak belajar, (2) peran serta orang tua dalam membantu anaknya mencapai kontrak belajar, (3) kinerja guru dalam mencapai kontrak belajar, (4) hasil belajar dan penguasaan kompetensi plus peserta didik, dan (5) sumber lain hasil pengamatan, angket, dan dokumentasi

Seluruh sumber data dielaborasi dan divalidasi sehingga dihasilkan data dengan derajat validitas yang tinggi.

Teknik dan Alat Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumen hasil tes peserta didik, foto kegiatan. Penjelasan dari kedua teknik di atas adalah seperti berikut ini.

Observasi

Menurut Moleong (2006: 137), observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati langsung dan mencatat hal-hal yang diperlukan di tempat berlangsungnya peristiwa, seperti penandatanganan kontrak belajar, kehadiran orang tua untuk konsultasi ke sekolah, pembelajaran guru kelas, dan kunjungan guru ke rumah orang tua.

Wawancara

Wawancara atau Interview menurut Moleong (2006: 135) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap orang tua, terhadap guru, dan terhadap peserta didik.

Dokumentasi

Menurut Moleong (2006: 139) yang dimaksud metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang catatan hasil belajar peserta didik, kehadiran orang tua ke sekolah untuk konsultasi, kehadiran guru ke rumah orang tua, hasil supervisi kepala kepala sekolah, dan hasil penilaian kinerja guru.

Validasi Data

Validasi atau keabsahan data dilakukan melalui triangulasi data melalui pengamatan kinerja guru dan kegiatan siswa. Menurut Moleong (2006: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Menurut Denzim dalam Moleong (2006: 330) membedakan empat triangulasi sebagai teknik pemeriksaan dan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Sumber

Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan membandingkan wawancara dengan dokumen yang berkaitan.

Metode

Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Penyidik

Membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.

Teori

Bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan suatu teori. Ada tigal hal yang harus dilakukan oleh peneliti dalam mencari keabsahan data melalui triangulasi yaitu dengan jalan (a) mengajukan berbagai macam variasinya; (b) mengeceknya dengan berbagai sumber data; (c) memanfaatkan dengan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dilakukan.

Indikator Kinerja

Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah:  (1) peran serta orang tua terhadap pencapaian kontrak belajar anaknya, (2) peran serta guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai kontrak dan kemampuan plus yang diharapkan, dan (3) peningkatan prestasi belajar peserta didik.

Indikator kinerja yang diharapkan dicapai melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:  (1) peran serta orang tua dalam membantu anaknya mencapai kontrak belajar belajar meningkat, (2) semangat dan kinerja guru dalam menyelenggarakan pembelajaran meningkat, dan (3) prestasi belajar peserta didik meningkat dari semester 1 ke semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

 

Deskripsi Kondisi Awal Sebelum Penerapan Manajemen Chelsea

Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup:

 Manajemen kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap:  (a) perencanaan; (b) pengorganisasian dan koordinasi; (c) pelaksanaan; dan (d) pengendalian.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap:

  1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai: (1) analisis kebutuhan; (2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (3) menentukan disain kurikulum; dan (4) membuat rencana induk (master plan):  pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
  2. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah: (1) perumusan rasional atau dasar pemikiran; (2) perumusan visi, misi, dan tujuan; (3) penentuan struktur dan isi program; (4) pemilihan dan pengorganisasian materi; (5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan (7) penentuan cara mengukur hasil belajar.
  3. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP:  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan); (3) penentuan strategi dan metode pembelajaran; (4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (6) setting lingkungan pembelajaran
  4. Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP): Penilaian konteks:  memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input:  memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif)

 

 

 

Deskripsi Kondisi Akhir Setelah Penerapan Manajemen Chelsea

Manajemen Kurikulum

Sehubungan dengan penerapan manajemen chelsea dalam bidang kurikulum yang sudah penulis lakukan adalah sebagai berikut:

Tahap perencanaan:  sebagian besar guru belum melaksanakan perencanan kegiatan dengan baik. Langkah yang dilakukan:

  1. Change: Menciptakan perubahan yang kuat. Mengadakan IHT dan diskusi bersama kaitan dengan perencanan pembelajarn.
  2. Harmoni: dalam hal ini kepala sekolah berusaha menjaga keharmonisan dan kerjasama antar warga sekolah.
  3. Enterpreneur: Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru seperti menjelaskan beberapa metode mengajar.
  4. Simpel: mudah dikerjakan dan dimengerti, sederhana dan tidak berbelit-belit dalam hal ini kepala sekolah menekankan kepada guru agar membuat perencanaan yang sederhana.
  5. Akuntabilitas: Kepala sekolah menekankan kepada guru agar perencaan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan.

Tahap Pengembangan: sebagian besar guru belum melaksanakan pengembangan kegiatan dengan baik. Langkah yang dilakukan:

  1. Change: kepala sekolah mendorong guru agar selalu membuat perubahan dalam pengembangan kurikulum.
  2. Harmoni: Kepala sekolah menekankan adanya kerjasama yang baik antar sesama teman guru dan saling membantu. (setia kawan, toleransi, empati, simpati) antar warga sekolah dan masyarakat lingkungan.
  3. Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru antara lain pembelajaran konstektual dan dan pemanfaatan sumber belajar yang ada.
  4. Leadership (Kepemimpinan): Kepala sekolah adalah pemimpin berusahauntuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah melalui rapat-rapat kerja dan pembagian tugas yang jelas.
  5. Akuntabilitas: Kepala Sekolahberkewajiban meminta pertanggungjawaban apa yang dikerjakan dikerjakan oleh guru secara periodik.

Tahap implementasi atau pelaksanaan:  Langkah yang dilakukan kepala sekolah kaitan dengan manajemen chelsea adalah:

  1. : Menciptakan dan mendorong guru untuk berani tampil beda yang yang tentunyan harus menyediakan sarana dan prasarana yang memamadai seperti pembelian alat / media yang mereka butuhkan sseperti LCD, TAPE, Komputer dan alat pelajaran lainnya.
  2. Harmoni: menekankan keselarasan dan kerjasama yang baik dengan cara mengubah/menata ruang guru yang tadinya sempit dan tidak cukup untuk berkumpul semua guru sekarang lebih luas sehingga terjadi hubungan yang harmonis dalam hubungan pribadi maupun kedinasan saling menghargai, mendukung dan melengkapi (setia kawan, toleransi, empati, simpati) antar warga sekolah dan masyarakat lingkungan.
  3. Efisiensi: dalam pelaksanaan kurikulum kepala sekolah selalu menekankan efesiensi meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya, semua kegiatan harus mengacu pada RAKS dengan memperhatikan skala prioritas.
  4. Leadership (Kepemimpinan): Kepala sekolah adalah pemimpin harus berusaha untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
  5. Akuntabilitas: berkewajiban mempertanggungjawabkan kepada publik tentang apa yang dikerjakan sebagai konsekuensi dari mandat yang diberikan oleh kepala sekolah.

PENUTUP

Simpulan

  1. Penerapan Manajemen chelsea meningkatkan semangat kerja dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil belajar peserta didik. Hal itu terlihat dari keaktifan guru dalam mengajar, pelaporan hasil belajar secara rutin kepada orang tua, keaktifan guru dalam menyusun administrasi sekolah.
  2. Pelaksanaan manajemen chelsea meningkatkan kepercayaan masyrakat untuk menyekolah kan putra-putrinya di SD Negeri Salatiga 01. Indikatornya adalah setiap tahun jumlah pendaftar siswa baru semakin bertambah.
  3. Bentuk-bentuk partisipasi orang tua semakin meningkat baik berupa dukungan moril ataupun material.
  4. Perkembangan prestasi belajar peserta didik meningkat dampak penerapan manajemen chelsea. Hal itu terlihat dari rata-rata Hasil ujian sekolah yang setiap tahun semakin meningkat begitu pula prestasi akdememis dan non akademis lainnya. Dalam mengikuti bernagi lomba baik di tingkat kecamatan, Tingkat Kota Salatiga, Tingkat Provinsi Jawa Tengah, Tingkat Nasional Bahkan Internasional siswa SD Negeri Salatiga 01 selalu pulang membawa tropy, piala, ataupun medali.
Saran/Rekomendasi
  1. Perlunya penerapan manajemen chelseaditeliti lebih lanjut dengan instrument yang lebih lengkap sehingga diperoleh hasil yang lebih tinggi validitasnya.
  2. Perlunya penerapan manajemen chelsea di sekolah (khususnya SD) guna meningkatkan dukungan orang tua terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran sesuai amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
  3. Perlunya penerapan manajemen chelseauntuk memotivasi kinerja guru dan meningkatkan tanggung jawab guru sebagai ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
  4. Perlunya penerapan manajemen chelseadilaksanakan secara sungguh-sungguh sebagai sarana untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, baik berupa penguasaan kompetensi dasar maupun kemampuan plus yang tertuang dalam kontrak belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro,Jerome.2007.Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta:  Pustaka Pelajar

Depdiknas.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta:  –

Hamdani.2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:  Pustaka Setia

Irene AD, Siti.2011.Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta:  Pustaka Pelajar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Negeri Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:  Remaja Rosda Karya.

Mulyadi.2006. Materi Bimtek tentangPenelitian Tindakan Kelas. Semarang:  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Privinsi Jawa Tengah

Mulyasa.2006.Menjadi Kepala Sekolah Profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya

Subyantoro.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang:  Rumah Indonesia.

Sumarmo. 2010. School Quality, Jakarta:  –

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisai Pembelajar. Bandung:  Alfabeta.