Pelatihan Berbasis Lesson Study Sebagai Upaya Untuk Meningkatan Kemampuan Guru
PELATIHAN BERBASIS LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA
UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS RENDAH
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 2 RANDUREJO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Suwarti
Kepala SDN 2 Randurejo
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru kelas rendah dalam kegiatan pembelajaran melalui pelatihan berbasis lesson study. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian ini adalah 3 orang guru kelas rendah. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan sekolah selama 2 siklus. Indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah guru telah menunjukan hasil tes produk RPP dan praktek mengajar dengan rata-rata minimal 75. Hasil penelitian berdasarkan rekapitulasi data hasil tes tertulis prasiklus, siklus I, dan siklus II adalah: prasiklus nilai rata-rata peserta 58,30, siklus I nilai rata-rata peserta 71,60, dan hasil nilai rata-rata pada siklus II 81,67. Peningkatan nilai berdasarkan persentase dari prasiklus ke siklus I 13,3%, dari sikus I ke siklus II 10,07%, dan dari prasiklus ke siklus II 23,37%. 2. Hasil tes produk maupun penilaian kegiatan pembelajaran dari sikus I ke siklus II terjadi peningkatan, yaitu 17,10% untuk peningkatan produk RPP dan 23,49% untuk penilaian kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan berbasis Lesson Study dapat meningkatkan kemampuan guru kelas rendah dalam kegiatan pembelajaran di SDN 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata kunci : kemampuan guru, pembelajaran, lesson study
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merumuskan tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”, yang kemudian diperjelas dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Tahun 2003 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan Permen Diknas nomor 41 Tahun 2007, guru harus mampu melakukan pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Dalam rangka meningkatkan kualitas guru kelas rendah dalam melaksanakan proses pembelajaran tematik di SDN 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan kepala sekolah melakukan supervisi. Hasil supervisi menunjukkan bahwa pembelajaran guru kelas rendah masih belum menunjukkan pembelajaran tematik terpadu yang baik. Hal ini merupakan satu masalah dalam proses pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti. Tindakan yang dipilih untuk mengatasi masalah tersebut adalah pelatihan berbasis lesson study.
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud pengembangan komunitas belajar (learning community) (Kemdiknas 2010:28)
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui Pelatihan Berbasis Lesson Study dapat meningkatkan kemampuan guru kelas rendah dalam kegiatan pembelajaran di SDN 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran melalui pelatihan berbasis Lesson study, serta mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan guru kelas rendah dalam kegiatan pembelajaran melalui tindakan pelatihan berbasis Lesson Study.
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. (Depdiknas: 2008)
Tematik sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar kelas awal, memiliki tujuan antara lain: 1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. 2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama. 3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik karena mengaitkan berbagai mata pelajaran dengan pengalaman pribadi yang diikat dalam tema tertentu. 5) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan.
Rencana Pembelajaran (RPP) Tematik
Ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran tematik, yaitu pemetaan, membuat jaringan tema, penyusunan silabus, membuat rencana pembelajaran, dan mengimplementasikan satuan pelajaran.
Dalam penyusunan RPP ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan yaitu: 1) memperhatikan perbedaan individu peserta didik, 2) mendorong partisipasi aktif peserta didik, 3) mengembangkan budaya membaca dan menulis, 4) memberikan umpan balik dan tindak lanjut, 5) keterkaitan dan keterpaduan, 6) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
Lesson Study
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode pemebelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekolompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan. (Akhmad Sudrajat: 2008)
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud pengembangan komunitas belajar (learning community). (BBM LessonStudy:13:2009)
Kerangka Berpikir
Berdasarkan Permen Diknas Nomor 41 tentang Standar Proses, menyatakan Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Permasalahannya guru dalam mengajar 100% masih belum menggunakan pembelajaran tematik, sehingga banyak guru dalam mengajar antara RPP dan kenyataan tidak sesuai. Hal ini disebabkan karena guru belum memperoleh pelatihan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas rendah.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka peneliti mencoba melakukan pelatihan berbasis Lesson study terhadap guru kelas rendah di SDN 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru kelas rendah dalam kegiatan pembelajaran.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Pelatihan Berbasis Lesson Study dapat Meningkatan Kemampuan Guru Kelas Rendah dalam Kegiatan Pembelajaran di SDN 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019”
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan Pebruari s.d. April 2019 Pelaksanaan Siklus I dimulai minggu keempat bulan Pebruari dan Siklus II dimulai minggu kedua bulan Maret tahun 2019. Lokasi penelitian adalah SDN 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Subyek penelitian ini adalah guru kelas I s.d. III (guru kelas rendah) SDN 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Sumber data penelitian dalam penelitian ini didapat dari: hasil penilaian guru sebelum pelatihan diberikan, hasil pengamatan pelaksanaan pelatihan pada siklus I, hasil penilaian guru setelah pelatihan diberikan, hasil pengamatan pelaksanaan pelatihan pada siklus II. Tehnik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah intrumen test, intrumen nontes, observasi peserta pelatihan, wawancara, dan angket. Uji instrument non tes yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi peserta dan penyaji, wawancara, dan dokomentasi foto. Terdapat beberapa perbaikan mengenai item, intrumen observasi, yakni yang sebelumnya hanya perilaku umum menjadi lebih khusus pada pelaksanaan pelatihan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes tertulis, produk RPP tematik dan praktek mengajar tematik. Tehnik analisis data kuantitatif tersebut menggunakan rumus sebagai berikut.
Nilai Individual
SP : Skor presentasi SK : Skor komulatif R : Responden |
Nilai Produk
|
Nilai PBM
|
Teknik kualitatif digunakan untuk menganlisis hasil wawancara, dan observasi dengan cara membandingkan siklus I dan II.
Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: 1) jika guru telah menunjukan hasil tes produk RPP dan praktek mengajar dengan rata-rata sebesar 75. 2) telah terjadi perubahan perilaku setelah mengikuti pelatihan yang dilihat dari data non tes melalui observasi peserta dan wawancara, kearah perubahan yang positif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Data kondisi awal hasil supervisi yang dilakukan kepala sekolah melalui penugasan terstruktur menunjukkan bahwa guru kelas rendah di SDN 2 Randurejo belum menggunakan pembelajaran tematik. Hasil pengisian angket pada kondisi awal menunjukkan bahwa guru yang menggunakan RPP buatan sendiri sebesar 8,6%, guru yang mengajar menggunakan pembelajaran tematik sebesar 13%, guru yang sudah melaksanakan Lesson Study sebesar 8,6%, sehingga guru yang memerlukan pelatihan pembelajaran tematik dengan lesson Study sebesar 100%.
Hasil tes terulis pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut.
NO | Kategori | Rentang Nilai | Frek
wensi |
Skor | Persen
tase |
Rata-rata |
1
2 3 4 |
Sangat baik
Baik Cukup Kurang |
85 – 100
75 – 84 60 – 74 00 – 59 |
–
– 1 2 |
–
– 65 110 |
00,00%
00,00% 37,14% 62,85% |
kategori kurang |
Jumlah | 3 | 175 |
Dari hasil tes prasiklus hanya satu orang yang termasuk kategori cukup yaitu sekitar 37,14%, sisanya dua orang yaitu 62,85% termasuk kategori kurang.
Siklus I
Hasil tes terulis pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
NO | Kategori | Rentang Nilai | Frek
wensi |
Skor | Persen
tase |
Rata-rata |
1
2 3 4 |
Sangat baik
Baik Cukup Kurang |
85 – 100
75 – 84 60 – 74 00 – 59 |
0
1 2 0 |
0
80 135 0 |
00,00%
37,20% 62,79% 73,33% |
kategori cukup |
Jumlah | 3 | 215 |
Nilai tes tertulis pada siklus I rata- rata 71, 60 berkategori cukup. Hal ini disebabkan peneliti kurang membahas tuntas tentang pembelajaran tematik dan lesson study.
Hasil penilaian produk RPP dan kegiatan pembelajaran Siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
No | Kelompok | Persentase
Nilai RPP |
Persentase
Nilai PBM |
Nilai akhir | Kategori |
1 | Kelas I | 64 | 48 | 56 | Kurang |
2 | Kelas II | 61 | 58 | 59,5 | Kurang |
3 | Kelas III | 64 | 52 | 58 | Kurang |
Jumlah | 189 | 158 | 173,5 | ||
Rerata | 63,00 | 52,66 | 57,83 | Kurang |
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil produk RPP sebesar 63,00% dan rata-rata nilai penilaian kegiatan pembelajaran sebesar 52,66%.
Siklus II
Hasil tes terulis pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
No | Kategori | Rentang Nilai | Frekuensi | Skor | Persentase | Rata-rata |
1
2 3 4 |
Sangat baik
Baik Cukup Kurang |
85 – 100
75 – 84 60 – 74 00 – 59 |
2
1 0 0 |
165
80 0 0 |
67,35%
32,65% 0,00% 0,00% |
Kategori Baik |
23 | 245 |
Data hasil tes tertulis pada siklus II menunjukkan bahwa ada 2 orang yang termasuk kategori sangat baik dengan persentase sebesar 67,35%, dan 1 peserta berkategori baik dengan persentase sebesar 32,65%.
No | Kelompok | Persentase
Nilai RPP |
Persentase
Nilai PBM |
Nilai akhir | Kategori |
1 | Kelas I | 89 | 82 | 85,5 | Sangat Baik |
2 | Kelas II | 86 | 85 | 85,5 | Sangat Baik |
3 | Kelas III | 92 | 88 | 90 | Sangat Baik |
Jumlah | 267 | 255 | 261 | ||
Rerata | 89,00 | 85,00 | 87,00 | Sangat Baik |
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil produk RPP sebesar 89% dan rata-rata nilai penilaian kegiatan pembelajaran sebesar 85%.
Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan kondisi prasiklus dengan hasil siklus I dan siklus II. Perbandingan hasil tes tertulis prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis tes | Nilai rata-rata | Peningkatan% | ||||
Pra
siklus |
Siklus I | Siklus II | Prasiklus-Siklus I | Siklus I-
Siklus II |
Prasiklus-
Siklus II |
|
Tes Tertulis | 58,30 | 71,60 | 81,67 | 13,3 | 10,07 | 23,37 |
Berdasarkan rekapitulasi data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata tes tertulis dari prasiklus ke siklus I sebesar 13,3%, dan dari siklus I ke siklus II sebesar 10,07%, sehingga peningkatan rata-rata nilai tes tertulis dari prasiklus sampai ke siklus II sebesar 23,37%.
Perbandingan rata-rata nilai hasil tes produk RPP siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis tes | Nilai rata-rata | Peningkatan% | |
Siklus I | Siklus II | Siklus I – Siklus II | |
Tes Produk | 63 | 89 | 17,10 |
Tabel di atas menunjukkan terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil tes produk dari siklus I ke siklus II sebesar 17,10%
Perbandingan rata-rata nilai kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis tes | Nilai rata-rata | Peningkatan% | |
Siklus I | Siklus II | Siklus I – Siklus II | |
Penilaian PBM | 52,66 | 85 | 23,49 |
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kegiatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 23,49%.
Berdasarkan uraian data di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran tematik mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pelatihan berbasis Lesson Study dapat membantu guru dalam menyusun RPP yang berpengaruh besar terhadap kegiatan pembelajaran. Guru lebih termotivasi dan lebih aktif dalam berdiskusi sehingga hasil produk RPP dan hasil kegiatan pembelajaran lebih baik sesuai dengan harapan peneliti.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes tertulis pada prasiklus, siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan persentase nilai yaitu dari prasiklus ke siklus I sebesar 13,3%, dari sikus I ke siklus II sebesar 10,07%, sehingga dari prasiklus ke siklus II sebesar 23,37%. Penilaian hasil tes produk RPP menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 17,10% dan penilaian kegiatan pembelajaran menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 23,49%. Hal ini membuktikan bahwa penelitian dengan judul Pelatihan Berbasis Lesson Study sebagai Upaya untuk Meningkatan Kemampuan Guru Kelas Rendah dalam Kegiatan Pembelajaran di SDN 2 Randurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 terbukti benar.
Saran
Kepala sekolah hendaknya mencoba melaksanakan pelatihan berbasis Lesson Study sebagai alternatif dalam peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran, terutama pada proses belajar mengajar di kelas rendah. Para peneliti di bidang pendidikan dasar dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lain dengan pelatihan berbasis Lesson Study yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif pelatihan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat.2008.Lesson study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar. WWW: 22 Februari 2008
Depdiknas.2008.Pelatihan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta
Depdiknas.2009.Tematik.Jakarta
EM.Zul Fagri,Ratu Aprilia Senja.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:PT Difa Fublisher
Faustino Cardoso Gomes Drs.1995.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Andi Offset
Kementerian Pendidikan Nasional.2010.Lesson Study.Jakarta
Kementerian Pendidikan Nasional.2010.Model Model Pembelajaran.Jakarta
Permen Diknas Nomor 41 Tahun 2007. Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta:BSNP
Robet L,Mathis-john,H.Jackson.2006.Melatih Sumber Daya Manusia. Jakarta:Salemba Empat
Udin S Winataputra,dkk.2005.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Universitas Terbuka