PEMANFAATAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS 1 SD NEGERI RAPAH 02 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Titik Iswari

SD Negeri Rapah 02 Kecamatan Banyubiru

 

ABSTRAK

Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar merupakan prioritas utama di kalangan pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut disebabkan karena pendidikan Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan formal. Pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dasar sebagai bekal hidup di masyarakat. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar wajib dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu peranan bahasa Indonesia sangat penting dalam kesuksesan proses belajar mengajar. Karena itulah, Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang harus dikuasai siswa dari sekolah dasar hingga jenjang pendidikan selanjutnya. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, analisis masalah di atas, lama rumusan masalah adalah: “Apakah dengan pemanfaatan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam Kompetensi Dasar mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar pada siswa kelas 1 SD Negeri Rapah 02 Kecamatan BanyubiruBerdasarkan hasil analisa data, hasil analisa tes formatif dan hasil observasi perbaikan siklus I dan siklus II pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I Kompetensi dasar ” Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar ”. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Penelitian mengenai pembelajaran pada dasarnya adalah upaya yang berguna untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kekurangannya dalam pembelajaran. Setelah mengetahui faktor yang menyebabkan kurang keberhasilan dalam pembelajaran terhadap siswa, peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif dan penerapan metode pembelajaran yang paling tepat. Dengan menggunakan medai benda asli dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I Kompetensi dasar ” Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar ”, siswa dapat terlihat aktif memahami proses secara langsung dalam pembelajaran.

Kata kunci: pendekatan komunikatif, hasil belajar

 

 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar merupakan prioritas utama di kalangan pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut disebabkan karena pendidikan Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan formal. Pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dasar sebagai bekal hidup di masyarakat.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar wajib dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu peranan bahasa Indonesia sangat penting dalam kesuksesan proses belajar mengajar. Karena itulah, Bahasa Indonesia juga menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang harus dikuasai siswa dari sekolah dasar hingga jenjang pendidikan selanjutnya.

Dalam penanaman konsep Bahasa Indonesia melalui kegiatan belajar mengajar terhadap siswa, guru terkadang mengalami kesulitan untuk membuat bahasa Indonesia menjadi sarana yang paling efektif untuk mengekspresikan gagasan atau menyampaikan informasi. Begitu pula dengan tingkah laku siswa yang pasif, sehingga tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri kurang dapat dicapai dengan efektif. Dalam kasus ini, guru sebagai fasilitator sekaligus motivator harus memikirkan cara atau pendekatan yang dapat membuat siswa ingin tahu dan termotivasi untuk belajar, sekaligus dapat mengembangkan keahlian siswa dalam berbahasa, yaitu: menyimak / mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Pendekatan komunikatif adalah salah satu pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk merangsang keaktifan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Dalam konteks ini, siswa ‘dipaksa’ untuk menyalurkan ide, bercerita atau berdialog dengan kegiatan yang membuat mereka senang. Dengan kata lain, mereka dapat belajar sambil bermain. Hal ini diharapkan siswa menjadi berani, aktif dan kreatif dalam berkomunikasi.

Mendeskripsikan benda-benda di sekitar dengan bahasa yang baik dan benar merupakan salah satu jenis latihan yang paling mencerminkan kemampuan berbahasa seseorang. Terdapat beberapa macam bantuk tes atau latihan berbicara antara lain: menceritakan gambar atau wujud asli, wawancara, bercerita, pidato, diskusi, dialog dan lain-lain. Bentuk lain dari dari teks ekspresi lisan adalah keterampilan bercerita dan berdiskusi. Tes latihan ini tidak saja baik untuk melatih kemampuan berbicara atau bercerita melainkan juga baik untuk melatih nalar.

Atas pertimbangan itulah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tema “Mendiskripsikan benda-benda yang ada di sekitar kita”. Penulis menemukan kesulitan pada tema tersebut karena terbukti dari 28 siswa yang mencapai ketuntasan KKM hanya 40%. Nilai terendah 20, nilai tertinggi 80 dan rata-rata kelas 64. oleh sebab itu penulis bermaksud memperbaiki melalui Penelitian Tindakan Kelas.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di ats maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a)    Anak belum bisa menulis secara lengkap dan benar.

b)    Perbendaharaan bahasa Indonesia masih kurang.

c)     Minat anak dalam mengikuti pelajaran kurang.

d)    Banyak anak yang berbicara sendiri pada saat proses pembelajaran.

 

 

 

Analisis Masalah

Bardasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan hasil diskusi dengan teman sejawat, guru senior dan konsultasi dengan pembimbing, maka dapat ditentukan sebab-sebab terjadinya masalah sebagai berikut:

a)    Kemampuan anak dalam menulis kurang dan kurangnya latihan di rumah.

b)    Penggunaan bahasa ibu masih mendominasi di sekolah.

c)     Alat peraga kurang komplit.

d)    Guru kurang bisa menguasai kelas dalam pembelajaran.

e)    Metode yang digunakan guru kurang tepat.

f)     Guru menjelaskan terlalu cepat dan tidak memberikan penguatan.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, analisis masalah di atas, lama rumusan masalah adalah:

“Apakah dengan pemanfaatan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam Kompetensi Dasar mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar pada siswa kelas 1 SD Negeri Rapah 02 Kecamatan Banyubiru

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah:

a)    Mendiskripsikan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pemanfaatan pendekatan komunikatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam Kompetensi Dasar deskripsi tentang benda-benda di sekitar pada siswa kelas 1 SD Negeri Rapah 02 Kecamatan Banyubiru.

b)    Untuk mencari cara yang efektif dalam memanfaatkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam Kompetensi Dasar deskripsi tentang benda-benda di sekitar pada siswa kelas 1 SD Negeri Rapah 02 Kecamatan Banyubiru.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat antara lain:

Manfaat bagi siswa

a)    Dapat meningkatkan hasil belajar siwa

b)    Dapat meningkatkan minat siswa

c)     Dapat meningkatkan kreatifitas siswa

Manfaat bagi guru

a)    Dapat memberi pengalaman pada guru

b)    Dapat meningkatkan professional guru

c)     Dapat mendorong minat guru

d)    Dapat meningkatkan penelitian lebih lanjut

Manfaat bagi sekolah

a)    Dapat meningkatkan kualitas sekolah

b)    Dapat meningkatkan hasil prestasi siswa

c)     Dapat meningkatkan daya tarik masyarakat.

KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN TEORI

Bahan Pembelajaran Menyimak

Tujuan utama menyimak adalah melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus disesuaikan dengan karakteristik siswa SD. Bahan pembelajaran menyimak dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca, menulis, kosakata, dan karya sastra. Bahan yang disusun sendiri atau bahan yang diambil dari media cetak. Teknik penyajiannya dapat dibacakan langsung oleh guru atau melalui alat perekam.

MATERI PENELITIAN

Bahasa memiliki peran sentral dalm perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalm mempelajari semua budang studi. Pembelajaran bahsa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemikakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang mengguankan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secra lisan maupun tulis, serata membubuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifukasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi pesrta didik untuk memahami dam merespon situasi lokal, regional, nasional dan global.

Menurut Kurikulum KTSP tahun 2006 maka materi pokok yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah deskripsi benda dalam kompetensi dasar mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar.

Contoh:

Aku berawalan huruf S, aku biasa digunakan untuk mandi, bauku harum, aku mengeluarkan busa, aku berguna untuk membersihkan tubuhku dari kotoran. Aku adalah…..

 

PEMANFAATAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Pengertian pendekatan komunikatif

Pendekatan komunikatif dalm pembelajaran bahasa adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa dan mengembangkan prosedur-prosedur bagi empat keterampilan berbahasa yang menyangkup menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dan mengakui saling ketergantungan bahasa dan komunikasi.

Ciri-ciri utama pendekatan komunikatif

Ciri-ciri utama pendekatan komunikatif adalah adanya dua kegiatan yang saling berkaitan erat, yakni adanya kegiatan-kegiatan komunikasi fungsional dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya interaksi social.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif

Tujuannya adalah membentuk kemampuan komunikatif siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia yang mencakup empat keterampilan, baik menyimak, membaca, menulis maupun berbicara. Artinya melalui berbagai kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan mampu menguasai kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan-tulisan, maupun situasi resmi-tidak resmi.

KERANGKA TEORI

Bahasa merupakan sarana komunikasi verbal antara dua orang atau lebih untuk menyampaikan maksud tertentu. Oleh karena itu, dalam menyampaikan informasi kepada lawan bicara hendaknya menggunakan bahasa, dalam hal ini bahasa Indonesia yang baik agar mudah dipahami.

Berkaitan dengan ini, dalam konteks belajar mengajar di sekolah, terjadi suatu interaksi komunikasi antara guru dengan siswa maupun sesama siswa. Kegiatan belajar mengajar akan terlihat terhambat apabila salah satu pihak tidak melakukan aktivitas berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, guru sebagai pembimbing harus menciptakan suatu pendekatan yang merangsang siswa untuk aktif didalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan melalui kegiatan komunikasi fungsional (mengolah informasi, berbagi informasi, kerja sama) dan interaksi sosial (dialog, simulasi, diskusi, debat dan sebagainya).

Jadi siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa Indonesia yang mencakup keterampilan menyimak / mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis sehingga kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia dapat terbentuk karena mereka dituntut untuk berperan aktif dalam berbahasa Indonesia di dalam maupun di luar kelas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DESKRIPSI

Berikut ini akan peneliti uraikan secara singkat dan sederhana tentang hasil-hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam dua siklus.

Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu rencana, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

SIKLUS I

Perencanaan

Pada tahap perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar ” Mengulang deskripsi tentang benda – benda di sekitar ”, peneliti melakukan identifikasi masalah dan perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat rencana perbaikan siklus I. Perencanaan yang dibuat pada siklus I menekankan pada penggunaan alat peraga dan penerapan pendekatan komunkatif. Dalam perencanaan telah disusun lembar pengamatan, lembar tes formatif, semua perencanaan tersebut dapat terlaksana. Adapun perencanaan selengkapnya terlampir.

Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan hari Senin, 6 Februari 2017 tentang kompetensi dasar ” Mengulangi deskripsi tentang benda – benda di sekitar ”. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Proses pembelajaran ini menggunakan rencana perbaikan pembelajaran siklus I sebagaimana terlampir.

 Rencana pembelajaran dilaksanakan bertahap yang diawali dengan apersepsi dan diakhiri dengan tes formatif. Hasil tes formatif ini dianalisa hasilnya untuk menentukan apakah perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak.

Dari analisa data prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sebelum perbaikan pembelajaran diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah nilai tererndah 20 nilai, tertinggi 90 dan nilai rata-rata 63.

Dari analisa data prestasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah nilai terendah 40, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 71. sehingga dapat dikatakan bahwa setelah menggunakan pendekatan komunikatif dan media benda asli pada perbaikan pembelajaran siklus I. Hasilnya lebih baik walaupun belum tuntas. Oleh karena itu direncanakan perbaikan pembelajaran siklus II.

Berikut ini peneliti akan menyajikan gambaran dalam bentuk tabel dan grafik dari hasil siswa sebelum perbaikan dan setelah perbaikan pembelajaran siklus I

Tabel hasil perolehan nilai tes formatif Bahasa Indonesia sebelum siklus

No.

Rentang Nilai

Jumlah Siswa

%

1.

0 – 20

4

21

2.

21 – 40

10

26

3.

41 – 60

4

11

4.

61 – 80

3

24

5.

81 – 100

7

18

 

Jumlah

28

100

 

 

Tabel hasil perolehan nilai tes formatif Bahasa Indonesia Siklus I

No.

Rentang Nilai

Jumlah Siswa

%

1.

0 – 20

4

16

2.

21 – 40

10

24

3.

41 – 60

4

21

4.

61 – 80

3

21

5.

81 – 100

7

18

 

Jumlah

28

100

 

Pengamatan

Rekapitulasi lembar observasi siklus I

No.

Aspek

Kurang

Cukup

Baik

1.

Motivasi

10

10

18

2.

Keaktifan

10

8

20

3.

Kerjasama

5

5

28

4.

Kreativitas

10

10

18

 

Dari data yang dilakukan oleh pengamat diketahui bahwa guru sudah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I sesuai dengan rencana.

Dari pengamatan terhadap guru yang mengajar ditemukan hal-hal sebagai berikut:

          Sebelum kegiatan ini guru sudah mengungkap materi pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar ” Mengulangi deskripsi tentang benda – benda di sekitar ”.

          Guru menjelaskan materi sudah menggunakan pendekatan komunikatif

          Pemberian contoh dan tanya jawab sudah cukup

          Teknik yang digunakan masih kurang dan perlu ditambah treknik lain yang lebih efektif.

Dari pengamatan terhadap siswa ditemukan hal-hal sebagai berikut:

          Siwa belum terampil menyusun kalimat untuk mendeskripsikan suatu benda

          Masih banyak siswa yang malu untuk bertanya

          Sebagian siswa masih belum bisa menulis lengkap

Refleksi

Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus I pada mata pelajaran ” Mengulangi deskripsi tentang benda – benda di sekitar ”, pada hari Kamis, 15 April 2010, diperoleh refleksi sebagai berikut:

a.     Penerapan pendekatan komunikatif belum lengkap

b.     Penggunaan media alat peraga kurang optimal

c.     Ada kelompok yang belum mampu menyelesaikan tugas.

d.     Ada siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi

Dari data yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa perbaikan pembelajaran siklus I belum menunjukkan keberhasilan sepenuhnya atau masih gagal.

Kegagalan siklus I disebabkan karena:

          Siswa belum mampu mendeskripsikan suatu benda dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena siswa belum menguasai kosa kata dengan baik.

          Sebagian siswa belum menguasai ketrampilan bercerita.

          Sebagian siswa masih kesulitan dalam manegerjakan lembar kerja.

SIKLUS II

Perencanaan

Perencanaan pada pembelajaran Ilmu ” Mengulangi deskripsi tentang benda – benda di sekitar ”, didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I. Pada tahap perencanaan ini, peneliti merancang perbaikan pembelajaran siklus II. Dengan menyiapkan alat peraga secara optimal dan menerapkan pendekatan komunikatif secara maksimal. Adapun data rentang perencanaan ini terlampir.

Pelaksanaan

Pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Kamis, 22 April 2010. Materi yang diajarkan adalah tentang kompetensi dasar ” Mengulangi deskripsi tentang benda – benda di sekitar ”. Proses perbaikan pembelajaran ini diawali dengan apersepsi dan diakhiri dengan tes formatif dengan menggunakan rencana perbaikan pembelajaran sebagaimana terlampir. Nilai tes formatif akan dianalisa hasilnya untuk menentukan apakah perbaikan pembelajaran siklus II ini berhasil atau tidak. Dari analisa data prestasi belajar yang dicapai oleh siswa setelah perbaikan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah nilai terendah 20 dan tertinggi 100 dan nilai rata-rata 71. sehingga dapat dikatakan bahwa setelah mengoptimalkan penggunaan alat peraga asli dan menerapkan pendekatan komunikatif pada perbaikan pembelajaran siklus II hasil perolehan nilai siswa lebih baik.

Berikut ini peneliti akan menyajikan gambaran dalam bentuk tabel dan grafik hasil perolehan nilai tes formatif siklus II.

Tabel hasil perolehan nilai tes formatif Bahasa Indonesia Siklus II

No.

Rentang Nilai

Jumlah Siswa

%

1.

0 – 20

2.

21 – 40

3.

41 – 60

10

26

4.

61 – 80

10

26

5.

81 – 100

8

47

 

Jumlah

28

100

 

 

 

Pengamatan

Rekapitulasi lembar observasi siklus II

No.

Aspek

Kurang

Cukup

Baik

1.

Motivasi

5

5

28

2.

Keaktifan

5

5

28

3.

Kerjasama

4

10

24

4.

Kreativitas

7

7

24

 

Dari data yang dilakukan oleh pengamat diketahui bahwa guru sudah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana. Dari data tersebut pengamat menilai bahwa hasil prestasi siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat jelas pada data tentang pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

Dari pengamatan terhadap guru yang mengajar ditemukan hal-hal sebagai berikut:

          Sebelum kegiatan inti guru sudah menjelaskan materi dengan pendekatan komunikatif dengan teknik dengar terka

          Guru menjelaskan materi sudah menggunakan alat peraga lebih dari satu.

          Pemberian contoh dan tanya jawab sudah cukup jelas.

          Sudah menggunakan teknik dengar terka

Dari pengamatan terhadap siswa ditemukan hal-hal sebagai berikut:

          Siswa sudah terampil dalam menyusun kalimat untuk mendeskripsikan suatu benda.

          Siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dengan adanya alat peraga yang lengkap.

          Siswa sudah bisa menulis tanpa bantuan guru

Refleksi

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran Ilmu Bahasa Indonesia Kompetensi dasar ” Mengulangi deskripsi tentang benda – benda di sekitar ”. Pada tanggal 22 April 2010 diperoleh refleksi sebagai berikut:

a.     Guru telah melaksanakan sesuai dengan rencana

b.     Siswa terlihat aktif dalam kegiatan berdiskusi dan kegiatan pembelajaran.

c.     Secara umum proses pembelajaran sudah baik.

Dari hasil temuan dan reflsksi pada perbaikan pembelajaran tentang mendeskripsikan suatu benda, diketahui adanya peningkatan taraf serap setiap siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 71, sedangkan perbaikan pembelajaran siklus II nilai rata-rata 77. Dalam pembelajaran siklus II siswa lebih aktif dan percaya diri.

Dari hasil analisa diatas disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami keberhasilan.

Keberhasilan siklus II dibuktikan dengan adanya:

1.     Siswa aktif dalam kegiatan kerja kelompok

2.     Sebagian besar siswa telah berani maju ke dapan kelas

3.     Sebagian besar siswa telah mampu menyelesaikan tugas yaitu dari 38 siswa, 30 siswa diantaranya telah mencapai nilai ketuntasan belajar 80%.

PEMBAHASAN

Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidaklah mudah sebab kenyataan di lapangan banyak faktor yang menjadi penyebab berhasil tidaknya pembelajaran. Dari kajian teori yang paling menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar adalah kemampuan guru, terutama kemampuan dalam memilih pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat.

SIKLUS I

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I Kompetensi dasar ” Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar ” menitikberatkan pada pendekatan komunikatif ternyata mengalami keberhasilan walaupun belum tuntas. Hal ini dapat ditunjukkan nilai terendah 20, nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 71. dapat dilihat dari hasil tes formatif. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I adalah hasil yang positif. Dari penilaian teman sejawat dalam aspek motivasi, keaktifan, kerjasama dan kreativitas diperoleh hasil yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan mayoritas siswa yang memberikan respon positif saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

SIKLUS II

Pada siklus II ini, pembelajaran menitikberatkan pada media benda asli. Dengan menggunakan media benda asli ternyata mengalami keberhasilan. Hal ini dapat ditunjukkan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 100, nilai rata-rata 77. dapat di lihat dari hasil tes formatif.

Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus II menunjukan adanya peningkatan yang signifikan. Dari aspek motivasi, keaktifan, kerjasama dan kreativitas siswa mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran pada siklus II. Siswa dapat lebih sempurna dalam mendeskripsikan suatu benda.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data, hasil analisa tes formatif dan hasil observasi perbaikan siklus I dan siklus II pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I Kompetensi dasar ” Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar ”. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.     Penelitian mengenai pembelajaran pada dasarnya adalah upaya yang berguna untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kekurangannya dalam pembelajaran.

2.     Setelah mengetahui faktor yang menyebabkan kurang keberhasilan dalam pembelajaran terhadap siswa, peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif dan penerapan metode pembelajaran yang paling tepat.

3.     Dengan menggunakan medai benda asli dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas I Kompetensi dasar ” Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar ”, siswa dapat terlihat aktif memahami proses secara langsung dalam pembelajaran.

SARAN

Dari kesimpulan di atas, peneliti menyarankan beberapa hal antara lain:

Kepada Guru

a.     Dalam mengajar Bahasa Indonesia Kompetensi dasar ” Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar ” hendaknya menggunakan pendekatan komunikatif.

b.     Persiapkan media dengan sebaik-baiknya

c.     Dalam penggunaan media alat peraga asli dalam pembelajaran hendaklah guru berperan aktif terhadap siswa.

d.     Berikan contoh sejak awal cara penulisan Bahasa Indonesia yang betul.

Daftar Pustaka

Purwati, dkk (2004) Bina Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta Erlangga

Tarigan Djago, dkk (1 9 9 7) Kependidikan Ketrampilan Berbahasa, Universitas Terbuka

Santosa Puji, (2003), Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardhani, I.G.A.K, dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka

Andayani, dkk (2007) Pemantapan Kemampuan Profesional Jakarta: Universitas Terbuka