PEMBELAJARAN GALLERY WALK DENGAN MEDIA KLIPING

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 BRINGIN

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Sri Luwarningsih

SMPN 2 Bringin Kabupaten Semarang

 

ABSTRAKS

Penelitian tindakan ini menggunakan empat tahapan, yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dilaksanakan karena untuk mengatasi kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS masih rendah. Kenyataannya ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIID SMP Negeri 2 Bringin tahun pelajaran 2019/2020 dalam materi Flora dan Fauna masih rendah pada (Prasiklus) 65,42%. Setelah dilakukan tindakan maka pada (siklus I) rata-rata hasil belajar prosentase ketuntasan materi Flora dan Fauna menjadi 73,39%, dan (siklus II) rata-rata hasil belajar prosentase ketuntasan materi Flora dan Fauna mencapai 85,17% dengan KKM 75. Peningkatan hasil belajar IPS tersebut karena guru menggunakan metode pembelajaran Gallery Walk. Kelas VIID tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 28 siswa, hanya tiga siswa yang masih di bawah KKM. Penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan bahwa melalui penggunaan Metode Gallery Walk pada Kompetensi Dasar. Mendeskripsikan karakteristik Flora dan Fauna dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII D Semester I SMP Negeri 2 Bringin tahun pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Hasil belajar, Metode Pembelajaran Gallery Work

 

Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep- konsep dan ketrampilan- ketrampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (Kasim, 2008:4).

Pembelajaran geografi adalah bagian dari mata pelajaran IPS yang memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa- peristiwa dengan wilayah- wilayah. Salah satu kompetensi dasar mata pelajaran geografi yang harus dikuasai siswa pada kelas VII semester I adalah materi tentang persebaran flora dan fauna di Indonesia.

Kemampuan siswa dalam memahami materi ini umumnya rendah. Rendahnya pemahaman siswa ini disebabkan oleh rendahnya pemahaman siswa dalam memahami materi persebaran flora dan fauna di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada kompetensi dasar ini siswa harus menguasai kemampuan yang tingkat kesulitannya tinggi. Diantaranya siswa harus mampu membedakan persebaran flora bagian barat, peralihan dan flora bagian timur beserta ciri- cirinya. Disamping itu cakupan materi pada kompetensi dasar ini juga lebih banyak dibandingkan dengan kompetensi dasar yang lainnya.

Rendahnya kemampuan siswa selama ini juga disebabkan karena guru masih menggunakan pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional menyadarkan pada hafalan belaka, penyampaian informasi lebih banyak dilakukan oleh guru, pembelajaran sangat abstrak dan teoritis serta tidak bersandar pada realitas kehidupan, memberikan hanya tumpukan beragam informasi kepada siswa, cenderung fokus pada bidang tertentu. Waktu belajar siswa sebagaian besar digunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah guru, dan mengisi latihan atau kerja individual.

Kondisi ini menyebabkan aktivitas dan hasil belajar materi persebaran flora dan fauna yang diperoleh sebagian besar siswa rendah. Dari total jumlah siswa di kelas VII D sejumlah 28 siswa, jumlah siswa yang mendapatkan nilai memenuhi KKM hanya 57, 14%, sedangkan 42,86% belum memenuhi KKM, sedangkan rata- rata hasil belajar siswa baru mencapai 65,42.

Melihat kondisi ini penulis menganggap perlu untuk menemukan metode pembelajaran yang bisa membuat siswa lebih mudah dalam menguasai materi persebaran flora dan fauna di Indonesia, sehingga siswa bisa meningkatkan hasil belajarnya.

Kajian Teori dan Pustaka

Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setelah proses belajar berakhir, siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut.

Menurut Gagne (Suprijono, 2014:2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah. Menurut Witherington (Hamdani, 2011:21), belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Menurut Thursan Hakim (Hamdani, 2011:21) belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan lain-lain.

Sudjana (2004:22) mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Howart Kingsley dalam Sudjana (2004: 22), membagi 3 macam hasil belajar yaitu: a) keterampilan dan kebiasaan, b) pengetahuan dan pengarahan, dan c) sikap dan cita – cita. Dimyati dan Mujiono, (2000: 3), menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan mengajar. Di sisi guru, tindakan mengajar siswa bahkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Lebih lanjut Dimyati memaparkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki, artinya kemampuan dasar guru baik di bidang pengetahuan (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

Hasil belajar akan optimal apabila guru terampil dalam mengajar. Konsep lama tentang mengajar yaitu menyampaikan irformasi kepada peserta didik, sudah tidak bisa diterima pada jaman sekarang. Abdul A. Wahab (2008: 6) menjelaskan konsep modern tentang mengajar adalah hal yang menyebabkan siswa belajar dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan, serta cara-cara yang baik dalam hidup di masyarakat.

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi dua faktor yaitu dari dalam siswa yang berupa kemampuan personal dan dari luar siswa yang berupa kemampuan lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan pengetahuan,dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

Pembelajaran Gallery Walk

Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu Gallery dan Walk. Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai. Sedangkan Walk artinya berjalan, melangkah.

Menurut Silberman (2016: 274) gallery walk (pameran berjalan) merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari selama ini. Sedangkan Suparti (2016: 100) mengemukakan bahwa pada pembelajaran gallery walk siswa diminta untuk belajar mandiri bersama teman sekelompoknya dalam membahas materi tertentu.

Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS adalah salah satu pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama yang diberikan secara terpadu, yang terdiri dari materi Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi. Pelajaran IPS memiliki beban belajar sebanyak 4 jam pelajaran dalam satu minggu dengan waktu 40 menit dalam setiap jam pelajaran. Pada materi ini dibutuhkan pembahasan dan pemaparan secara komprehensif bukan hanya bersifat informatif disampaikan guru, melainkan secara langsung dipahami siswa dengan belajar melalui gallery walk.

Penjelasan materi diharapkan tidak didominasi guru, supaya tidak membosankan. Aktivitas siswa diharapkan lebih banyak, sehingga aktivitas dan hasil belajar semakin meningkat. Penulis mempunyai keyakinan melalui gallery walk ini akan ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dari pada sebelumnya.

Kurangnya pemahaman materi yang disampaikan oleh guru pada siswa adalah bukti nyata kurang tercapainya tujuan pembelajaran pada mapel IPS tentang persebaran Flora dan Fauna di Indonesia. Siswa kelas VIID belum menguasai materi dikarenakan materi yang disampaikan oleh guru masih menggunakan metode tradisional, lebih banyak menerangkan, pembelajaran berpusat pada guru. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak termotivasi pada proses pembelajaran yang pada akhirnya siswa menjadi kurang memahami materi dan hasil belajar menjadi rendah.           Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka saat pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran Gallery Walk. Dengan menggunakan metode pembelajaran Gallery Walk maka materi lebih mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa bisa meningkat hasil belajarnya.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VII D SMP Negeri 2 Bringin. Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2019/2020 dari bulan Agustus sampai bulan Desember 2019. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Bringin. Jumlah Siswa 28 orang terdiri dari 16 siswa laki- laki dan 12 siswa perempuan.

Sumber Data Penelitian

  1. Siswa; Siswa sebagai subjek dalam penelitian yang sekaligus sebagai sumber data yang berupa hasil belajar dan aktivitas selama pembelajaran berlangsung.
  2. Guru; Dalam penelitian tindakan kelas ini yang bertindak sebagai peneliti adalah guru sendiri. Data yang dapat diperoleh dari guru adalah aktivitas guru dalam mengimplemantasikan metode pembelajaran Gallery Walk pada mata pelajaran Flora dan Fauna.
  3. Observer; Bertindak sebagai observer dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kolabolator yaitu guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 2 Bringin. Observer mencatat semua kejadian yang ada dalam proses pembelajaran dalam lembar pengamatan (observasi) yang sudah disediakan.

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data sebagai berikut:

  1. Teknik Observasi (Pengamatan). Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setiap siklus. Lembar pengamatan guru digunakan oleh observer pada waktu guru melaksanakan proses pembelajaran dan lembar aktivitas siswa yang digunakan oleh observer untuk memantau kegiatan siswa pada waktu melakukan kegiatan pembelajar.
  2. Teknik Tes. Bentuk tes yang peneliti pilih untuk pengumpulan data adalah tes tertulis bentuk uraian. Tes bentuk uraian merupakan tes dengan kegiatan menguraikan jawaban pertanyaan secara jelas dan lengkap.
  3. Teknik Dokumentasi. Dokumentasi terdiri dari dokumentasi administrasi dan foto kegiatan. Dokumentasi administrasi meliputi silabus dan RPP mata pelajaran IPS materi Flora dan Fauna, LK, soal, instrument penilaian, lembar observasi, nilai hasil ulangan harian, dan daftar hadir siswa.

Foto digunakan untuk mendokumentasikan data tentang peristiwa yang terjadi dalam proses pembelajaran. Setiap kegiatan yang terjadi di kelas baik yang dilakukan oleh guru, siswa, maupun observer didokumentasikan dengan foto. Alat elektronik ini dapat membantu peneliti dalam mendeskripsikan kegiatan selama penelitian tindakan kelas.

Data yang terkumpul yang berupa hasil tes dalam penelitian tindakan kelas ini dianalisis menggunakan deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan dan memaparkan data hasil belajar siswa pada setiap siklus.

Indikator Keberhasilan

Adapun yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa materi Persebaran Flora dan Fauna meningkat, yaitu prosentase nilai rata-rata klasikal dan prosentase ketuntasan sudah mencapai lebih dari sama dengan delapan puluh lima (85%).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Penelitian

Prasiklus

Data hasil belajar siswa pada pembelajaran prasiklus seperti dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1. Nilai hasil belajar siswa pada prasiklus

N0 Aspek Nilai Prasiklus
1 Rata-rata klasikal 65,42
2 Siswa tuntas 16
3 Siswa tidak tuntas 12
4 Presentase ketuntasan (%) 57,14

 

Dari tabel di atas terbaca bahwa hasil pembelajaran IPS di kelas VIID masih rendah dan belum memenuhi ketuntasan hasil belajar.

Siklus I

Data hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 seperti dalam tabel 2 berikut:

Tabel 2. Nilai hasil belajar siswa Siklus I

No Aspek Nilai Siklus I
1. Rata- rata klasikal 73,39
2. Siswa tuntas 22
3. Siswa tidak tuntas 6
4. Presentase ketuntasan(%) 78,57

 

Dari tabel di atas terbaca bahwa hasil pembelajaran IPS di kelas VIID mulai meningkat terbukti rata-rata klasikal kelas meningkat dari prasiklus 65,42 meningkat menjadi 73,39. Namun begitu hasil belajar siswa masih dapat ditingkatkan sehingga dilaksanakan siklus 2.

Siklus II

Data hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 2 seperti dalam tabel 2 berikut:

Tabel 3. Nilai hasil belajar siswa Siklus II

No Aspek Siklus II
1. Rata- rata Klasikal 85,17
2. Siswa tuntas 25
3. Siswa belum tuntas 3
4. Presentase ketuntasan (%) 89,28

 

Dari tabel di atas terbaca bahwa hasil pembelajaran IPS di kelas VIID meningkat terbukti rata-rata klasikal kelas meningkat dari siklus 1 73,39 meningkat menjadi 85,17 pada siklus 2. Dengan hasil belajar siswa yang diperoleh dan menunjukkan peningkataan maka siklus 2 dihentikan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil Belajar

Dari data daftar hasil belajar siswa terdapat peningkatan yang signifikan dari prasiklus menuju siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada rekapitulasi perbandingan nilai hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 4. Rekapitulasi perbandingan nilai hasil belajar siswa pada prasiklus, siklus 1 dan Siklus 2

No Aspek Nilai
PraSiklus Siklus I Siklus II
1. Rata-rata klasikal 65,42 73,39 85,17
2. Siswa tuntas 16 22 25
3. Siswa belum tuntas 12 6 3
4. Presentase ketuntasan (%) 57,14% 78,57% 89,28%

 

Dari tabel di atas terbaca bahwa hasil pembelajaran IPS di kelas VIID meningkat terbukti rata-rata klasikal kelas meningkat dari prasiklus 65,42 meningkat pada siklus 1 73,39 dan meningkat menjadi 85,17 pada siklus 2. Dengan hasil belajar siswa yang diperoleh dan menunjukkan peningkatan tersebut terbukti bahwa pembelajaran dengan gallery walk dapat menigkatkan hasil belajar siswa kelas VIID SMPN 2 Bringin Kabupaten Semarang.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode pembelajaran Gallery walk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Flora kelas VII D SMP Negeri 2 Bringin tahun pelajaran 2019/2020. Peningkatan yang terjadi adalah pada (Prasiklus) 65,42%, setelah dilakukan tindakan maka pada (siklus I) rata-rata hasil belajar prosentasenya menjadi 73,39%, dan (siklus II) rata-rata hasil belajar prosentase mencapai 85,17% dengan KKM 75. Dari seluruh siswa kelas VIID masih ada tiga siswa yang belum tuntas. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakhadiran siswa tersebut pada saat pelaksanaan penelitian tindakan

Saran

  1. Bagi guru. Guru dapat menerapakan metode pembelajaran Gallery walk dalam kegiatan pembelajaran materi Flora dan Fauna.
  2. Bagi sekolah. Sekolah dapat menjadikan metode pembelajaran Gallery Walk sebagai referensi jenis metode pembelajaran yang bisa dipergunakan di sekolah.
  3. Bagi peneliti lain. Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian baru.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.

 

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Ginnis, Paul. 2008. Trik & Taktik Mengajar, Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Hisyam Zaim, 2007. Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Center For Teaching Staff Development.

Sumiati Asra, 2008. Metode Pembelajaran (Teori Pembelajaran Efektif), Bandung: CV, Wacana Prima

Achmad Sugandi, dkk, 2005. Teori Pembelajaran, Semarang: UPT MKK UNES.

Siberman (2016: 274) Metode Pembelajaran Gallery Walk

Uno, Hamzah B. dan Nudin M Achmad. 2011. Belajar dengan pendekatan PAIKEM, (pembelajaran aktif, inovatif, menyenangkan, kondusif, efektif, menarik). Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.