Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Prestasi Senam Kebugaran Jasmani
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SENAM KEBUGARAN JASMANI (SKJ) PADA SISWA KELAS IV SDN TASIKAGUNG
KECAMATAN REMBANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Suci Hayaningrum
Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Kelas IV SDN Tasikagung
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji peningkatan prestasi Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pada siswa Kelas IV SDN Tasikagung Rembang Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa tiga puluh tiga, terdiri atas delapan belas laki-laki dan lima belas perempuan. Dalam penelitian ini ditempuh dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data tes diambil dari tes performa. Data non tes diambil dengan lembar pengamatan aktivitas siswa. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif. Tolok ukur keberhasilannya adalah bila rata-rata kelas tes hasil belajar mencapai 75 dan 75% siswa mencapai ketuntasan. Hasil penelitian yang dilaksanakan dua siklus menunjukkan peningkatan prestasi Senam Kebugaran Jasmani (SKJ). Pembelajaran Siklus I rata-rata kelas 67,27 dan ketuntasan mencapai 64%. Pembelajaran Siklus II rata-rata kelas 78,48 dan ketuntasan 88%. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) pada siswa Kelas IV SDN Tasikagung Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Prestasi, Senam Kebugaran Jasmani (SKJ).
PENDAHULUAN
Pendidikan formal yang biasanya dilaksanakan sekolah merupakan salah satu sarana yang tepat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan untuk mendukung perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan demikian, pendidikan formal harus menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik bagi semua mata pelajaran yang tersusun dalam kurikulum sekolah. Salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) perlu diberikan kepada semua peserta didik karena bertujuan mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagi aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
Pembelajaran PJOK merupakan pembelajaran yang bertujuan mendorong pertumbuhan fisik, psikis, keterampilan motorik, pengetahuan, penalaran serta pembiasaan pola hidup sehat. Dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tingkat SD/MI, salah satu ruang lingkup aspek mata pelajaran PJOK adalah aktivitas ritmik. Aktivitas ritmik ini disebut senam, yang meliputi gerak bebas, senam pagi, SKJ dan senam aerobik (Kurikulum SDN Tasikagung, 2016: 17).
Pembelajaran Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) pada siswa Kelas IV SDN Tasikagung Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 diangap sulit oleh siswa. Gerakan SKJ dianggap sesuatu yang rumit, membutuhkan energi, pikiran dan waktu yang banyak untuk melakukannya. Anggapan ini mengakibatkan beberapa siswa menjadi malas belajar SKJ, sehingga beberapa siswa masih enggan untuk ikut berperan aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan nilai prestasi siswa masih rendah. Pada penilaian awal, yang telah tuntas hanya 27,27% siswa dari tiga puluh tiga siswa Kelas IV. Nilai rata-rata siswa baru mencapai 62,73, jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 68. Sebagian besar siswa (72,73%) belum tuntas.
Siswa Kelas IV SDN Tasikagung dalam pembelajaran PJOK, khususnya pada materi SKJ, cenderung pasif. Mereka kurang tertarik dengan pembelajaran senam, sehingga merasa bosan dalam pembelajaran ini. Siswa cenderung melakukan aktivitas lain yang lebih menarik perhatian, misalnya bermain, sering mengganggu temannya pada waktu pelajaran dan mengobrol dengan temannya. Salah satu solusi pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif yang mengutamakan keterlibatan siswa dalam belajar secara aktif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip kerja sama antar siswa yang satu dengan siswa yang lain dengan tujuan mencapai suatu hasil belajar yang diinginkan. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan prestasi, mau menerima perbedaan pendapat individu dalam kelompok dan mengembangkan keterampilan sosial. Sedangkan manfaat dari pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa percaya diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, mengurangi angka putus sekolah, mengurangi konflik antar siswa, penerimaan terhadap perbedaan menjadi lebih besar, meningkatkan prestasi belajar akademik siswa, motivasi siswa lebih tinggi dan meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi antar siswa.
Setelah mengetahui permasalahan serta kondisi siswa Kelas IV SDN Tasikagung, peneliti tertarik melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti memilih judul penelitian, â€Model Pembelajaran Kooperatif sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) pada Siswa Kelas IV SDN Tasikagung Kecamatan Rembang Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017â€
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, yaitu bulan Januari 2017 sampai Februari 2017. Subjek penelitian ini, yaitu siswa Kelas IV SDN Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa tiga puluh tiga anak, terdiri atas delapan belas laki-laki dan lima belas perempuan.
Teknik pengumpulan data penelitian ini meliputi: pengamatan, diskusi, kajian dokumen dan tes hasil belajar. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II. Sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasar hasil observasi, refleksi dan wawancara.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setiap siklus selalu dilaksanakan dengan satu rangkaian langkah-langkah: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi dan 4) Refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Siklus I
Model pembelajaran kooperatif pada Siklus I dalam delapan kelompok kecil, terdiri dari empat-lima anggota. Setiap kelompok berkumpul sesuai dengan posisinya masing-masing mengikuti gerakan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) oleh guru. Selanjutnya, masing-masing kelompok melakukan gerakan SKJ secara bergantian sebagai penilaian prestasi belajarnya. Pada Siklus I, yang telah tuntas mencapai 60,6% siswa dari tiga puluh tiga siswa Kelas IV. Nilai rata-rata siswa mencapai 67,27 hampir mendekati nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 68.
Deskripsi Siklus II
Model pembelajaran kooperatif pada Siklus II masih sama dalam delapan kelompok kecil, terdiri dari empat-lima anggota. Setiap kelompok menentukan ketua yang berposisi paling depan, sedangkan anggota lainnya berbanjar di belakangnya dengan rapi. Setiap kelompok berkumpul sesuai dengan posisinya masing-masing mengikuti gerakan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) oleh guru maupun ketua kelompok. Selanjutnya, masinng-masing kelompok melakukan gerakan SKJ secara bergantian sebagai penilaian prestasi belajarnya. Pada Siklus II, yang telah tuntas mencapai 87,87% siswa dari tiga puluh tiga siswa Kelas IV. Nilai rata-rata siswa mencapai 78,48 sudah memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 68.
Pembahasan
Model pembelajaran kooperatif sangat sesuai untuk kelas besar, seperti dalam penelitian ini dengan jumlah mencapai tiga puluh tiga siswa. Sesuai dengan materi tentang Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) yang dianggap kurang menarik dan membosankan, siswa tidak berminat dan mencapai prestasi belajar yang tidak memuaskan. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif menjadi tindakan yang tepat dalam pembaruan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Pada Siklus I, siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing, yaitu kelompok kecil yang terdiri dari empat-lima anggota. Dari delapan kelompok tersebut, guru mengetahui prestasi siswa dan kelompoknya dalam melakukan gerakan SKJ. Namun, pembelajaran tersebut masih berpusat pada guru sebagai model yang memperagakan setiap gerakan SKJ. Sesuai dengan prestasi belajar diketahui ketuntasan sebesar 60,6% dan nilai rata-rata sebesar 67,27. Prestasi belajar meningkat namun belum memenuhi indikator kinerja.
Pada Siklus II, siswa bergabung dengan kelompok yang sama dan menentukan ketua kelompok. Selanjutnya, ketua kelompok berposisi di depan dan anggota berbanjar di belakangnya secara rapi. Selain sebagai model, ketua kelompok juga membantu anggotanya melakukan gerakan SKJ dengan baik dan benar. Setiap kelompok melakukan gerakan SKJ hingga dua kali. Yang pertama bersama dengan guru dan ketua kelompok. Sedangkan yang kedua bersama dengan kelompoknya masing-masing tanpa model dari guru dan ketua kelompok. Pembelajaran melibatkan siswa yang memperagakan setiap gerakan SKJ. Sesuai dengan prestasi belajar diketahui ketuntasan sebesar 87,87% dan nilai rata-rata sebesar 78,48. Prestasi belajar meningkat dan memenuhi indikator kinerja.
Model pembelajaran kooperatif menempatkan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Dalam kelas besar, model pembelajaran kooperatif sangat tepat, dimana guru mengamati aktivitas siswa dengan cermat. Dalam pembelajaran klasikal, guru kesulitan mengamati aktivitas siswa dengan cermat. Selain itu, model pembelajaran kooperatif juga efektif dan menarik. Sesuai dengan tindakan dalam pembelajaran dan data penelitian, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dan memenuhi indikator kinerja. Dengan demikian, tujuan penelitian tercapai dan hipotesis tindakan terbukti benar.
PENUTUP
Kesimpulan
Sesuai dengan data penelitian dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian adalah model pembelajaran kooperatif meningkatkan prestasI Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) pada siswa Kelas IV SDN Tasikagung Kecamatan Rembang Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 sesuai dengan peningkatan ketuntasan dan nilai rata-rata.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan, saran dalam penelitian sebagai berikut:
1. Siswa hendaknya aktif dalam belajar terutama tentang senam kebugaran jasmani (SKJ) dan meningkatkan kerja sama dalam pembelajaran dengan semua teman.
2. Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk memecahkan semua masalah dalam pembelajaran terutama mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
3. Sekolah hendaknya mendokumentasikan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagai bahan referensi bagi penelitian teman sejawat.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Danar. 2003. Beberapa Pendekatan Pembelajaran Penjaskes. Bogor: Makalah Forum Komunikasi Intehrasi Vertikal Pendidikan Sains.
Hamalik, Oemar. 2001. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Masyudi. 2007. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Pembelajaran Olah Raga. Solo: Tiga Serangkai.
Sugiarto, Dwi. 2013. Belajar dan Pembelajaran 1. Tuban: Universitas Ronggolawe Tuban.
Suharno. 1996. Ilmu Kepelatihan Olah Raga. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Syarifuddin, Aib, 1997. Penjaskes 1,2,3. Jakarta: Gramedia Widiasmara Indonesia.
Tim Kurikulum SDN Tasikagung. Rembang: UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah (tidak diterbitkan).