PEMBELAJARAN TEXT PROSEDURE MELALUI LEARNING BY DOING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS

DI KELAS IX.3 SMP NEGERI 2 TEMBILAHAN HULU SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Helwiyati

SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu

 

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dengan pembelajaran Text Prosedure melalui Learning by Doing pada siswa Kelas IX.3 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas melalui tindakan tiga siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahapan, yakni.perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi dan refleksi.Dari hasil pembahasan tiap siklus, dari tahap pra siklus sampai siklus III menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dalam pemahaman bahasa Inggris dengan pembelajaran Text Prosedure Learning by Doing. Pada Siklus I menunjukkan hasil yang cukup setelah dilaksanakan proses pembelajaran text posedure melalui learning by doing diandingkan dengan kondisi pada Pra Siklus. Akan tetapi masih banyak siswa yang memerlukan adaptasi dengan adanya pembelajaran baru. Tingkat keberhasilan pelatihan pada pelaksanaan siklus I sekitar 68%. Oleh karena itu untuk meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus satu, maka dilakukan pada siklus II.Tingkat keberhasilan pada siklus Siklus II sudah ada peningkatan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama. Tingkat keberhasilan siswa dalam pemahaman meteri yang dilakukan dengan mempraktekkannya secara langsung mencapai 75%. Siswa menunjukkan minatnya untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun tingkat keberhasilan ini masih harus ditingkatkan pada siklus III. Pada siklus III terlihat adanya perkembangan yang positif. Hampir semua siswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris sudah mulai nampak ketiga ini adalah 89%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya pemahaman/penguasaan bahasa Inggris dengan pembelajaran Text Prosedur melalui Learning by Doing adalah sangat efektif.

Kata Kunci: Pembelajaran Text Prosedure, Learning by Doing

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Saat ini, arah pembinaan bahasa Inggris di sekolah dituangkan dalam tujuan pengajaran bahasa Inggris yang secara eksplisit dinyatakan dalam kurikulum. Secara garis besar, tujuan utama pengajaran bahasa Inggris adalah agar anak-anak dapat berbahasa Inggris dengan baik. Itu berarti agar anak mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan baik menggunakan media bahasa Inggris (Samsuri, 1987; Sadtono, 1988).

Melalui harapan di atas, pengajaran Bahasa Inggris dikelola agar anak-anak memiliki keterampilan-keterampilan praktis berbahasa Inggris, seperti (1) menulis laporan ilmiah atau laporan perjalanan, (2) membuat surat lamaran pekerjaan, (3) berbicara di depan umum atau berdiskusi, (4) berpikir kritis dan kreatif dalam membaca, atau (5) membuat karangan-karangan bebas untuk majalah, koran, surat-surat pembaca, brosur-brosur, dan sebagainya. Apapun bahan atau aturan-aturan bahasa yang diberikan kepada anak-anak, dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan praktis semacam itu.

Metode pembelajaran sekarang sangat dianjurkan melalui pembelajaran aktif. Dengan belajar aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan (Hisyam Zaini, 2007: 2).

Selama ini metode yang ingin digunakan supaya dapat meningkatkan mutu siswa adalah dengan menggunakan metode learning by doing. Hal ini dilakukan supaya dalam melaksanakan proses belajar mengajar siswa semakin paham dan selalu diingat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

a.     Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran text prosedure melalui learning by doing di pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu?

b.     Apa faktor-faktor pendukung keberhasilan pembelajaran text prosedure melalui learning by doing pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu?

c.     Kendala-kendala apakah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran text prosedure melalui learning by doing pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu?

d.     Usaha-usaha apakah yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala dalam pembelajaran text prosedure melalui learning by doing pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:

a.     Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran text prosedure melalui learning by doing pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu.

b.     Meningkatkan faktor-faktor pendukung keberhasilan pembelajaran text prosedure melalui learning by doing di pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu.

c.     Mengatasi kendala-kendala apakah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran text prosedure melalui learning by doing pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

a.     Secara teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat memberikan referensi bagi guru maupun peneliti lain untuk menerapkan atau mengembangkan strategi yang sama/berbeda dalam pembelajaran bahasa Inggris/bahasa lain pada aspek yang sama/lainnya dengan kasus yang sama/berbeda.

 

b.     Secara praktis, penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak.

1.     Bagi siswa

Diharapkan dengan selalu aktif siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa khususnya pada pokok Text Prosedure.

2.     Bagi Guru

Guru peneliti/lain bisa menerapkan metode yang sama guna meningkatkan pembelajaran pada aspek yang sama/lainnya, dengan permasalahan yang sama/berbeda.

3.     Bagi Sekolah

Peningkatan hasil belajar siswa dalam bahasa Inggris akan ikut menaikkan prestasi sekolah, mengingat pelajaran bahasa Inggris termasuk salah satu pelajaran yang diujikan secara nasional.

KAJIAN PUSTAKA

Proses Belajar Dan Mengajar Bahasa Inggris

Proses belajar-mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adannya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Usman (2000:5) menyatakan proses merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar-mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Istilah “belajar” dan “mengajar” adalah dua peristiwa yang berbeda akantetapi diantara keduannya terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan antara keduannya terjadi kaitan dan interaksi, saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain dalam keberhasilan proses belajar-mengajar.

Belajar

Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Slameto (1995: 2) memberikan definisi: Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sudjana (1989: 28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan itu sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan pemahaman sikap dan tingkah laku. Harold spears memberikan batasan: belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk atau arahan. Geoch mengatakan belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari keempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan.

Metode Pembelajaran

Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Sedangkan Ahmad Sabri mengemukakan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Dengan demikian, metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata pelajaran.

Saiful Bahri Jamarah mengemukakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan pengunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai satupun metode mengajar yang dirumuskan. Bisa difahami bahwa begitu pentingnya metode pembelajaran sehingga mutlak diperlukan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Saiful Bahri Jamarah mengungkapkan bahwa system dalam suatu kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi pembelajaran. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa salah satu usaha yang tidak pernah ditinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berfikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tapi nyata, dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru. Begitulah pentingnya kedudukan metode pembelajaran yang tidak dapat disepelekan oleh pendidik sebab merupakan komponen yang sangat vital dalam suatu proses belajar mengajar. Karena keberhasilan pembelajaran tidak bisa lepas dari peran metode yang dipergunakan oleh pendidik.

Metode Learning by Doing

Learning by doing menurut John Dewey adalah belajar melalui perbuatan langsung yang dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok. Pembelajaran yang dimaksud Dewey adalah siswa langsung mempraktekan apa yang ada pada materi pelajaran baik secara individu mapun berkelompok. Dengan begitu bisa difahami bahwa metode learning by doing artinya adalah metode pembelajaran dengan cara siswa diajak untuk melakukan, melihat, mendengar, merasakan secara langsung objek yang sedang dipelajari, dengan kata lain mempraktekkannya, sehingga siswa memahaminya sampai pada tingkatan haqqul yakin (pemahaman yang sejelas-jelasnya).

Bentuk pembelajaran dengan metode learning by doing yaitu dengan cara anak melakukan secara langsung sehingga bisa mengamati hal-hal yang menjadi pokok pembelajaran. Ada beberapa metode dan model pembelajaran yang menekankan pada pengalaman siswa secara langsung, diantaranya adalah:

a.     Metode Proyek

Metode proyek didasarkan pada gagasan John Dewey tentang “learning by doing”, metode ini sangat mungkin diterapkan karena metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari untuk dipecahkan secara kelompok. Dalam pelaksanaanya, metode proyek memposisikan guru sebagai fasilitator yang harus menyediakan alat dan bahan untuk melaksanakan “proyek” yang berorientasi pada kebutuhan dan minat anak dan menantang anak untuk mencurahkan segala kemampuan, keterampilan serta kreativitasnya.

b.     Metode Eksperimen

Metode eksperimen juga termasuk metode yang menggunakan pendekatan learning by doing, karena metode eksperimen merupakan cara pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama melakukan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi.[14] Misal mencangkok pohon jeruk, beternak ayam buras.

c.     Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati ataupun mencermati secara langsung.

Pada aspek lain guru juga mengkondisikan anak didik dengan menggunakan bentuk-bentuk pengajaran dalam konteks learning by doing, diantaranya:

a.     Menumbuhkan motivasi belajar anak

b.     Mengajak anak didik beraktivitas

c.     Mengajar dengan memperhatikan perbedaan individual

d.     Mengajar dengan umpan balik

e.     Mengajar dengan pengalihan

f.      Penyusunan pemahaman yang logis dan psikologis

Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode learning by doing yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi/tindak. metode learning by doing memberikan banyak keuntungan lainnya, diantaranya:

a.     Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu;

b.     Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama;

c.     Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

d.     Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;

e.     Peserta didik lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

f.      Peserta didik mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.

 

 

Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian diatas, maka peneliti ini akan melihat bagaimana pembelajaran learning by doing dapat berpengaruh terhadap proses belajar dan mengajar Bahasa Inggris yang diterapkan pada pokok bahasan Text Prosedur. Pada bagian ini diuraikan landasan substantif dalam arti teoritik dan/ atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternatif, yang akan diimplementasikan. Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu melalui learning by doing mampu meningkatkan kemampuan bahasa inggris siswa IX.3 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu Semester Ii Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran text procedure.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan tempat dimana penelitian tersebut dilaksanakan. Adapun tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu yang beralamat di Jalan Pelajar Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau khususnya kelas IX.3 Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 yaitu pada bulan Februari s/d April 2017.

Subyek Dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX.3 SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau yang berjumlah 28 orang yang terdiri dari 12 perempuan dan 16 laki-laki. Obyek Penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan peningkatan kemampuan Bahasa Inggris siswa kelas IX.3 dalam pembelajaran text prosedur melalui learning by doing.

Prosedure Penelitian

Dalam penelitian ini, Peneli menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus, dan pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menggali semua permasalahan yang dihadapi guru dan murid dalam proses pembelajaran di kelas.

Jenis Data

Data yang digunakan sebagai bahan dasar analisis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: data Primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil pengamatan terhadap pembelajaran text posedure melalui learning by doing pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa peningkatan pembelajaran text posedure melalui learning by doing pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu, dan jawaban lisan maupun tertulis yang diperoleh dari informan maupun responden. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari jawaban atas kuesioner dan dokumen sekolah yang meliputi peningkatan program pembelajaran text posedure melalui learning by doing pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu, guru, guna melaksanakan proses belajar mengajar pada siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu.

Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan dua cara, yaitu tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan bahasa Inggris. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran text prosedure melalui Learning by Doing.

Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.Analisis secara kuantitatif dihitung dengan cara: (a) merekap nilai yang diperoleh siswa, (b) menghitung nilai kumulatif, (c) menghitung nilai rata-rata, dan (d) mengitung prosentase. Teknik Kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil nontes. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami/menguasai bahasa Inggris dengan pembelajaran Text prosedur melalui Learning by doing.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pra siklus

Kondisi awal hasil prestasi belajar di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu khususnya mata pelajaran bahasa Inggris tidak memenuhi standar yang diinginkan atau dengan kata lain prestasi belajar siswa masih kurang. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini difokuskan pada implementasi upaya peningkatan pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris kelas IX.3. Berdasarkan hasil penelitian di awal sebelum melakukan tindakan pada siklus I dan II bahwa rata-rata siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu mempunyai nilai yang cukup untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dengan rata-rata 68,21 dan persentase ketuntasan 54%. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi siswa dibutuhkan suatu pemodelan pembelajaran baru.

Siklus I

Strategi pembelajaran yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah strategi pembelajaran text posedure melalui learning by doing. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu khususnya kelas IX.3 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan pembelajaran siklus II yaitu selama pelaksanaan rencana masih ada banyak siswa yang memerlukan adaptasi untuk menerima strategi pembelajaran baru ini. Ada beberapa siswa kurang aktif dalam kelompok. Rata-rata siswa yang kurang pandai manggantungkan diri kepada siswa yang yang pandai, sebaliknya siswa yang pandai merasa dirinya bekerja sendiri, karena teman yang kurang pandai tidak begitu aktif dalam diskusi dan praktek. Berdasarkan data hasil tes pada siklus I bahwa rata-rata nilai siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu pada siklus I mempunyai nilai yang cukup untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dengan rata-rata 73,04 dan persentase ketuntasan 68%. Oleh karena itu untuk meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus satu, maka dilakukan pada siklus II.

Refleksi dari strategi pembelajaran ini dapat diketahui setelah dilakukan pengamatan selama penyampaian materi di kelas. Setelah guru selesai menyampaikan materi banyak siswa yang kebingungan dengan materinya. Mereka bingung dengan materi yang harus dicatat dibuku dan mana yang harus dipraktekan oleh kelompoknya. Untuk mempraktekkannya pun, masih banyak siswa yang bertanya kepada guru.

Siklus II

Untuk pelaksanaan perencanaan siklus II ini melanjutkan perencanaan dari siklus I berdasarkan hasil evaluasi siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini adalah memadukan dan manambahkan beberapa metode pembelajaran. Menurut hasil pengamatan peneliti, banyak siswa yang aktif melakukan tugas kelompok tersebut. Sehingga guru lebih mudah untuk menyampaikan materi dan menilai peningkatan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris. Ketika guru memberikan tugas untuk melakukan drama dengan dialog Bahasa Inggris, mayoritas siswa antusias untuk melakukannya, karena selain belajar, mereka dapat memahami bahasa Inggris.

Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh pada siklus II bahwa rata-rata nilai siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu pada siklus II mempunyai nilai yang Baik untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dengan rata-rata 77,64 dan persentase ketuntasan 75%. Namun tingkat keberhasilan ini masih harus ditingkatkan pada siklus III karena indikator keberhasilan siswa yang tuntas adalah 80% dari seluruh siswa dalam satu kelas.

Siklus III

Perencanaan siklus III ini berdasarkan evaluasi/ refleksi dari siklus I dan siklus II. Guru menyiapkan materi selanjutnya yang akan diajarkan kepada siswa. Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat cerita dalam Bahasa Inggris, kemudian secara individu menceritakan di depan teman-teman dan guru. Hasil pengamatan yang diperoleh saat menceritakan hasil tulisan siswa, banyak siswa yang menanyakan tentang isi cerita yang sebenarnya, sehingga bisa dijadikan evaluasi oleh guru tentang kebenaran tulisan siswa. Dalam siklus III ini Kegiatan dalam membuat cerita atau mengarang biasanya sangat tidak disukai siswa, tetapi saat melakukan penelitian ini, antusias siswa sangat besar, bahkan mereka tidak segan-segan untuk membolak-balik kamus untuk memahami dan mencari artinya serta bertanya kepada guru apabila mereka kurang puas atas pencariannya di kamus. Tetapi hasil yang didapat sangat memuaskan, karena selain siswa mencari kosakata dalam kamus, mereka pun sedikit demi sedikit juga bertambah vocab bahasa Inggrisnya.

Berdasarkan hasil nilai pada siklus III ini bahwa rata-rata nilai siswa kelas IX.3 di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu pada siklus III mempunyai nilai yang Baik untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dengan rata-rata 81,79 dan persentase ketuntasan 89%. Keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris sudah mulai nampak membaik dan sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan. Pada siklus III terlihat adanya perkembangan yang positif. Hampir semua siswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris sudah mulai nampak ketiga ini adalah 80%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu dapat disimpulkan seperti di bawah ini:

a.     Pelaksanaan pembelajaran text posedure melalui learning by doing dapat dilaksanakan dengan baik, dan dalam setiap siklusnya mengalami peningkatan kemampuan siswa.

b.     Faktor-faktor yang mendukung dalam penelitian ini adalah antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dan bantuan sesama guru bahasa Inggris dalam mengevaluasi hasil belajar siswa.

c.     Kendala-kendala yang menjadi penghambat dalam penelitian ini adalah, kurangnya koordinasi dan dukungan dari pihak sekolah untuk melakukan metode text posedure melalui learning by doing.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang bisa diberikan adalah sebagai berikut:

a.     Penggunaan metode pembelajaran yang konvensional sudah harus diganti dengan teknik pembelajaran yang bervariasi dan inovatif.

b.     Kerja kolaboratif dalam PTK dapat dipakai sebagai media pengembangan profesionalisme guru dalam pembelajaran.

c.     Untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama, diharapkan bisa lebih bervariasi dalam penelitiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media Utama.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Sanjaya, Wina, Dr.MPd. (2008) Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group-Jakarta.

Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Pustaka Mulia.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. UNS Press.