Pembelajaran Melalui Metode Problem Based Learning Dengan Media Daring
PEMBELAJARAN JARAK PADA DIMENSI TIGA
MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
DENGAN MEDIA DARING STUDI KASUS DI
KELAS XI TB A SMK NEGERI 4 SUKOHARJO
PADA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Boedhi Hastuti
SMK Negeri 4 Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar jarak pada dimensi tiga melalui metode Problem Based Learning (PBL) dengan media daring study kasus bagi siswa kelas XI TB A SMK Negeri 4 Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan Penelitian Study Kasus yang dilaksanakan dalam kurun waktu 4 bulan, mulai bulan Maret sampai Juni pada saat pandemi covid-19 diawali dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TB A Semester 2 SMK Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan analisis data. Validitas data menggunakan metode triangulasi. Analisis data menggunakan teknik deskripsi komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ada sedikit peningkatan keaktifan siswa untuk ingin tuntas dalam proses pembelajaran dengan media daring dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa yang berakibat pada meningkatnya hasil belajar siswa pada materi jarak pada dimensi tiga meskipun hasil masih belum sesuai harapan. Hal ini ditunjukkan dengan masih kurang meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan yang dilakukan masih kurang optimal. Nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari test ke I 27,78% pada akhir tindakan pembelajaran satu siklus, menjadi 41,67% pada akhir tindakan pembelajaran test ke II. Kepesertaan belajar siswa mengalami penurunan dari 75% pada akhir tindakan test ke I, menurun menjadi 72,22% pada akhir tindakan pembelajaran test II. Penelitian ini disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media daring dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa materi jarak pada dimensi tiga di kelas XI SMK Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Jarak pada Dimensi Tiga; Problem Based Learning (PBL); Media Daring
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perubahan dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19 masih sangat dirasakan hingga saat ini. Salah satu dampak yang paling terlihat atas perubahan dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19 adalah keefektifan proses belajar-mengajar. Pasalnya tidak semua peserta didik mampu beradaptasi dengan metode pendidikan yang baru ini. Maka dari itu, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meminta agar para guru tidak fokus dalam mengejar target kurikulum saja. Namun juga membekali siswa dengan kemampuan hidup yang diperkuat dengan nilai-nilai karakter.
Matematika sebagai salah satu ilmu yang sangat penting karena segala jenis aktifitas dalam kehidupan sehari-hari selalu memerlukan cara-cara penyelesaian yang menuntut seseorang untuk menguasai matematika atau cara berhitung. Dalam hal ini banyak siswa yang merasa bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari dan dipahami khususnya oleh siswa SMK pada standar kompetensi Jarak Pada Dimensi Tiga. Keadaan ini mengakibatkan rendahnya kreativitas dan hasil belajar yang diperoleh dan dicapai oleh siswa.
Kondisi riil di SMK Negeri 4 Sukoharjo khususnya kelas XI TB A menunjukkan bahwa masih ada sebagian siswa yang belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Berdasarkan hasil yang telah ada dari tahun-tahun sebelumnya nilai ulangan Jarak Pada Dimensi Tiga selalu di bawah KKM. Interaksi yang kurang baik antara guru dan siswa akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, sumber belajar, fasilitas, serta kondisi kelas. Gejala rendahnya pemanfaatan sumber belajar adalah kurangnya inisiatif dari guru untuk menghadirkan alternatif sumber belajar selain buku yang dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran. Untuk mengoptimalkan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran, guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan baik, mampu menggunakan sumber belajar, metode dan media pembelajaran yang bervariasi.
Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kecakapan dalam analisis, inisiatif dan kritis untuk memecahkan masalah yang ada adalah model Problem Based Learning (PBL). Penelitian terdahulu misalnya penelitian oleh Wafik Khoiri, Rochmad Rochmad, Adi Nur Cahyono (2013) Pembelajaran menggunakan PBL berbantuan multimedia kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai ketuntasan klasikal, kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat dan lebih baik daripada siswa yang menggunakan ekspositori, serta terdapat pengaruh positif antara kemampuan berpikir kreatif dengan kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas peneliti mengadakan penelitian dengan judul Pembelajaran Jarak pada Dimensi Tiga melalui Model Problem Based Learning (PBL) dengan Media Daring Studi Kasus di Kelas XI TB A SMK Negeri 4 Sukoharjo pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah adalah Bagaimanakah pengelolaan lingkungan belajar dalam proses pembelajaran dan hasil belajar matematika materi jarak pada dimensi tiga melalui model Problem Based Learning dengan media daring bagi siswa kelas XI TB A SMK Negeri 4 Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020?
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Pembelajaran
Menurut Ahmad (2001: 77) menyatakan bahwa “pembelajaran memiliki banyak komponen yang tidak bersifat partial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung komplementer, berkesinambungan”. Untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang baik harus dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan dan prinsip-prinsip pengajaran. Guru harus mempertimbangkan segi dan strategi pembelajaran dirancang secara sistematis, bersifat konseptual tetapi praktis realistik dan fleksibel, baik yang menyangkut masalah interaksi pembelajaran pengelolaan kelas, pendayagunaan sumber belajar maupun penilaian pengajaran. Karena itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran yang memadai bagi seorang guru.
Metode Pembelajaran
Keberhasilan seorang peserta didik dalam proses pembelajaran itu dipengaruhi oleh pemilihan metode atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2012: 132) model- model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Joyce dan Weil juga menggambarkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai desain dalam pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat – perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku – buku, film, tape recorder, media program komputer dan kurikulum.
Metode Problem Based Learning (PBL)
Menurut Kunandar (2011: 354), Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Problem Based Learning (PBL) menggunakan masalah dunia nyata sebagai bahan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir mereka dalam memecahkan masalah tersebut. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) dirasa sangatlah tepat untuk siswa kelas XI mata pelajaran Matematika dengan materi jarak pada dimensi tiga, sebab materi yang semula hanya sekedar pengetahuan saja dapat di ubah menjadi pengetahuan yang bermakna sekaligus terampil yang dikemas dalam suatu masalah di kehidupan para siswa yang tidak hanya di sampaikan dalam ceramah.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah arahan penalaran untuk sampai pada pemberian jawaban sementara masalah penelitian yang telah dirumuskan. Apabila pembelajaran jarak pada dimensi tiga dapat dilaksanakan secara baik dan berkesinambungan, maka akan dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, penerapan model Problem Based Learning (PBL) diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran jarak pada dimensi tiga dengan media daring bagi siswa kelas XI TB A SMK Negeri 4 Sukoharjo pada semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif diskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan dan dilakukan di SMK Negeri 4 Sukoharjo beralamat di Jalan Raya Baki No.5, Kelurahan Jetis, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020. Tahap persiapan sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan selama empat bulan, yakni bulan Maret sampai dengan Juni 2020. Kegiatan perencanaan (penyusunan proposal) dilaksanakan pada bulan Maret 2020, pelaksanaan tindakan pembelajaran pada bulan April sampai Mei 2020, penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan Juni 2020, seminar hasil penelitian pada bulan Juni 2020.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TB A semester 2 SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 36 orang siswa. Pemilihan subjek dilandasi adanya alasan bahwa siswa kelas XI TB A memiliki hasil proses pembelajaran jarak jauh melalui metode Problem Based Learning (PBL) dengan kualitas belajar paling rendah dibandingkan kelas yang lain.
Bentuk dan Strategi Penelitian
Metode penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus. Penelitian dalam metode dilakukan secara mendalam terhadap suatu keadaan atau kondisi dengan cara sistematis mulai dari melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi dan pelaporan hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Model pembelajaran apakah Problem Based Learning (PBL) dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan menarik pada siswa Kelas XI TB A SMK Negeri 4 Sukoharjo. Strategi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif yaitu bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan semuan kenyataan yang ada.
Data dan Sumber Data
(1) Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian yaitu kegiatan pembelajaran matematika jarak pada dimensi tiga dengan media daring melalui model Problem Based Learning (PBL) di kelas XI TB A SMK Negeri 4 Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020, 2) Dokumen yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil belajar siswa berupa tes tertulis, catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung setiap siklus.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, dan analisis data.
Uji Validitas Data
Data diuji validitasnya dengan menggunakan beberapa teknik yaitu dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode.
Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dan teknik analisis deskriptif komparatif. Analisis kritis berkaitan dengan data yang bersifat kualitatif. Analisis ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada penelitian siklus sebelumnya. Perbaikan yang akan dilakukan disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya.
Indikator
Berdasarkan prosedur yang dilakukan dengan media daring melalui model Problem Based Learning (PBL) pada siswa Kelas XI TB A SMK Negeri 4 Sukoharjo, indikator keberhasilan studi kasus ini adalah 80% (Berkriteria baik dan sangat baik ≥ 80 % dari jumlah siswa) serta 85% (Jumlah siswa ≥ 85 % telah mencapai KB dengan nilai ≥ 70).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil tes ke I dan ke II satu pembelajaran daring matematika materi jarak pada tiga dimensi disajikan pada tabel berikut:
Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa
No | Ketuntasan | Tes I | Tes II | ||
Jumlah | % | Jumlah | % | ||
1 | Tuntas | 10 | 27,78 | 15 | 41,67 |
2 | Belum Tuntas | 26 | 72,22 | 21 | 58,37 |
Jumlah | 36 | 100 | 36 | 100 | |
Nilai rata-rata | 51,38 | 50,58 | |||
Nilai terendah | 55 | 55 | |||
Nilai Tertinggi | 80 | 80 |
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes I dan II adalah 80 dan nilai terendah adalah 55. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tes I adalah sebesar 51,38 dan tes ke II adalah 50,58. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kurang dari KKM yang ditetapkan dengan KKM > 70. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar. Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70 pada tes I adalah 10 orang siswa atau 27,78% dari jumlah siswa dan pada tes II adalah 15 orang siswa atau 41,67% dari jumlah siswa.. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar pada tes I adalah 26 orang siswa atau 72,22% dan pada tes II adalah 21 orang siswa atau 58,37%. Berdasarkan hal tersebut, maka secara klasikal siswa kelas XI TB A semester 2 SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020 belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran matematika.
Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran daring satu siklus disajikan pada tabel berikut:
Tingkat Kepesertaan Ikut Belajar
No | Kepesertaan | Tes I | Tes II | ||
Jumlah | % | Jumlah | % | ||
1 | Ikut | 27 | 75 | 26 | 72,22 |
2 | Tidak Ikut | 9 | 25 | 10 | 27,78 |
Jumlah | 36 | 100 | 36 | 100 |
Ditinjau dari kepesertaan siswa belajar, dapat diketahui bahwa pada tes I jumlah siswa yang sudah ikut belajar dengan KKM > 100 adalah 27 orang siswa atau 75% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang tidak ikut serta belajar adalah 9 orang siswa atau 25%. Kepesertaan siswa belajar pada tes II jumlah siswa yang sudah ikut belajar dengan KKM > 100 sebanyak 26 orang siswa atau 72,22% dari jumlah siswa. Sedangkan jumlah siswa yang tidak ikut serta belajar adalah 10 orang siswa atau 27,78%. Berdasarkan hal tersebut, maka secara klasikal siswa kelas XI TB A semester 2 SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020 belum maksimal sesuai harapan.
Pembahasan
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pada tindakan satu siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari test I sebanyak 10 siswa tuntas atau 27,8% pada kondisi awal menjadi test ke II sebanyak 15 siswa tuntas atau 41,67% pada akhir tindakan pembelajaran satu Siklus. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 27,8% pada kondisi awal meningkat menjadi 41,67% pada akhir tindakan satu siklus.
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pada tindakan satu siklus belum dapat meningkatkan kepesertaan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya jumlah kepesertaan belajar siswa. Kepesertaan belajar siswa mengalami penurunan dari test I sebanyak 27 siswa hadir atau 75% pada kondisi awal menjadi test ke II sebanyak 26 siswa hadir atau 72,22% pada akhir tindakan pembelajaran satu Siklus. Kepesertaan belajar siswa mengalami penurunan dari 75% pada kondisi awal menurun menjadi 72,22% pada akhir tindakan satu siklus.
Pada waktu kegiatan orientasi, guru sebaiknya memberikan sedikit narasi di awal video dan memberikan instruksi kepada siswa agar memperhatikan video yang ditayangkan kalau perlu mencatat hal-hal yang dilihat. Dalam kegiatan mengerjakan soal terlihat ada beberapa anak yang tidak aktif terlibat dan agak menjauhkan diri dari kelompok daring, hal ini karena daya dukung dan support dari keluarga dan lingkungan yang kurang. Demikian juga dalam kegiatan diskusi kelompok ada beberapa siswa yang kurang aktif karena kurang komunikatif dalam menyampaikan ide dan pendapat dalam pengerjaan soal yng disampaikan guru. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya guru melakukan pembelajaran tatap muka agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan bisa mendorong seluruh siswa menjadi aktif terlibat dalam seluruh kegiatan pembelajaran. Sifat materi jarak pada dimensi tiga, dengan tingkat kemampuan berpikir abstrak siswa yang bervariasi menyebabkan siswa terlihat masih kesulitan menyelesaikan materi secara jelas meskipun sudah dibantu dengan media video dan penjelasan guru. Oleh karena itu, guru perlu memikirkan cara untuk memvisualkan secara utuh berulang – ulang dengan Problem Based Learning.
Simpulan
Berdasarkan hasil temuan yang telah dideskripsikan dan dibahas sebagai hasil analisis data, diperoleh simpulan hasil penelitian bahwa: 1) Proses pembelajaran Jarak Pada Dimensi Tiga melalui metode Problem Based Learning (PBL) dengan media daring bagi siswa kelas XI TB SMK Negeri 4 Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 dirasa kurang berhasil karena belum dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya jumlah kepesertaan belajar siswa. Kepesertaan belajar siswa mengalami penurunan dari test I sebanyak 27 siswa hadir atau 75% menjadi sebanyak 26 siswa hadir atau 72,22% pada akhir tindakan pembelajaran satu siklus, 2) Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pada tindakan satu siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 27,8% pada kondisi awal meningkat menjadi 41,67% pada akhir tindakan satu Siklus.
Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat direkomendasikan agar guru mau menggunakan metode pembelajaran daring yang inovatif guna memberikan rangsangan dan pengalaman belajar yang baru bagi siswa dan sekolah disarankan untuk berusaha melengkapi kebutuhan dasar sarana dan prasarana dalam daring.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Suyitno, 2006. Dasar – Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1, Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
, 2006. Pemilihan Model – Model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya Di SMK, Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
Kunandar, 2008. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
- Taufiq Amir, 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rusman, 2016. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Ridwan Abdullah Sani, 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitaitf Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana, 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto dkk, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan ke-5. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto, 2002. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Cetakan ke-3. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana.