PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK

DI MASA PANDEMI COVID 19

 

Murtini

TK Munggur 2 Kabupaten Karanganyar

 

ABSTRAK

Pada masa darurat covid 19, TK telah melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan kreatifitas masing-masing sekolah dimana peserta didik belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua. Pembelajaran di TK ini disesuaikan dengan Kurikulum Darurat yang disusun dan dilaksanakan pada masa darurat covid 19. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi darurat pada setiap satuan pendidikan sekolah. Dalam pembelajaran sesuai kurikulum darurat ini, satuan pendidikan dapat melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Tujuan makalah ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan pembelajaran TK dimasa pandemi covid 19. (2) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembelajaran TK dimasa pandemi covid 19 (3) Untuk mengetahui solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala pembelajaran TK dimasa pandemi covid 19. Banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran dimasa pandemi covid 19. Diantaranya kurangnya pengetahuan orang tua dalam pembelajaran di TK, suasana rumah yang kurang kondusif dalam pembelajaran, adanya orang tua yang belum punya HP, dan sebagainya. Kendala yang ada perlu diberikan solusi agar pembelajaran dirumah bisa lebih maksimal.

Kata kunci: pembelajaran, TK, masa pandemi covid 19

 

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini merupakan pondasi dasar pendidikan yang penting untuk pendidikan tingkat dasar dan pendidikan selanjutnya. Masa emas atau sering disebut golden age merupakan usia dini dimana setiap perkembangannya berjalan dengan pesat. Rangsangan pembelajaran yang dilakukan baik di sekolah maupun dirumah diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dasar anak secara maksimal.

Pembelajaran disekolah TK dirancang sedemikian sehingga sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik sesuai dengan tingkatan umur 4-5 tahun dan 5-6 tahun, yang disesuaikan dengan permendikbud no 146 tentang Kurikulum PAUD dan permendikbud no. 137 tentang standar PAUD. Dengan mengacu pada KI (kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pendidikan anak usia dini.

Permendikbud no 137 tahun 2014 yang mengatur tentang standar PAUD di dalamnya memuat standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun sesuai kurikulum 2013.Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik.

Dalam kondisi darurat covid 19 ini, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kurikulum masing-masing lembaga, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan masing-masing.

Pada masa darurat covid 19, sekolah telah melaksanakan kegiatan pembelajaran di tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisi dan kreatifitas masing-masing sekolah dimana peserta didik belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua.

Mengimplentasikan SK Kemendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus untuk tahun pelajaran 2020/2021 yang masih dalam masa darurat covid 19, tentunya sekolah membutuhkan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu Kurikulum Darurat yang merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa darurat dengan memperhatikan rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan pendidikan di masa darurat. Masa darurat yang dimaksud bukan hanya pada masa darurat wabah Corona Virus Disease (Covid-19), tetapi berlaku pula pada masa darurat karena terjadi bencana alam, huru-hara dan sebagainya.

Pembelajaran TK dimasa pandemi covid 19 disesuaikan dengan Kurikulum darurat ini dikembangkan untuk menghadapi masa darurat covid 19 oleh Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang meliputi kerangka dasar Kurikulum Darurat, tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender pendidikan, Sebelum mengembangkan Kurikulum Darurat, sekolah melakukan analisis kondisi internal yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan dengan melakukan skrening zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan peserta didik untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan covid 19.

Pembelajaran di TK ini disesuaikan dengan Kurikulum Darurat yang disusun dan dilaksanakan pada masa darurat covid 19. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi darurat pada setiap satuan pendidikan sekolah. Dalam pembelajaran sesuai kurikulum darurat ini, satuan pendidikan dapat melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.

Banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran dimasa pandemi covid 19. Diantaranya kurangnya pengetahuan orang tua dalam pembelajaran di TK, suasana rumah yang kurang kondusif dalam pembelajaran, adanya orang tua yang belum punya HP, dan sebagainya. Kendala yang ada perlu diberikan solusi agar pembelajaran dirumah bisa lebih maksimal.

Pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh atau kelas virtual Dalam Jaringan (Daring) yaitu bagi peserta didik yang terpenuhi fasilitasnya berupa laptop HP android maupun jaringan internet, sekolah dan guru menggunakan aplikasi pembelajaran digital dengan menyediakan menu/pengaturan kelas virtual. Untuk pembelajaran jarak jauh Luar Jaringan (Luring) dilaksanakan bagi peserta didik yang belum terpenuhi fasilitasnya berupa laptop, Hp android maupun jaringan internet, guru dan peserta didik menggunakan vasilitas melalui media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan sekitar. Selain itu, para peserta didik juga dapat menggunakan media televisi dan radio atau pengiriman bahan ajar menggunakan kurir.

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah (1) Bagaimana Pembelajaran TK dimasa Pandemi covid 19? (2) Bagaimana Kendala pembelajaran TK dimasa pandemi covid 19? (3) Bagaimana solusi atas kendala yang dihadapi dalam pembelajaran TK dimasa ppandemi covid 19?

Tujuan makalah ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan pembelajaran TK dimasa pandemi covi-19. (2) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembelajaran TK dimasa pandemi covid 19 (3) Untuk mengetahui solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala pembelajaran TK dimasa pandemi covid 19.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tak terpissahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia bisa mengembangkan potensipotensi yang dibawa sejak lahir. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan belajar dan pembelajaran dapat terjadi dimana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kebutuhan manusia akan belajar tidak akan pernah berhenti selama manusia ada di muka bumi ini. Hal itu disebabkan karena dunia dan isinya termasuk manusia selalu berubah.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Melalui proses belajar seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal (Pribadi, 2009:21). Definisi pembelajaran menurut Sadiman, dkk., (1986:2) “Belajar (learning) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti.” Belajar dapat terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa saja, dari apa, bagaimana, dan siapa saja. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau tingkah laku (afektif).

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya
(Warsita, 2008:62). Untuk dapat berlangsung efektif dan efesien, proses belajar
perlu dirancang menjadi sebuah kegiatan pembelajaran.

Metode Pembelajaran

Dari beberapa definisi menurut para ahli menyebutkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh pendidik dalam
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Berikut definisi-definisi menurut para
ahli: 1) Menurut Sanjaya (2010:147) “metode adalah cara yang digunakan untuk
melengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.” 2) Hasibuan dan Moedjiono (2013:3) “metode adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar.” 3) Warsita (2008:273) “Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.”

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
merupakan langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang dapat dilakukan

oleh guru atau pendidik. Pendidik atau guru memilih metode yang tepat
disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dapat disimpulkan dari berbagai pengertian diatas metode pembelajaran adalah
cara yang dipergunakan oleh para guru pada saat berlangsungnya pembelajaran, untuk mengadakan interaksi guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Metode pengajaran dapat digambarkan secara umum yang merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih. Setiap metode memiliki ciri khas tertentu dalam penggunaannya yang perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Metode pembelajaran yang dapat digunakan antara lain metode presentasi, metode diskusi, metode permainan, metode simulasi, metode bermain peran, metode tutorial, metode demonstrasi, metode penemuan, metdoe latihan, dan metode kerja sama. Dalam Warsita (2008:273), “macam-macam metode pembelajaran antara lain: metode ceramah; metode pembelajaran terprogram; metode demonstrasi; metode imitasi; metode diskusi; metode drill/praktikum dan lain-lain”.

Konsep Pembelajaran Masa Pandemi Covid 19

Konsep pembelajaran pada masa Pandemi Covid 19 sebagai berikut: (1) Kegiatan pembelajaran pada masa darurat dilakukan dengan berpedoman pada Kalender Pendidikan Sekolah tahun pelajaran 2020/2021 yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah. (2) Kegiatan pembelajaran masa darurat dilakukan tidak hanya untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum, namun lebih menitikberatkan pada penguatan karakter, praktek ibadah, peduli pada lingkungan dan kesalehan sosial lainnya. (3) Kegiatan pembelajaran masa darurat covid 19 melibatkan guru, orang tua, peserta didik dan lingkungan sekitar. (4) Kegiatan pembelajaran dilakukan setelah sekolah melakukan: (5) Pemetaan/skrining zona desa/kelurahan tempat tinggal peserta didik, guru serta tenaga kependidikan yang ada di sekolah sebagai bahan penentuan pelaksanaan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh sekolah, selain itu untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan covid 19 (zona hijau) atau termasuk lingkungan yang tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat diketahui antara lain melalui gugus tugas penanganan covid 19, melalui aplikasi pemantauan covid 19 atau surat keterangan dari kepala desa/kelurahan atau kecamatan, selain itu pemetaan/skrining kesehatan bagi peserta didik, guru dan tenaga kependidikan untuk memastikan kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau tertular covid 19 hal tersebut dapat ditunjukkan melalui surat keterangan sehat dari puskesmas sebagai bentuk pemenuhan kelengkapan apabila proses pembelajaran akan dilakukan secara tatap muka atau kelas nyata. (6) Kegiatan pembelajaran masa darurat dilaksanakan dengan mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat baik pada aspek fisik maupun psikologi, untuk pembelajaran tatap muka atau kelas nyata hal tersebut ditunjukkan dengan surat rekomendasi dari pemerintah setempat dan surat persetujuan dari orang tua.

Prinsip Pembelajaran Masa Pandemi Covid 19

Prinsip pembelajaran masa Pandemi Covid 19 yaitu: (1) Pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, tatap muka terbatas, dan/atau pembelajaran jarak jauh, baik secara Daring (dalam jaringan) dan Luring (luar jaringan) kegiatan tersebut Dilaksanakan (2) untukmemberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk melanjutkan kelas dan melanjutkan kejenjang pedidikan berikutnya (3) Pembelajaran berlangsung di sekolah, rumah, dan di lingkungan sekitar sesuai dengan kondisi masing-masing termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah. (4) Pembelajaran dikembangkan secara kreatif dan inovatif dalam mengoptimalkan tumbuhnya kemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif peserta didik. (5) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas. (6) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. (7) Pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah lebih menitik beratkan pada pendidikan kecakapan hidup, misalnya pemahaman mengatasi pandemi covid 19, penguatan nilai karakter atau akhlak, serta keterampilan beribadah peserta didik di tengah keluarga; (8) Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah (9) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan peserta didik dan orang tua/wali (10) Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif

Materi, Metode Dan Media Pembelajaran Masa Pandemi Covid 19

Pengembangan Materi Ajar.

Guru memilih materi pelajaran esensi untuk dijadikan prioritas dalam pembelajaran. Sedangkan materi lain dapat dipelajari peserta didik secara mandiri. Materi pembelajaran diambilkan dan dikumpulkan serta dikembangkan dari: (1) Buku – buku sumber seperti buku peserta didik, buku pedoman guru, maupun buku atau literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan benar. (2) Hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau berkaitan dengan fenomena sosial yang bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan pandemi covid 19 atau hal lain yang sedang terjadi di sekitar peserta didik.

Model dan Metode Pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan pennciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pernbelajaran sehingga terjadi perubahan pada diri anak. Model pembelajaran pada TK meliputi: (1) Daring pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap  muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. (2) Luring adalah kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata offline. Kata “luring” merupakan lawan kata dari “daring”. Dengan demikian, pembelajaran luring dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet maupun intranet. (3) Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran pada kondisi darurat. (4) Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan karakteristik materi/tema dan karaktersituasi yang dihadapi sekolah pada kondisi darurat. (5) Aktivitas dan tugas pembelajaran pada masa belajar dari rumah dilaksanakan bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas belajar di rumah. (6) Pemberian tugas pembelajaran dilaksanakan dengan mempertimbangkan konsep belajar dari rumah, yaitu sebagai usaha memutus mata rantai penyebaran covid 19, maka beban tugas yang diberikan kepada peserta didik dipastikan dapat diselesaikan tanpa keluar rumah dan tetap terjaga kesehatan, serta cukupnya waktu istirahat untuk menunjang daya imunitas peserta didik

Media dan Sumber Belajar.

Guru menggunakan media yang ada di sekitar lingkungan, dapat berupa benda – benda yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Pemilihan media disesuaikan dengan materi/temayang diajarkan dan tagihan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kedaruratan. Selain itu guru dan peserta didik dapat menggunakan media dan sumber belajar antara lain: buku sekolah elektronik (https://bse.kmendikbud.go.id), sumber bahan ajar peserta didik, Guru berbagi (E-Learning Sekolah), aplikasi e -learning sekolah (https://elearning.kemenag.go.id/), web Rumah Belajar oleh Pusdatin Kemendikbud (https://belajar.kemdikbud.go.id) TVRI, TV edukasi kemendikbud (https:tve.kemendikbud.go.id/live/), Pembelajaran Digital oleh Pusdatin dan SEAMOLEC, Kemendikbud (http://rumahbelajar.id), Tatap muka daring program sapa duta rumah belajar Pusdatin Kemendikbud (pusdatin.webex.com), Aplikasi daring untuk paket A,B,C. (http://setara.kemdikbud.go.id/), Guru berbagi http://guruberbagi.kemdikbud.go), Membaca digital (http://aksi.puspendik.kemdikbud.-go.id/membacadigital/), Video pembelajaran (Video pembelajaran), Radio edukasi Kemendikbud (https://radioedukasi.kemdikbud), Ruang guru PAUD Kemendikbud (http://anggunpaud.kemdikbud), Mobile edukasi – Bahan ajar multimedia (https://medukasi.kemdikbu.go.id/meduka), Modul Pendidikan Kesetaraan (https://emodul.kemdikbud.go.id/) Kursus daring Guru dari SEAMOLEC (http://mooc.seamolec.org/),

Karakteristik Anak Usia Taman Kanak-kanak (TK)

Dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 2 menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Ayat 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Bertalian dengan ragam pendidikan anak usia dini, pendidikan yang diselenggarakan secara formal, yaitu pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) kisaran usia TK yang diselenggarakan di Indonesia dikelompokkan ke dalam kelompok A usia 4-5 tahun dan kelompok B usia 5-6 tahun (Harun, dkk, 2009: 45).

Ramli (2005: 185) mengatakan bahwa masa usia TK merupakan masa-masa dalam kehidupan manusia yang berentang sejak usia empat tahun sampai usia enam tahun. Masa ini berada pada bagian tengah dan akhir masa kanak-kanak awal. Masa ini berada dari masa bayi dan masa kanak-kanak akhir dalam kehidupan manusia. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian anak Taman Kanak-kanak (TK) adalah anak usia dini yang berada pada kisaran usia 4-6 tahun. Di mana dapat dikelompokkan usia 4-5 tahun termasuk kelompok A dan usia 5-6 tahun termasuk dalam kelompok B.

Riyanto (dalam Pangesti, 2016:16) berpendapat bahwa anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar anak tersebut berkambang secara optimal, anak dapat berkembang kepribadiannya lewat sosialisasi di sekolah. Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun atau memasuki pendidikan dasar.

Secara umum masa usia TK termasuk anak TK kelompok B, ditandai
dengan beberapa karakteristik pokok. Karakteristik masa usia TK menurut
Ramli (2005: 185-187) sebagai berikut. 1) masa usia prasekolah, 2) masa
prakelompok, 3) masa meniru, 4) masa bermain, 5) masa keberagaman.

Masa usia TK adalah masa yang berada pada usia prasekolah karena pada masa ini anak umumnya belum masuk sekolah dalam pengertian yang sebenarnya. Artinya pada masa tersebut anak-anak belum belajar keterampilan akademik secara formal seperti yang diajarkan di sekolah dasar. Masa usia TK adalah masa prakelompok, masa usia TK disebut masa prakelompok karena pada masa tersebut anak-anak belajar dasar-dasar keterampilan yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial kelompok. Di TK, anak-anak dibantu mengembangkan keseluruhan aspek kepribadiannya sebagai dasar bagi tahap perkembangan selanjutnya dan persiapan untuk memasuki dunia pendidikan di sekolah dasar. Dalam hal ini anak mempelajari dasar-dasar perilaku yang diperlukan dalam kehidupan bersama sebagai persiapan penyesuaian diri saat anak memasuki kelas satu sekolah dasar dan memasuki tahap perkembangan selanjutnya.

Masa usia TK adalah masa meniru, pada masa ini anak suka sekali
menirukan pola perkataan dan tindakan orang-orang di sekitarnya. Dengan meniru itulah anak-anak dapat mengembangkan perilaku mereka sehingga dapat berinteraksi dengan lingkungan secara lebih baik. Meskipun demikian, anak-anak juga menunjukkan imajinasi dan kreativitas dalam pola tingkah laku.

Masa usia TK adalah masa bermain, anak pada usia prasekolah sangat suka bermain untuk mengeksplorasi lingkungannya, meniru perilaku orang lain, dan mencoba kemampuan dirinya. Bermain adalah aktivitas penting anak karena itu pendidikan di TK dilaksanakan melalui kegiatan permainan. Pada masa tersebut, anak juga menghabiskan sebagian besar waktu untuk bermain dengan mainannya. Melalui permainan tersebut anak belajar mengembangkan segenap aspek kepribadiannya.

Anak pada masa usia TK memiliki keragaman, anak-anak pada masa usia TK beragam tidak hanya dari segi individualitas anak, tetapi juga dari segi latar belakang budaya asal anak-anak tersebut. Meskipun anak-anak pada usia ini sama-sama memiliki karakteristik sebagai anak prasekolah, usia prakelompok, suka meniru, gemar menghabiskan waktu mereka untuk bermain, anak-anak tersebut mewujudkan semua karakteristik tersebut secara khas berdasarkan keragaman anak dan budayanya. Dengan keragaman tersebut menyadarkan guru untuk memperlakukan anak secara unik sesuai dengan karakteristik khas anak dalam kegiatan pendidikan sehingga anak berkembang optimal.

Masa Pandemi Covid 19

Pandemi covid 19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease 2019, singkatan dari covid 19) di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah covid 19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga 17 September 2020, lebih dari 29.864.555 orang kasus telah dilaporkan lebih dari 210 negara dan wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 940.651 orang meninggal dunia dan lebih dari 20.317.519 orang sembuh.

Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah seseorang. Penyakit covid 19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum di antaranya demam, batuk, dan sesak napas.

Upaya untuk mencegah penyebaran virus corona termasuk pembatasan perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan pembatalan acara, serta penutupan fasilitas. Sekolah dan universitas telah ditutup baik secara nasional atau lokal di lebih dari 124 negara dan memengaruhi lebih dari 1,2 miliar siswa. Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi global, penundaan atau pembatalan acara olahraga dan budaya,dan kekhawatiran luas tentang kekurangan persediaan barang yang mendorong pembelian panik.

Karena masa pandemi Covid 19 inilah banyak sekolah yang tidak diijinkan untuk sekolah tatap muka, untuk memutus penyebaran virus corona. Termasuk sekolah TK yang ada di Indonesia, sehingga menggunakan metode pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan daring dan luring.

PEMBAHASAN

Permasalahan Pembelajaran TK Masa Pandemi Covid 19

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran masa pandemi covid 19 diantaranya: (1) keterbatasan kemampuan orang tua dalam mendidik anak-anak sesuai tingkat perkembangannya (2) tidak semua orang tua bisa mendampingi anak untuk belajar karena mereka bekerja (3) media dan sumber belajar yang ada dirumah apa adanya dan terbatas (4) tidak semua orang tua memiliki HP dan akses internet yang lancar (5) anak merasa kurang nyaman belajar bersama orang tua karena terbiasa belajar dengan guru di sekolah. (6) Pencapaian hasil belajar kurang maksimal dengan kondisi yang kurang kondusif

Solusi Permasalahan Pembelajaran TK Masa Pandemi Covid 19

Solusi atas permasalahan tersebut antara lain: (1) memberikan pendampingan pada orang tua dalam memberikan pembelajaran kepada anak-anak melalui wa grup (2) bagi orang tua yang tidak bisa mendampingi belajar bisa mewakilkan pada keluarga yang lain, misalnya: kakak, nenek/kakek, bibi atau pengasuh anak (3) memberikan pendampingan pada orang tua untuk memberikan media dan sumber belajar disekitar yang cukup menarik dan tidak menyulitkan orang tua (4) bagi orang tua yang tidak punya HP atau akses internet yang lancar guru memberikan layanan pembelajaran secara luring dan kunjungan rumah untuk memberikan tugas agar anak teteap mempunyai kesempatan untuk belajar dan bermain (5) Memberikan pendampingan pada orang tua dan anak tentang situasi pandemi covid 19, agar anak mau belajar dengan orang tua (6) Bekerjasama dengan orang tua untuk memberikan pembelajaran semaksimal mungkin sesuai kemampuan orang tua.

KESIMPULAN

Pembelajaran disekolah TK dirancang sedemikian sehingga sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik sesuai dengan tingkatan umur 4-5 tahun dan 5-6 tahun, yang disesuaikan dengan permendikbud no 146 tentang Kurikulum PAUD dan permendikbud no. 137 tentang standar PAUD. Dengan mengacu pada KI (kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pendidikan anak usia dini.

Dalam kondisi darurat covid 19 ini, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan kurikulum masing-masing lembaga, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan masing-masing.

Pembelajaran di TK ini disesuaikan dengan Kurikulum Darurat yang disusun dan dilaksanakan pada masa darurat covid 19. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan kondisi darurat pada setiap satuan pendidikan sekolah. Dalam pembelajaran sesuai kurikulum darurat ini, satuan pendidikan dapat melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan).

Banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran dimasa pandemi covid 19. Diantaranya kurangnya (1) keterbatasan kemampuan orang tua dalam mendidik anak-anak sesuai tingkat perkembangannya (2) tidak semua orang tua bisa mendampingi anak untuk belajar karena mereka bekerja (3) media dan sumber belajar yang ada dirumah apa adanya dan terbatas (4) tidak semua orang tua memiliki HP dan akses internet yang lancar (5) anak merasa kurang nyaman belajar bersama orang tua karena terbiasa belajar dengan guru di sekolah. (6) Pencapaian hasil belajar kurang maksimal dengan kondisi yang kurang kondusif. Kendala yang ada perlu diberikan solusi agar pembelajaran dirumah bisa lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar.Jakarta: Raja. Grafindo Persada

Depdikbud.2014. Permendikbud no 137 tahun 2014 tentang Standar PAUD Lampiran 1

Depdikbud.2014. Permendikbud no 146 tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD

Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. 2013. Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kemdikbud. 2020. SK Kemendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus untuk tahun pelajaran 2020/2021

Pangesti, Praheni Probo.2017. Pembelajaran Apresiasi cerita Anak dengan Model Area pada Peserta Didik Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Karanganyar tahun 2014/2015.Tesis. Sukoharjo: Univet Bangun Nusantara

Pribadi, Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian. Rakyat.

Ramli. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta: Depdiknas

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Warsita, Bambang. 2008 Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya,. Jakarta: Rineka.