Penerapan Kegiatan Kelompok Kerja Guru Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru
PENERAPAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KELAS TINGGI DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN DI DABIN III KECAMATAN BANJAREJO KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Alip Mintarto
Pengawas SD Kecamatan Banjarejo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses menyusun strategi pembelajaran melalui kegiatan KKG, serta meningkatkan Kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran melalui kegiatan kelompok kerja guru di di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan respon guru terhadap kegiatan yang dilakukan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah: bila minimal terdapat 85% guru tergolong sangat baik dan baik dalam aspek penilaian strategi pembelajaran, maka sudah dapat dikatakan tindakan yang diterapkan berhasil. Aspek yang diukur dalam menilai keberhasilan tindakan adalah kesiapan guru mengikuti kegiatan kelompok kerja guru dan hasil pelaksanaan kegiatan kelompok kerja guru. Dari analisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan kesipan dan Kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Ketercapaian indikator kinerja terdapat pada tindakan ke II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui Kegiatan Kelompok Kerja Guru dapat meningkatkan Kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran pada guru kelas atas di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata kunci: Kinerja guru, Strategi pembelajaran, KKG
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini, apalagi sebagian besar masyarakat sudah menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha memajukan bidang pendi-dikan, disamping bidang yang lain dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas serta berusaha mengejar kemajuan negara lain.
Satu dari sekian banyak masalah di era global yang dihadapi Indonesia saat ini adalah masalah di bidang pendidikan. Masalah yang belum teratasi pada saat ini terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas hasil pendidikan (Suyanto, 2007). Adanya kebijakan sertifikasi guru adalah salah satu upaya nyata Pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme guru agar guru sebagai aktor utama dalam pendidikan umumnya dan pembelajaran khususnya dapat meningkatkan kompetensinya.
Saat ini dunia pendidikan telah banyak menghasilkan berbagai macam inovasi dan menghadirkan strategi dan model pembelajaran. Hal ini semata-mata sebagai upaya menggairahan minat belajar peserta didik, sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar. Oleh karena itu sudah saatnya guru mengetahui strategi dan model pembelajaran, baik jenisnya maupun cara penerapannya.
Strategi pembelajaran yang paling efektif dan efisien serta tidak membutuhkan biaya yang besar dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena hal ini senada dengan peryataan dan penuturan dari (Depdiknas 1990:9) yang mengemukakan bahwa belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat memungkinkan siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep dipahami melalui proses penemuan, pemerdayaan dan hubungan. Pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas (out door education) dengan memanfaatkan lingkungan sebagai laboraturium alam (hamzah, 2011:137).
Berdasarkan hasil evaluasi dilapangan ternyata guru dalam mengajar masih menerapkan strategi pembelajaran yang kurang bervariasi, bahkan ada beberapa guru yang sama sekali tidak menyusun, melihat hasil tersebut, KBM terkesan membosankan karena kurang dikaitkan dengan keadaan siswa, guru tidak terbiasa menggunakan model pembelajaran yang menarik dan menantang yang dibuat oleh gurunya sendiri, serta pembelajaran masih berpusat pada guru, bukan pada siswa, yang mengakibatkan kemampuan berfikir siswa kurang dioptimalkan menjadi lebih kritis, reflektif, terbuka dan aktif melalui permasalahan yang ada disekitar siswa, dan alat peraga kurang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Dengan melihat data hasil belajar dilapangan peneliti merasa perlu meningkatkan kualitas guru di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora agar aktivitas siswa, keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Berdasarkan diskusi dengan tim kolaborasi, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, peneliti sepakat menetapkan alternatif tindakan dengan mencoba melaksanakan kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan keterampilan guru, dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat melakukan identifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sebagai berikut:
a) Guru belum mampu menyusun tujuan pembelajaran.
b) Guru belum mampu menguraikan materi ajar dengan baik.
c) Guru belum mampu membuat langkah-langkah pembelajaran sesuai metode pembelajaran yang dituliskan.
d) Guru belum mampu membuat penilaian sesuai dengan metode yang digunakan.
e) Guru belum mampu memanejemn waktu baik dalam kegiatan awal, inti dan penutup.
f) Pembelajaran kurang berfariasi karena masih berpusat pada guru.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka rumusan permasalahannya adalah:
a) Bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan guru kelas tinggi (Kelas IV, V dan VI) dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran dikelas?â€
b) Apakah melalui kegiatan kelompok kerja guru dapat meningkatkan kemampuan guru kelas tinggi di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun pelajaran 2018/2019 dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran?â€
Pemecahan Masalah
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran, antara lain:
a) Memperdalam pengetahuan bidang studi yang harus dikuasi guru
b) Memperdalam pengetahuan tentang strategi pembelajaran
c) Syarat pembuatan startegi pembelajaran dan lain sebagainya.
d) Fokus perbaikan yang dilakukan dalam penelitian yaitu meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran dengan kegiatan kelompok kerja guru, Melalui kegiatan ini akan diberikan pembekalan dan bimbingan teknis pembuatan strategi pembelajaran untuk para guru.
e) Tindakan yang dilakukan melalui dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan yang terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah Meningkatkan kinerja guru sekolah dasar khususnya guru kelas IV, V dan VI dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran melalui kegiatan kelompok kerja guru di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun pelajaran 2018/2019.
Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagi Guru
Guru di DABIN 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora memiliki kemampuan dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar lebih baik.
Bagi Kepala Sekolah
Dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan kinerja dalam membina guru yang menjadi tugas kepala sekolah sebagai penilai untuk melakukan supervisi di satuan pendidikan.
Bagi Pengawas Sekolah
Dengan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengawas dalam melaksanakan tugas kepengawasan di satuan pendidikan binaan.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Kelompok Kerja Guru (KKG)
Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah pertemuan profesional para guru yang bersifat aktif dan akrab dalam membahas berbagai masalah profesional keguruan dengan prinsip dari guru, oleh guru, dan untuk guru dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Anonim (1994:3) Dengan menyadari bahwa mengajar dan mendidik sebagai profesi dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk masa depan, para guru harus senantiasa meningkatkan kompetensinya. Jadi Kelompok Kerja Guru ádalah lembaga musyawarah guru mata pelajaran sejenis yang berfungsi untuk memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan tugasnya, antara lain seperti: silabus, RPP, bahan ajar, strategi pembelajaran atau metode, media pembelajaran, tehnik penilaian dan lainnya, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Rapat Kerja (Raker) ádalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja berkumpul beberapa orang dalam tujuan untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi bersama, masalah ini umumnya merupakan kepentingan bersama. Melaksanakan rapat kerja biasanya terjadi pada suatu organisasi sejenis misalnya: Rapat Kerja Dewan Pendidikan, Rapat Kerja Sekolah, rapat kerja Kelompok Kerja Guru (KKG).
Kompetensi Guru
Dalam dunia pendidikan, guru adalah merupakan faktor vital dalam pelaksanaan pendidikan, karena ia akan dapat memberikan makna terhadap masa depan siswa. Untuk mewujudkan semua itu, guru diberikan tugas dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Undang-Undang Repuplik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pada pasal 35 menyebutkan, Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, membimbing dan melatih siswa, serta melaksanakan tugas tambahan (Anonim,2005:21)
Standar kompetensi guru meliputi tiga komponen yaitu: 1) Pengelolaan pembelajaran, 2) Pengembangan potensi dan 3) Penguasaan akademik (Anonim 2003:11). Masing-masing komponen kompetensi mencakup seperangkat kemampuan. Guru sebagai pribadi yang utuh harus memiliki sikap dan kepribadian yang positif. Sikap dan kepribadian tersebut senantiasa melekat pada setiap komponen kompetensi yang menunjang profesi guru.
Profesional guru sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya adalah:
1. Mampu menyusun Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Mampu mengkontruksi tes hasil belajar yang berkualitas.
3. Terampil menyajikan bahan ajar di kelas dan di luar kelas, profesional dalam mengevaluasi hasil belajar.
Guru profesional semestinya bersungguh-sunguh dalam melaksanakan tugasnya dan guru dalam bertugas hendaknya disiplin, objektif, jujur, bertanggung jawab, kreatif, inovatif serta berkinerja.
Menyusun Strategi dan Model Pembelajaran
Strategi merupakan suatu kata kerja yang memberikan arti kepada sesuatu untuk memposisikan suatu dengan cara-cara tertentu. Strategi adalah cara untuk menempatkan sesuatu sehingga menjadi suatu tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses daam melakukan sesuatu sehingga terjadi suatu perubahan. Pebelajaran adalah prosess, cara menjadikan orang untuk belajar (Rasyid, 2005: 42). Dengan demikian, kinerja menyusun strategi pembelajaran adalah kapasitas seorang guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang membuat cara-cara melaksanakan pembelajaran sehingga pembelajaran mencapai tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi mempunyai kekhasan sendiri. Killen (1998 dalam Sanjaya, 2008: 131-133) menjelaskan bahwa guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan kedaan. Oleh sebab itu guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran yaitu: 1) Berorientasi pada tujuan, 2) Aktifitas, 3) Individualitas, 4) Integritas.
Hipotesis Tindakan
Dari latar belakang masalah, rumusan masalah, dan pemecahan masalah yang telah dipaparkan di atas maka hipoetesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut.
â€Melaui kegiatan kelompok kerja guru (KKG) kompetensi guru kelas tinggi (Kelas IV, V dan VI) di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran dapat meningkatâ€.
METODEOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Jadwal Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dilakukan selama empat bulan, sejak bulan Januari 2019 hingga April 2019.
Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di SDN 1 Sidomulyo yang merupakan tempat dilaksanakanya KKG. Adapun alasannya adalah dari hasil pengamatan dan informasi dari guru, bahwa hampir semua guru kurang mampu dalam menyusun strategi dan model pembelajaran sesuai dengan prinsip dan langkah-langkah yang benar.
Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas tinggi yang berjumlah 30 orang, yang terdiri atas 10 guru kelas IV, 10 guru kelas V dan 10 guru kelas VI. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah kemampuan guru dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran.
Prosedur/ Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun strategi pembelajaran melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Tindakan yang akan dilakukan adalah melalui kegiatan KKG untuk meningkatkan kompetensi guru. Jenis penelitian tindakan yang dipilih adalah jenis emansipatori. Jenis emansipatori ini dianggap paling tepat karena penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalah pada wilayah kerja penliti sendiri berdasarkan pengalaman sehari-hari. Dengan kata lain, berdasarkan hasil observasi, refleksi diri, guru bersedia melakukan perubahan sehingga kinerjanya sebagai pendidik akan mengalami perubahan secara meningkat. Kegiatan ini dipilih karena dalam mengajarkan menulis naskah pidato diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Guru
Sumber data guru diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi kemampuan guru dalam menyusun strategi pembelajarean pada sekolah masing-masing.
Data Dokumen
Sumber data dokumen berupa data-data yang tertulis seperti data hasil evaluasi, lembar observasi, hasil foto dan dokumen yang lain.
Metode Pengumpulan Data
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
Observasi
Observasi atau pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19). Kegiatan observasi dilakukan pada saat kegiatan penelitian berlangsung. Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini, observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru kelas IV, V dan VI dalam menyusun strategi pembelajaran melalui rapat kegiatan KKG.
Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007: 186). Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini, wawancara dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru kelas tinggi (IV, V dan VI)dalam menyusun strategi pembelajaran.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang–barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda–benda tertulis seperti buku–buku, majalah, dokumen, peraturan–peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan guru kelas IV, V dan VI dalam menyusun dan melaksanakan strategi dan model pembelajaran..
Validasi Data
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini digunakan teknik trianggulasi untuk menguji keabsahan data. Patton (Sutopo, 2002: 78) menyebutkan ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data (data triangualtion), trianggulasi peneliti (investigator triangulation), trianggulasi metodologis (methodological triangulation), dan trianggulasi teoritis (theoritical angulation). Teknik trianggulasi yang dipilih untuk menguji keabsahan data adalah Trianggulasi Metode. Trianggulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari metode yang berbeda. Data-data yang diperoleh dengan Observasi dan Wawancara serta dokumentasi kemudian dibandingkan kesesuaiannya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas peserta dalam kegiatan KKG tentang penyususnan strategi pembelajaran bagi guru. Di samping itu juga, terjadi peningkatan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran melalui KKG dari siklus I ke siklus II pada masing-masing aspek dengan target ketercapaian sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui KKG dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran guru.
2. Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh pemahaman secara menyeluruh tentang strategi pembelajaran sangat diperlukan. Dengan pemahaman yang baik, maka strategi pembelajaran dapat disusun dengan baik. Mengoptimalkan pemahaman guru terhadap strategi pembelajaran melalui pembinaan intensif dalam bentuk penyelenggaraan KKG menunjuk pada metode kooperatif konsultatif dimana diharapkan para guru berdiskusi, bekerja sama dan berkonsultasi secara aktif. Aktivitas ini akan sangat membantu mereka dalam memahami konsep-konsep dasar penyusunan strategi pembelajaran serta pada akhirnya nanti mereka mampu menyusun strategi pembelajaran dengan baik dan benar.
3. Dalam kaitannya dengan pembinaan melalui KKG, maka penelitian ini juga sesuai dengan apa yang dikatakan Amstrong (1990: 209) bahwa tujuan KKG adalah untuk memperoleh tingkat kinerja yang diperlukan dalam pekerjaan mereka dengan cepat dan ekonomis dan mengembangkan kinerja-kinerja yang ada sehingga prestasi mereka pada tugas yang sekarang ditingkatkan dan mereka dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang. Siswanto (1989: 139) mengatakan KKG bertujuan untuk memperoleh nilai tambah seseorang yang bersangkutan, terutama yang berhubungan dengan meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang bersangkutan. KKG dimaksudkan untuk mempertinggi kinerja dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk tugas dalam melaksanakan evaluasi diri (As’ad, 1987: 64).
Dari paparan di atas, menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan KKG yang lebih menekankan pada metode kolaboratif konsultatif akan memberikan kesempatan sharing antara satu guru dengan guru lain. Dengan demikian, pemahaman terhadap strategi pembelajaran dapat ditingkatkan baik dalam teoretisnya maupun implementasinya.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
a) Terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan KKG di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Di samping itu juga, terjadi peningkatan kinerja guru dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran melalui pembinaan berupa KKG di Dabin 3 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora dari siklus I ke siklus II dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 85%, artinya 85% guru telah efektif dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran pada masing-masing aspek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui KKG dapat meningkatkan kinerja guru kelas tinggi dalam menyusun strategi pembelajaran di kelas.
b) Guru kelas tinggi memberikan respon sangat positif terhadap kegiatan penyusuan dan pelaksanaan strategi pembelajaran.melalui KKG. Dengan demikian kegiatan KKG memberikan dampak positif terhadap kinerja guru dalam menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarakan beberapa hal, antara lain: (1) para guru sebaiknya menyusun dan melaksanakan strategi pembelajaran berdasarkan keutuhan siswa dan memperhatikan proporsi waktu yang ada dan tidak hanya mencontoh strategi pembelajaran yang telah ada, (2) agar pembinaan melalui KKG dapat berjalan secara efektif, maka semua guru harus mampu bekerjasama dengan peserta lain yang bersifat kolaboratif konsultatif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Brandt, Ronald. (1993). What do you mean professional. Educational Leadership. Nomor 6 50, March.
Carolin Rekar Munro. (2005). “Best Practices†in teaching and learning: Challenging current paradigms and redefining their role in education. The College Quarterly. 8 (3), 1 – 7.
Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysus, and Use. Boston: Allyn and Bacon.
Moleong, Lexy 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.