PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN MEDIA GAMBAR

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Suharto

SDN 3 Manggarmas, Godong, Kabupaten Grobogan

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai yaitu: ingin mengetahui ada tidaknya peningkatkan hasil belajar melalui penerapan metode bermain peran dan media gambar dengan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran PKn kompetensi dasar menjelaskan pengertian kerjasama negara asia tengga siswa kelas VI semester 2 di SD Negeri 3 Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Hasil sebelum perbaikan pembelajaran nilai rata-rata 63,80 dengan ketuntasan 39,09%. Ini menunjukkan taraf serap masih dibawah standar. Setelah diadakan perbaikan siklus I nilai rata-rata 69,04 dengan ketuntasan 47,61% masih dibawah standar. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata-rata 81,90 dengan ketuntasan klasikal 80,95% sudah menunjukkan ketuntasan belajar.

Kata kunci: Metode bermain peran, media gambar, pendekatan PAKEM, hasil belajar siswa.


PENDAHULUAN

Tugas Pendidikan Kewarganegaraan dalam hal mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi warga negara (civic partisipation). Partisipasi warga negara tersebut dapat diupayakan salah satunya dengan cara memberikan pembelajaran yang berarti pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pembelajar-an yang berarti tersebut tentunya harus didukung oleh kemampuan guru untuk mengajar, serta kemampuan siswa untuk menangkap materi pelajaran.

Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika di dalam pembelajaran terjalin interaksi antara guru dengan siswa, dengan adanya interaksi tersebut akan dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pembelajaran yang menarik tentunya akan membuat siswa untuk berperan aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Apabila siswa telah berperan aktif, maka secara otomatis penguasaan konsep serta hasil belajar siswa tersebut akan meningkat.

Tingkat keberhasilan suatu program pembelajaran pada umumnya dan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada khususnya, biasanya diukur dari sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam mengikuti kegiatan tersebut. Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh pada keberhasilan peserta didik dalam menyerap informasi. Model pembelajaran tersebut meliputi strategi pembelajaran, metode pembelajar-an, serta media pembelajaran yang digunakan pada proses pendidikan.

Pemahaman siswa pada setiap kompetensi dasar pada Pendidikan Kewarganegaraan SD sangat penting untuk mempelajari kompetensi dasar lebih lanjut. Mengingat SD merupakan jenjang pendidikan yang mendasar dalam mengikuti jenjang pendidikan lebih tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan sebenarnya pelajaran yang mudah namun bagi siswa dianggap sulit, hal tersebut dikarenakan siswa kurang kesungguhan dalam memahami pelajaran, siswa menganggap pelajaran PKn adalah pelajaran yang membosankan. Selain itu kesulitan siswa tersebut dikarenakan pemilihan metode yang kurang tepat, pemberian media pembela-jaran yang kurang menarik, serta lingkung-an pembelajaran yang membosankan.

Demikian pula yang terjadi di sekolah yang penulis alami, meskipun berusaha sebaik-baiknya ternyata hasilnya belum memuaskan, terbukti dalam tes formatif pada mata pelajaran PKn kompetensi dasar 3.1 menjelaskan pengertian kerjasama negara-negara Asia Tenggara kelas VI semester 2 di SDN 3 Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015 masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dari 21 siswa yang memperoleh nilai diatas 75 hanya 62% atau 13 siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirasa guru perlu mengupayakan cara agar dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Cara tersebut dapat dilakukan dengan cara menerapkan metode dan media pembelajaran yang tepat dan menarik, serta pendekatan yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn.

Berdasarkan pengamatan dan refleksi serta hasil tes formatif, penulis mendiskusikan dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun masalah yang terjadi dalam pembelajaran:   a).Kurangnya motivasi belajar siswa, b). Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. c).Interaksi antara guru dan siswa kurang optimal. d).Kurang bervariasinya metode pembelajaran, siswa kurang semangat. e.)Pembelajaran yang monoton. f.). Kurangnya media gambar sehingga siswa tidak antusias.

Faktor kurangnya keberhasilan siswa terhadap penguasaan materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan guru berikut: (1) Guru kurang memberikan motivasi terhadap siswa. (2) Penjelasan guru kurang dapat dipahami siswa. (3) Guru kurang memanfaatkan alat peraga. (4) Guru kurang menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. (5) Guru kurang menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

Rumusan Masalah adalah: 1).Apakah dengan menrapkan metode bermain peran dengan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn .2.)Apakah dengan menerapkan media gambar dengan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kompetensi dasar menjelaskan kerjasama negara Asia Tenggara siswa kelas VI semester 2 di SD Negeri 3 Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015 ?”

Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode bermain peran dengan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran PKn 2)Mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa melaui penerapan media gambar dengan pendekatan PAKEM pada mata pelajaran PKn kompetensi dasar menjelaskan pengertian kerjasama negara asia tengga siswa kelas VI semester 2 di SD Negeri 3 Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015.

LANDASAN TEORI

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD

Batasan mengenai pengertian belajar sudah banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh Morgan dan Wintherrington sebagaimana dikutib oleh M. Ngalim Purwanto (1997: 84) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan.

Sebagaimana yang dikemukakan Abu Ahmadi (1983: 39) bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam fokus yaitu motif, bahan yang dipelajari, alat-alat pelajaran, banyak waktu yang diperlukan, cara belajar.

Keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran tergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajarna. Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sangat rendah. Di samping itu guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang bermakna dan sulit dipahami.

Metode Bermain Peran

Sebagaimana Dyah Sriwilujeng, dkk: 1997 dalam buku yang berjudul Perangkat Pembelajaran PKn SD. Metode bermain peran khususnya untuk mata pelajaran PKn merupakan bentuk permainan yang sangat efektif dalam rangka upaya mengungkapkan aspek afektif dan untuk menerapkan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Permainan ini bertujuan untuk menghayati perasaan, cara berfikir orang lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode bermain peran yaitu:

a. Ungkapkan permasalahan yang perlu dicarikan strategi pemecahannya.

b. Ceritakan peranan dari masing-masing pelaku tanpa menjelaskan cara pemecahannya.

c. Pilih beberapa siswa untuk memainkan peran masing-masing.

d. Persiapkan siswa yang lain sebagai penonton yang aktif.

e. Jelaskan kepada penonton tentang hal-hal yang perlu diamati.

f. Diskusikan masalah yang telah diperankan dengan siswa.

g. Siswa disuruh mengemukakan pengalamannya sendiri yang ada hubungannya dengan peran itu.

h. Buat kesimpulan.

Media Gambar

Gambar merupakan media yang umum dipakai yang merupakan bahan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana.

a.   Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980: 3). Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, slider, strep, opague projection (Hamalik, 1994: 75).

b. Tujuan Penggunaan Media Gambar:1).Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik. 2).Mengatasi batas ruang dan kelas.3). Mengatasik eterbatasan kemampuan indera. 4).Menyederhanakan kompleksitas materi. 5).Mengatasi peristiwa alam. 6).Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitar (Rohani, 1997: 6-7).

Model PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)

Istilah pembelajaran aktif (active learning) berbeda dengan PAKEM, namun mempunyai makna yang sama. PAKEM dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif untuk bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar merupakan proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya. Siswa bukanlah gelas kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang pengetahuan atau informasi.

b. Kreatif dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran guru harus mampu menciptakan kegiatan yang beragam serta mampu membuat alat bantu / media belajar yang sederhana yang dapat memudahkan pemahaman siswa.

c. Efektif dimaksud selama pembelajaran berlangsung mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran, siswa menguasai kompetensi serta keterampilan yang diharapkan.

d. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan nyaman. Siswa selaku subyek belajar tidak merasa takut dan tertekan serta berani mencoba.

Menurut Prajoga (2005: 47) menyebutkan indikator keberhasilan PAKEM antara lain: 1) Anak terlibat dan berpikir aktif dalam setiap kegiatan. 2).Mampu mengajukan pendapat menilai hasil atau membuktikan.3).Berani mengajukan atau menjawab pertanyaan. 4).Mampu memecahkan masalah.5). Menghormati hak dan kewajiban orang lain.

Sebagaimana Prajoga (2005: 48) menyebutkan prinsip-prinsip PAKEM antara lain: (1).Menggunakan berbagai metode pembelajaran. (2) Menggunakan berbagai media pembelajaran. (3).Menggunakan berbagai alat bantu. (4).Berisi berbagai kegiatan.(5).Menggunakan berbagai sumber. (6).Memperhatikan individu siswa. (7).Membuat anak tidak takut.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITI-AN

Deskripsi Kondisi awal

Para siswa kelas V SD Negeri 3 Manggarmas Kecamatan Godong Kabupa-ten Grobogan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015 kurang bersemangat pada saat pembelajaran PKn. Banyak siswa yang kurang respon dan rendah partisipasinya, sehingga pada waktu diadakan tes ulangan harian hasil belajarnya rendah, nilai rata – rata kelas tidak pernah lebih dari 61,0. Anak pasif, guru sendiri sering kali mengalami kesulitan dalam mengajar PKn, mungkin kurang tepatnya metode yang digunakan.

Berdasarkan identifikasi serta perumusan masalah tersebut di atas, berikut akan penulis uraikan secara singkat dan sederhana tentang langkah-langkah perbaikan yang telah direncanakan dalam dua siklus. Setiap siklus ada 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Analisa Data Siklus I

Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2014 kompetensi dasar yang diajarkan adalah Menjelaskan Pengertian Kerjasama Negara-negara Asia Tenggara dengan menggunakan rencana pengajaran pada lampiran. Proses pembelajaran diakhiri dengan test yang akan dianalisa hasilnya untuk menentukan apakah upaya perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak.

Dari analisa data prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa terendah nilai 40 dan tertinggi nilai 90 dengan rata-rata kelas 69,04. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus I yang menitik beratkan metode bermain peran pada kegiatan memberikan motivasi, materi prasarat, contoh dan latihan soal sudah ada kemajuan sedikit, tetapi belum dapat menuntaskan hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu direncanakan perbaikan siklus II.

Dari hasil temuan dan refleksi pada perbaikan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang Menjelaskan Pengertian Kerjasama Negara-negara Asia Tenggara diketahui peningkatan taraf serap siswa dari pelaksanaan pembelajaran sebelum perbaikan diperoleh nilai rata-rata 63,80 Hal ini menunjukkan daya serap siswa masih dibawah standar, setelah diadakan perbaikan pembelajaran Siklus I diperoleh nilai rata-rata 69,04. Walaupun masih dibawah rata-rata ketuntasan namun sudah berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.

Siklus II

Data tentang pengamatan sudah berhasil lebih baik dibanding dari siklus I. Dari data pengamatan yang dilakukan oleh observer diketahui bahwa guru menggunakan pembelajaran tutor sebaya.

Dari analisa data prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II diketahui bahwa nilai terendah 60 nilai tertinggi 100 dan nilai rata-rata 81,90 serta tingkat ketuntasan mencapai 80,95%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II yang menitik beratkan pada penggunaan metode bermain peran dan pembelajaran tutor sebaya berhasil dengan baik dalam menuntaskan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn dengan kompetensi dasar menjelaskan pengertian kerjasama negara-negara Asia Tenggara pada siswa kelas VI semester II SD Negeri 3 Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015.

Dari hasil refleksi diketahui bahwa selama guru mengajar pada perbaikan pembelajaran siklus I suasana kelas masih kelihatan kaku, karena siswa sulit menangkap penjelasan guru meskipun sudah berulang-ulang menjelaskan, memberikan materi prasarat, contoh dan latihan soal. Pada siklus II siswa lebih kelihatan percaya diri, aktif kreatif, sehingga suasana kelas lebih hidup dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Dari hasil analisa diketahui bahwa prestasi belajar siswa mengalami kemajuan dari siklus I dengan nilai rata-rata 69,04 sedangkan pada siklus II dengan nilai rata-rata 81,90.

Siklus I: Keseluruhan proses pendidikan, kegiatan balajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melalui kegiatan belajar secara psikologis belajar dapat diartika sebagai suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola-pola respon yang baru diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.

Adanya pemberian perilaku prasarat sangat membantu keberhasilan proses belajar mengajar. Perilaku prasarat tidak berarti semua kondisi belajar perlu dijadikan perilaku siswa di kelas sebagian diantaranya sudah ada yang dikuasai terlebih dahulu. Hal itu diperiksa guru pada awal pelajaran melalui kegiatan penilaian pendahuluan atau penentuan prasarat. Dalam kenyataannya, guru ada kalanya tepat menduga tetapi dapat juga menduga terlalu mudah atau terlalu tinggi. Itulah perlunya guru memahami siswa dengan sebaik-baiknya.

Siklus II: Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya yang paling menentukan adalah kemampuan guru dalam mengelola kelas menggunakan strategi atau metode pembelajaran bermain peran. Kegiatan guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar berawal dari perencanaan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan kemudian profesional guru.

Berdasarkan rencana yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dan kemampuan profesional guru, maka besar kemungkinan akan terwujud situasi belajar atau sistem lingkungan belajar di sekolah yang baik. Akan tetapi sistem lingkungan ditentukan oleh faktor yang berkaitan dengan fasilitas yang dapat disediakan oleh sekolah, jumlah murid dalam kelas hendaknya guru mengenal fasilitas dan keadaan kelas.

Berdasarkan uraian tersebut dan diskusi dengan teman sejawat serta tutor pembimbing, maka pada perbaikan pembelajaran siklus II penulis memfokuskan pada tutor sebaya, terbukti lebih meningkatkan prestasi belajar yang dicapai pada siklus sebelumnya. Dengan demikian ketuntasan yang ditargetkan sudah tercapai (80,95%).

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebelum perbaikan pembelajaran nilai rata-rata 63,80 dengan ketuntasan 39,09%. Ini menunjukkan taraf serap masih dibawah standar. Setelah diadakan perbaikan siklus I nilai rata-rata 69,04 dengan ketuntasan 47,61% masih dibawah standar. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata-rata 81,90 dengan ketuntasan klasikal 80,95% sudah menunjukkan ketuntasan belajar.

Kesimpulan

Dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Siklus I dan Suklus II, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: ”Dengan penerapan metode bermain peran, media gambar dengan pendekatan PAKEM untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kompetensi dasar menjelaskan pengertian kerja sama negara-negara Asia Tenggara siswa kelas VI semester II di SD Negeri 3 Manggarmas Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat meningkat hingga mencapai 80,95%.”

DAFTAR PUSTAKA

Amadi, Abu 1983. Dasar-dasar Praktik Mengajar. Semarang Pusat Penerbitan CV. Toha.

Ali, Muhammad 1997. Konsep dan Penerapan CBSA Dalam Pengajaran. Bandung: Pusat Penerbitan Sarana Panca Karya.

DBE 2 ( – ). Pengenalan Pembelajaran Efektif Dalam Mata Pelajaran Pokok.

Hidayat, Thulus 1986. Masalah Belajar dan Bimbingan. Surakarta: Pusat Penerbitan FKIP UNS.

Nasution MA, Noehi dkk 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Purwanto M, Ngalim 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pusat Penerbitan Remaja Rosdakarya.

Poerwodarminto, W.J.S. 1987. Kamus Umum PKn. Jakarta: Pusat Penerbitan Balai Pustaka.

Poerwodarminto, W.J.S. 1995. Kamus Umum PKn. Jakarta: Pusat Penerbitan Balai Pustaka.

Sriwilujeng, Dyah 1997. Perangkat Pembelajaran PKn SD. Malang: Pusat Penerbitan Dian Ilmu Manggala Pustaka.

Winataputra, Udin S dkk 2006. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

 

Widyaiswara 2006, Model Pembelajaran PKPS. Jawa Tengah: Pusat Penerbitan LPMP.