PENERAPAN METODE DEMONSTRASI GUNA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI KELAS IV SEMESTER 2 KOMPETENSI DASAR

JARING-JARING BANGUN RUANG DI SD NEGERI TEGALREJO 01

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Yohanes Sarno

SD Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Pembelajaran matematika di tingkat satuan pendidikan dasar mempunyai tujuan pembelajaran yang harus dicapai, yaitu agar siswa mampu (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Permendiknas No. 22, 2006: 148). Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu harus melalui proses pembelajaran yang mendukung.Berdasarkan sebab-sebab kekurang efektifan pembelajaran diatas, dapat dilihat bahwa efektivitas dalam proses pembelajaran tersebut belum maksimal, dari sinilah guru harus berupaya meningkatkan efektivitas belajar peserta didik, sehingga pemahaman peserta didik terhadap konsep yang ingin ditanamkan lebih mudah diserap dan dapat memperoleh nilai yang lebih baik. Sehingga penulis perlu merumuskan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: “Seberapa besar pengaruh penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil prestasi belajar peserta didik kelas IV semester 2 pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar ‘Jaring-jaring bangun ruang” di SD Negeri Tegalrejo 01 ? ” Dari hasil penelitian melalui perbaikan pembelajaran di kelas IV SD Negeri Tegalrejo 01, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran matematika dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika pra siklus dari 26 peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 10 peserta didik dengan prosentasi 40 %. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika siklus I dari 26 peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 18 peserta didik dengan prosentasi 72 %. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika siklus II dari 26 peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 24 peserta didik dengan prosentasi 92 %.

Kata kunci: demosntrasi, prestasi belajar

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menggariskan bahwa pendidikan nasional “bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi pendidikan menyiapkan peserta didik , artinya pendidikan lebih merupakan suatu proses berkesinambungan dan upaya menyiapkan peserta yang pada ciri awalnya “belum siap” menuju kepada kesiapan dan kematangan pribadi.Strategi pelaksanaan pendidikan melalui berbagai bentuk kegiatan antara lain kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau pelatihan. Garapan pendidikan seyogyanya berpijak dari masa kini dan berorientasi ke masa depan.

Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Kita semua mengakui bahwa salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa telah menguasai materi pembelajaran diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM), dimana penetapan KKM menurut kurikulum 2006 ditentukan oleh guru sesuai dengan indikator dan kemampuan peserta didik setiap mata pelajaran.

Pembelajaran matematika di tingkat satuan pendidikan dasar mempunyai tujuan pembelajaran yang harus dicapai, yaitu agar siswa mampu (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Permendiknas No. 22, 2006: 148). Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu harus melalui proses pembelajaran yang mendukung.

Namun dalam kenyataannya, proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah dasar pada umumnya masih belum berjalan secara maksimal. Guru dalam proses pembelajaran, masih sering menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi, sedangkan materi dalam matematika adalah konsep yang bersifat abstrak. Metode ceramah yang digunakan guru dalam menyampaikan konsep yang abstrak membuat siswa SD yang masih berpikir konkret sulit untuk memahami materi. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Akibatnya, matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran di SD yang sulit dan capaian hasil belajar siswa kurang maksimal, termasuk materi pecahan.

Keadaan demikian terjadi saat pembelajaran guru pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Tegalrejo 01 pada kompetensi dasar “Jaring Jaring Bangun Ruang” Kelas IV semester II prestasi belajar peserta didik masih rendah, yaitu hanya terdapat 12 peserta didik dari 26 peserta didik dikelas IV yang mendapatkan nilai diatas KKM, sedangkan sisanya 14 peserta didik mendapatkan nilai dibawah KKM. Sedangkan Nilai KKM yang ditetapkan di SD Negeri Tegalrejo 01 untuk pembelajaran matematika kelas IV adalah 70. Dari evaluasi tersebut di atas baru 46 % peserta didik yang telah mencapai ketuntasan, berarti masih ada 54 % peserta didik yang belum tuntas secara klasikal, sedangkan ketuntasan klasikal kelas atau pencapaian target yang diharapkan sebesar 85%. Tentu saja ada beberapa penyebab/masalah – masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar tersebut. Untuk mengetahui secara lebih rinci kekurangan-kekurangan (masalah) yang dialami peserta didik penulis melakukan refleksi.

Untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam menguasai materi, penulis melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada peserta didik kelas IV SD Negeri Tegalrejo 01. Melalui penelitian tindakan kelas terebut ditemukan data hasil ulangan yang dinyatakan dengan nilai.

Guna meningkat hasil dari belajar siswa maka guru berusaha menerapkan metode yang tepat agar keberhasilan belajar siswa dapat tercapai, oleh karena itu pada pemecahan masalah pembelajaran materi matematika kompetensi dasar bilangan romawi ini guru menggunakan metode Demonstrasi. Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. (Muhibbin Syah, 2000).

Rumusan Masalah

Berdasarkan sebab-sebab kekurang efektifan pembelajaran diatas, dapat dilihat bahwa efektivitas dalam proses pembelajaran tersebut belum maksimal, dari sinilah guru harus berupaya meningkatkan efektivitas belajar peserta didik, sehingga pemahaman peserta didik terhadap konsep yang ingin ditanamkan lebih mudah diserap dan dapat memperoleh nilai yang lebih baik. Sehingga penulis perlu merumuskan rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: “Seberapa besar pengaruh penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil prestasi belajar peserta didik kelas IV semester 2 pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar ‘Jaring-jaring bangun ruang” di SD Negeri Tegalrejo 01 ? ”

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penulis melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini dengan tujuan:

1.     Meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dikelas IV mata pelajaran matematika materi jaring-jaring bangun ruang melalui meto demonstrasi.

2.     Mendeskripsikan penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatakan prestasi belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Tegalrejo 01 kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar jaring-jaring bangun ruang agar peserta didik mampu menguasai materi pelajaran dengan baik.

3.     Untuk menganalisis dampak penggunaan metode demonstrasi pada hasil prestasi belajar peserta didik kelas IV mata pelajaran matematika kompetensi dasar jaring-jaring bangun ruang.

Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat:

Bagi Guru

a.   Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga akan merasa puas, karena sudah melakukan sesuatu yang dapat meningkatkan pembelajaran. Di samping itu, hasil PTK yang diperolehanya dapat disebarkan kepada teman sejawat, sehingga mereka diharapkan tergerak untuk mencobakan hasil tersebut atau paling tidak mencoba melakukan perbaikan pembelajaran di kelasnya.

b.   Guru dapat berkembang secara profesional, karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

c.    Membuat guru lebih percaya diri, guru mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan dan kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya, jelas-jelas merupakan guru yang penuh percaya diri..

Manfaat bagi peserta didik

a.   Dapat meningkatan kemampuan menguasai konsep matematika dengan metode demonstrasi.

b.   Meningkatkan prestasi peserta didik dalam pembelajaran matematika pada materi jaring-jaring bangun ruang

Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari kemampuan profesional guru, sekolah yang para gurunya terampil melaksanakan PTK atau mampu membuat perubahan atau perbaikan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat.

Berbagai perbaikan akan dapat diwujudkan seperti penanggulangan berbagai masalah belajar peserta didik. Perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami guru. Hubungan kolegial yang sehat tumbuh dari rasa saling membutuhkan akan menumbuhkan iklim kinerja sama yang kondunsif memajukan sekolah.

KAJIAN PUSTAKA

Hasil Belajar

Pendidikan sebagai suatu sistem memunculkan suatu fenomena bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan pembinaan pendidikan sangat kompleks dan banyak faktor yang terlibat di dalamnya. Landasan dan asas-asas pendidikan sangat diperlukan sebagai satu pijakan dalam rangka perencanaan dan implementasi pendidikan.

Tujuan pengajaran pada dasarnya diperolehnya bentuk perubahan tingkah laku baru dari peserta didik sebagai akibat dari proses belajar mengajar yang dilakukan. Gagne dalam Nana Sudjana (1989: 30) menyebutkan hasil belajar tersebut adalah:ketrampilan intelektual, srategi kognitif, informasi verbal,sikap, dan ketrampilan.

Menurut Sudjana (1988:78) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien.

Salah satu cara guru agar siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan berbagai metode atau media pembelajaran yang tepat, yang dapat merangsang keterlibatan fisik dan psikis peserta didik.

Metode Demonstrasi

Untuk dapat menarik minat belajar siswa guru dapat melakukan beberapa cara, diantaranya menggunakan metode yang sesuai dan melibatkan siswa agar ikut dalam proses pembelajaran tanpa adanya rasa bosan, jenuh, dan malas-malasan. Metode adalah cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam mengelola proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan (Depdikbud, 1995: 184). Sebagai upaya untuk mengelola proses pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai maka penulis mencoba menggunakan metode demonstrasi.

Metode Demonstrasi yang dimaksud adalah guru atau siswa diminta untuk memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses atau cara membuat sesuatu (Depdikbud, 1995: 130). Dalam metode guru mengusahakan agar siswa sebanyak mungkin ikut aktif dalam proses pembelajaran, misalnya membantu guru menyediakan alat-alat, mengadakan observasi dan mencatat hasilnya, karena biasanya demonstrasi diakhiri dengan diskusi.

Dalam menggunakan metode demonstrasi ini guru juga harus berupaya agar semua siswa dapat melihat percobaan dengan baik dan bila diperlukan mencatat hasil pengamatan. Dengan penggunaan metode demonstrasi ini diharapkan siswa akan dapat lebih meningkatkan prestasi belajarnya atau dapat mencapai ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar ini dapat diketahui oleh guru dengan cara melakukan analisis hasil penilaian. Analisis hasil penilaian dilakukan dengan memperhatikan nilai yang diperoleh siswa, hal ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa siswa mendapatkan hasil nilai tertentu, apakah karena penggunaan metode pembelajaran, penguasaan materi guru, penggunaan alat peraga dan sebagainya. Untuk menindak lanjuti hal ini maka guru perlu memperhatikan hasil analisis nilai yang diperoleh siswa. Untuk siswa yang memperoleh nilai kurang dari 80 perlu diberikan program perbaikan, sedangkan siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas perlu diberikan program pengayaan (Depdikbud, 2002:128)

Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau dalam topik bahsan yang harus didemonstrasikan.(Muhibbin Syah, 2000).

 

Kerangka Berfikir

 Kerangka berfikir yang digunakan, diantaranya:

Kondisi awal

Pada kondisi ini diketahui prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Matematika rendah, karena metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan dalam kegiatan pembelajarannya tidak menggunakan media pembelajaran sebagai pendukungnya.

Tindakan

Dengan melihat prestasi peserta didik rendah, maka pendidik mencari metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi peserta didik, yaitu dengan penerapan metode demontrasi.

Kondisi akhir

Pada kondisi ini diketahui prestasi belajar siswa meningkat dengan menggunakan metode demonstrasi dengan dilengkapi media pembelajaran.

 PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Dalam bab ini dibahas tentang subjek penelitian yang meliputi tempat dan waktu serta karekteristik peserta didik. Selain itu dipaparkan pula desain prosedur perbaikan pembelajaran dan teknik analisis data.

Subjek ,Tempat dan Waktu Penelitian

Subjek Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Tegalrejo 01 kecamatan Tengaran kabupaten Semarang. Peserta didik kelas IV terdiri dari 26 peserta didik yang terbagi menjadi 8 peserta didik laki-laki dan 17 peserta didik perempuan. dimana terdapat 8 peserta didik yang lebih menonjol dibanding lainnya. mereka selalu bersaing untuk menjadi peringkat kelas sedangkan lainnya tergolong sedang dan kurang.

Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Tegalrejo 01 kecamatan Tengaran kabupaten Semarang. Penduduknya sebagian hidup sebagai buruh tani. Anak-anak mereka kurang mendapatkan perhatian khusus tentang pendidikan dari orang tua. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab motivasi belajar peserta didik rendah, karena anak kurang mendapatkan perhatian khusus dari orang tua mengenai pendidikannya. Hal ini juga disebabkan karena fasilitas sekolah yang kurang memadai.

Waktu Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran ini, penulis laksanakan pada semester II tahun pelajaran 2016/2017, pada mata pelajaran matematika.

Teknik Analisis Data

1.     Melalui instrumen yang tepat serta kemudahan di dalam penafsiran data, diperlukan teknik analisis data yang sesuai dengan kebutuhan. Teknik analisis data meliputi teknik kualitatif dan teknik kuantitatif.

2.     Data kualitatif yaitu berupa hasil pengamatan/observasi selama proses pembelajaran.

3.     Data kuantitatif yaitu berupa nilai yang diperoleh siswa sebagai ukuran kemajuan siswa dalam proses pembelajaran, Nilai tersebut diambil sebelum dan sesudah tindakan perbaikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penulis telah melakukan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo 01 kecamatan Tengaransebanyak dua siklus. Selanjutnya disampaikan hasil perbaikan pada masing-masing siklus. Penyampaian hasil penelitian pada masing-masing siklus akan mencakup penilaian penampilan perbaikan pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Pada setiap siklus disajikan data hasil observasi aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran yang dilakukan, hasil belajar siswa sesuai dengan hasil tes formatif, deskripsi pelaksanaan tiap-tiap aktivitas dan deskripsi hasil belajar siswa.

Siklus I

Dari hasil pengamatan dan tes formatif perbaikan pembelajaran siklus I pada mata pelajaran matematika kelas IV semester 2 SD Negeri Tegalrejo 01 dengan kompetensi dasar membuat jaring-jaring bangun ruang, merupakan gambaran dari prestasi belajar siswa yang dicapai.

Dari uraian diatas dapat dibandingkan hasil pada perolehan pembelajaran pra siklus dengan perbaikan pembelajaran siklus I diantaranya:

a.     Nilai ketuntasan kelas pada pra siklus adalah 46 % naik pada perbaikan pembelajaran siklus I menjadi 69%

b.     Nilai rata-rata kelas pada pra siklus adalah 55 naik pada perbaikan pembelajaran siklus I menjadi 69

Siklus II

Dari hasil pengamatan dan tes formatif perbaikan pembelajaran siklus I pada mata pelajaran matematika kelas IV semester 2 SD Negeri Tegalrejo 01 dengan kompetensi dasar jaring-jaring bangun ruang, merupakan gambaran dari prestasi belajar siswa yang dicapai.

Dari uraian diatas dapat dibandingkan hasil pada perolehan pembelajaran pada siklus I dengan perbaikan pembelajaran siklus II diantaranya:

a.     Nilai ketuntasan kelas pada siklus I adalah 69% naik pada perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 92%

b.     Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 69 naik pada perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 85

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan hasil tes formatif siswa yang ditemukan dalam penelitian di kelas IV SD Negeri Tegalrejo 01 kecamatan Tengarankabupaten Semarang dapat dikatakan bahwa Pelaksanaan perbaikan pembelajaran meningkat dan karena itu prestasi belajar siswa juga meningkat. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan cukup baik, pada siklus I prestasi belajar siswa dengan ketuntasan klasikal kelas adalah 69% meningkat menjadi 92% pada perbaikan siklus II.

Pra siklus

a.     Siswa tidak antusias dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran.

b.     Masih banyak siswa yang ramai dikelas.

c.     Hanya sebagian kecil siswa yang bisa menangkap dan memahami materi dan konsep yang diberikan guru.

d.     Penjelasan guru masih monoton

e.     Siswa tidak berani bertanya bila ada materi yang belum diketahui.

f.      Tidak mengunakan metode yang sesuai

g.     Tidak menggunakan media pembelajaran

Perbaikan pembelajaran siklus I

a.     Guru memberikan apersepsi dengan baik.

b.     Stimulus dalam pembelajaran direspon siswa

c.     Ketertiban siswa meningkat, terlihat siswa mulai tenang dikelas

d.     Guru sudah menggunakan metode demonstrasi

e.     Guru menggunakan metode demonstrasi dengan baik.

f.      Siswa sudah berani mulai bertanya apabila ada materi yang kurang dipahaminya.

g.     Sudah menggunakan media pembelajaran

Perbaikan pembelajaran siklus II

a.     Guru memberikan apersepsi dengan sangat baik sehingga dapat membangkitkan respon siswa dengan baik pula.

b.     Stimulus dalam pembelajaran direspon sangat positif oleh siswa, terbukti siswa sangat antusias mengikuti pelajaran.

c.     Ketertiban siswa meningkat, terlihat siswa mulai tenang dikelas

d.     Guru sudah mengoptimalkan metode pembelajaran

e.     Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan.

f.      Siswa tidak hanya sudah berani bertanya tetapi sudah dapat mengungkapkan pendapatnya sendiri.

g.     Setelah diadakan evaluasi hasil pembelajaran siswa meningkat sekali

h.    Sudah menyempurnakan media pembelajaran.

Ketepatan pemilihan aktivitas- aktivitas perbaikan pembelajaran tampak dalam kesesuaian antara pelaksanaan masing-masing aktivitasnya.

 

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

Simpulan

Dari hasil penelitian melalui perbaikan pembelajaran di kelas IV SD Negeri Tegalrejo 01, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran matematika dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika pra siklus dari 26 peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 10 peserta didik dengan prosentasi 40 %.

2.     Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika siklus I dari 26 peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 18 peserta didik dengan prosentasi 72 %.

3.     Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika siklus II dari 26 peserta didik yang tuntas KKM sebanyak 24 peserta didik dengan prosentasi 92 %.

Jadi selama pelatihan pembelajaran matematika siklus I sampai dengan II terjadi peningkatan 20% secara klasikal kelas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis dapat menegaskan bahwa penggunaan metode tanya jawab dan diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV di SD Negeri Tegalrejo 01 mata pelajaran matematika kompetensi dasar jaring-jaring bangun ruang.

Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyampaikan saran, agar dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik sebagai berikut:

Untuk Guru

a.     Sebelum mengajar buatlah persiapan yang matang.

b.     Berikan motivasi kepada peserta didik agar bisa aktif dalam tanya jawab.

c.     Gunakan metode yang relevan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

d.     Memanfaatkan alat peraga dengan maksimal.

e.     Membimbing dalam pengerjaan tugas.

Untuk Kepala Sekolah

a.     Sebaiknya kepala sekolah selalu memberikan motivasi yang positif kepada guru sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dalam melaksanakan tugas.

b.     Hendaknya kepada sekolah memberikan penghargaan berupa kesejahteraan kepada guru yang kreatif dan berprestasi sehingga tercipta persaingan sehat dan terwujudnya keadilan serta dapat mendorong guru menjadi lebih semangat dalam mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia,2005. Jakarta: Dekdikbud

Soedjad. R ,2000. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Sudjatmiko,2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dekdikbud.

Sudjana Nana,1989. Dasar-dasar Belajar Mengajar: Bandung: Sinar Baru

Sudjana Nana,1988. Strategi Pembelajaran: Bandung: Sinar Baru

Syah. Muhibbin (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.Dekdikbud.

Usman,1993. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS.

UU No 2, 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dekdikbud