Penerapan Metode Questions Students Have (OSH)
PENERAPAN METODE QUESTIONS STUDENTS HAVE (QSH)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA
DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
TENTANG GLOBALISASI PADA PESERTA DIDIK KELAS VI
SDN 2 LEDOK DI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Umiyati
Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas VI di SDN 2 Ledok
ABSTRAK
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah peserta didik yang cenderung pasif dan enggan bertanya lebih lanjut tentang materi, baik kesulitan materi maupun rasa ingin tahu lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan Metode Questions Students Have (QSH) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Globalisasi di kelas VI SDN 2 Ledok pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dan menganalisis kemampuan bertanya dan hasil belajar peserta didik di kelas VI SDN 2 Ledok pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan penerapan Metode Questions Students Have (QSH) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Globalisasi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat dalam penelitian ini di SDN 2 Ledok yang terletak di Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Waktu dalam penelitian ini pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI di SDN 2 Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 12 anak. Data dalam penelitian meliputi kegiatan belajar dan hasil belajar Alat pengumpulan data terdiri dari lembar pengamatan, dokumentasi dan alat evaluasi pembelajaran. Prosedur dalam penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi dalam dua siklus. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian yaitu 1) Pembelajaran yang menarik merupakan aspek pendukung dalam penerapan metode QSH, sehingga peserta didik berminat untuk bertanya, 2) Penerapan metode QSH membutuhkan lembar pertanyaan akurat untuk menganalisis setiap pertanyaan dengan obyektif dan efektif, 3) Penerapan metode QSH meningkatkan aktifitas belajar dengan bertanya, menganalisis pertanyaan dan tanya-jawab lebih lanjut, 4) Penerapan metode QSH meningkatkan kemampuan bertanya secara tertulis dan lisan, 5) Penerapan metode QSH memperkuat penguasaan materi dan meningkatkan hasil belajar.
Kata Kunci: Metode Questions Students Have (QSH), Kemampuan Bertanya, Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Globalisasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Globalisasi di Kelas VI SDN 2 Ledok pada akhir Semester II hanya menggunakan metode ceramah dengan mengacu pada buku teks. Akibatnya pem-belajaran menjadi tidak menarik. Dengan karakter peserta didik yang cenderung pasif, mereka enggan bertanya lebih lanjut tentang materi, baik kesulitan materi maupun rasa ingin tahu lebih lanjut. Hanya beberapa peserta didik yang menjawab bila guru memberikan pertanyaan.
Dengan materi yang banyak dan berbobot, guru melakukan pembelajaran seperti di atas dengan cepat, sehingga pembelajaran cenderung berlangsung satu arah, dari guru kepada peserta didik. Guru menyadari bahwa terjadi permasalahan dalam pembelajaran, yaitu penguasaan materi yang masih lemah. Oleh karena itu, guru melakukan ulangan harian untuk mengetahui penguasaan materi. Peserta didik mengerjakan ulangan harian yang terdiri dari tiga soal pilihan ganda, tiga soal isian dan dua soal uraian. Hasil analisis data nilai ulangan harian diketahui nilai rata-rata 67,91 dan tingkat ketuntasan 50%.
Sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran di atas, guru melakukan tindakan dengan menerapkan Metode Questions Students Have (QSH). Pembelajaran dengan metode QSH meli-batkan peserta didik dengan bertanya secara tertulis. Kemudian, pertanyaan ditukar dengan temannya yang lain dan harus dianalisis dengan memberi tanda ceklis pada pertanyaan yang dianggap sulit. Dengan demikian, peserta didik menjadi aktif dengan bertanya. Dengan diskusi kelas, guru membimbing pemba-hasan, sehingga kesulitan belajar teratasi dan penguasaan materi semakin kuat. Pa-da akhirnya, penerapan metode QSH diharapkan juga dapat meningkatkan hasil belajar.
Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran sebagai berikut 1) pembelajaran dengan metode ceramah yang mengacu pada buku teks, 2) pembelajaran tidak menarik, sehingga peserta didik pasif, 3) peserta didik enggan bertanya secara lisan, sehingga penguasa-an materi masih terbatas dan mengalami kesulitan belajar, 4) hasil belajar masih jelek dengan nilai rata-rata 67,91 dan tingkat ketuntasan 50%.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Metode Ques-tions Students Have (QSH) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Globalisasi di kelas VI SDN 2 Ledok pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana kemampuan bertanya dan hasil belajar peserta didik di kelas VI SDN 2 Ledok pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan penerap-an Metode Questions Students Have (QSH) dalam pembelajaran Ilmu Pe-ngetahuan Sosial (IPS) tentang Glo-balisasi?
Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan penerapan Metode Questions Students Have (QSH) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Globalisasi di kelas VI SDN 2 Ledok pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Menganalisis kemampuan bertanya dan hasil belajar peserta didik di kelas VI SDN 2 Ledok pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan penerap-an Metode Questions Students Have (QSH) dalam pembelajaran Ilmu Pe-ngetahuan Sosial (IPS) tentang Globalisasi.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Metode Questions Students Have (QSH) merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk mening-katkan kegiatan belajar aktif yang dikem-bangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya (Suprijono, 2009: 108).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indo-nesia (KBBI), belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Tim, 2005: 17). Slameto (2006: 8) menyebutkan ciri-ciri belajar sebagai berikut 1) Perubahan terjadi secara sadar, 2) Perubahan bersifat kontinyu dan fungsi-onal, 3) Perubahan bersifat positif dan ak-tif, 4) Perubahan bukan bersifat sementa-ra, 5) Perubahan bertujuan dan terarah, 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Sudjana (1999: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Abdur-rahman (1999: 37), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui kegiatan belajar.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yangberkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi (Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006). Menurut Hidayati, dkk (2011:7), IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti Sosiologi, Antropologi Budaya, Psikologi Sosial, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik dan sebagainya.
Kerangka Berpikir
Penerapan Metode Questions Students Have (QSH) dilakukan dengan belajar kelompok, dimana peserta didik bergabung dalam kelompok belajar sesuai dengan hasil pembagian kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anggota. Setiap anggota harus menulis pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Selanjut-nya, mereka menganalisis pertanyaan. Bila pertanyaan termasuk sulit, peserta didik memberikan tanda ceklis dan menulis absennya. Lebih lanjut, analisis pertanyaan juga dilakukan antarkelompok, hingga pertanyaan tersebut kembali lagi pada kelompok masing-masing. Pembelajaran diakhiri dengan pembahasan pertanyaan melalui diskusi kelas, sehingga peserta didik mengetahui jawaban dari setiap pertanyaan.
Penerapan Metode QSH melibatkan peserta didik secara aktif dengan bertanya secara menulis. Pembahasan pertanyaan melalui diskusi kelas turut melibatkan peserta didik untuk berani menjawab dan berpendapat sesuai dengan kelancaran pembahasan tersebut. Dengan demikian, kemampuan bertanya dan penguasaan materi meningkat, sehingga hasil belajar diharapkan juga meningkat.
Hipotesis
Penerapan Metode Questions Stu-dents Have (QSH) diduga meningkatkan kemampuan bertanya dan hasil belajar peserta didik di kelas VI SDN 2 Ledok pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Globalisasi.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penulis sebagai Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Kelas VI SDN 2 Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora merupakan peneliti dalam penelitian ini.
Setting Penelitian
Tempat dalam penelitian ini di SDN 2 Ledok yang terletak di Desa Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Waktu dalam penelitian ini pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal pelajaran dan jadwal kegi-atan penelitian.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI di SDN 2 Ledok, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora pa-da Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 12 anak.
Data dan Alat Pengumpulan Data
Data dalam penelitian meliputi kegiatan belajar dan hasil belajar. Sedang-kan alat pengumpulan data adalah 1) Lembar pengamatan, 2) Dokumentasi, 3) Alat evaluasi pembelajaran.
Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tin-dakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini, penulis menyusun prosedur penelitian selama dua siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Globalisasi di Kelas VI SDN 2 Ledok pada akhir Semester II terbiasa menggunakan metode ceramah yang mengacu pada buku teks. Pembela-jaran semacam ini memang lazim diguna-kan. Namun demikian, pembelajaran sema-cam ini masih belum ideal. Akibatnya adalah pembelajaran menjadi tidak menarik dan peserta didik menjadi pasif.
Pada pembelajaran IPS tersebut sudah ditunjang dengan Peta Asia dan Peta Dunia sebagai media pembelajaran, sehingga guru dapat menjelaskan materi yang dibaca peserta didik dalam buku teks. Namun demikian, peserta didik enggan bertanya lebih lanjut sesuai dengan materi tersebut. Bahkan, hanya beberapa peserta didik saja yang menjawab pertanyaan dari guru. Yang lainnya hanya diam, namun tidak mau bertanya maupun menjawab.
Guru melanjutkan pembelajaran dengan ulangan harian. Peserta didik mengerjakan tiga soal pilihan ganda, tiga soal isian dan dua soal uraian selama tigapuluhlima menit. Dari hasil koreksi bersama dan analisis data nilai ulangan harian diketahui nilai rata-rata 67,91 dan tingkat ketuntasan 50%. Artinya hasil belajar masih jelek.
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I berlangsung aktif dan interaktif ditunjang media gambar yang relevan dengan tanya-jawab sesuai pertanyaan dalam lembar pertanyaan dan pembahasan dalam diskusi kelas.
Pada Siklus I, peran peserta didik dalam pembelajaran aktif karena menulis pertanyaan, menganalisis pertanyaan di dalam kelompok dan antarkelompok dan mengikuti pembahasan. Pada Siklus I, peran guru dalam pembelajaran sebagai mediator yang menyediakan lembar perta-nyaan dan fasilitator yang membimbing pembelajaran dan pembahasan. Pada Siklus I, hasil belajar meningkat dengan nilai rata-rata 76,66 dan tingkat ketuntasan 66,66%.
Keberhasilan pada Siklus I antara lain 1) pembelajaran lebih menarik dan nyata dengan media pembelajaran berupa gambar-gambar yang relevan, 2) peserta didik menjadi aktif dengan menulis pertanyaan sesuai dengan kesulitan belajar dan rasa ingin tahu, 3) hasil belajar mengalami peningkatan.
Permasalahan yang masih terjadi dalam pembelajaran pada Siklus I antara lain 1) peserta didik belum cermat dan bertanggung jawab dalam analisis perta-nyaan di dalam kelompok maupun antar-kelompok karena ada pertanyaan-perta-nyaan yang tidak diberikan tanda ceklis namun belum bisa menjawab dengan benar, 2) peserta didik masih berdiskusi dalam menulis pertanyaan pada lembar pertanyaan, padahal permasalahan yang dihadapi masing-masing peserta didik berbeda.
Perbaikan tindakan antara lain 1) memperbarui lembar pertanyaan dengan desain yang lebih cermat, 2) meyakinkan peserta didik untuk yakin dan percaya diri dalam menulis pertanyaan-pertanyaan di dalam lembar pertanyaan.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan pembelajaran pada Siklus I dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan sebagai media pembelajaran, sehingga pembelajaran tetap menarik. Selain itu, peserta didik menulis pertanyaan sesuai dengan kehendaknya dan menganalisis pertanyaan sesuai dengan tingkat kesulitan.
Pada Siklus II, peran peserta didik dalam pembelajaran aktif karena analisis pertanyaan pada lembar pertanyaan dilakukan secara obyektif dan efektif. Selain itu, peserta didik boleh menulis pertanyaan sebanyak mungkin sesuai dengan kehendaknya. Pada Siklus II, peran guru dalam pembelajaran sebagai mediator yang menyediakan lembar pertanyaan, sebagai fasilitator yang membimbing pembelajaran dan pembahasan dan sebagai motivator yang mendorong keyakinan dan kepercayaan diri peserta didik untuk menulis pertanyaan.
Pada Siklus II, hasil belajar meningkat dengan nilai rata-rata 84,61 dan tingkat ketuntasan 83,33%.
Keberhasilan pada Siklus II diantaranya 1) Pembelajaran menarik dan nyata dengan media pembelajaran berupa gambar-gambar yang relevan yang beraneka ragam, 2) Analisis pertanyaan pada lembar pertanyaan menjadi cermat dan efektif, 3) Peserta didik aktif, berani dan percaya diri dalam menulis pertanyaan dan bertanya-jawab dalam pembahasan, 4) Hasil belajar semakin meningkat.
Permasalahan yang masih terjadi pada Siklus II diantaranya 1) Beberapa peserta didik enggan menjawab pertanya-an yang termasuk kategori mudah, 2) Beberapa peserta didik hanya menulis satu pertanyaan saja.
Pembahasan
Pada Siklus I, desain lembar pertanyaan menampilkan kolom pertanya-an, tanda ceklis dan absen. Pada lembar pertanyaan ini, peserta didik harus menulis pertanyaan dan memberikan tanda ceklis hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang dianggap sulit sesuai dengan absen masing-masing. Lembar pertanyaan ini sudah memenuhi kriteria untuk mendeteksi kesulitan materi. Namun, ada juga kelemahan dari desain lembar pertanyaan ini, yaitu peserta didik merasa mampu menjawab pertanyaan walaupun pada kenyataannya tidak mampu menjawab dengan benar pada saat pembahasan.
Pada Siklus II, desain lembar pertanyaan menampilkan lebih banyak kolom dalam menganalisis pertanyaan. Pada lembar pertanyaan ini, peserta didik harus menulis pertanyaan dan meng-analisis pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tingkat kesulitan, sehingga setiap pertanyaan akan dianalisis oleh masing-masing peserta didik sesuai dengan absennua. Lembar pertanyaan ini semakin obyektif dan efektif dalam mendeteksi kesulitan materi karena masing-masing peserta didik pasti memberikan tanda ceklis pada kolom yang tersedia.
Penerapan metode QSH menuntut pembelajaran yang menarik, sehingga penulis menggunakan gambar-gambar yang relevan untuk menunjang kelancaran dan meningkatkan daya tarik pembe-lajaran, sehingga peserta didik mempunyai minat untuk bertanya lebih lanjut. Peng-gunaan lembar pertanyaan merupakan sa-rana pendukung dalam menulis pertanyaan sesuai dengan kesulitan belajar dan rasa ingin tahu sesuai dengan materi yang disampaikan. Pembahasan dengan diskusi kelas dapat mengevaluasi dan mengkoreksi penguasaan materi.
Menurut Suprijono (2009: 108), Metode Questions Students Have (QSH) merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kegiatan belajar aktif yang dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya. Dari uraian tersebut, aspek penting yang diperhatikan adalah bertanya. Sesuai dengan karakteristik peserta didik yang enggan bertanya dalam pembelajaran, maka metode QSH merupakan pilihan yang tepat dengan bertanya secara secara tertulis.
Menurut Djawarah dan Zaini (2010: 95) menyebutkan kelebihan metode QSH adalah a) dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa sekalipun sebelumnya keadaan kelas ramai atau siswanya punya kebiasaan bergurau saat pelajaran berlangsung, b) mengembangkan daya pikir dan ingatannya terhadap pelajaran, c) mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapatnya. Dari uraian tersebut, metode QSH merupakan metode belajar yang obyektif dan efektif dalam membantu peserta didik fokus pada materi pokok, bertanya secara tertulis, berani berpendapat dengan tanya-jawab dan memperkuat penguasaan materi. Sesuai kelebihan metode QSH, maka pembelajaran menjadi aktif dan interaktif yang melibatkan guru dan peserta didik.
Hasil analisis pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II sesuai dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Analisis Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
No |
K. Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Pembelajaran berlangsung searah, dari guru kepada peserta didik dengan metode ceramah tanpa ditunjang dengan media pembelajaran yang relevan |
Pembelajaran berlangsung aktif dan interaktif ditunjang media gambar yang relevan |
Pembelajaran berlangsung aktif dan interaktif ditunjang media gambar yang relevan dan lebih bervariasi |
2 |
Peran peserta didik dalam pembelajaran pasif karena hanya membaca buku teks dan mendengarkan keterangan dari guru |
Peran peserta didik dalam pembelajaran aktif karena menulis pertanyaan, menganalisis pertanyaan di dalam kelompok dan antarkelompok dan mengikuti pembahasan |
Peran peserta didik dalam pembelajaran aktif karena analisis pertanyaan pada lembar pertanyaan dilakukan secara cermat dan efektif sesuai dengan tingkat kesulitan dan menulis pertanyaan sesuai dengan kehendaknya |
3 |
Peran guru dalam pembelajaran sebagai sumber belajar yang menjelaskan materi dalam buku teks |
Peran guru dalam pembelajaran sebagai mediator yang menyediakan lembar pertanyaan dan fasilitator yang membimbing pembelajaran dan pembahasan |
Peran guru dalam pembelajaran sebagai mediator yang menyediakan lembar pertanyaan, sebagai fasilitator yang membimbing pembelajaran dan pembahasan dan sebagai motivator yang mendorong keyakinan dan kepercayaan diri peserta didik untuk menulis pertanyaan |
4 |
Hasil belajar masih jelek dengan nilai rata-rata 67,91 dan tingkat ketuntasan 50% |
Hasil belajar meningkat dengan nilai rata-rata 76,66 dan tingkat ketuntasan 66,66% |
Hasil belajar meningkat dengan nilai rata-rata 84,61 dan tingkat ketuntasan 83,33%. |
Hasil analisis terhadap pengamatan pada Siklus I dan Siklus II sesuai dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Analisis terhadap Pengamatan pada Siklus I dan Siklus II.
No |
Aspek Pengamatan |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
mampu menulis pertanyaan |
66,66 |
76,66 |
2 |
mampu menganalisis pertanyaan di dalam kelompok |
72,5 |
83,33 |
3 |
mampu menganalisis pertanyaan antarkelompok |
64,58 |
75,83 |
4 |
mampu menjawab pertanyaan dalam pembahasan |
62,08 |
72,5 |
5 |
mampu bertanya lebih lanjut dalam pembahasan |
57,91 |
66,25 |
Nilai Rata-rata / Kategori |
64,75 / C |
74,91 / B |
Penulis menerapkan metode QSH dalam pembelajaran dengan mendesain lembar pertanyaan yang digunakan peserta didik untuk menulis pertanyaan sesuai dengan kesulitan belajar dan rasa ingin tahu. Dengan lembar pertanyaan tersebut, peserta didik harus bertanya secara tertulis, menganalisis pertanyaan di dalam kelompok dan antarkelompok dan mengikuti pembahasan. Dengan demikian, aktifitas belajar peserta didik meningkat. Peran peserta didik menjadi aktif.
Hasil analisis terhadap hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II sesuai dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Analisis terhadap Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
No |
Aspek Penilaian |
K. Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai Terendah |
50 |
60 |
70 |
2 |
Nilai Rata-rata |
67,91 |
76,66 |
84,61 |
3 |
Nilai Tertinggi |
80 |
90 |
100 |
4 |
Tuntas |
6 |
8 |
10 |
5 |
Tingkat Ketuntasan |
50% |
66,66% |
83,33% |
Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang menarik merupakan aspek pendukung dalam penerapan metode QSH, sehingga peserta didik berminat untuk bertanya.
2. Penerapan metode QSH membutuhkan lembar pertanyaan akurat untuk menganalisis setiap pertanyaan dengan obyektif dan efektif.
3. Penerapan metode QSH meningkatkan aktifitas belajar dengan bertanya, menganalisis pertanyaan dan tanya-jawab lebih lanjut.
4. Penerapan metode QSH meningkatkan kemampuan bertanya secara tertulis dan lisan.
5. Penerapan metode QSH memperkuat penguasaan materi dan meningkatkan hasil belajar.
PENUTUP
Simpulan
1. Penerapan Metode Questions Students Have (QSH) membutuhkan aspek pendukung, seperti pembelajaran yang menarik, media pembelajaran yang relevan dan lembar pertanyaan yang akurat untuk mendeteksi kesulitan belajar.
2. Penerapan Metode Questions Students Have (QSH) dengan bertanya secara tertulis pada lembar pertanyaan dan menganalisis pertanyaan sesuai dengan kesulitan belajar dan rasa ingin tahu dan pembahasan dengan diskusi kelas.
3. Penerapan Metode Questions Students Have (QSH) dapat meningkatkan kemampuan bertanya dan hasil belajar.
Saran
1. Bagi guru supaya menggunakan pertanyaan-pertanyaan sebagai materi dalam ulangan harian, remedial maupun pengayaan.
2. Bagi peserta didik supaya berani bertanya secara tertulis dan lisan sesuai dengan kesulitan belajar dan rasa ingin tahu.
3. Bagi sekolah supaya menerapkan metode QSH untuk mendeteksi kesulitan belajar pada pembelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djawarah dan Zaini. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harti. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Questions Students Have Berbantuan Media Audio Visual sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Kutowiangun 01 Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. Salatiga: Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Slameto. 2006. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yuliana, Dewi. 2013. Penerapan Metode Questions Students Have dalam Model Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD Negeri 1 Banyumudal. Surakarta: Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.