Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
TEMA TOKOH DAN PENEMU
Sumarji
Guru Kelas VI SDN 1 Kalinanas
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah meningkatkan motivasi dan hasil belajar Tema Tokoh dan Penemu pada peserta didik Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora yang berjumlah 32 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Instrumen pengumpulan data terdiri dari pedoman wawancara, pedoman observasi dan butir soal. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data adalah triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Prosedur penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Hasil penelitian ini adalah penerapan Metode Simulasi meningkatkan motivasi dan hasil belajar Tema Tokoh dan Penemu pada peserta didik Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017. Pada Kondisi Awal, motivasi belajar dalam bertanya sebesar 26,67%, berpendapat sebesar 20%, perhatian sebesar 33,33%, mengerjakan tugas sebesar 26,67% dan kerja sama kelompok sebesar 20% dan hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 69,68 dan ketuntasan sebesar 53,33%. Pada Siklus I, motivasi belajar dalam bertanya sebesar 46,67%, berpendapat sebesar 40%, perhatian sebesar 46,67%, mengerjakan tugas sebesar 66,67% dan kerja sama kelompok sebesar 53,33% dan hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 72,96 dan ketuntasan sebesar 73,33%. Pada Siklus II, motivasi belajar dalam bertanya sebesar 80%, berpendapat sebesar 80%, perhatian sebesar 73,33%, mengerjakan tugas sebesar 86,67% dan kerja sama kelompok sebesar 80% dan hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 81,71 dan ketuntasan sebesar 93,33%.
Kata Kunci: Metode Simulasi, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Tokoh dan Penemu.
PENDAHULUAN
Hasil analisis terhadap nilai ulangan harian di Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora ditemukan permasalahan, yaitu hasil belajar beberapa peserta didik khususnya untuk Tema Tokoh dan Penemu masih rendah dengan nilai rata-rata 69,68. Dari 32 peserta didik hanya 17 peserta didik atau 53,33% yang tuntas sedangkan 15 peserta didik masih mendapat nilai di bawah KKM, yaitu ≤ 70. Hal ini kemungkinan dikarenakan peserta didik kurang tertarik dengan pelajaran Tema Tokoh dan Penemu dan merasa jenuh dalam proses pembelajaran karena cara guru dalam menyampaikan pelajaran kurang menarik bagi peserta didik. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran dan tidak dapat menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. Metode pembelajaran yang sering digunakan kurang efektif dan cenderung monoton, yaitu metode ceramah, sehingga tidak dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, terutama untuk mengikuti pelajaran Tema Tokoh dan Penemu.
Untuk itu diperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik dan mempermudah peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan, khususnya untuk Tema Tokoh dan Penemu. Dalam hal ini, guru berupaya untuk menciptakan suatu pembelajaran efektif yang mampu mendorong peserta didik untuk senang dan bergairah dalam belajar, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001: 171). Peserta didik dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan personal dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Dengan melakukan perbuatan dalam proses belajar dapat memungkinkan pengalaman belajar yang diperoleh bersifat lebih baik dan tersimpan dalam daya ingatan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, antara lain dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan (efektivitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi peserta didik, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu (Sumiati, 2009: 92).
Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat. Penggunaan metode yang tepat dimaksudkan untuk menggairahkan belajar peserta didik. Apabila proses kegiatan belajar berlangsung dengan menyenangkan dan tidak membosankan diharapkan dapat menambah ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran tersebut, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik itu sendiri.
Kedudukan metode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar (Djamarah dan Zain, 2010: 73). Metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Tanpa motivasi yang besar peserta didik akan banyak mengalami kesulitan belajar karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar (Samino dkk, 2011: 90). Seorang peserta didik tidak akan dapat belajar dengan baik jika tidak ada motivasi dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang peserta didik tidak akan melakukan kegiatan belajar.
Hal ini membutuhkan suatu pemahaman yang kuat, sehingga guru harus berupaya menciptakan suatu pembelajaran yang dapat menggairahkan dan mempermudah peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan menerima materi yang disampaikan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan upaya yang dilakukan oleh guru.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam tema tokoh dan penemu adalah dengan melalui penerapan Metode Simulasi. Pada penerapan Metode Simulasi, guru berperan sebagai pengarah dan pemberi kemudahan untuk terjadinya proses belajar peserta didik, bukan sebagai penyaji materi pembelajaran. Metode ini menyenangkan dan menuntut keaktifan peserta didik, sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kejenuhan peserta didik dalam pembelajaran, dimana peserta didik terlibat langsung di dalamnya.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang “Penerapan Metode Simulasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Tema Tokoh dan Penemu (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017)â€.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora yang berjumlah 32 anak.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Instrumen pengumpulan data terdiri dari pedoman wawancara, pedoman observasi dan butir soal. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data adalah triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Prosedur penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran pada Kondisi Awal, sebagian besar peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang disampaikan dan motivasi belajar peserta didik juga masih sangat rendah. Motivasi belajar dalam bertanya sebesar 26,67%, berpendapat sebesar 20%, perhatian sebesar 33,33%, mengerjakan tugas sebesar 26,67% dan kerja sama kelompok sebesar 20%. Hasil belajar Tema Tokoh dan Penemu sebagian besar peserta didik masih di bawah KKM, yaitu ≤ 70. Hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 69,68 dan ketuntasan sebesar 53,33%.
Dari hasil analisis, penyebab yang paling dominan adalah kualitas atau kondisi pembelajaran yang kurang mendukung peserta didik untuk aktif. Penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional dan monoton, sehingga pembelajaran cenderung satu arah dan membosankan. solusi yang akan dilakukan untuk mengatasi motivasi dan hasil belajar Tema Tokoh dan Penemu peserta didik yang rendah adalah dengan menggunakan Metode Simulasi. Melalui Metode Simulasi diharapkan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, menghilangkan kejenuhan dan kebosanan peserta didik, sehingga memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar, pembelajaran tidak bersifat teacher centered dan peserta didik lebih mudah dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru karena peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran, sehingga hasil dan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Tema Tokoh dan Penemu diharapkan bisa meningkat.
Deskripsi Siklus I
Penerapan Metode Simulasi pada Siklus I dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 5-6 anggota dalam setiap kelompok. Masing-masing kelompok menentukan salah satu simulasi, diantaranya perjuangan tokoh pejuang pada masa: Belanda, Jepang atau pembentukan organisasi kepemudaan pada masa menjelang kemerdekaan RI. Masing-masing kelompok melakukan simulasi sesuai dengan skenario, tugas dan peran.
Dari hasil observasi menyatakan motivasi belajar dalam bertanya sebesar 46,67%, berpendapat sebesar 40%, perhatian sebesar 46,67%, mengerjakan tugas sebesar 66,67% dan kerja sama kelompok sebesar 53,33%. Dari hasil tes menyatakan hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 72,96 dan ketuntasan sebesar 73,33%.
Deskripsi Siklus II
Penerapan Metode Simulasi pada Siklus II dalam kelompok dengan komposisi yang sama seperti pada pembelajaran pada Siklus I. Masing-masing kelompok melakukan simulasi secara bergiliran, yaitu detik-detik Proklamasi. Masing-masing kelompok melakukan simulasi sesuai dengan skenario, tugas dan peran.
Dari hasil observasi menyatakan motivasi belajar dalam bertanya sebesar 80%, berpendapat sebesar 80%, perhatian sebesar 73,33%, mengerjakan tugas sebesar 86,67% dan kerja sama kelompok sebesar 80%. Dari hasil tes menyatakan hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 81,71 dan ketuntasan sebesar 93,33%.
Pembahasan
Dalam penelitian ini, penerapan Metode Simulasi pada Tema Tokoh Dan Penemu adalah peserta didik dalam kelompok. Pada Siklus I, peserta didik dan kelompoknya menentukan salah satu simulasi, diantaranya perjuangan tokoh pejuang pada masa: Belanda, Jepang atau pembentukan organisasi kepemudaan pada masa menjelang kemerdekaan RI. Sedangkan pada Siklus II, peserta didik dan kelompoknya melakukan simulasi secara bergiliran, yaitu detik-detik Proklamasi.
Dari hasil observasi, motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan. Secara lengkap, analisis motivasi belajar dalam tabel sebagai berikut:
Motivasi Belajar Peserta Didik.
No |
Tahap |
Bertanya |
Berpendapat |
Perhatian |
Mengerjakan Tugas |
Kerja sama Kelompok |
1. |
Kondisi Awal |
9 peserta didik (26,67%) |
6 peserta didik (20%) |
11 peserta didik (33,33%) |
9 peserta didik (26,67%) |
6 peserta didik (20%) |
2. |
Siklus I |
15 peserta didik (46,67%) |
13 peserta didik (40%) |
15 peserta didik (46.67%) |
21 peserta didik (66,67%) |
17 peserta didik (53,33%) |
3. |
Siklus II |
26 peserta didik (80%) |
26 peserta didik (80%) |
23 peserta didik (73,33%) |
28 peserta didik (86,87%) |
26 peserta didik (80%) |
Dari hasil tes, hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Secara lengkap, analisis hasil belajar dalam tabel sebagai berikut:
Hasil Belajar Peserta Didik.
No |
Nama (Kode) |
Nilai |
Ketuntasan |
||
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
1. |
A |
60 |
65 |
70 |
Tuntas |
2. |
B |
65 |
70 |
75 |
Tuntas |
3. |
C |
80 |
90 |
100 |
Tuntas |
4. |
D |
70 |
75 |
80 |
Tuntas |
5. |
E |
65 |
65 |
75 |
Tuntas |
6. |
F |
70 |
70 |
80 |
Tuntas |
7. |
G |
75 |
75 |
85 |
Tuntas |
8. |
H |
80 |
80 |
90 |
Tuntas |
9. |
I |
65 |
65 |
65 |
Belum Tuntas |
10. |
J |
70 |
75 |
90 |
Tuntas |
11. |
K |
80 |
85 |
95 |
Tuntas |
12. |
L |
70 |
70 |
80 |
Tuntas |
13. |
M |
60 |
75 |
75 |
Tuntas |
14. |
N |
55 |
60 |
75 |
Tuntas |
15. |
O |
65 |
70 |
75 |
Tuntas |
16 |
P |
60 |
70 |
75 |
Tuntas |
17 |
Q |
75 |
75 |
80 |
Tuntas |
18 |
R |
65 |
60 |
85 |
Tuntas |
19 |
S |
60 |
80 |
80 |
Tuntas |
20 |
T |
75 |
85 |
65 |
Belum Tuntas |
21 |
U |
60 |
80 |
90 |
Tuntas |
22 |
V |
65 |
80 |
95 |
Tuntas |
23 |
W |
80 |
65 |
80 |
Tuntas |
24 |
X |
85 |
70 |
85 |
Tuntas |
25 |
Y |
60 |
60 |
80 |
Tuntas |
26 |
Z |
80 |
70 |
85 |
Tuntas |
27 |
A1 |
65 |
80 |
95 |
Tuntas |
28 |
B1 |
70 |
85 |
90 |
Tuntas |
29 |
C1 |
80 |
60 |
70 |
Tuntas |
30 |
D1 |
85 |
80 |
75 |
Tuntas |
31 |
E1 |
70 |
65 |
85 |
Tuntas |
32 |
F1 |
65 |
80 |
90 |
Tuntas |
Nilai rata-rata |
69,68 |
72,96 |
81,71 |
|
|
Ketuntasan |
53,33% |
73,33% |
93,33% |
|
Kedudukan metode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar (Djamarah dan Zain, 2010: 73). Metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Motivasi belajar peserta didik berdampak pada hasil belajar. Tanpa motivasi yang besar peserta didik akan banyak mengalami kesulitan belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar (Samino dkk, 2011: 90). Ada tidaknya motivasi yang muncul dari diri peserta didik dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar murid (Hamalik, 2001: 161). Hasil belajar tidak lepas dari aktivitas peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dalam penelitian ini motivasi belajar peserta didik dibatasi pada aspek bertanya, berpendapat, perhatian, mengerjakan tugas dan kerja sama kelompok.
Tindakan dalam penelitian ini dengan penerapan Metode Simulasi. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2010: 27), simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation yang artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Jadi, simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja. Menurut Taniredja, dkk (2011: 39), simulasi dapat diartikan sebagai suatu cara pembelajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara tiruan. Metode pembelajaran simulasi ada yang menyebutnya dengan metode pembelajaran sosiodrama. Penerapan Metode Simulasi adalah peserta didik dan kelompoknya.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2010: 27), tujuan Metode Simulasi adalah 1) Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun bagi kehidupan sehari-hari, 2) Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip dan 3) Untuk latihan memecahkan masalah.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2010: 27), kelebihan Metode Simulasi adalah 1) Menyenangkan, sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi, 2) Mengembangkan guru untuk mengembangkan aktivitas simulasi, 3) Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya, 4) Memvisualkan hal-hal yang abstrak, 5) Tidak memerlukan keterampilan komunikasi yang pelik, 6) Memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa, 7) Menimbulkan respons yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang motivasi dan 8) Melatih berpikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses, kemajuan simulasi. Sesuai dengan kelebihan tersebut, maka tindakan dalam pembelajaran dengan penerapan Metode Simulasi berhasil meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan Metode Simulasi meningkatkan motivasi dan hasil belajar Tema Tokoh dan Penemu pada peserta didik Kelas VI SDN 1 Kalinanas Japah Blora Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017.
Saran
Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Guru menggunakan Metode Simulasi sebagai metode alternatif dalam pembelajaran Tema Tokoh dan Penemu karena melibatkan peserta didik secara langsung dan peserta didik dituntut aktif dalam pembelajaran dan memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai karakteristik, sehingga mampu memilih metode yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik yang berdampak pada hasil belajar peserta didik serta menindaklanjuti peserta didik yang belum tuntas belajarnya perlu diadakan tutor sebaya, sehingga peserta didik yang pandai mengajari peserta didik yang kurang pandai.
2. Kepala Sekolah menyarankan kepada guru menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, khususnya Metode Simulasi, untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik yang nantinya berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
3. Peserta didik berperan aktif dengan menyampaikan ide atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, 23 dan 24 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Furqon, Hidayatullah. 2011. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Grafika.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.
Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyadi. 2011. Bahan Ajar PLPG: Pedagogik Khusus Model Pembelajaran Inovatif di SD/MI. Surakarta.
Pusat Kurikulum. 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah (hal. 9-10). Jakarta.
Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UMS Press.
Samino dan Marsudi, Saring. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz Media.
Sufanti, Main. 2011. Modul PLPG: Pedagogik Khusus Bidang Studi Bahasa dan Sastra. Surakarta.
Suhardjono. 2010. Pertanyaan dan Jawaban di Sekitar Penelitian Tindakan Kelas & Tindakan Sekolah. Malang: Cakrawala Indonesia.
Sumiati. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Syaodih, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taniredja, Tukiran dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
Tim Redaksi. 2008. Himpunan Perundang-undangan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-undang RI N0. 20 Tahun 2003 beserta penjelasannya. Bandung: Nuansa Aulia.