PENERAPAN METODE WORKSHOP

DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

MENYUSUN STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN

DI SDN 4 SAMBONGREJO TAHUN 2014/2015

Indah Budiarti

SDN 4 Sambongrejo
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses menyusun strategi dan model pembelajaran melalui workshop, serta meningkatkan Kopetensi guru dalam menyusun strategi pembelajaran melalui workshop di SDN 4 Sambongrejo Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan respon guru terhadap kegiatan yang dilakukan.. Penelitian dilakukan dengan dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah: bila minimal terdapat 85% guru tergolong sangat baik dan baik dalam aspek penilaian strategi pembelajaran, maka sudah dapat dikatakan tindakan yang diterapkan berhasil. Aspek yang diukur dalam menilai keberhasilan tindakan adalah kesiapan guru mengikuti workshop dan hasil pelaksanaan workshop. Dari analisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan kesipan dan Kopetensi guru dalam menyusun strategi pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Ketercapaian indikator kinerja terdapat pada tindakan ke II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui workshop dapat meningkatkan Kopetensi guru dalam menyusun strategi pembelajaran pada guru kelas dan guru mata pelajaran d SDN 4 Sambongrejo

Kata kunci: Kinerja guru, strategi pembelajaran,Metode workshop.


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Melalui workshop sesuai dengan Guru yang memiliki makna “ digugu dan dituru” (dipercaya dan dicontoh) secara tidak langsung memberikan pendidikan karakter kepada peserta didiknya. Oleh karena itu propil dan penampilan guru seharusnya memiliki sifat-sifat yang membawa peserta didiknya kea rah pembentukan karakter yang kuat. Dalam kontek ini guru berperan sebagai teladan bagi peserta didiknya.

Keluaran institusi pendidikan seharusnya dapat menghasilkan orang pandai tetapi juga prang baik dalam arti luas. Pendidikan tidak hanya menghasilkan orang pandai tetapi tidak baik sebaiknya juga pendidikan tidak hanya menghasilkan orang pandai , tetapi tidak baik, sebaiknya jugapendidikan tidak menghasilkan baik tetapi tidak pandai juga harus mampu menciptakan nilai menciptakan nilai-nlai luhur atau karakter. Oleh karena itu penanaman nilai-nilai luhur harus dilakukan sejak dini.Orang yang pandai saja tetapi tidak baik akan menghasilkan orang yang berbahaya karena dengan kepandaiannya ia bisa menjadikan sesuatu menyebabkan kerusakan dan kehancuran.Sebaik-baiknya pendidikan masih lebih bagus menghasilkan orang baik walaupun kurang pandai tipe ini paling tidak akan memberikan suasana konduksif karena ia memiliki aklak yang baik

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka rumusan permasalahannya adalah:

a. Apakah penerapan workshop dapat meningkatkan kinerja guru di SDN 4 Sambongrejo semester II dalam melaksanakan strategi pembelajaran tahun pelajaran.2014/2015 ?

b. Apakah penerapan workshop berpengaruh terhadap kinerja di SDN 4 Sambongrejo semester II dalam melaksanakan strategi pembelajaran secara profesinal pada tahun pelajaran 2014/2015 ?

Pemecahan Masalah

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran, antara lain memperdalam pengetahuan bidang studi yang harus dikuasi guru, memperdalam pengetahuan tentang strategi pembelajaran dan syarat-syarat pembuatan startegi pembelajaran dan lain sebagainya. Namun fokus perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran dengan kegiatan penerapan workshop. Melalui workshop ini akan diberikan pembekalan dan bimbingan teknis pembuatan strategi pembelajaran untuk guru di SDN 4 Sambombongrejo semester II pelajaran tahun 2014/2015.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran pada kelas dan guru mata pelajaran semester 1I di SDN 4 Sambongrejo. tahun 2014/2015.

b. Meningkatkan pengetahuan guru dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

c. Mengembangakan ketrampilan dalam hal penguasaan dan penggunaan ICT guru dalam pembelajaran

d. Membenahi sistim dan insentif untuk meningkatkan kinerja karier guru di sekolah.

2. Manfaat Penelitian

a. Melalui workshop dapat memberikan pengalaman belajar bagi guru dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Workshop guru dilatih menemukan menyusun startegi pembelajaran yang lebih bermutu dan berkualitas.

c. Dapat saling bertukar pendapat diantara teman guru sehingga dapat saling mengisi kekurangan dan kelebihan yang ada.

d. Lebih memahami berbagai model tehnik pembelajaran untuk peningkatan pembelajaran yang bermakna.

KAJIAN TEORI

Hakikat Kinerja Guru dalam Menyusun Strategi Pembelajaran

Strategi merupakan suatu kata kerja yang memberikan arti kepada sesuatu untuk memposisikan suatu dengan cara-cara tertentu. Strategi adalah cara untuk menempatkan sesuatu sehingga menjadi suatu tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses daam melakukan sesuatu sehingga terjadi suatu perubahan. Pebelajaran adalah prosess, cara menjadikan orang untuk belajar (Rasyid, 2005: 42). Dengan demikian, kinerja menyusun strategi pembelajaran adalah kapasitas seorang guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang membuat cara-cara melaksanakan pembelajaran sehingga pembelajaran mencapai tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Tinjauan Tentang Workshop

Pengetahuan, keterampilan dan kecakapan manusia dikembangkan melalui belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh ketiga aspek tersebut seperti belajar di dalam sekolah, luar sekolah, tempat bekerja, sewaktu bekerja, melalui pengalaman, dan melalui workshop. Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis (pendidikan) untuk menghasilkan karya nyata (Badudu, 1988: 403). Lebih lanjut, Harbinson (1973: 52) mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan secara umum diartikan sebagai proses pemerolehan keterampilan dan pengetahuan yang terjadi di luar sistem persekolahan, yang sifatnya lebih heterogen dan kurang terbakukan dan tidak berkaitan satu dengan lainnya, karena memiliki tujuan yang berbeda.

Dalam banyak bidang pelatihan (workshop), hal tersebut memang sangat sulit untuk tidak mengatakannya mustahil (dilakukan validasi dan evaluasi). Bidang yang dimaksud misalnya manajemen atau pelatihan hubungan manusia umum sifatnya. Dalam hal ini, semua bentuk pelatihan (workshop) tidak dapat memperlihatkan hasil yang objektif. Pelatihan umumnya mempunyai masalah mengenai prestasi penatar dalam mengajar, yaitu masalah evaluasi dan validasi kelangsusungannya. Jika pelajaran telah diajarkan dengan baik dan penatar telah belajar pelajaran tersebut sesuai dengan ukuran penatarnya maka efektifitas pelatihan sudah dianggap valid. Penilaiannya juga dilakukan langsung, karena jika si penatar selalu menjawab enam untuk soal tiga kali dua maka ia selalu benar.

Kerangka Berpikir

Siswanto (1989: 139) mengatakan workshop bertujuan untuk memperoleh nilai tambah seseorang yang bersangkutan, terutama yang berhubungan dengan meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang bersangkutan. Workshop dimaksudkan untuk mempertinggi kinerja dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk tugas dalam melaksanakan evaluasi diri (As’ad, 1987: 64).

Dari paparan di atas, menunjukkan bahwa peningkatan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran melalui kegiatan penerapan workshop yang lebih menekankan pada metode kolaboratif konsultatif akan memberikan kesempatan sharing antara satu guru dengan guru lain. Dengan demikian, pemahaman terhadap strategi pembelajaran dapat ditingkatkan baik dalam teoretisnya maupun implementasinya. Dengan demikian dapat diduga bahwa melalui workshop dapat meningkatkan kinerja guru dan menyusun strategi pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hampir semua guru ditemukan kurang paham semua aspek yang ada dalam menyusun strategi pembelajaran. Kesalahan umum yang tampak adalah: (1) guru belum mampu menyusun tujuan pembelajaran, (2) guru belum mampu menguraikan materi ajar dengan baik, (3) guru belum mampu membuat langkah-langkah pembelajaran sesuai metode pembelajaran yang dituliskan, (4) guru belum mampu membuat penilaian sesuai dengan metode yang digunakan, dan (5) guru belum mampu memanejemn waktu baik dalam kegiatan awal, inti dan penutup. Dengan kondisi awal seperti ini perlu adanya tindakan nyata yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran, yakni berupa workshop..

Deskripsi Siklus I (Pertama)

a. Perencanaan

Perencanaan terdiri atas: (1) merencanakan dan menyediakan format yang diperlukan dan peralatan lain yang diperlukan, (2) berkoordinasi antara Kepala sekolah.dengan para guru di sekolah untuk menyaiapkan materi , agar ada masukan tentang masalah yang ada sekaligus bisa membicarakan tentang teknis waktu ,pelaksanaan kegiatan dan hal-hal yang terkait dengan workshop yang dilaksanakan, (3) Kepala Sekolah memberikan pengarahan tentang workshop strategi pembelajaran, (4) mengelompokkan guru yang ada di sekolah itu (5) menelaah konsep strategi pembelajaran, mengkonsep strategi pembelajaran yang mendekati kondisi mata pelajaran, (6) mendiskusikan konsep strategi pembelajaran dan presentasi kelompok, (7) presentasi kelas, dan (8) menghasilkan strategi pembelajaran final.

Di samping perencanaan umum, dilakukan juga perenanaan teknis pelaksanaan kegiatan seperti: (1) mengumpulkan guru melalui undangan kepala sekolah, (2) menyusun jadwal kegi: hari, workshop hari tanggal dan tempat, (3) menyiapkan materi workshop; pengarahan kepala sekolah, pemaparan materi strategi pembelajaran dari ahli yang membidangi, (4) menyuruh guru membawa bahan-bahan seperti; kurikulum, silabus, RPP bahan ajar dan sebagainya, (5) mengu8mpulkan guru kelas dan guru mata pelalajaran (6) menyiapkan konsumsi untuk workshop, dan (7) menyuruh guru membawa laptop (untuk semua guru laptop dan 1 LCD).

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah, yakni: (1) absensi peserta, (2) pengarahan kepala sekolah, (3) penjelasan umum kepada seluruh peserta, (3) peserta dikelompokan sesuai mata pelajaran, (4) guru mengkaji: standard kompetensi, kompetensi dasar (KD) sesuai model silabus rnata pelajaran masing-masing, materi pembelajaran, indikator, penilaian, (5) guru menyusun strategi pembelajaran sesuai format yang telah disepakati yang berisi tentang aspek, materi dan kegiatan, dan (6) presentasi visual strategi pembelajaran.

c. Hasil Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan, yaitu menitikberatkan pada kompetensi guru dalam menyusun strategi pembelajaran sebagai akibat diterapkan workshop. Tujuan dilaksanakan pengamatan adalah untuk mengetahui kegiatan yang mana patut dipertahankan, diperbaiki, atau dihilangkan sehingga kegitan pembinaan melalui workshop benar-benar berjalan sesuai dengan tujuan yang ada dan mampu meningkatkan kinerja peserta dalam menyusun strategi pembelajaran.

Kegiatan peserta juga diobservasi, baik menyangkut kesiapan mental dan fisik guru, kesiapan bahan-bahan yang dibawa guru pada waktu workshop, kehadiran guru, kesiapan laptop, kualitas strategi pembelajaran, dan respon guru Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta yang berjumlah 8 orang dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 3 Rangkuman Hasil Penilaian Komptensi Guru dalam Menyusun strategi pembelajaran pada Siklus I (Pertama)

No

Aspek yang Dinilai

Skor

1

2

3

4

Jml

%

Jml

%

Jml

%

Jml

%

1.

Format

0

4

50

2

25

2

25

2.

Relevansi antara waktu dengan bahan yang disiapkan

0

3

37,5

3

37,5

2

25

3.

Pembukaan (apersepsi apersepsi kegiatan)

0

3

37,5

3

37,5

2

25

4.

Inti (kesesuaian antara kegiatan sesuai dengan tugas penyusunan strategi kualitas hasil workshop

0

4

50

2

25

2

25

5.

Penutup (simpulan,hasil strategi pembelajaran)

0

3

37,5

3

37,5

2

25

Keterangan:

4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = tidak baik

Dari Tabel 4.3 di atas, pada aspek format; 0 orang atau 0% guru dalam kategori tidak baik, 4 orang atau 50% tergolong cukup, 2 orang atau 25% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 4 orang atau 50%. Pada aspek relevansi antara waktu dengan bahan ajar, tampak bahwa 0 orang atau 0% tergolong tidak baik, 3 orang atau 37,5% tergolong cukup, 3 orang atau 37,5% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang baik dan sangat baik mencapai 5 orang atau 62,5%. Pada aspek pembukaan; 0 orang atau 0% guru dalam kategori tidak baik, 3 orang atau 37,5% tergolong cukup, 3orang atau 37,5% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 5 orang atau 62,5%. Pada aspek inti penyusunan strategi; 0 orang atau 0% guru dalam kategori tidak baik, 4 orang atau 50% tergolong cukup, 2 orang atau 25% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 4 orang atau 50%. Pada aspek penutup kesimpulan; 0 orang atau 0% guru dalam kategori tidak baik, 3 orang atau 37,5% tergolong cukup, 3 orang atau 37,5% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 5 orang atau 62,5%.

Berdasarkan dekripsi pada tabel 4.3 dan 4.3 tampaknya kinerja guru menyusun strategi pembelajaran para guru di SDN 4 Sambongrejo yang berjumlah 8 orang.belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan pada semua aspek, baik menyangkut kesiapan maupun kinerja menyusun strategi pembelajaran.

Deskripsi Hasil Siklus II (Kedua)

Pada siklus II, langkah-langkah yang diambil sesuai dengan refleksi hasil siklus I mengikuti langlah-langkah seperti siklus I dengan memfokuskan pada penjelasan aspek-aspek yang belum dipahami guru dalam menyusun strategi pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek pembimbingan secara individu. Dari 9 orang guru semua dilibatkan dalam siklus II untuk memperdalam pengetahuan tentang penyusunan strategi pembelajaran. Setelah siklus II dijalankan yang mengacu pada refleksi dan pemecahan masalah pada sikuls I diperoleh data tentang seperti tampak pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4 Rangkuman Hasil Observasi Tentang Kesiapan Guru dalam Mengikuti Workshop pada Siklus II

Aspek yang Diamati

Kesiapan mental dan fisik guru

Kesiapan bahan

Kehadiran Guru

Kesiapan Laptop

S

TS

S

TS

H

TH

S

TS

Jumlah

7

1

7

1

8

6

2

Persentase (%)

87,5

12,5

87

12,5

100

0

75

25

Pencapaian indiaktor keberhasilan

Tercapai

Tercapai

Tercapai

Tercapai

Keterangan:

S = siap

TS = tidak siap

H = hadir

TH = tidak hadir

Dari Tabel 4.4 di atas, tampak bahwa: pada aspek kesiapan mental dan fisik; 7 orang atau 87,5% peserta siap dan 1 orang atau 12,5% tergolong belum siap. Pada aspek kesiapan bahan; tampak bahwa 7 orang guru atau 87,5% siap dan 1 orang atau 12,5% belum siap. Pada aspek kehadiran guru tampak bahwa 8 orang atau 100% hadir dan tidak ada orang atau 0% tidak hadir. Pada aspek kesiapan laptop tampak bahwa 6 orang atau 75% siap dan 2 orang atau25% belum siap. Berdasarkan dekripsi ini tampaknya kesiapan guru dalam mengikuti worksop telah memenuhi kriteria keberhasilan untuk semua aspek. Namun belum sepenuhnya tercapai seratus persen.

Dari hasil evaluasi terhadap penyusunan strategi pembelajaran yang dibuat oleh 8 orang guru setelah diadakan workshop pada siklus II diperoleh kinerja guru menyusun strategi pembelajaran seperti tampak pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 5 Rangkuman Hasil Penilaian Komptensi Guru dalam Menyusun Strategi pembelajaran pada Siklus II (Kedua)

No

Aspek yang Dinilai

Skor

1

2

3

4

Jml

%

Jml

%

Jml

%

Jml

%

1.

Format

0

0

1

12,5

5

62,5

2

25

2.

Relevansi antara waktu dengan bahan ajar

0

0

1

12,5

5

62,5

2

25

3.

Pembukaan (kesiapan kegiatan)

0

1

12,5

5

62,5

2

25

4.

Inti (kesesuaian antara materi kegiatan workshop

0

0

1

12,5

5

62,5

2

25

5.

Penutup (simpulan, kumpulan hasil)

0

0

1

12,5

5

62,5

2

25

Keterangan:

4 = sangat baik

3 = baik

2 = cukup

1 = tidak baik

Dari Tabel 4 di atas, pada aspek format; tidak ada orang atau 0% guru dalam kategori tidak baik, 1 orang atau 12,5% tergolong cukup, 5 orang atau 62,5% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 7 orang atau 87,5%. Pada aspek relevansi antara waktu dengan bahan ajar, tampak bahwa 0 orang atau 0% tergolong tidak baik, 1 orang atau 12,5% tergolong cukup, 5 orang atau 62,5% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang baik dan sangat baik mencapai 7 orang atau 87,5%. Pada aspek pembukaan; 0 orang atau 0% guru dalam kategori tidak baik, 1 orang atau 12,5% tergolong cukup, 5 orang atau 62,5% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 7 orang atau 87,5%. Pada penyusunan pembelajaran; tidak ada 0 orang atau 0% guru dalam kategori tidak baik, 1 orang atau 12,5% tergolong cukup, 5 orang atau 62,5% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 7 orang atau 87,5%. Pada aspek penutup workshop; tidak ada 0 orang atau 0% guru dalam kategori tidak baik, 1 orang atau 12,5% tergolong cukup, 5 orang atau 62,5% tergolong baik dan 2 orang atau 25% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 7 orang atau 87,5%.

Berdasarkan dekripsi pada tabel 4.3 dan 4.4 tampaknya kinerja guru menyusun strategi pembelajaran para guru kelas dan guru mata pelajaran.sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan pada semua aspek, baik menyangkut kesiapan maupun kinerja menyusun strategi pembelajaran. Dengan hasil seperti itu, berarti tindakan yang diberikan efektif dalam meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan workshop di.SDN 4 Sambongrejo Di samping itu juga, terjadi peningkatan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran melalui pembinaan berupa workshop di SDN14 Sambongrejo dari siklus I ke siklus II dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 85%, artinya 85% guru telah efektif dalam menyusun strategi pembelajaran pada masing-masing aspek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui workshop dapat meningkatkan kinerja guru kelas dan guru mata pelajaran dalam menyusun strategi pembelajaran di SDN 4 Sambongrejo Kecamatan Sambong.

2. Guru kelas dan guru mata pelajaran memberikan respon sangat positif terhadap kegiatan penyusuan strategi pembelajaran.melalui workshop. Dengan demikian kegiatan workshop memberikan dampak positif terhadap kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarakan beberapa hal, antara lain: (1) para guru sebaiknya menyusun strategi pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa dan memperhatikan proporsi waktu yang ada dan tidak hanya mencontoh strategi pembelajaran yang telah ada, (2) agar pembinaan melalui workshop dapat berjalan secara efektif, maka semua guru harus mampu bekerjasama dengan peserta lain yang bersifat kolaboratif konsultatif. Pro akyif selama kegiatan workshop.

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysus, and Use. Boston: Allyn and Bacon.

Mathis dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat

Prokton and W.M. Thornton. 1983. Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi Para Manager. Jakarta: Bina Aksara

Purwanto, M Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya

Simamora, Henry. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YPKN.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Rasyid, Mahmunar. 2005. Strategi Pembelajaran Sejarah Melalui Pendekatan Team Games Tournament dengan Sistem Porlimawih. Jakarta: Depdiknas