PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

BERBANTU KARTU BERGAMBAR

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA TEMA DIRIKU SENDIRI

KELAS I SD NEGERI DRESI WETAN REMBANG

 

Septiana Putri Wijayanti 1)

Sunan Baedowi2)

Suyitno3)

1)Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2)3)Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar terhadap hasil belajar IPA Kelas I SD Negeri Dresi Wetan Rembang. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif, penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitaf.Desain penelitian ini menggunakan PreEksperimental Designs bentuk One-Group Pretest-PosttestDesign.Subjek penelitian siswa kelas I SD Negeri Dresi Wetan Rembang yang berjumlah 15 siswa. Data penelitian ini diperoleh dari tes dan nontes. Tes soal dan nontes wawancara dan observasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar tepat digunakan untuk belajar IPA siswa kelas I SD Negeri Dresi Wetan Rembang. Hal ini diketahui rata-rata hasil belajar IPA setelah diberi perlakuan sebesar 80, didukung dengan hasil uji t diperoleh harga thitung adalah sebesar 2,68 yang ternyata lebih besar dari harga ttabeltaraf signifikan 5% sebesar 1,70 dan 1% sebesar 2,47. Penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar yang mengandung unsur permainan di dalamnya yaitu saat mencari jawaban dalam kartu. Sehingga siswa akan lebih bekerja sama, lebih aktif dan tidak pasif dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar IPA mengalami peningkatan.

Kata kunci: Hasil Belajar, Model Make a Match berbantu Media Kartu Bergambar

 

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah unsur terpenting dalam mewujudkan kemajuan suatu bangsa.Pendidikan yang bermutu merupakan hal yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa. Meningkatkan mutu pendidikan merupakan cara untuk menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan berkualitas sejalan dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agarpeserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara”.

Interaksi yang baik antara guru dan siswa merupakan sesuatu yang harus terjadi, interaksi yang dimaksud adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa, siswa dan guru, dan siswa dengan siswa lainnya. Sehingga proses pembelajaran perlu dilakukan dengan suasana yang tenang danmenyenangkan. Kondisi yang demikian menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses penyampaian materi atau proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Oleh karena itu, guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas harus menciptakan kondisi kelas yang kondusif dengan strategi-strategi yang dilakukan oleh guru sehingga menumbuhkan keaktifan peserta didik dan untuk menyiapkan sumber daya alam manusia (Mulyasa, 2016:50).

Salah satu cara membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam melalui pendidikan IPA.IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dipahami sebagai ilmu kealaman, yaitu ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2014: 141).Pelajaran IPA di SD memuat materi tentang pengetahuan-pengetahuan alam yang dekat dengan kehidupan siswa SD.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas I di SD Negeri DresiWetan Rembang, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA masih dibawah KKM 70. Dari 27 siswa yang ada di kelas I terdapat 9 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM, sedangkan 18 siswa mendapatkan nilai kurang dari KKM. Rendahnya ketuntasan belajar siswa ini disebabkan oleh rendahnya hasil belajar siswa mengenai materi yang ajarkan oleh guru yang menggunakan model konvensional.

Sementara itu, untuk memperbaiki kemampuan siswa di dalam pembelajaran IPA, guru dituntutmemilih model pembelajaran yang tepat dalam segala sesuatu yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model Make A Macth.

Model Make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu model kooperatif yang mengembangkan kemampuan siswa. Model ini sangat disenangi oleh siswakarena tidak menjenuhkan, guru memancing kreativitas siswa menggunakan media.

Penerapan model Make A Match dalam pembelajaran akan menjadi lebih optimal dan efektif apabila didukung dengan menggunakan media. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa (Hamdani, 2011:244). Media yang cocok untuk mendukung model make a matchdengan media kartu bergambar.Media kartu bergambar merupakan modifikasi dari media gambar yang dibuat kartu.

KAJIAN TEORITIS

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman dalam Jihad dan Haris, 2013: 14). Menurut Hamalik dalam Jihad dan Haris (2013: 15), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersi dan abilitas. Sedangkan menurut Nawawi (dalam Susanto, 2013:5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahas inggris ‘science’. Kata ‘science’ sendiri berasal dari kata dalam Bahasa latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu. ‘Science’ terdiri dari social aciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam). Nash menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya (Samatowa, 2010:3).

Model Make a Match berbantu Media Kartu Bergambar

Salah satu model pembelajaran dari cooperative learning, yaitu tipe model pembelajaran make a match. Menurut Ridwan (2013:196) Model pembelajaran mencari pasangan (make a match) merupakan modelpembelajaran kelompok yang memiliki dua orang anggota. Masing-masing anggota kelompok tidak diketahui sebelumya, tetapi dicari berdasarkan kesamaan pasangan misalnya pasangan soal dan jawaban.

Karakteristik model make a match adalah memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik siswa yang gemar bermain (Shoimin, 2016:98). Pelaksanaan model ini harus didukung dengan keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Pelaksanaan model make a match dapat membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat mempunyai pengalaman belajar yang bermakna.

Model make a match berbantu media kartu bergambar dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama. Media kartu bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton (duplex) berukuran 7×9 cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan. Sudjana dan Rifai (2011:21) menguraikan beberapa kriteria pemilihan kartu bergambar untuk pembelajaran yaitu: mendukung tujuan pencapaian pembelajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang memadai, validitas dan menarik. Kartu bergambar benar-benar melukiskan konsep atau isi pelajaran yang ingin disampaikan sehingga dapat memperlancar pencapaian tujuan. Kartu bergambar disesuaikan dengan tingkat usia siswa, sederhana atau tidak rumit sehingga siswa tidak salah dalam menafsirkan pesan dalam kartu tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitaf.

Desain penelitian dirancang untuk menjawab pertanyaan atau mengetes hipotesis penelitian. Penelitian ini menggunakan PreEksperimentalDesigns bentuk One-Group Pretest-PosttestDesign.Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SD Negeri Dresi Wetan Rembang yang terdiri dari 15 siswa. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktuuntuk itu sampel yang diambil dari siswa kelas I SD Negeri Dresi Wetan Rembang yang terdiri dari 15 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik tes dan nontes.

Sementara itu, teknik analisis data dilakukan yaitu menjawab rumusanmasalah-masalah atau menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data menggunakan uji persyaratan analisis validitas, reliabilitas, uji normalitas data, uji homogenitas data, uji hipotesis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dresi Wetan Rembang dengan jumlah seluruh siswa kelas I berjumlah 15 siswa. Dilakukan pengambilan sampel yaitu dengan teknik sampling jenuh bahwa seluruh siswa kelas I dijadikan sampel, kelas I terdiri dari 15 siswa. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Juli sampai dengan 20 Juli 2019. Penelitian ini diawali dengan melaksanakan studi pendahuluan di sekolah untuk menemukan permasalahan yang ada, menentukan populasi, sampel, dan teknik sampling. Berdasarkan permasalahan yang ada di kelas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Make A Macth Berbantu Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar IPA Tema Diriku Sendiri KelasI SDNegeri Dresi Wetan Rembang”.

Dalam penelitian ini dilakukan dua tes yang pertama pretest dan kedua posttest.Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar dan posttest untuk mengetahui kemampuan siswa sesudah penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar dalam belajar IPA tema diriku sendiri kelas I SDNegeri Dresi Wetan Rembang. Setelah data hasil nilai pretest dan posttest diperoleh selanjutnya dilakukan uji persyaratan diantaranya uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t.

Hasil penghitungan uji normalitas diperoleh pada uji normalitas pretest diperoleh Lhitung=0,136dengan n=15, dengan taraf nyata α= 5% dari daftar nilai kritis L diperoleh nilai Ltabel= 0,220 maka Lhitung<Ltabel yaitu 0,136< 0,220. Sementara hasil uji normalitas posttest diperoleh Lhitung=0,119dengan n=15, dengan taraf nyata α= 5% dari daftar nilai kritis L diperoleh nilai Ltabel= 0,220 maka Lhitung<Ltabel yaitu 0,119< 0,220.Maka Hα diterima dan berdistribusi normal.Sementara perhitungan uji homogenitas di atas diperoleh Fhitung< Ftabel, yaitu 1,15 < 3,33. Maka Hα diterima (populasi tersebut mempunyai varians yang homogen). Artinya, populasi tersebut mempunyai varians homogen. Uji yang terakhir uji hipotesis atau uji t menunjukkan bahwa harga thitung adalah sebesar 2,68 yang ternyata lebih besar dari harga ttabeltaraf signifikan 5% sebesar 1,70 dan 1% sebesar 2,47. Dengan demikian Hα diterima, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas I SD Negeri Dresi Wetan Rembang.

Penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar yang mengandung unsur permainan di dalamnya yaitu saat mencari jawaban dalam kartu. Sehingga siswa akan lebih bekerja sama, lebih aktif dan tidakpasif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan teori daribeberapa penelitian tentang penerapan model pembelajaran Make a Match untukmeningkatkan hasil belajar siswa seperi yang telah dilakukan oleh Febriana (2011); Nurfaidah (2011); dan Huss, John A (2006) yang menunjukkan bahwa pembelajaranmodel make a match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Selain itu,hal ini juga sesuai dengan pendapat dari Mulyantiningsih (2013:248) yangmenyatakan bahwa model kooperatif tipe make a match merupakan modelpembelajaran kelompok yang memiliki dua orang anggota, masing-masing anggota kelompok tidak diketahui sebelumnya tetapi dicari berdasarkan kesamaan pasangan misalnya pasangan soal dan jawaban. Setelah menjelaskan materi, guru membuat dua kotak undian, kotak pertama di berisi soal dan kotak kedua berisi jawaban. Siswa yang mendapat soal mencari siswa yangmendapat jawaban yang cocok, demikian pula sebaliknya, model ini dapatdigunakan untuk membangkitkan aktivitas siswa belajar dan cocok digunakan dalam bentuk permainan.

Pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambarmenciptakan siswa aktif menemukan konsep dari materi yang diberikan. Kegiatanpembelajaran secara bersama-sama dan bertanggung jawab terhadap hasil belajar dalam kelas. Menjadikan hasil belajar yangtidak berpihak pada siswa yang pandai saja. Kegiatan saling membantu dalam menemukan pasangan demi kemenangankelompok.Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas I SD Negeri Dresi Wetan Rembang.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan, dapatdisimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar efektif digunakan untuk belajar IPA siswa kelas I SD Negeri Dresi Wetan Rembang. Hal ini diketahui rata-rata hasil belajar IPAsetelah diberi perlakuan sebesar 80, didukung dengan hasil uji t diperoleh harga thitung adalah sebesar 2,68 yang ternyata lebih besar dari harga ttabeltaraf signifikan 5% sebesar 1,70 dan 1% sebesar 2,47. Penerapan model pembelajaran make a macth berbantu kartu bergambar yang mengandung unsur permainan didalamnya yaitu saat mencarijawaban dalam kartu. Sehingga siswa akan lebih bekerja sama, lebih aktif dan tidakpasif dalam mengikuti pembelajaran di kelassehingga hasil belajar IPAmengalami peningkatan, dari sebelumnya siswa kurang memahami konsep yang diajarkan dan guru kurang mengembangkan berbagai model pembelajaran media yang menarik bagi siswa sehingga nilai siswa rata-rata 65 dan setelah menggunakan model make a macth berbantu kartu bergambar siswa merasa lebih antusias dengan perolehan nilai rata-rata 80.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disampaikan beberapa saran. Saran ini dimaksudkan ditujukan kepada berbagai pihak.

  1. Bagi Guru

Guru menggunakan pedoman model dan media dalam pembelajaransalah satunya menggunakan model make a macth berbantu kartu bergambar dalam upaya memperbaiki hasil belajar siswa dan memfasilitasi dalam mengembangkan kemampuan siswa.

  1. Bagi Siswa

Siswa selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas dan dianjurkan sering belajar baik secara individu maupun kelompok khususnya materi IPA.

  1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dalam menguji sebuah model dan media pembelajaran khususnya model pembelajaran make a macth berbantu kartu terhadap hasil belajar IPA dapat dilanjutkan dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Daryanto, 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya.

Depdiknas.2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003tentang sistem pendidikan nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Hanafiah, Nanang & Cucu, Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis Cetakan II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyasa. 2016. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Pratiwi, dkk.,2018. Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Berbantu Media Kabar (Kartu Bergambar) Materi Sifat–Sifat Cahaya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Sidoharjo 01 Kabupaten Tegal.

Ridwan, Abdullah Sani. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sadiman, dkk. 2008. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan. Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakkarta: PT Indeks.

Shoimin, Aris. 2016. 68 Model Pembelajaran Innovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Arruzz Media.

Slameto, 2015. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudana, Dewa Nyoman dan Nyoman Kusmariyatni. 2013. Pendidikan IPA SD. Singaraja: Undiksha.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono,2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Sukarno, Anton & Venty. 2017. Pengantar Penilaian Statistika. Semarang: Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2017. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Tibala, dkk.. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

Trianto. 2016. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta. Bumi Aksara.