Penerapan Model Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Kemampuan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QURAN
Syafi’i
SD N Weton Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action Reseach).Berdasarkan hasil pengamatan di Kelas V SD Negeri Weton ditemui beberapa permasalahan dalam proses belajar mengajar, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, seperti: a) Masih terdapat sebagian siswa belum dapat membaca Al-Qur’an pada bacaan yang panjang (MAD), terutama pada MAD Thabi’i b) Masih terdapat sebagian siswa belum dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil, dari 9 siswa hanya 5 siswa yang dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil c) Masih terdapat sebagian siswa belum dapat membedakan huruf yang tebal dan tipis, contoh pada huruf “Syaâ€, siswa banyak membaca “Saâ€. d) Masih ada siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan makhraj yang benar, seperti dalam membaca huruf “Rroâ€, siswa banyak membaca dengan bacaan “Ra†begitu juga pada huruf “Qof†siswa banyak membaca “Kafâ€. Untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut maka penulis menerapkan model pembelajaran Scramble Kelas V SD Negeri Weton. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, data yang di uraikan adalah Membaca dan Mengartikan Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan, pada Siklus I dan Siklus II dan siklus III masing-masing dilakukan dalam dua kali pertemuan. Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) Perencanaan/persiapan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan Refleksi. Berdasarkan hasil observasi sebelum penerapan kemampuan membaca Al-Qur’an diperoleh persentase rata-rata 36,11% dengan kategori sangat rendah. Hasil siklus I yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an mencapai dengan rata-rata persentase 52,78% dengan kategori rendah. Hasil siklus II terjadi peningkatan mencapai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa diperoleh rata-rata persentase 72,22% dengan kategori tinggi. Pada siklus III diperoleh rata-rata persentase 91,67% dengan kategori sangat tinggi. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa metode Scramble dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SD Negeri Weton Tahun Pelajaran 2015/2016
Kata Kunci: Metode Scramble, kemampuan membaca Al-Qur’an
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-cita dan berlangsung terus menerus.
Apabila kita perhatikan dalam proses perkembangan Pendidikan Agama Islam, salah satu kendala yang paling menonjol dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ialah masalah metodologi. Metode merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari semua komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan, materi, evaluasi, situasi dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan agama diperlukan suatu pengetahuan tentang metodologi pendidikan agama, dengan tujuan agar setiap pendidik agama dapat memperoleh pengertian dan kemampuan sebagai pendidik yang profesional
Setiap guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai berbagai metode yang dapat digunakan dalam situasi tertentu secara tepat. Guru harus mampu menciptakan suatu situasi yang dapat memudahkan tercapainya tujuan pendidikan. Menciptakan situasi berarti memberikan motivasi agar dapat menarik minat dan aktivitas siswa terhadap pendidikan agama yang disampaikan oleh guru. Karena yang harus mencapai tujuan itu siswa, maka ia harus termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa itulah seorang guru harus menguasai dan menerapkan metodologi pembelajaran yang sesuai.
Hampir setiap guru Pendidikan Agama Islam setuju akan pentingnya hasil dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam. Untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa, perlu dipergunakan strategi pembelajaran dan cara pengajaran yang tepat agar senang terhadap Pendidikan Agama Islam, yang merupakan masalah umum bertahun-tahun sehingga siswa mampu mencapai hasil yang sangat memuaskan.
Dari hasil studi kasus yang peneliti lakukan di sekolah tempat peneliti mengajar yaitu di SD Negeri Weton Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang , masih banyak murid yang kemampuan membaca ayat Al-Qur’an masih kurang benar, dari analisa sementara yang peneliti lakukan banyaknya siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik bisa saja disebabkan oleh proses pembelajaran yang hanya berkutat pada penggunaan metode seperti ceramah, tanya jawab, diskusi dan lain-lainnya belum menampakkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan murid dalam membaca kalimat dalam Al-Qur’an surat pendek pilihan.
Uraian latar belakang menjelaskan permasalahan pembelajaran PAI yang terjadi pada siswa dan hasil belajar di kelas V SD Negeri Weton. Oleh karena itu, peneliti mengkaji lebih lanjut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah: apakah penerapan model pembelajaran Scramble untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Pokok Bahasan Membaca Al-Qur’an Surat Al-Lahab Dan Al-Kafirun bagi siswa kelas V SD Negeri Weton Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016?
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi surat Al kafirun dan Al Lahab siswa kelas V SD Negeri Weton tahun pelajaran 2015/2016.
LANDASAN TEORI
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Scramble
Scramble merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. Suhani (2010) menjelaskan bahwa model pembelajaran Scramble merupakan model pembelajaran yang bersifat aktif, yaitu menuntut siswa aktif bekerjasama menyelesaikan kartu soal untuk memperoleh point bagi kelompok mereka. Siswa mempunyai tanggung jawab masing-masing dalam menyelesaikan tugasnya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Scramble menurut Suyatno (2009) adalah sebagai berikut: a) Buatlah kartu soal sesuai materi bahan ajar, b) Buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, c) Sajikan materi, d) Membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, e) Siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
Hakekat Membaca
Membaca sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan manusia. Membaca adalah kunci kearah gudang ilmu. Siap pintar membaca dan banyak membaca maka yang bersangkutan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman. Mereka yang kaya ilmu dan pengetahuan pasti mudah berbicara atau menulis tentang ilmu dan pengetahuan yang telah dimilikinya. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Tanda-tanda jalan mengarahkan orang berpergian sampai pada tujuannya, menginformasikan pengemudi harga yang dibutuhkan. Dia cukup membaca surat kabar untuk mendapatkan informasi tersebut. Kemudian, dia bisa merencanakan apa saja yang harus dibelinya disesuaikan dengan informasi tentang bahan-bahan yang dibutuhkannya.
Waples dalam buku Nurhadi (2005) menjelaskan ada beberapa tujuan dalam membaca adalah sebagai berikut:
a. Mendapat alat tertentu (instrumental effect), yaitu membaca bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang bersifat praktis
b. Mendapat hasil yang berupa prestise (prestige effect), yaitu membaca dengan tujuan ingin mendapat rasa lebih (self image) dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya.
c. Memperkuat nilai-nilai pribadi atau keyakinan, misalnya membaca mendapat kekuatan keyakinan pada partai politik yang kita anut, memperkuat keyakinan agama, mendapat nilai-nilai baru dari sebuah buku filsafah, dan sebagainya.
d. Mengganti pengalaman estetik yang sudah usang, misalnya membaca untuk tujuan mendapat sensasi-sensasi baru melalui roman, cerita pendek, cerita kriminal, biografi tokoh terkenal, dan sebagainya.
e. Membaca untuk menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan atau penyakit tertentu.
Hakekat Al-Qur’an
Al-Qur’an berasal dari kata qaraa yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca. Sedangkan para ulama telah berbeda pendapat di dalam menjelaskan kata Al-Qur’an:
a. Sebagian dari mereka, diantaranya adalah Al-Asy’ari, mengatakan bahwa kata Al-Qur’an diambil dari kata kerja “ qarana†(menyertakan) karena Al-Qur’an menyertakan surat, ayat, dan huruf-huruf.
b. Al-Farra’ menjelaskan bahwa kata Al-Qur’an diambil dari kata dasar “qara’in†(penguat) karena A;-Qur’an terdiri dari ayat-ayat yang saling menguatkan, dan terdapat kemiripan antara satu ayat dan ayat-ayat lainya (Anwar, 2008).
Sedangkan secara terminologis Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Melalui perantaraan malaikat Jibril. Al- Qur’an tertulis dalam mushaf dan sampai kepada manusia secara mutawattir. Membacanya bernilai ibadah, diawali dengan suarat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An- Nas (Suryana, 2006).
Sedangkan pengertian Al-Qur’an menurut para ahli adalah:
a. Menurut manna Al-Qathtahan
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan membacanya memperoleh pahala.
b. Menurut Al-Jurjani
Al-Qur;an adalah kitab yang diturunkan kepada Rasullulah SAW, yang ditulis di dalam mushaf dan yang diriwayatkan secara mutawattir tanpa kegaruan.
c. Menurut Abu Syahbah
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan, baik lafazh maupun maknanya kepada Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan secara mutawattir, yakni dengan penuh kepastian dan keyakinan (akan kesesuaiannya denga apa yang diturunkan kepada NabI Muhammad SAW), yang ditulis pada mushaf mulai dari awal surat Al-Fatihah (1) sampai akhir surat An-Nas (114).
d. Menurut Kalangan Pakar Ushul Fiqih, Fiqih, dan Bahasa Arab.
Al-Qur;an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai niali ibadah, yang diturunkan secara mutawattir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-fatihah (1) sampai akhir surat An-Nas (114).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kesanggupan, kekuatan dan kecakapan dalam memabaca wahyu atau firman Allah dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman terhadap sesuatu.
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Weton sebanyak 9 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Weton Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Sumber data di dapat dari siswa kelas V dengan segala macam bentuk kegiatan yang dilaksanakan di kelas. Selain itu sumber data diperoleh dari teman guru sebagai pengamat (kolaborator) dalam penelitian.
Jenis Data
Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:
1. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa diperoleh melalui lembar observasi selama pembelajaran berlangsung dengan penerapan strategi pembelajaran Scramble.
2. Aktivitas Pembelajaran
Yaitu data tentang aktivitas siswa selama pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran Scramble.
Prosedur Penelitian
Secara garis besar terdapat empat tahapan dalam melaksanaka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diantaranya: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan, (d) refleksi (Arikunto, 2008).
Perencanaan
Hal-hal yang tercakup dalam perencanaan antara lain: a) Menyusun Silabus dan Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran, b) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran, c) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, d) Menyiapkan alat evaluasi, e) Meminta teman sejawat untuk menjadi observer.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan ini dilakukan pembelajaran PAI dengan menggunakan model Cooperative tipe Scramble, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: a) Guru memberikan salam , melakukan presensi, apersepsi, b) Guru menyampaikan judul materi, c) Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, d) Guru memotivasi siswa, e) Guru menjelaskan materi pembelajaran, f) Siswa memperhatikan penjelasan guru, g) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang, h) Guru membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi pelajaran, i) Guru membuat jawaban yang diacak hurufnya, j) Guru menyajikan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, k) Guru membagikan lembar kerja sesuai contoh, l) Guru menyusun huruf-huruf pada kolom sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan
Pengamatan
Dalam pelaksanaan penelitian juga melibatkan pengamat, tugas dari pengamat tersebut adalah untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan untuk memberi masukan dan pendapat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan, sehingga masukan-masukan dari pengamat dapat dipakai untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus. Pengamatan ditujukan untuk melihat aktivitas siswa selama proses berlangsungnya pembelajaran.
Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil observasi siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari tahap observasi kemudian dikumpulkan dan dianalisa, dari hasil observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan membaca Al- Quran surat pendek pilihan melalui strategi pembelajaran Scramble Siswa kelas V SD Negeri Weton tahun pelajaran 2015/2016.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa yang memiliki Kemampuan membaca Al-Qur’an yang tinggi di dalam belajar Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan strategi pembelajaran Scramble mencapai 76-100%, atau mencapai KKM yang telah ditetapkan di SD Negeri Weton adalah 75.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Siklus I
1. Observasi Aktivitas Siswa
Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun jumlah aktivitas siswa juga ada 5 aktivitas. Adapun aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No |
Nama |
Indikator |
Alternatif |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Ya |
Tidak |
||
1 |
Gunawan Adi W |
x |
|
|
|
|
1 |
4 |
2 |
Muttajab |
x |
|
|
|
|
1 |
4 |
3 |
Surya Agus Erdiarto |
|
x |
|
|
|
1 |
4 |
4 |
Aryn Novitasari |
x |
x |
x |
|
x |
4 |
1 |
5 |
Nurul Aini |
|
|
x |
|
|
1 |
4 |
6 |
Satria Hengki S |
x |
|
x |
|
x |
3 |
2 |
7 |
Setyo Ari Dwi F |
|
x |
x |
|
|
2 |
3 |
8 |
Vania Merta D |
|
|
x |
|
|
1 |
3 |
9 |
Windi Eka Putra D |
x |
x |
|
x |
|
3 |
2 |
Jumlah |
5 |
4 |
5 |
1 |
2 |
17 |
28 |
|
Rata-Rata (%) |
55,56 |
44,44 |
55,56 |
11,11 |
22,22 |
37,78 |
62,22 |
Sumber: Data hasil olahan penelitian, 2015
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa secara klasikal tergolong sangat rendah dengan persentase 37,78%. Dengan berpedoman pada penilaian yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa secara klasikal aktivitas siswa tergolong rendah karena berada pada rentang persentase 40 ke bawah.
2. Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa
Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan, maka dilakukan observasi untuk mengukur kemampuan membaca Al-Qur’an dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hasil observasi pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Al-Qur’an Siswa Siklus I
No |
Nama |
Indikator |
Alternatif |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
Ya |
Tidak |
||
1 |
Gunawan Adi W |
√ |
|
|
|
1 |
3 |
2 |
Muttajab |
√ |
|
|
|
1 |
3 |
3 |
Surya Agus Erdiarto |
|
√ |
|
|
2 |
2 |
4 |
Aryn Novitasari |
|
|
√ |
|
3 |
1 |
5 |
Nurul Aini |
|
√ |
|
|
2 |
2 |
6 |
Satria Hengki S |
|
|
√ |
|
3 |
1 |
7 |
Setyo Ari Dwi F |
|
√ |
|
|
2 |
2 |
8 |
Vania Merta D |
|
√ |
|
|
2 |
2 |
9 |
Windi Eka Putra D |
|
|
√ |
|
3 |
1 |
|
Jumlah |
2 |
4 |
3 |
0 |
19 |
17 |
|
Rata-Rata (%) |
22,22 |
44,44 |
33,33 |
0 |
52,78 |
47,22 |
Sumber: Data hasil olahan penelitian, 2015
Berdasarkan tabel dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an pada siklus I secara klasikal tergolong cukup dengan perolehan rata-rata persentase 52,78%. Dengan berpedoman pada penilaian yang dikemukakan pada Bab III, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an pada siklus I secara klasikal tergolong rendah, karena 52,78% berada pada interval 40%-55%.
Siklus II
1. Observasi Aktivitas Siswa
aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No |
Nama |
Indikator |
Alternatif |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Ya |
Tidak |
||
1 |
Gunawan Adi W |
x |
x |
x |
|
|
3 |
2 |
2 |
Muttajab |
x |
x |
x |
|
|
3 |
2 |
3 |
Surya Agus Erdiarto |
x |
x |
x |
|
|
3 |
2 |
4 |
Aryn Novitasari |
x |
x |
x |
x |
x |
5 |
0 |
5 |
Nurul Aini |
x |
x |
x |
|
|
3 |
2 |
6 |
Satria Hengki S |
x |
x |
x |
|
x |
4 |
1 |
7 |
Setyo Ari Dwi F |
x |
x |
x |
x |
|
4 |
1 |
8 |
Vania Merta D |
x |
x |
x |
|
|
3 |
2 |
9 |
Windi Eka Putra D |
x |
x |
x |
x |
x |
5 |
0 |
|
Jumlah |
9 |
9 |
9 |
3 |
3 |
33 |
12 |
|
Rata-Rata (%) |
100 |
100 |
100 |
33 |
33 |
73,33 |
26,67 |
Sumber: Data hasil olahan penelitian, 2015
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan bahwa aktivitas siswa secara klasikal tergolong sangat tinggi dengan persentase 73,33%. Dengan berpedoman pada penilaian yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa secara klasikal aktivitas siswa tergolong tinggi karena berada pada rentang persentase 56%-75%.
2. Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa
Hasil observasi pelaksanaan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hasil Observasi Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa Siklus II
No |
Nama |
Indikator |
Alternatif |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
Ya |
Tidak |
||
1 |
Gunawan Adi W |
√ |
√ |
|
|
2 |
2 |
2 |
Muttajab |
√ |
√ |
|
|
2 |
2 |
3 |
Surya Agus Erdiarto |
√ |
√ |
|
|
2 |
2 |
4 |
Aryn Novitasari |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
5 |
Nurul Aini |
√ |
√ |
|
|
2 |
2 |
6 |
Satria Hengki S |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
7 |
Setyo Ari Dwi F |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
8 |
Vania Merta D |
√ |
√ |
√ |
|
3 |
1 |
9 |
Windi Eka Putra D |
√ |
√ |
√ |
|
3 |
1 |
|
Jumlah |
9 |
9 |
5 |
3 |
26 |
10 |
|
Rata-Rata (%) |
100 |
100 |
56 |
33 |
72,22 |
27,78 |
Berdasarkan tabel dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an pada siklus II secara klasikal tergolong cukup dengan perolehan rata-rata persentase 72,22%. Dengan berpedoman pada penilaian yang dikemukakan pada Bab III, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an pada siklus I secara klasikal tergolong tinggi, karena 72,22% berada pada interval 56%-75%.
Siklus III
1. Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus III dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III
No |
Nama |
Indikator |
Alternatif |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
Ya |
Tidak |
||
1 |
Gunawan Adi W |
x |
x |
x |
|
x |
4 |
1 |
2 |
Muttajab |
x |
x |
x |
x |
x |
5 |
0 |
3 |
Surya Agus Erdiarto |
x |
x |
x |
|
x |
4 |
1 |
4 |
Aryn Novitasari |
x |
x |
x |
x |
x |
5 |
0 |
5 |
Nurul Aini |
x |
x |
x |
x |
|
4 |
1 |
6 |
Satria Hengki S |
x |
x |
x |
x |
x |
5 |
0 |
7 |
Setyo Ari Dwi F |
x |
x |
x |
x |
x |
5 |
0 |
8 |
Vania Merta D |
x |
x |
x |
x |
x |
5 |
0 |
9 |
Windi Eka Putra D |
x |
x |
x |
x |
x |
5 |
0 |
|
Jumlah |
9 |
9 |
9 |
7 |
8 |
42 |
3 |
|
Rata-Rata (%) |
100 |
100 |
100 |
78 |
89 |
93,33 |
6,67 |
Sumber: Data hasil olahan penelitian, 2015
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III menunjukkan bahwa aktivitas siswa secara klasikal tergolong sangat tinggi dengan persentase 93,33%. Dengan berpedoman pada penilaian yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus III menunjukkan bahwa secara klasikal aktivitas siswa tergolong sangat tinggi karena berada pada rentang persentase 76-100%.
2. Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa
Hasil observasi pelaksanaan siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hasil Observasi Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa Siklus III
No |
Nama |
Indikator |
Alternatif |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
Ya |
Tidak |
||
1 |
Gunawan Adi W |
√ |
√ |
|
√ |
3 |
1 |
2 |
Muttajab |
√ |
√ |
|
√ |
3 |
1 |
3 |
Surya Agus Erdiarto |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
4 |
Aryn Novitasari |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
5 |
Nurul Aini |
√ |
√ |
√ |
|
3 |
1 |
6 |
Satria Hengki S |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
7 |
Setyo Ari Dwi F |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
8 |
Vania Merta D |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
9 |
Windi Eka Putra D |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
0 |
|
Jumlah |
9 |
9 |
7 |
9 |
33 |
3 |
|
Rata-Rata (%) |
100 |
100 |
78 |
100 |
91,67 |
8,333 |
Berdasarkan tabel dapat dijelaskan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an pada siklus III secara klasikal tergolong sangat tinggi dengan perolehan rata-rata persentase 93,33%. Dengan berpedoman pada penilaian yang dikemukakan pada Bab III, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an pada siklus III secara klasikal tergolong sangat tinggi, karena 91,67% berada pada interval 76%-100%.
Pembahasan
1. Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I yang menunjukkan bahwa tingkat aktivitas siswa secara klasikal hanya mencapai rata-rata persentase 37,78% berapa pada interval 40% ke bawah dengan kategori sangat rendah. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata secara klasikal 73,33% berada pada interval 56%-75% dengan kategori tinggi dan pada siklus III dengan perolehan nilai rata-rata secara klasikal 93,33% berada pada interval 76%-100% dengan kategori sangat tinggi yang sudah mencapai angka ketuntasan yang ditetapkan yaitu pada rentang 76%-100%.
2. Kemampuan membaca Al-Qur’an
Berdasarkan hasil observasi pada data awal sebelum tindakan, kemampuan membaca Al-Qur’an diperoleh rata-rata persentase 36,11% dengan kategori sangat rendah. Kemudian berdasarkan hasil observasi pada siklus I yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an mencapai dengan rata-rata persentase 52,78% dengan kategori rendah. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan mencapai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa diperoleh rata-rata persentase 72,22% dengan kategori tinggi. Pada siklus III diperoleh rata-rata persentase 91,67% dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan di atas menjelaskan bahwa “melalui model pembelajan Scramble, maka hipotesis terbukti bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an pada pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas V SD Negeri Weton dapat meningkat melalui oenerapan model pembelajran Scramble.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi sebelum penerapan kemampuan membaca Al-Qur’an diperoleh persentase rata-rata 36,11% dengan kategori sangat rendah. Kemudian berdasarkan hasil observasi pada siklus I yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an mencapai dengan rata-rata persentase 52,78% dengan kategori rendah. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan mencapai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa diperoleh rata-rata persentase 72,22% dengan kategori tinggi. Pada siklus III diperoleh rata-rata persentase 91,67% dengan kategori sangat tinggi.
Keberhasilan ini dapai tercapai dipengaruhi oleh pengunaan model pembelajaran Scramble, aktivitas siswa menjadi lebih aktif yang berarti siswa cenderung positif dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan demikian maka tingkat penerimaan siswa akan meningkat dan pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.
Saran
Melihat dari kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian di atas, berkaitan dengan model pembelajaran Scramble yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu: 1) Agar penerapan model pembelajaran Scramble tersebut dapat berjalan dengan baik, maka sebaiknya guru lebih sering menerapkannya dalam proses pembelajaran, khususnya pada pelajaran pendidikan Agama Islam, 2) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam memilih strategi pembelajaran dalam meningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas V SD N Weton Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2015/2016. 3) Guru perlu melakukan upaya-upaya guna mempertahankan kemampuan membaca Al-Qur’an demi tercapainya hasil belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Anwar, Rosihan. 2008. Ulum Al-Qur’an, CV. Pustaka Setia, Bandung.
Suryana, Toto dkk, 2006. Pendidikan Agama Islam, Tiga Mutiara. Bandung.
Suhani, Agus. 2010. Implementasi Model Pembelajaran Scramble. http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/implementasi-modelpembelajaran. html diakses pada tanggal Juli 2015 pukul 19.35 WIB.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Massmedia