Penerapan Model Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
PADA MATA PELAJARAN PKn
MATERI KEBERAGAMAN SUKU BANGSA DI INDONESIA
DI SD INPRES NITAKLOANG
Wiliborda Paskela
Guru di SD Inpres Nitakloang, Sikka, Nusa Tenggara Timur
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Nitakloang pada mata pelajaran PKn materi Keberagaman suku bangsa di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus meliputi empat tahap yaitu perenanaan, pelaksanaan, oservasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru setiap pertemuan mengalami peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan pertama dengan nilai 79,54, pertemuan kedua dengan nilai 81,81. Pada siklus II pertemuan pertama dengan nilai 90,15 dan pertemuan kedua dengan Nilai 95,45. Aktivitas siswapun mengalami peningkatan pada setiap siklus. Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dengan nilai 62,5, pertemuan kedua dengan nilai 66,6. Pada siklus II pertemuan pertama dengan nilai 83,3, pertemuan kedua dengan nilai 91,6. Hasil observasi penggunaan model Snowball Throwing pun mengalami peningkatan pada setiap siklus. Penggunaan model Snowball Throwing pada siklus I pertemuan pertama dengan nilai 64,28,dan pertemuan kedua dengan nilai 71,42. Pada siklus II pertemuan pertama dengan nilai 89,28, dan pertemuan kedua dengan nilai 96,46. Setiap pertemuan mengalami peningkatan karena siswa lebih muda memahami keberagaman suku bangsa di Indonesia dengan menggunakan model snowball throwing
Kata Kunci: Model Snowball Throwing, Hasil Belajar Siswa
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan didirikannya negara Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut tertuang didalam alinea IV pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD RI 1945). Mencerdaskan kehidupan bangsa dapat diwujudkan melalui pendidikan. Sistem pendidikan yang baik akan melahirkan generasi bangsa yang cerdas dan baik pula. Generasi bangsa yang cerdas ialah modal awal bagi suatu bangsa dalam melakukan pembangunan kearah yang lebih baik dalam usaha mencapai pembangunan nasioanl. Pembangunan yang dilakukan oleh suatu bangsa menandahkan bahwa bangsa tersebut merupakan bangsa yang bermartabat karena selalu melakukan peningkatan kualitas dan beradaptasi dengan peradaban jaman.
Dari pernyataan tersebut tersirat pesan bahwa pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang serius. Melihat begitu pentingnya peran pendidikan, maka pemerintah merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pelaksana pendidikan baik yang membuat kebijakan maupun yang terjun langsung dilapangan harus bekerjasama dengan baik. Pelaksana pendidikan yang terjun langsung dilapangan atau yang lazim disebut guru merupakan subjek yang sangat berpengaruh terhadap hasil pendidikan. Semakin baik seorang guru dalam menyampaikan materi maka semakin baik pula hasil belajar siswa dan akan semakin baik pula hasil pendidikan.
Salah satu upaya untuk mendapatkan hasil belajar yang baik ialah guru harus menjalankan perannya dengan optimal. Peran guru dalam pendekatan humanistik adalah sebagai fasilitator belajar. Peran guru sebagai fasilitator berarti guru membantu siswa untuk belajar. Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya. Perubahan perilaku tersebut meliputi tiga ranah belajar yakni ranh kognitif, afektif, psikomotorik. Dalam kegiatan pembelajaran guru sebagai fasilitator harus mampu mengondisikan siswa dan dilingkungan supaya siswa mampu belajar dan mampu mendapatkan perubahan tingkah laku dari ketiga ranah tersebut, sebab ketiga ranah tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu.
Berdasarkan data evaluasi pembelajaran di kelas V SD Inpres Nitakloang, ditemukan masalah berkaitan dengan pembelajaran PKn. Pada Tahun Pelajaran 2017/2018 lalu dalam pembelajaran PKn khususnya materi keberagaman suku bangsa di Indonesia di sekolah tersebut kurang optimal, karena ada siswa yang belum mencapai Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Ketidakoptimalan tersebut dapat dilihat dari persentase hasil belajar siswa pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 yaitu siswa yang tuntas hanya 8 siswa (40%) dan siswa yang belum tuntas berjumlah 12 siswa (60%) dari total jumlah siswa seluruhnya adalah 20 siswa. Setelah dianalisis ketidaktuntasan pembelajaran tersebut dikarenakan cara penyampaian guru yang monoton. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan menghafal sehingga siswa merasa kesulitan untuk memahami materi tersebut. Siswa berpikir bahwa materi tesebut hanya untuk dihafalkan dan setelah itu dilupakan, tanpa berpikir makna yang terkandung dalam materi itu. Siswa menjadi tidak kreatif karena pembelajaran bersifat teacher contered. Siswa juga belum mampu menerapkan materi yang sudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran yang telah dilakukan tidak menjadi pembelajaran yang bermakna.
Mata pelajaran PKn diajarkan disetiap jenjang sekolah agar siswa mampu menerapkan nila-nilai yang ada didalamnya. Yang menjadi masalah ialah bagaimana siswa mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari apabila materinya tidak dikuasai. Materi keberagaman suku bangsa di Indonesia merupaka salah satu materi yang disampaikan kepada siswa kelas V dengan tujuan agar siswa mampu memahami hakikat keberagaman suku bangsa di Indonesia yang berbeda serta mampu melakukan hal-hal yang menunjukkan sikap menghargai suku bangsa yang berbeda. Tujuan tersebut dapat diwujudkan apabila pembelajaran dirancang sesuai tingkat perkembagan dan dan karakteristik siswa kelas V yang masih berpikir secara operasioal konkrit, senang bermain, bergerak dan bekerja sama dalam kelmpok. Dari karakteristik siswa kelas V tersebut peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran PKn materi keberagaman suku bangsa di Indonesia ialah model pembelajaran snowball throwing.
Model pembelajaran snowball throwing merupakan model pembelajaran yang menekankan pada kerja sama antar siswa. Penanaman sikap suka bekerjasama pada diri siswa perlu dipupuk sejak dini agar dapat menjadi bekal bagi siswa mewujudkan sikap gemar hidup bergotong royong yang merupakan karakteristik bangsa Indoesia. Penerapan model snowball throwing pada materi keberagaman suku bangsa di Indonesia akan mengajak siswa untuk memahami materi sekaligus menerapkan sikap kerjasama dan menghargai orang lain dalam kelompok sebagai bentuk sederhana dari keterampilan sosial. Selain penekanan pada kerjasama dalam berkelompok, model pembelajaran snowball throwing juga mengajak anak untuk belajar sambil bermain. Dalam permainan tersebut tentunya membutuhkan aktifitas fisik atau gerak. Pelaksanaan pembelajaran yang demikian sudah mencerminkan pembelajaran yang mencakup tiga ranah belajar.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: (1) Bagaimana hasil belajar siswa sebelum menggunakan model snowball throwing pada mata pelajaran PKn materi keberagaman suku bangsa di Indonesia di kelas V SD Inpres Nitakloang? (2) Bagaimana penerapan model snowball throwing pada mata pelajaran PKn materi keberagaman suku bangsa di Indonesia di kelas V SD Inpres Nitakloang? (3) Bagaimana hasil belajar siswa sesudah menggunakan model snowball throwing pada mata pelajaran PKn materi keberagaman suku bangsa di Indonesia dikelas V SD Inpres Nitakloang?
KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup. Kegiatan belajar dapat berlangsung dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Seorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Belajar menurut Solihatin (2014:4) adalah suatu kegiatan yang bersifat interaktif dari berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran.
Menurut Vigotsky (dalam Solihatin 2014:5) belajar merupakan membangun kerja sama secara sosial dalam mendefenisikan pengetahuan dan lain-lain yang terjadi melalui pembangunan, peluang-peluang secara sosial. Menurut Miarso (dalam Solihatin 2014:5) belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku akibat interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif dan kompleks terjadi pada semua orang dan terjadi sebagai akibat adanya penguatan. Perubahan yang relatif dan kompleks terjadi pada semua orang dan terjadi sebagai akibat penguatan.
Model Snowball Throwing
Model mengajar yang mampu melibatkan keaktifan siswa berinteraksi dalam satu kelompok yaitu melalui model snowball throwing. Model pembelajaran snowball throwing atau yang juga sering dikenal dengan snowball fight merupakan pembelajaran yang diadopsi pertama kali dari game fisik, di mana segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain.
Dalam konteks pembelajaran snowball throwing diterapkan dengan melempar segumpalan kertas untuk menunjuk siswa yang diharuskan menjawab pertanyaan dari guru. Model ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta serta juga dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam memahami materi tersebut.
Langkah-langkah model pembelajaran snowball throwing menurut Zainal Aqib (2013:27-28) adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan; (2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi; (3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya; (4) Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menulis pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok; (5) Kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa kesiswa lain 15 menit; (6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian; (7)Guru mengevaluasi dan menutup pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).PTK adalah penelitian tindakan kelas (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar).PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi keberadaan suatu subjek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Nitakloang yang beralamat di Desa Nitakloang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2018 dimulai dari tahap persiapan hingga seminar hasil penelitian.
Subyek Penelitian
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Nitakloang Tahun Ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi guru dalam mata pelajaran PKn pada siklus I pertemuan pertama dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing mencapai rata-rata 79,54 mendapat kategori baik. Dan pada siklus I pertemuan kedua mencapai rata-rata 81,81 mendapat kategori sangat baik sedangkan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan pada pertemuan I rata-rata 90,15 dan pertemuan II rata-rata 95,45 dengan kategori sangat baik dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Analisis Data Hasil Observasi Siswa
Tabel 8. Perbandingan Hasil Observasi Siswa Sikus I dan Siklus II
No |
Kegiatan |
Jumlah Skor |
Skor Maksimal |
Rata-Rata |
Kategori |
1 |
siklus I pertemuan I |
15 |
24 |
62,5 |
Cukup |
2 |
Siklus I pertemuan II |
16 |
24 |
66,6 |
Baik |
3 |
Siklus II pertemuan I |
20 |
24 |
83,3 |
Sangat Baik |
4 |
Siklus II pertemuan II |
22 |
24 |
91,6 |
Sangat Baik |
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil observasi siswa dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan model snowball throwing pada siklus I pertemuan pertama pembelajaran mencapai rata-rata 62,5 dengan kategori cukup dan siklus I pertemuan kedua mencapai rata-rata 66,6 mendapat kategori baik Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama mencapai rata-rata 83,3 dengan kategori sangat baik dan pada siklus II pertemuan kedua mencapai rata-rata 91,6 mendapat kategori sangat baik. Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila aktivitas siswa minimal berpredikat tinggi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Analisis Data Hasil Observasi Penggunaan Model Snowball Throwing
Tabel 9. Perbandingan Hasil Observasi Model Snowball Throwing
No |
Kegiatan |
Jumlah Skor |
Skor Maksimal |
Rata-Rata |
Kategori |
1 |
siklus I pertemuan I |
18 |
28 |
64,28 |
Cukup |
2 |
Siklus I pertemuan II |
20 |
28 |
71,42 |
Baik |
3 |
Siklus II pertemuan I |
25 |
28 |
89,28 |
Sangat Baik |
4 |
Siklus II pertemuan II |
27 |
28 |
96,46 |
Sangat Baik |
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil observasi penggunaan model snowball throwing dalam mata pelajaran PKn materi keberagaman suku bangsa di Indonesia pada siklus I pertemuan pertama pembelajaran mencapai rata-rata 64,28 dengan kategori cukup dan siklus I pertemuan kedua mencapai rata-rata 71,42 dengan kategori baik Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama mencapai rata-rata 89,28 dengan kategori sangat baik dan pada siklus II pertemuan kedua mencapai rata-rata 96,46 dengan mendapat kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siklus I
Tabel 10. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Jumlah seluruh siswa |
20 |
2 |
Jumlah nilai siswa |
1420 |
3 |
Rata rata kelas |
71 |
4 |
Jumlah siswa yang tuntas |
11 |
5 |
Jumlah siswa yang tidak tuntas |
9 |
6 |
Ketuntasan klasikal |
55% |
|
KATEGORI |
Cukup |
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pembelajaran PKn materi keberagaman suku bangsa di Indonesia dengan menggunakan model sowball throwing pada siklus I ini mencapai ketuntasan belajar klasikal 55%. Dari 20 siswa yang tuntas hanya 11 orang dan yang tidak tuntas 9 orang dengan kategori cukup.
Hasil belajar siklus II
Tabel 11. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Jumlah seluruh siswa |
20 |
2 |
Jumlah nilai siswa |
1640 |
3 |
Rata rata kelas |
82 |
4 |
Jumlah siswa yang tuntas |
19 |
5 |
Jumlah siswa yang tidak tuntas |
1 |
6 |
Ketuntasan klasikal |
95% |
|
KATEGORI |
Sangat Baik |
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model snowball throwing pada siklus II ini mencapai ketuntasan belajar klasikal 95%. Dari 20 siswa yang tuntas 19 orang dan yang tidak tuntas hanya 1 orang dengan mendapat kategori sangat baik. Artinya siklus II memenuhi kategori ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 75%.
Tabel 12. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan siklus II
No |
Pencapaian |
Data siklsu I |
Data siklus II |
1 |
Rata-rata kelas |
71 |
82 |
2 |
Nilai tertinggi |
100 |
100 |
3 |
Nilai terendah |
50 |
60 |
4 |
Siswa tuntas |
11 |
19 |
5 |
Siswa tidak tuntas |
9 |
1 |
6 |
Ketuntasan klasikal |
55% |
95% |
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadiya peningkatan hasil belajar dari siklus I dan siklus II dari siklus I dengan ketuntasan klasikal 55% dan pada siklus II meningkat menjadi 95% artinya pada siklus II hasil belajar siswa telah memenuhi ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian sebelum tindakan yang dilakukan dikelas V SD Inpres Nitakloang Kecamatan Nita Kabupaten Sikka ketika guru menyajikan materi PKn banyak temuan-temuan dikelas. Temuan itu berupa kendala, baik kendala dari guru maupun dari siswa yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan yang muncul saat proses pembelajaran sebagaimana yang digambarkan diatas maka kiranya guru harus mampu bersikap, berinisiatif guna membangkitkan pola mengajar yang lebih mengedepankan kegiatan pada siswa. Diantara sekian banyak model pembelajaran yang ada maka dalam penelitian ini penulis memilih alternatif memecahkan masalah melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing pada pembelajaran siswa kelas V. Adapun materi yang coba penulis angkat disini adalah keberagaman suku bangsa di Indonesia pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Setelah peneliti melaksanakan penelitian didapatkan hasil belajar pada siklus I dengan menggunakan model pembelaran snowball throwing. Siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 9 siswa dan siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 11 siswa dengan rata-ratanya 71. Sedangkan nilai tertinggi diperoleh adalah 100 terendahnya 50 dan ketuntasan klasikal diperoleh sebesar 55%. Dibandingkan kondisi awal hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, namun peneliti belum merasa puas karena belum sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk itu peneliti melakukan tindak lanjut dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan pada siklus I dan memecahkan masalahnya. Siklus II masih menggunakan model pembelajaran yang sama dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing siswa yang mencapai KKM sebanyak 19 orang sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM hanya 1 orang, dengan rata-rata 82 dan ketuntasan klasikal meningkat sebesar 95%. Artinya bahwa pencapaian ketuntasan hasil belajar pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan ketuntasan klasikal yag telah ditentukan sebesar 75%. Hasil yang sangat baik jika dibandingkan pada siklus I.
Sedangkan observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan I mencapai rata-rata 79,54 Kategori baik siklus I pertemuan II rata-rata 81,81 kategori sangat baik dan siklus II pertemuan I mencapai nilai rata-rata 90,15 dengan kategori sangat baik. hal ini disebabkan karena menggunakan model pembelajaran pembelajaran snowball throwing pada pembelajaran PKn. Selain aktivitas guru, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari siklus I pertemuan I mencapai rata-rata 62,5 Dengan kategori cukup dan pada siklus I pertemuan II mencapai rata-rata 66,6 kategori baik Sedangkan siklus II pertemuan I mencapai rata-rata 83,3 dan siklus II pertemuan II meningkat lagi menjadi 91,6 dengan katgori sangat baik sedangakan penggunaan model snowball throwing pada siklus I pertemuan I mencapai rata-rata 64,28 kategori cukup siklus I pertemuan II rata-rata 71,42 kategori baik dan siklus II pertemuan I mencapai rata-rata 89,28 dan siklus II pertemua II mencapai nilai rata-rata 96,46 dengan kategori sangat baik.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa diajak untuk menulis pertanyaan di kertas yang dibagikan dan membentuk kertas menjadi sebuah bola lalu saling melempar dengan teman dan siswa sangat tertarik dan minat siswa meningkat untuk melakukannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan permasalahan yang terjadi pada observasi awal adalah hasil belajar siswa masih rendah karena salah satu faktornya adalah guru belum bisa menerapkan metode atau model mengajar yang sesuai sehingga prestasi belajar siswa belum memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran PKn materi keberagaman suku bangsa di Indonesia dikelas V SD Inpres Nitakloang Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran snowball throwing pada materi keberagaman suku bangsa di Indonesia dilaksanakan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada tiap-tiap indikator mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan I memperoleh rata-rata yang diperoleh 79,54 dengan kategori baik. Siklus I pertemuan II memperoleh rata-rata 81,81 dengan kategori sangat baik, siklus II pertemuan I memperoleh rata-rata 90,15 kategori sangat baik dan pada siklus II pertemuan II memperoleh rata-rata 95,45 dengan kategori sangat baik.
2. Aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran snowball throwing pada materi keberagaman suku bangsa di Indonesia secara maksimal megalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari skor perolehan tiap-tiap indikator yang mengalami peningkatan, mulai dari siklus I pertemuan I rata-rata yang diperoleh kategori 62,5 dengan kategori cukup, siklus I pertemuan II memperoleh rata-rata 66,6 dengan kategori baik. Siklus II pertemuan I memperoleh rata-rata 83,3 dengan kategori sangat baik, pada siklus II pertemuan II rata-rata yang diperoleh adalah 91,6 dengan kategori sangat baik.
3. Penggunaan model snowball throwing pada mata pelajaran PKn materi keberagaman suku bangsa di Indonesia secara maksimal mengalami peningkatan dari setiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari skor perolehan tiap-tiap indikator yang mengalami peningkatan mulai dari siklus I pertemuan I memperoleh rata-rata 64,2 dengan kategori cukup, siklus I pertemuan II memperoleh rata-rata 71,42 dengan kategori baik. Siklus II pertemuan I memperoleh rata-rata 89,28 dengan kategori sangat baik, siklus II pertemuan II memperoleh rata-rata 96,46 dengan kategori sangat baik.
4. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai hasil evaluasi yang mencapai target KKM yaitu 70 dan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata sebesar 71 berada pada kategori cukup pada siklus II meningkat sebesar 82 yang berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian berdasarkan rata-rata kelas secara klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan belajar dengan presentase ketuntasan berada diatas KKM.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan:
1. Bagi guru
Penguasaan model pembelajaran yang inovatif memungkinkan perkembangnya potensi siswa, guru harus mampu memberi motivator sekaligus menjadi fasilitator bagi siswanya. Hal ini akan merangsang diri siswa sehingga akan mempercepat pemahaman dalam belajar.
2. Bagi siswa
Suatu keberhasilan dalam bentuk prestasi belajar tidak bergantung pada orang lain tetapi lebih banyak ditentukan oleh diri sendiri. Untuk itu siswa harus terlibat secara penuh baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar mengajar. Hal ini akan mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai acuan perbaikan kualitas pembelajaran dan menjadi bahan refleksi bagi sekolah dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran PKn yang efektif di sekolah
4. Bagi Peneliti Selanjutan
Kiranya hasil penelitian dengan menggunakan model Snowball Throwing ini dapat dijadikan bahan referensi untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya pada materi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2013). Model-model, media dan strategi pembelajaran kontekstual (inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Hamzah. (2016). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Natsir, B. (2012). Profesi Kependidikan. Ende: Nusa Indah
Solihatin E. (2014). Strategi pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryanto. (2012). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Undang-undang Republik Indonesia NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Wardani. IGAK, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Winataputra, Udin S. (2012). Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Winataputra, Udin S. (2012). Materi Dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka