Penerapan Model TALKING STICK
PENERAPAN MODEL TALKING STICK
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN BENDA KELAS VI SEMESTER 1 SD NEGERI JATI 2 KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Suprapti
SDN Jati 2 kec Sumberlawang Kab Sragen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA Materi perubahan benda Pada Siswa Kelas VI Semester 1 SD Negeri Jati 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Melalui model Talking Stick. Subyek penerima tindakan adalah siswa dan guru kelas VI SD Negeri Jati 2 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick yang diawali dengan kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Peningkatan motivasi tersebut terlihat dalam 3 indikator yaitu memperhatikan penjelasan guru, keberanian bertanya, dan menjawab pertanyaan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya motivasi siswa dari masing-masing indikator. Pada pra siklus siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 13 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 5 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 9 siswa. Siklus I pertemuan pertama siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 14 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 7 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa. Pada siklus I pertemuan kedua siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 18 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 12 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 17 siswa. Kemudian pada siklus II pertemuan pertama siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 24 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 15 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 23 siswa. Dan pada siklus II pertemuan kedua siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 28 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 20 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 26 siswa. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu Rata-rata nilai hasil belajar pra siklus sebanyak 59,97, siklus I naik menjadi 65,80, sedangkan siklus II juga mengalami peningkatan pula menjadi 77,70.
Kata kunci: Talking Stick, motivasi, Prestasi.
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran pen–ting dalam membentuk karakter, perkem–bangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Dari pendidikan tersebut akan memberikan hasil berupa prestasi belajar yang diraih. Prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal antara lain meliputi kecerdasan, minat, motivasi dan kemampuan kognitif. Sedang faktor eksternal meliputi strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar, kurikulum, sarana-prasarana dan lingkung–an.
Untuk meningkatkan prestasi bela–jar terutama dalam hal ini adalah pada mata pelajaran IPA, maka siswa perlu diikutsertakan dalam proses pembelajaran. Disamping itu diperlukan juga adanya motivasi belajar yang tinggi dalam diri siswa. Peningkatan motivasi belajar ini dilakukan karena pada umumnya motivasi siswa untuk belajar tergolong rendah, hal ini dapat dilihat bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.
Sehubungan dengan hal tersebut, ditemukan masalah-masalah saat mengajar pada semester I tahun pelajaran 2012/ 2013 pada materi perubahan benda yang berkaitan dengan motivasi belajar IPA di SD Negeri Jati 2 Sumberlawang Sragen diantaranya meliputi kurangnya rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran melalui bertanya, kurangnya rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran dengan mengemukakan ide atau pendapat, kurangnya siswa dalam mengerjakan soal latihan di depan kelas atas dasar kemauan sendiri, dan kurangnya kemauan mengerja–kan soal latihan mandiri. Selain itu, karena siswa merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya, mereka takut salah dan malu apabila salah mengerjakan soal-soal latihan.
Permasalahan lain yang sering terjadi adalah cara mengajar yang menggunakan strategi konvensional oleh guru sehingga proses pembelajaran di dalam kelas kurang menyenangkan, memberdayakan kemampuan yang dimiliki peserta didik, dan kurang maksimal dalam membantu ingatan (memori) peserta didik. untuk mengatasi masalah tersebut supaya tidak berkelanjutan, maka seorang pendidik atau guru harus melakukan inovasi-inovasi supaya siswa termotivasi untuk belajar. Salah satu inovasi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru yaitu menerapkan strategi pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi pembela–jaran yang digunakan untuk mengantisipasi kelemahan strategi pembelajaran konven–sional adalah strategi pembelajaran Talking Stick. Dengan ini maka diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya, sehingga terjadi pemahaman dan penguat–an terhadap materi yang diberikan di seko–lah dengan harapan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Motivasi merupakan kondisi psiko–logis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Sanghiang (2011: 1), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.
Peneliti memfokuskan beberapa indikator motivasi belajar siswa yang akan diamati dalam penelitian ini. Adapun indi–kator motivasi belajar siswa yang akan diamati tersebut adalah:
a. Rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran melalui bertanya.
b. Rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran dengan mengemukakan ide atau pendapat.
c. Mengerjakan soal latihan di depan kelas atas dasar kemauan sendiri.
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Metode Talking Stick. Metode Talking Stick adalah sebuah metode pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak de–ngan leluasa sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah dan keharus paksaan sepanjang tidak merugikan bagi peserta didik dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri. Adapun langkah-langkah metode pembela–jaran Talking Stick adalah sebagai berikut:
a. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
b. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian mem–berikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
d. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
e. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
f. Guru mengambil tongkat dan mem–berikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterus–nya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
g. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
h. Guru memberikan kesimpulan.
i. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
j. Guru menutup pembelajaran
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Penelitian dilakukan di SD Negeri Jati 2 Sumberlawang Sragen dan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada bulan Agustus sampai selesai.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPA materi Perubahan Benda Kelas VI semester 1 SD Negeri Jati 2 Sumberlawang Sragen tahun pelajaran 2012/2013 dan metode talking stick.
Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Metode yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumen–tasi. Sedangkan instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar observasi, tes, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan se–cara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan metode alur. Alur yang dilalui meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITI–AN
Hasil Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal/pra siklus sampai dilaksanakannya siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dari Pra Siklus-Siklus II
No |
Indikator Pencapaian |
Pra Siklus |
Siklus I
|
Siklus II |
||
P.1 |
P.2 |
P.1 |
P.2 |
|||
1. |
Memperhatikan penjelasan guru |
13 |
14 |
18 |
24 |
28 |
2. |
Keberanian bertanya |
5 |
7 |
12 |
15 |
20 |
3. |
Menjawab pertanyaan |
9 |
11 |
17 |
23 |
26 |
Pada pra siklus siswa yang mem–perhatikan penjelasan guru sebanyak 13 siswa, siswa yang berani bertanya seba–nyak 5 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 9 siswa. Siklus I pertemuan pertama siswa yang memper–hatikan penjelasan guru sebanyak 14 sis–wa, siswa yang berani bertanya sebanyak 7 siswa, dan siswa yang menjawab pertanya–an sebanyak 11 siswa. Pada siklus I pertemuan kedua siswa yang memper–hatikan penjelasan guru sebanyak 18 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 12 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 17 siswa. Kemudian pada siklus II pertemuan pertama siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 24 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 15 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 23 siswa. Dan pada siklus II pertemuan kedua siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 28 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 20 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 26 siswa.
Tabel 2 Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus-Siklus II
No |
Skor |
Kategori |
Frekuensi |
||||
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||||
P.1 |
P.2 |
P.1 |
P.2
|
||||
1. |
10-12 |
Antusias Sekali |
2 |
3 |
10 |
13 |
19 |
2. |
7-9 |
Antusias |
9 |
9 |
6 |
11 |
9 |
3. |
4-6 |
Kurang Antusias |
14 |
18 |
14 |
6 |
2 |
4. |
1-3 |
Tidak Antusias |
5 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Pada pra siklus siswa yang termasuk kategori antusias sekali sebanyak 2 siswa, antusias sebanyak 9 siswa, kurang antusias sebanyak 14 siswa, dan tidak antusias sebanyak 5 siswa. Pada siklus I pertemuan pertama siswa yang termasuk kategori antusias sekali sebanyak 3 siswa, antusias sebanyak 9 siswa, kurang antusias sebanyak 18 siswa, dan tidak antusias tidak ada. Pada siklus I pertemuan kedua siswa yang termasuk kategori antusias sekali sebanyak 10 siswa, antusias sebanyak 6 siswa, kurang antusias sebanyak 14 siswa, dan tidak antusias tidak ada. Kemudian pada siklus II pertemuan pertama siswa yang termasuk kategori antusias sekali sebanyak 13 siswa, antusias sebanyak 11 siswa, kurang antusias sebanyak 6 siswa, dan tidak antusias tidak ada. Sedangkan pada siklus II pertemuan kedua siswa yang termasuk kategori antusias sekali sebanyak 19 siswa, antusias sebanyak 9 siswa, kurang antusias sebanyak 2 siswa, dan tidak antusias tidak ada.
Hasil Belajar Siswa
Hasil pencapaian nilai belajar siswa dalam pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus-Siklus II
No |
Nama Siswa |
KKM |
Nilai Hasil Belajar |
||
Pra Siklus |
Rata-rata Siklus I |
Rata-rata Siklus II |
|||
1 |
Arif Setiawan |
60 |
60 |
65 |
80 |
2 |
Arif Satuhu |
60 |
65 |
69 |
83 |
3 |
Abdul Azys Fanni Z |
60 |
55 |
60 |
75 |
4 |
Dilla Kadaf |
60 |
50 |
60 |
73 |
5 |
Diki Adi Mastrisno |
60 |
67 |
70 |
85 |
6 |
Helda Amelia |
60 |
52 |
55 |
68 |
7 |
Kharisma Oktayiana |
60 |
44 |
53 |
58 |
8 |
Luki Feri Afi |
60 |
81 |
85 |
100 |
9 |
Naili Tsalistina A |
60 |
70 |
73 |
90 |
10 |
Wadza Iradika A |
60 |
78 |
83 |
93 |
11 |
Rian Fermansyah |
60 |
61 |
70 |
83 |
12 |
Tegar Alvian Ardian |
60 |
54 |
60 |
80 |
13 |
Novitya Dyah C K |
60 |
71 |
76 |
88 |
14 |
Devita Amanda A |
60 |
46 |
53 |
57 |
15 |
Budi P |
60 |
65 |
68 |
83 |
16 |
Rizal Bekti P S |
60 |
72 |
75 |
85 |
17 |
Wahyu Ningsih |
60 |
59 |
65 |
73 |
18 |
Lestari |
60 |
65 |
68 |
75 |
19 |
M.A.Wafa |
60 |
50 |
55 |
70 |
20 |
Novia A.S |
60 |
82 |
84 |
100 |
21 |
Artika Anggraini |
60 |
40 |
48 |
53 |
22 |
Intan Kristiana |
60 |
69 |
73 |
83 |
23 |
Rista Fahmi A |
60 |
51 |
63 |
68 |
24 |
Novita Neni M |
60 |
60 |
68 |
78 |
25 |
Aldina Wira L |
60 |
49 |
53 |
68 |
26 |
Pian Puji L |
60 |
75 |
83 |
93 |
27 |
Risqi Indaryanti |
60 |
55 |
63 |
78 |
28 |
Ila Nuriyani |
60 |
62 |
68 |
88 |
29 |
Dyan Ayu P |
60 |
54 |
60 |
70 |
30 |
Syafira Ahmad F |
60 |
37 |
48 |
53 |
Jumlah |
|
1799 |
1974 |
2331 |
|
Rata-rata |
|
59,97 |
65,80 |
77,70 |
Rata-rata nilai hasil belajar pra siklus sebanyak 59,97, siklus I naik menjadi 65,80, sedangkan siklus II juga mengalami peningkatan pula menjadi 77,70.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindak–an kelas yang dilakukan peneliti dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerap–an metode Talking Stick selama dua siklus dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Dengan pembelajaran Talking Stick motivasi siswa dari kondisi awal Pada pra siklus siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 13 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 5 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 9 siswa sampai siklus II pertemuan kedua siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 28 siswa, siswa yang berani bertanya sebanyak 20 siswa, dan siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 26 siswa sehingga hipotesis diterima. Artinya pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa.
2. Penerapaan metode pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri Jati 2 Tahun Ajaran 2012 /2013.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi belajar.Jakarta: Bineka Cipta
Mansyur, Ali dkk. 2009. Peningkatan Aktivitas Dan Motivasi Belajar Siswa Smp Negeri 7 Tuban Melalui Pembelajaran Kooperatif TPS. Surabaya: (tidak diterbitkan)
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualiatatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Uno, Hamzah B. 2009. Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara