PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
MELALUI METODE DISKUSI BERPASANGAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS II SD N GEGUNUNG KULON
DALAM PELAJARAN MATEMATIKA
TENTANG MENYELESAIKAN MASALAH PEMBAGIAN
Sri Kartini
Guru Kelas II di SD N Gegunung Kulon
ABSTRAK
Pembelajaran konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang baik terstruktur dan berorientasi pada aktifitas siswa dalam menyelesaikan masalah, baik secara individu maupun berpasangan atau berkelompok. Dalam wawasan ini sebenarnya siswalah yang mempunyai peranan penting dalam, sedangkan guru secara fleksibel menempatkan diri sebagaimana diperlukan oleh siswa dalam proses memahami dunianya. Suatu saat guru memberikan contoh atau menjadi model bagi siswa. Pada saat yang lain guru membangunkan rasa ingin tahu untuk mempelajari model baru. Pada saat siswa mengeksplorasi dan bereksperimen sendiri dengan lingkungannya, guru cukup member semangat dan arahan saja. Metode diskusi merupakan metode mengajar dan penyajian materinya melalui sesuatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Guesrap dan Martin menyatakan bahwa metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan bersama-sama melalui tukar pendapat suatu topik atau masalah atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan untuk itu. Pembelajaran adalah pengajaran berpusat pada tujuan yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (Ratnawilis dalam Puspowati, 2003:10). Sehingga pembelajaran merupakan sarana untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan tingkah laku individu melalui proses mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan proses pembelajaran. Menurut Mursell (dalam Puspowati:10). Hasil belajar merupakan penugasan (bahan pelajaran) yang ditimbulkan oleh pemahaman atau pengertian, atau oleh responden yang dapat masuk akal sehingga hasil belajar yang diharapkan siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan berfikir yang baik. Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pendekatan Pendekatan Kontruktivisme Melalui Metode Diskusi Berpasangan dilakukan penulis setelah mengetahui hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika tentang pembagian materi ajar siswa kelas II SD N Gegunung Kulon Kecamatan Rembang yang belum mampu memenuhi KKM yang diinginkan. Dimana dari 19 siswa, hanya 8 atau 42,1% siswa saja mampu mendapatkan nilai melebihi KKM (70). Sedangkan capaian rata-rata klasikal dalam pembelajaran yang telah dilakukan hanya 62,1. Akibat dari penerapan pendekatan Pendekatan Konstruktivisme Melalui Metode Diskusi Berpasangan rata-rata klasikal mencapai 78 dengan prosentase ketuntasan 84,2%. Dimana dari 19 siswa, 16 siswa mampu memenuhi nilai KKM yang telah ditetapkan.
Kata Kunci: Konstruktivisme, Metode Diskusi, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Pada matematika selain mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman konsep yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian dan berbagai bidang sosial maupun teknik.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dalam proses belajar meng-ajar guru harus mampu merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi hasil belajar siswa.
Meskipun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan lain, dimana untuk beberapa mata pelajaran masih dirasa sulit olah siswa. Diantara mata pelajaran terse-but adalah Matematika. Hal tersebut sperti yang peneliti alami saat melaksanakan pembelajaran Matematika dengan tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pembagian, materi ajar siswa kelas II semester 2 pada siswa SD Negeri Gegunung Kulon Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Kesulitan siswa dalam menerima materi ajar ditunjukkan dengan rendahnya capaian hasil tes formatif pada pembelajaran awal, dimana dari 19 siswa, hanya 8 atau 42,1% saja yang mampu mendapatkan nilai di atas nilai ketuntasan yang telah ditetapkan, dengan capaian rata-rata klasikal 62,1.
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu: 1) Sebagian besar siswa belum memahami tentang konsep menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pembagian, 2) Saat guru menerangkan, masih banyak siswa yang bermain-main sendiri, 3) Metode penugasan individu yang diterapkan peneliti belum mampu membangkitkan minat belajar siswa.
Rumusan Masalah
“Apakah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Konstruktivisme melalui metode diskusi berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Gegunung Kulon dalam pelajaran Matematika tentang menyelesai-kan masalah yang berkaitan dengan pembagian?”
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Gegunung Kulon dalam pelajaran Matematika tentang menyelesai-kan masalah yang berkaitan dengan pembagian.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui sejauh mana kemanfaatan pendekatan pembelajaran Konstruktivisme melalui metode diskusi berpasangan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Gegunung Kulon dalam pelajaran Matematika materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pembagian.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Tinjauan Tentang Matematika
Dalam kurikulum 2004 Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas (2004:24 Sumber: Hasil KKG TOT Matematika).
Karakteristik pembelajaran mate-matika menurut Moch. Ichsan (2003:5 dalam Pembelajaran Matematika SD,Gatot Muhsetyo) ada empat, yaitu: a) Pembela-jaran Matematika dilakukan berjenjang, b) Pembelajaran Matematika mengikuti model spiral, c) Pembelajaran Matematika menekankan penggunaan pola deduktif, d) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
Pembelajaran Kontruktivistik
Pembelajaran konstruktivisme me-rupakan pendekatan pembelajaran yang terstruktur dan berorientasi pada aktifitas siswa dalam menyelesaikan masalah, baik secara individu maupun berpasangan atau berkelompok. Dalam wawasan ini sebenarnya siswalah yang mempunyai peranan penting dalam belajar, sedangkan guru secara fleksibel menempatkan diri sebagaimana diperlukan oleh siswa dalam proses memahami dunianya. Suatu saat guru memberikan contoh atau menjadi model bagi siswa. Pada saat yang lain guru membangunkan rasa ingin tahu untuk mempelajari yang baru. Pada saat siswa mengekplorasi dan bereksperimen sendiri dengan lingkungannya, guru cukup memberi semangat dan arahan saja.
Beberapa strategi pembelajaran matematika yang konstruktivistik dan di-anggap sesuai pada saat ini antara lain: a) Pemecahan maslah (problem solving), b) Penyelidikan matematik (mathematical in-vestigation), c) Metode Diskusi.
Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode mengajar dan penyajian materinya melalui sesuatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Guesrap dan Martin menyatakan bahwa metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan bersama-sama melalui tukar pendapat suatu topik atau masalah atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan untuk itu.
Metode diskusi juga diartikan sebagai cara penguasaan isi pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasar-kan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahkan suatu masa-lah (Depdikbud). Metode diskusi sebagai kegiatan belajar yang memperbincangkan suatu topik atau masalah yang ditentukan orang atau lebih dimana orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap suatu topik atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan sehingga mendapat sebagian alternatif jawaban terhadap topik masalah yang didiskusikan.
Hasil Belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor inter-nal, dan faktor faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar yang disebut faktor eksternal (Arikunto, 1997: 21).
Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, faktor biologis dn faktor psikologis. Yang dapat dikategorikan seba-gai faktor biologis antara lain: usia, kematangan dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah: kelelahan, suasana hati, motivasi dan minat kebiasaan belajar.
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri manusia yang belajar dapat diklasifi-kasikan menjadi dua juga yaitu: faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan dan lingkungan.
Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Pendekatan pembelajaran Kon-struktivisme melalui metode diskusi berpasangan diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Gegu-nung Kulon Kecamatan Rembang Kabupa-ten Rembang dalam pelajaran Matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pembagian.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas II SD Negeri Gegunung Kulon Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan waktu pembelajaran mata pelajaran Matematika di kelas II semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang tercantum pada jadwal pelajaran kelas II SD Negeri Gegunung Kulon.
Subyek Penelitian
Sebagai subyek dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas II SD Negeri Gegunung Kulon Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014, yang berjumlah 19 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sekaligus difungsikan untuk mengetahui ketercapaian indikator kinerja.
Instrumen dimaksud adalah: 1) Nilai ulangan harian siswa, 2) Nilai hasil ulangan akhir semester 1, 3) Lembar pengamatan siswa, 4) Lembar pengamatan kegiatan pembelajaran, 5) Angket untuk guru kelas/ peneliti, 6) Dokumen-dokumen pembelajaran lain.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Tes
Teknik tes digunakan untuk me-ngetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi ajar mata pelajaran Matematika tentang menyelesaikan masa-lah yang berkaitan dengan pembagian. Penilaian berdasarkan pada capaian hasil belajar dalam pelaksanaan tes formatif yang dilaksanakan di akhir pembelajaran.
2. Non Tes
Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: a) Obser-vasi (pengamatan), b) Wawancara, c) Jur-nal
Validitas Data
Validasi data penelitian dilakukan dengan cara trianggulasi data, yaitu dengan menggunakan berbagai data per-olehan baik melalui angket, hasil tes, hasil rekaman, dan hasil pengamatan. Berbagai data tersebut kemudian diolah dengan statistik deskriptif.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian menggunakan analisis diskriptif, yaitu: a) Hasil belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif komperatif, yaitu mem-bandingkan capaian hasil belajar siswa antar siklus maupun indikator kerja yang digunakan dam penalitian, b) Penulis menggunakan observasi maupun wawancara dengan analisis diskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi tindakan antar siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Diskripsi Kondisi Awal
Selama proses pembelajaran ber-langsung, guru tidak menggunakan media atau alat peraga sebagai pendukung dalam menyampaikan materi ajar. Guru hanya berpedoman pada materia ajar yang telah dikuasai dan hanya menyampaikannya dengan lisan saja. Hal ini didasarkan pada pemahaman guru bahwa materi ajar yang disampaikan adalah materi ajar yang mudah. Jadi proses awal pembelajaran hanya semacam rutinitas tanpa pola.
Guru menunjuk siswa secara acak tanpa memperhatikan kompetensi dan aspek psikologis pada anak-anak. Kebanyakan dari siswa yang ditunjuk menggelengkan kepala dan kadang-kadang guru agak memaksa dengan nada tinggi. Proses pembelajaran demikian ini sudah berlangsung lama dan ternyata tidak memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari pembelajaran yang dilakukan tersebut di atas didapatkan hasil bahwa capaian rata-rata klasikal mencapai 62,1 dengan tingkat ketuntasan 42,1%, dimana dari 19 siswa hanya 8 siswa saja yang mampu mendapatkan nilai sesuai atau melebihi KKM yang telah ditetapkan (70).
Diskripsi Per Siklus
1. Diskripsi Pembelajaran siklus 1
Pada pembelajaran siklus I ini, penulis menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok.
Saat penulis merencanakan pem-belajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok, penulis beranggapan, bahwa pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung dengan efektif, karena akan melibatkan siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Adapun pelaksana-an pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok pada pembela-jaran siklus I ini penulis lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Membagi siswa kelas II dalam empat kelompok, sebanyak 3 kelompok berang-gotakan 5 siswa, dan 1 kelompok berang-gotakan 4 siswa, b) Guru membagi LKS dan dilanjutkan memberi petunjuk menger-jakan LKS, c) Membimbing dan mengamati diskusi siswa, d) Membimbing siswa untuk melakukan diskusi kalsikal, dengan memin-ta laporan dari masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil kerjanya.
Capaian hasil belajar siswa secara klasikal mengalami peningklatan jika diban-dingkan dengan pembelajaran awal, na-mun masih belum mampu memenuhi krite-ria ketuntasan yang diharapkan. Dimana dari 19 siswa sebanyak 12 (63,2%) siswa saja yang mampu mencapai nilai sesuai atau melebihi KKM yang telah ditetapkan (70), dengan rata-rata klasikal 66,8.
Berdasarkan capaian hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I yang belum memenuhio kriteria ketuntasan yang diharapkan, maka penulis memutuskan untuk melanjutkan Penelitian Tindakan Kelas dengan merencanakan pembelajaran siklus II.
2. Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, penulis masih akan mem-pertahankan pelaksanaan pembelajaran dengan mengedepankan penerapan pende-katan pembelajaran konstruktivisme mela-lui metode diskusi, namun menggunakan tipe diskusi berpasangan.
Harapan penulis dari penerapan pendekatan pembelajaran konstruktivisme melalui metode diskusi berpasangan adalah meningkatkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar yang lebih terstruktur atau konstruktif dengan melakukan kerja-sama dengan teman terdekat, yaitu teman sebangku.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pende-katan pembelajaran konstruktivisme mela-lui metode diskusi berpasangan adalah sebagai berikut: a) Guru membagi lembar kerja siswa kepada masing-masing pasang-an sebangku dan dilanjutkan memberi pe-tunjuk pengerjaannya (mengingat jumlah siswa yang ganjil, maka satu kelompok ada yang beranggotakan tiga siswa), b) Membimbing dan mengamati siswa mengerjakan lembar tugas, c) Membimbing siswa untuk melakukan diskusi kalsikal, dengan meminta laporan dari masing-masing pasangan untuk melaporkan hasil kerjanya.
Dampak dari pelaksanaan pembe-lajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran konstruktivisme melalui me-tode diskusi berpasangan adalah semakin meningkatnya pemahaman siswa dalam materi ajar Matematika tentang menye-lesaikan masalah yang berkaitan dengan pembagian.
Hal ini ditunjukkan dengan capai hasil belajar dan persentase ketuntasan siswa hingga mampu melebihi tingkat ketuntasan yang diharapkan. Dimana dari 19 siswa, sebanyak 16 (84,2%) siswa mampu mendapatkan nilai sesuai atau me-lebihi KKM yang telah ditetapkan. Dari hasil analisis hasil tes formatif pembelajaran siklus II diketahui capaian rata-rata klasikal mencapai 78.
Berdasarkan capaian hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus II yang mampu memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan, maka penulis memutuskan un-tuk menghentikan pelaksanaan pembela-jaran mata pelajaran Matematika tentang menyelkesaikan masalah yang berkaitan dengan pembagian, materi ajar siswa kelas II SD Negeri Gegunung Kulon hanya sampai pada pembelajaran siklus II.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penelitian Tindakan Kelas sangat bermanfaat dan efektif dilakukan guru guna memahami kelemahan-kele-mahan pembelajaran yang telah dilaku-kan yang selanjutnya dapat menemu-kan langkah guna perbaikan pembela-jaran.
2. Penerapan pendekatan pembelajaran konstruktivisme melalui metode diskusi berpasangan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Gegunung Kulon dalam pelajaran Ma-tematika tentang menyelesaikan masa-lah yang berkaitan dengan pembagian, hingga terpenuhinya kriteria ketuntas-an yang diharapkan.
3. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Gegunung Kulon dalam pelajaran Matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pembagian, melalui penerapan pendekatan pembelajaran konstrukti-visme melalui metode diskusi berpa-sangan.
Saran
1. Diupayakan siswa lebih aktif dan berinisiatif dalam melaksanakan kegiat-an belajar sehingga hasil belajar yang diharapkan menjadi lebih baik.
2. Senantiasa bersifat terbuka dengan siswa agar apabila siswa mengalami kesulitan atau permasalahan terhadap materi pelajaran mempunyai keberani-an bertanya kepada guru.
3. Sudah saatnya para guru untuk selalu berinovatif dalam pembelajaran agar paradigma lama yang memunculkan makna guru sebagai pengajar beralih pada guru sebagai fasilitator.
4. Hendaknya seorang guru senantiasa tanggap terhadap permasalahan dan segera melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi sehingga dapat segera dicarikan solusinya melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Rini Nurhakiki, M.Pd, 2011 Konsep Matematika SD. Tuban: Universitas PGRI Ronggolawe
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Bumi Aksara
Muhsetyo Gatot dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Slamet. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumantri Mulyani, Johar Permana, MA. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV. Maulana
Tim Penyusun Dosen Metodologi Penelitian 2011, Panduan Penyusunan Dan Mekanisme Penyelesaina Skripsi, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
Winataputra Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka