PENGARUH FUNGSI MANAGERIAL KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KINERJA GURU DI SD NEGERI BEJILOR 01
KECAMATAN SURUH TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Muntianah

Sekolah Dasar Negeri Bejilor 01

 

ABSTRAK

Era globalisasi dunia ditandai oleh perkembangan yang semakin cepat di segala bidang kegiatan, begitu pula dalam kegiatan pendidikan. Globalisasi ini sangat mempengaruhi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga diperlukan sumber daya manusia (SDM) yaitu guru dan kepala sekolah yang professional. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah yang itu akan meningkatkan kinerja guru. Tujuan diadakan Penelitian Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Fungsi Manajerial Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Nilai probabilitas sebesar 0,01 < 0,05, dengan demikian hipotesis (H1) yang menyatakan fungsi managerial kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru terbukti benar. Hal ini berarti bahwa fungsi managerial kepala sekolah yang baik akan berdampak pada kinerja guru. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa Pengaruh Fungsi Manajerial Kepala Sekolah dapat mempengaruhi Kinerja Guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Kata Kunci: Fungsi Managerial Kepala Sekolah, Kinerja Guru.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dunia ditandai oleh perkembangan yang semakin cepat di segala bidang kegiatan, begitu pula dalam kegiatan pendidikan. Globalisasi ini sangat mempengaruhi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga diperlukan sumber daya manusia (SDM) yaitu guru yang profesional.

Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan SDM yang unggul. Dunia pendidikan yang utama adalah sekolah. Sekolah merupakan salah satu lembaga alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga tentunya memiliki visi, misi, tujuan dan fungsi.

Dalam rangka menciptakan guru profesional yang berkinerja tinggi pada setiap lembaga pendidikan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 tentang menjadi pendidik profesional tersebut ditegaskan, ”Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Dalam hal ini guru yang melaksanakan pekerjaan pada lembaga pendidikan wajib memiliki kualifikasi tersebut yang menjamin keahlian kemahiran atau kecakapannya sebagai pendidik profesional. Kriteria-kriteria wajib tersebut merupakan standar mutu yang harus dipenuhi oleh guru. Profesionalitas guru yang memenuhi standar tersebut merupakan pendukung terciptanya kualitas seorang guru dalam menjalankan pekerjaannya.

Terciptanya kualitas kinerja guru yang profesional di sekolah membutuhkan dukungan peran kepala sekolah yang kompeten sebagai leader dan manager Wahyudi (2009). Di satu sisi, kepala sekolah berperan sebagai pemimpin (leader) yang memiliki visi ke masa depan yang jelas dan dapat diwujudkan serta mampu mendorong proses transparansi di sekolah. Di sisi lain, kepala sekolah berperan sebagai manajer, yang memiliki strategi-strategi yang efektif dan efisien untuk mengimplementasikan berbagai kebijakan dan keputusan yang telah ditetapkan.

Tanpa kemampuan-kemampuan utama seperti kepemimpinan yang baik, kinerja yang baik, komunikasi yang baik, kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam proses kegiatan belajar mengajar, kepala sekolah akan sulit dalam mensosialisasikan ide, usulan, saran, atau pikiran-pikiran yang dimilikinya kepada guru dan karyawan. Oleh karena itu, kepala sekolah yang merupakan pemimpin harus bisa menjadi contoh serta mampu mengayomi bawahan dan mampu mengendalikan fungsi kepemimpinannya. Untuk kepentingan tersebut Wahjosumidjo (2003) menyatakan bahwa kepala sekolah selayaknya mampu memobilitasi atau memberdayakan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki terkait dengan berbagai program, proses, evaluasi, pengembangan, kurikulum, pembelajaran di sekolah, pengelolaan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pelayanan terhadap peserta didik, hubungan masyarakat.

Kualitas pendidikan di sekolah dan hasil pembelajaran serta penerapan dilingkungan peserta didik sangat ditentukan oleh kinerja guru dalam proses pembelajaran. Kinerja guru tercermin dari kualitas guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran serta melaksanakan pengawasan (Permendiknas No 41 tahun 2007). Pelaksanakan pembelajaran yang baik dan benar dari seorang guru akan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang berkualitas dan maksimal. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru, misalnya melalui pelaksanaan program tugas belajar, pelatihan,dan sertifikasi guru. Melalui program-program ini diharapkan mampu memotivasi guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya menjadi guru yang baik,disiplin, dan professional.selain itu keberhasilan juga ditentukan oleh peran kepala sekolah.

.Kompetensi kepala sekolah menurut PP 19 tahun 2005 dapat dikelompokan menjadi empat kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial. Kompetensi kepribadian seorang kepala sekolah haruslah seorang guru yang memiliki integritas kepribadian yang baik. Kompetensi pedagogik, kepala sekolah harus tetap mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai pendidik atau educator. Kompetensi profesional, kepala sekolah harus mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin/ leader, manajer/manager, supervisor, dan inovator. Kompetensi sosial, kepala sekolah harus mampu menjalin kerjasama sekolah dengan masyarakat, baik secara internal maupun eksternal. Kepala sekolah mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan stakeholders secara efektif. Salah satu yang digunakan adalah peran kepala sekolah sebagai manager.

Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

Dari pengamatan di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang menunjukkan fungsi manajerial kepala sekolah yang masih rendah,hal tersebut perlu diperbaiki sehingga berdampak pada optimalnya kinerja guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti berencana untuk mengembangkan fungsi manajerial kepala sekolah sehingga berpengaruh bagi kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Pengembangan hal ini diharapkan mampu membantu mengatasi kesulitan kepala sekolah, sehingga kepala sekolah dapat menjalankan fungsinya dapat tercapai dengan baik.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah Fungsi Manajerial Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang?

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis informasi empiric tentang Fungsi Manajerial Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, melalui studi kolerasi antara Fungsi Manajerial Kepala Sekolah sebagai variabel bebas. Sedangkan kinerja guru sebagai variable terikat.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan analisis tentang: Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Fungsi Manajerial Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi pada konsep variabel-variabel adanya pengaruh fungsi manajerial kepala sekolah terhadap Kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
  2. Memberikan wacana atau tambahan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan kebijakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna meningkatkan pengaruh fungsi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

 

LANDASAN TEORI

Fungsi Managerial Kepala Sekolah

Kompetensi adalah sesuatu yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif, Usman (dalam Yahya, 2013: 31).

Menurut Tatang (2016: 170) kompetensi diartikan sebagai seperangkat kemampuan yang yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang disandangnya.

Sementara itu menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab 1 Pasal 10 dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melakukan tugas keprofesiannya. Dengan demikian kepala sekolah dapat memperlihatkan kemampuan atau kecakapannya ketika melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai kepala sekolah. Seorang kepala sekolah tentu tidak cukup dengan memahami visi, misi dan integritas yang baik saja, tetapi masih harus menambah sejumlah kompetensi yang disyaratkan agar dapat mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah dengan baik dan benar. Kompetensi kepala sekolah pelaksanaannya terkait dengan peran dan fungsinya sebagai penanggung jawab puncak penyelengaaraan pendidikan di sekolah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap kepala sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan semua sumber daya yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah.

Pengertian Kinerja Guru

As’ad (2003) menyatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja itu berkenaaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya. Orang yang tingkat kinerjanya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, begitu juga sebaliknya orang yang tingkat kinerjanya tidak mencapai standar dikatakan sebagai orang yang tidak produktif atau berkinerja rendah.

Soeprihanto (2008) memberikan arti, kinerja erat hubungannya dengan produktivitas kerja. Hasil kerja seseorang dapat dinilai dengan standar yang telah ditentukan, sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat kinerja seorang guru karena patokan yang harus dicapai sudah jelas.

Sementara Simamora(2005) mengartikan kinerja sebagai pernyataan pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok guna melaksanakan tugas kerja sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan bersama.

Smith dalam Mulyasa (136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..Output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan gurunya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan.

Kinerja dalam arti sebagai penampilan kerja menuntut adanya pengekspresian potensi seseorang, dan pengekspresian ini menuntut pengambil alihan tanggung jawab atau kepemilikan menyeluruh seseorang pekerja terhadap pekerjaaanya. Seseorang yang dapat mengekspresikan potensinya secara optimal akan menangani suatu pekerjaan dengan baik dan akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, dalam hal ini peran lingkungan pekerjaan seperti suasana kerja, gaya kepemimpinan, iklim organisasi, dan kerjasama dengan rekan sejawat sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap kinerja pekerja baik secara individual maupun secara kelembagaan

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok guna melaksanakan tugas kerja sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Kinerja dalam arti sebagai penampilan kerja menuntut adanya pengekspresian potensi seseorang, dan pengekspresian ini menuntut pengambil alihan tanggung jawab atau kepemilikan menyeluruh seseorang pekerja terhadap pekerjaaanya. Seseorang yang dapat mengekspresikan potensinya secara optimal akan menangani suatu pekerjaan dengan baik dan akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, dalam hal ini peran lingkungan pekerjaan seperti suasana kerja, gaya kepemimpinan, iklim organisasi, dan kerjasama dengan rekan sejawat sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap kinerja pekerja baik secara individual maupun secara kelembagaan

METODOLOGI PENELITIAN

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kab. Semarang tempat peneliti bertugas sebagai kepala sekolah tahun pelajaran 2018-2019.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka-angka dan pengolahannya menggunakan metode statistik yang digunakan lalu diinterpretasikan.Tujuan dipilihnya pendekatan kuantitatif mengacu pada pendapat Sudarsono (2006) yaitu menggambarkan suatu gejala secara kuantitatif dengan sajian skorrerata, penyimpangan, grafik dan lain-lain, serta membuat prediksi dan estimasi berdasarkan hasil analisis dan model yang telah ditetapkan.

Setting Penelitian

  1. PTS dilakukan di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Semarang tahun pelajaran 2018-2019.
  2. Jumlah guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Semarang yang diteliti terdiri dari 8 guru yaitu 6 guru kelas dan 2 guru mata pelajaran.

Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah bersifat primer dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Dalam penelitian ini data primer yang ingin digali berupa angket yang meliputi angket tentang: fungsi managerial kepala sekolah dan kinerja guru.

Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data interval, yang digunakan dalam angka-angka mulai dari skala yang terkecil sampai dengan terbesar. Data sekunder adalah data peneliti yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Adapun data sekunder dalam penelitian ini berupa register buku laporan, uraian jawaban.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan Dalam penelitian ini adalah studi angket. Angket yaitu suatu metode penelitian menyusun daftar pertanyaan secara tertulis yang kemudian dibagikan kepada para responden untuk memperoleh data berhubungan dengan kegiatan penelitian.

Alasan digunakan angket sebagai metode utama dalam penelitian ini yaitu biaya relative murah, waktu untuk mendapatkan data singkat, dan dapat dilakukan terhadap subjek dengan jumlah besar.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut disajikan rencanakan kegiatan penelitian yang dilaksanakan mulai tanggal, 13 Februari 2018 s.d 25 Maret 2018 (6 Minggu efektif).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Fungsi Managerial Kepala Sekolah

Perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval dengan kategori tidak baik yaitu pada interval 10-17, dengan frekuensi sebanyak 0 responden (0%). Sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval dengan kategori sangat baik yaiitu pada interval 33-40 dengan frekuensi sebanyak 14 responden (50,0%).

Kinerja Guru

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi kinerja guru

No Interval Kategori Jumlah Persentase
1 10-17 Tidak Baik 0 0
2 18-24 Cukup Baik 0 0
3 25-32 Baik 5 62,5
4 33-40 Sangat Baik 3 37,5
Jumlah 8 100

 

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval dengan kategori tidak baik dan cukup baik yaitu pada interval 10-17 dan 18-24, dengan frekuensi sebanyak 0 responden (0%). Sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval dengan kategori baik yaitu pada interval 25-32 dengan frekuensi sebanyak 5 responden (62,5%).

 

Hasil Uji Instrumen

Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dapat mengukur suatu konstruk. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode analisis faktor dengan kriteria:

  • Apabila KMO > 0,5 maka kecukupan sampel terpenuhi
  • Apabila loading factor > 0,4 maka validitas indikator valid.

Penghitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Nilai loading factor yang berada diatas 0,4 menunjukkan sebagai indikator yang valid. Nilai Kaiser Mayer Olkin (KMO) yang lebih besar dari 0,5 menunjukkan kecukupan sampel terpenuhi dalam membentuk suatu faktor.

Hasil pengujian validitas dapat dilihat sebagai berikut:

Variabel Fungsi Managerial Kepala Sekolah

Tabel 4.5 Uji Validitas Fungsi Managerial Kepala Sekolah

Butir soal r hitung r tabel Keputusan
1 0,443 0,361 Valid
2 0,454 0,361 Valid
3 0,418 0,361 Valid
4 0,691 0,361 Valid
5 0,359 0,361 Valid
6 0,377 0,361 Valid
7 0,560 0,361 Valid
8 0,420 0,361 Valid
9 0,561 0,361 Valid
10 0,436 0,361 Valid

 

Berdasarkan komponen matrik pada tabel 4.3 maka hasilnya menunjukkan bahwa 10 item dalam variabel fungsi managerial kepal sekolah terdapat 10 indikator dinyatakan valid karena memiliki loading factor yang disyaratkan yaitu lebih dari 0,361.

Variabel Kinerja Guru

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kinerja Guru

Butir Soal r hitung r tabel Keputusan
1 0,519 0,361 Valid
2 0,361 0,361 Valid
3 0,869 0,361 Valid
4 0,559 0,361 Valid
5 0,442 0,361 Valid
6 0,804 0,361 Valid
7 0,684 0,361 Valid
8 0,559 0,361 Valid
9 0,503 0,361 Valid
10 0,542 0,361 Valid

Berdasarkan komponen matrik pada tabel 4.4 maka hasilnya menunjukkan bahwa 10 item dalam variabel kinerja guru terdapat 10 indikator dinyatakan valid karena semua item memiliki nilai loading factor yang disyaratkan yaitu lebih dari 0,361 .

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat pengukur dapat digunakan lagi pada penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (Cronbach Alpha). Dalam penelitian ini, untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan tool SPSS for Windows Relase 16. Kriteria pengujian reliable adalah sebagai berikut:

  • Alpha > 0,7 konstruk (variable) reliabel.
  • Alpha ≤ 0,7 konstruk (variable) tidak reliabel.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Reliabilitas

Variable Alpha
X 0,916
Y 0,920

 

Hasil pengujian reliabilitas konstruk variabel-variabel kepemimpinan, dan kinerja yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai alpha yang lebih besar dari 0,70. Hal ini berarti bahwa konstruk variabel-variabel tersebut adalah reliabel.

Analisis Data

Analisis Regresi

Analisis ini digunakan dan dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variable fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja Guru adalah

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Sederhana

Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 ya . Enter
a. All requested variables entered.  
b. Dependent Variable: x  

 

 

 

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.150 1 1.150 .584 .467a
Residual 15.750 8 1.969    
Total 16.900 9      
 

a. Predictors: (Constant), y

       
b. Dependent Variable: x        

 

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variable bebas berpengaruh terhadap variable terikat. Dari hasil uji regresi linear sederhana diperoleh nilai F sebesar 584 dan nilai probabilitas sebesar 0,00 < 0,05, artinya H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Analisis koefisien

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Sederhana

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.250 11.327   2.141 .065
y .250 .327 .261 .764 .467
 

a. Dependent Variable: x

       

 

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai konstanta 24250 dan koefisien X 0,467 sehingga didapatkan persamaan linear sederhana adalah Y = 24,250 + 0,467X+e

Persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Fungsi Managerial kepala Sekolah tanpa kinerja guru telah ada koefisien regresi sebesar 24,250
  2. Apabila Fungsi Managerial kepala Sekolah meningkat sebesar satu satuan atau satu tingkat, maka akan meningkatkan terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
  3. Variable Fungsi Managerial kepala Sekolah Sekolah mempunyai t sebesar 4.050 dengan nilai probabilitas 0,00 < 0,05 maka berarti Fungsi Managerial kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

 

 

Analisis Determinan

Hasil analisis determinan peranan pengawas sekolah terhadap fungsi managerial kepala sekolah adalah seperti Tabel berikut:

Tabel 4.10 Analisis Determinan

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .261a .068 -.048 1.40312
a. Predictors: (Constant), y  

 

Berdasarkan hasil analisis menunjukan R adalah 0,261 berarti variable yang dipilih pada variable bebas (fungsi managerial kepala sekolah) dapat menerangkan variasi variable terikat (kinerja guru) dengan kontribusi 68% sedangkan sisanya dipengaruhi variable lain.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Nilai probabilitas sebesar 0,01 < 0,05, dengan demikian hipotesis (H1) yang menyatakan fungsi managerial kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru terbukti benar. Hal ini berarti bahwa fungsi managerial kepala sekolah yang baik akan berdampak pada kinerja guru.

Berhasilkan hasil uji kolerasi diketahui bahwa peranan pengawas sekolah mempunyai sumbangsih 0,92 kali satuan dan positif, artinya semakin tinggi Pengaruh fungsi managerial kepala sekolah maka semakin tinggi pula kinerja guru. Demikian juga sebaliknya semakin rendah fungsi managerial kepala sekolah semakin rendah pula kinerja guru. Dengan kontribusi pengaruh fungsi managerial kepala sekolah sebesar 68% terhadap kinerja guru.

Terkait dengan kontribusi Pengaruh fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja guru, diperoleh hasil penelitian yaitu, hubungan fungsi managerial kepala sekolah dengan kinerja guru adalah sebesar 0,92 dan termasuk pada hubungan yang sedang. Hasil analisis juga meunjukan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,680 berarti bahwa kontribusi fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja guru adalah 68%. Angka ini menunjukan bahwa fungsi managerial kepala sekolah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kinerja guru.

Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono (2008), Upaya meningkatkan fungsi managerial kepala sekolah dengan peran organisasi dan peranan pengawas sekolah. Kesimpulan hasil penelitian tersebut sebagai berikut Besarnya pengaruh atau kontribusi variabel peranan pengawas sekolah terhadap variabel fungsi managerial kepala sekolah sebesar 65%, Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan peran organisasi terhadap fungsi managerial kepala sekolah. Besarnya pengaruh atau kontribusi variabel peranan pengawas sekolah terhadap variabel motivasi guru sebesar 61%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan peranan pengawas sekolah terhadap fungsi managerial kepala sekolah. Besarnya pengaruh atau kontribusi variabel peran organisasi dan peranan pengawas sekolah secara bersama-sama terhadap variabel fungsi managerial kepala sekolah sebesar 70%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan peran organisasi dan peranan pengawas sekolah secara bersama-sama terhadap fungsi managerial kepala sekolah.

P E N U T U P

Simpulan

Dari penelitian tentang pengaruh Pengaruh fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja guru yang telah dilakukan di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dan hasil analisa yang diuraikan pada Bab IV, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Ada pengaruh positif dan signifikan Pengaruh fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh Pengaruh fungsi managerial kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD Negeri Bejilor 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Nilai probabilitas sebesar 0,01 < 0,05, dengan demikian hipotesis (H1) yang menyatakan fungsi managerial kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru terbukti benar. Hal ini berarti bahwa fungsi managerial kepala sekolah yang baik akan berdampak pada kinerja guru.

Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa seluruh guru melalui fungsi managerial kepala sekolah ini menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya. Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan fungsi managerial kepala sekolah bermanfaat dan dapat membantu guru untuk lebih mudah memahami konsep kinerja guru sehingga peningkatan fungsi managerial kepala sekolah di sekolah dapat berjalan baik, dan dengan demikian peningkatan capaian mutu sekolah dapat ditingkatkan.

Saran – Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di muka, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat menggambarkan peningkatan fungsi managerial kepala sekolah dengan baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
  2. Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama dengan membaca hasil karya para akhli sehingga tidak ketinggalan dengan daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab bersama memajukan pendidikan
  3. Peranan pengawas sekolah yang baik mempunyai pengaruh yang besar terhadap fungsi managerial kepala sekolah, karena peranan pengawas sekolah perlu ditingkatkan dan diperbaiki oleh pihak yang bersangkutan.
  4. fungsi managerial kepala sekolah yang baik mempunyai pengaruh yang besar terhadap tujuan pendidikan. Oleh karena itu perlu berbagai hal untuk meningkatkan fungsi managerial kepala sekolah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Arif, 2015, Pendidikan Posmodernisasi, Jakarta:Bumi Aksara

Arikunto, S. 2009. Manajemenn Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto 2010, Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah, Jakarta: PT Gava Media.

Daryanto, 2007, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Davis, Keith. 2000. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud Dirjen Dikdasmen 1996/1997. Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah.

Depdiknas, 2008, Kamus besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Direktorat Profesi Pendidik Direktoral Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008.Standar operasional kelompok kerja guru (KKG) musawarah guruamata pelajaran (MGMP).

  1. Mulyasa, 2008, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Eisuke Saito, Ibrohim, Kuboki Isamu. 2009. Development of school-based in-service training under the Indonesian Mathematicsand Science Teacher Education Project. journal of Improving Schools© SAGE PublicationsVolume 9 Number 1 March 2006 47–59.

Ghozali, 2011, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamzah U 2008, Teori Motvasi dan Pengukuranya, Jakarta: PT Gava Media.

Handoko, 2007, Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:BPFE

Haryanti, SS, dan Sapuan. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Komunikasi, Tingkat Pendidikan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Smp Negeri 2 Giritontro Kabupaten Wonogiri”. STIE AUB Surakarta.

Heckhausen, 2008, Motivation and Action, New York: Cambridge University Press.

Hery P, 2015.Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi etrhadap Kinerja Kepala SD Negeri Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana, Universitas PGRI Semarang, 2015.