PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI GURU DI SD N BUTUH 02 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

 

Suhartatik

Sekolah Dasar Negeri Butuh 02

UPTD Kecamatan Tengaran Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga

Pemerintah Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan SDM yang unggul. Dunia pendidikan yang utama adalah sekolah. Sekolah merupakan salah satu lembaga alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga tentunya memiliki visi, misi, tujuan dan fungsi. Pendidikan saat ini masih dalam kondisi rendah maka dari itu perlu adanya perbaikan dan pembangunan pendidikan. Dalam rangka perbaikan dan pembangunan mutu pendidikan perlu adanya sarana prasarana yang mendukung. Sehingga motivasi berprestasi guru menjadi lebih baik. Hal ini akan menyebabkan tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan diadakan Penelitian Penelitian Tindakan Sekolah (PTS )ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Nilai probabilitas sebesar 0,01 < 0,05, dengan demikian hipotesis (H1) yang menyatakan ketersediaan sarana prasarana mempengaruhi motivasi berprestasi guru terbukti benar. Hal ini berarti bahwa ketersediaan sarana prasarana yang baik akan berdampak pada motivasi berprestasi guru. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa Pengaruh ketersediaan sarana prasarana dapat mempengaruhi Motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Kata Kunci: Ketersediaan sarana prasarana, motivasi berprestasi guru.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan SDM yang unggul. Dunia pendidikan yang utama adalah sekolah. Sekolah merupakan salah satu lembaga alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga tentunya memiliki visi, misi, tujuan dan fungsi. Pendidikan saat ini masih dalam kondisi rendah maka dari itu perlu adanya perbaikan dan pembangunan pendidikan.

Pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas telah dilaksanakan mulai berbagai upaya seperti pengembangan dan perbaikan kurikulum, sistem evaluasi, pengembangan bahan ajar, pelatihan guru, dan usaha lain. Upaya pembangunan pendidikan ini merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasi system pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui pembangunan pendidikan, guru harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan. Pada kenyataannya berbagai upaya itu belum membawa dampak yang maksimal, termasuk dalam hal ini belum berhasil meningkatkan profesionalisme guru sehingga sangat berdampak kepada prestasi siswa.

Melihat kondisi tersebut peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar menjadi fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan Sekolah Dasar sebagai satuan pendidikan formal pertama mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan sikap, kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan masyarakat. Hal ini dikarenakan pendidikan menyangkut kepentingan semua orang dan bukan menyangkut investasi kondisi kehidupan di masa yang akan datang. Itulah sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas guru sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal. Bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah, guru merupakan unsur yang sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan pendidikan selain unsur siswa dan fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya. Individu biasanya memiliki kondisi internal yang turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari -hari, salah satu kondisi internal tersebut adalah motivasi. Perlu pemahaman yang mendalam tentang konsep motivasi itu sendiri, dimana motivasi berasal dari kata motif yang berartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat

Sementara itu motivasi berprestasi guru adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakkan guru agar perilaku mereka dapat di arahkan pada upaya-upaya yang nyata untuk mencapai prestasi yang telah ditetapkan Santrork (2014: 103).

Sarana dan prasarana juga berdampak pada Motivasi berprestasi guru. Sarana prasarana sekolah dapat didefinisikan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat dapat di kelompokan menjadi sarana pendidikan dan prasarana pendidikan.

Dari pengamatan di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang menunjukkan ketersediaan sarana prasarana yang masih rendah,hal tersebut perlu diperbaiki sehingga berdampak pada optimalnya motivasi berprestasi guru guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti berencana untuk mengembangkan ketersediaan sarana prasarana sehingga berpengaruh bagi motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Pengembangan hal ini diharapkan mampu membantu mengatasi kesulitan guru, sehingga guru dapat menjalankan fungsinya dapat tercapai dengan baik.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah ketersediaan sarana prasarana berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis informasi empiric tentang ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, melalui studi kolerasi antara ketersediaan sarana prasarana sebagai variabel bebas. Sedangkan motivasi berprestasi guru sebagai variable terikat.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan analisis tentang: Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi pada konsep variabel-variabel adanya pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap Motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
  2. Memberikan wacana atau tambahan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan kebijakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna meningkatkan pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

LANDASAN TEORI

Ketersediaan Sarana Prasarana

Lembaga pendidikan yaitu sekolah memegang peranan penting dalam menentukan sarana dan prasarana pe0belajaran yang ditetapkan. Oleh sebab itu, dalam menentukan sarana dan prasarana pembelajaran (pendidikan) perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Perencanaan pengadaan barang harus dipandang sebagai bagian integram dari usaha peningkatan kualitas proses belajar mengajar.
  2. Perencanaan harus jelas. Kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada:
  • Tujuan dan sarana atau target yang harus dicapai
  • Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan.
  • Petugas pelaksanaan, missal guru, karyawan.
  • Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
  • Kapan dan dimana kegiatan dilaksanakan
  • Dapat dilaksanakan dengan jelas,terprogram, sistematis, sederhana, luwes, fleksibel.
  1. Rencana harus sistematis dan terpadu.
  2. Rencana harus menunjukan unsure-unsur insani yang baik atupun non-insani sebagai komponen yang berhubungan satu sama lainnya bekerja sama mencapai tujuan, target, kesesuaian yang telah ditetapkan sebelumnya.
  3. Memiliki struktur berdasarkan analisis
  4. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama pihak perencana.
  5. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan
  6. Situasi dan kondisi yang tidak disangka-sangka.
  7. Dapat dilaksanakan dan berkelanjutan.
  8. Menunjukan skala prioritas.
  9. Mengadakan sarana dan prasarana pendidikan yang disesuaikan dengan plafon anggaran.

Pengertian Motivasi Berprestasi Guru

Menurut Uno (2014:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menngerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dalam dirinya. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Menurut Clelland (2009:36) pengertian motivasi berprestasi didefinisikan sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri. Lindgren (2010:162) mengemukakan hal senada bahwa motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan yang ada pada seseorang sehubungan dengan prestasi, yaitu menguasai, memanipulasi serat mengatur lingungan sosial maupun fisik, mengatasi segala rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk melebihi hasil kerja yang lampau, serta mengungguli hasil kerja yang lain Senada dengan pendapat di atas, Santrork (2008:74) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.

Menurut Heckhausen (2008:216) motivasi berprestasi diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan atau melakukan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas dan suatu ukuran keunggulan tersebut digunakan sebagai pembanding, meskipun dalam usaha melakukan aktivitas tersebut ada dua kemungkinan yakni gagal atau berhasil. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan motif yang mendorong individu untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan (standard of excellence). Ukuran keunggulan digunakan untuk standar keunggulan prestasi dicapai sendiri sebelumnya dan layak seperti dalam suatu kompetisi.

Clelland (2009:154) mengemukakan bahwa ada 6 karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu:1) Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan, yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas dengan hasil yang sebaik-baiknya, 2) Bertangung jawab, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicita- citakan berhasil tercapai, 3) Evaluatif, yaitu menggunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif guna mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa, melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil, 4) Mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas kemampuan yang dimilikinya, 5) Kreatif dan inovatif, yaitu mampu mencari peluang-peluang dan menggunakan kesempatan untuk dapat menunjukkan potensinya, 6) Menyukai tantangan, yaitu senang akan kegiatan-kegiatan yang bersifat prestatif dan kompetitif.

Dalam penelitian ini menggunakan motivasi Maslow (2013:123) yaitu kebutuhan Fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan pengharapan dan kebutuhan aktualisasi diri, Adapun jenis-jenis motivasi adalah: motivasi Internal adalah motivasi yang timbul karena adanya kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang dan motivasi eksternal adalah motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekuatan dari luar individu Yang mempengaruhi factor-faktor intern yang dikendalikan oleh pimpinan yang meliputi: Gaji, lingkungan sekolah, disiplin kerja, penghargaan dan lainnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kab. Semarang tempat peneliti bertugas sebagai kepala sekolah tahun pelajaran 2018-2019.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka-angka dan pengolahannya menggunakan metode statistik yang digunakan lalu diinterpretasikan.Tujuan dipilihnya pendekatan kuantitatif mengacu pada pendapat Sudarsono (2006) yaitu menggambarkan suatu gejala secara kuantitatif dengan sajian skorrerata, penyimpangan, grafik dan lain-lain, serta membuat prediksi dan estimasi berdasarkan hasil analisis dan model yang telah ditetapkan.

Setting Penelitian

  1. PTS dilakukan di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Semarang tahun pelajaran 2018-2019.
  2. Jumlah guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Semarang yang diteliti terdiri dari 8 guru yaitu 6 guru kelas dan 2 guru mata pelajaran.

Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah bersifat primer dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Dalam penelitian ini data primer yang ingin digali berupa angket yang meliputi angket tentang: ketersediaan sarana prasarana dan motivasi berprestasi guru.

Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data interval, yang digunakan dalam angka-angka mulai dari skala yang terkecil sampai dengan terbesar. Data sekunder adalah data peneliti yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Adapun data sekunder dalam penelitian ini berupa register buku laporan, uraian jawaban.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan Dalam penelitian ini adalah studi angket. Angket yaitu suatu metode penelitian menyusun daftar pertanyaan secara tertulis yang kemudian dibagikan kepada para responden untuk memperoleh data berhubungan dengan kegiatan penelitian.

Alasan digunakan angket sebagai metode utama dalam penelitian ini yaitu biaya relative murah, waktu untuk mendapatkan data singkat, dan dapat dilakukan terhadap subjek dengan jumlah besar.

Uji Kelayakan Instrumen

Untuk memperoleh data penelitian diperluakan suatu alat pengambil data yang dinamakan instrument penelitian. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah angket yang berisi butir pernyataan yang mengukapkan keadaan reponden.

Angket yang berisi pertanyaan keadaan ktersediaan sarana prasarana, dan motivasi berprestasi diberikan kepada guru. Dalam penelitian ini angket yang digunakan berdasarkan indicator masing-masing variable. Menggunakan skala linkert yang berisi 4 pilihan jawaban.

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik penelitian adalah digunakannya alat dalam mengukur maupun dalam mengumpulkan data. Pengukuran adalah suatu usaha untuk memberikan penggambaran suatu hubungan.

Dalam penelitian ini digunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif atau tidak antara ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, karena variabel yang diukur adalah skala ordinal yang mana skala ordinal adalah suatu skala di mana penomoran objek disusun menurut besarnya, dari tingkat tinggi ke rendah atau sebaliknya dengan jarak yang tidak harus banyak.

Uji Validitas

Merupakan langkah penganalisaan dengan menggunakan teknik-teknik perhitungan statistik, sehingga kevaliditasan indikator terhadap variabel dapat diuji. Dalam pengujian validitas dengan menggunakan korelasi product moment Arikunto (2009).

Validitas akan ditentukan oleh besarnya koefesien korelasi antara skor indicator dengan skor tabel variabel yang bersangkutan. Bila hasil koefesien indicator ( r ) sama dengan atau > r tabel dari product moment maka dapat dikatakan valid, dan sebaliknya apabila r table dari product moment maka indikator dikatakan tidak valid dan indikator tersebut tidak dapat dipergunakan untuk analisa berikutnya.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. (Arikunto 2006). Dalam penelitian ini uji reliabilitas penelitian menggunakan Cronbach Alpha, karena uji reliabilitas yang dilakukan adalah reliabilitas internal (Setiawan 2004).

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut disajikan rencanakan kegiatan penelitian yang dilaksanakan mulai tanggal, 11 Februari 2019 s.d 23 Maret 2019 ( 6 Minggu efektif ).

Terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval dengan kategori tidak memenuhi dan cukup memenuhi yaitu pada interval 10-17 dan 18-24, dengan frekuensi sebanyak 0 responden (0%). Sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval dengan kategori sangat memenuhi yaiitu pada interval 33-40 dengan frekuensi sebanyak 5 responden (67,5%).

Motivasi Berprestasi Guru

Terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval dengan kategori tidak baik dan cukup baik yaitu pada interval 10-17 dan 18-24, dengan frekuensi sebanyak 0 responden (0%). Sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval dengan kategori baik yaitu pada interval 25-32 dengan frekuensi sebanyak 6 responden (75%).

Hasil Uji Instrumen

Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dapat mengukur suatu konstruk. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode analisis faktor dengan kriteria:

  • Apabila KMO > 0,5 maka kecukupan sampel terpenuhi
  • Apabila loading factor > 0,4 maka validitas indikator valid.

Penghitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Nilai loading factor yang berada diatas 0,4 menunjukkan sebagai indikator yang valid. Nilai Kaiser Mayer Olkin (KMO) yang lebih besar dari 0,5 menunjukkan kecukupan sampel terpenuhi dalam membentuk suatu faktor. Hasil pengujian validitas dapat dilihat sebagai berikut:

Variabel Ketersediaan sarana prasarana

Berdasarkan komponen matrik pada tabel 4.3 maka hasilnya menunjukkan bahwa 10 item dalam variabel ketersediaan sarana prasarana terdapat 10 indikator dinyatakan valid karena memiliki loading factor yang disyaratkan yaitu lebih dari 0,361.

 

 

Variabel Motivasi berprestasi Guru

Berdasarkan komponen matrik pada tabel 4.4 maka hasilnya menunjukkan bahwa 10 item dalam variabel motivasi berprestasi guru terdapat 10 indikator dinyatakan valid karena semua item memiliki nilai loading factor yang disyaratkan yaitu lebih dari 0,361 .

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat pengukur dapat digunakan lagi pada penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (Cronbach Alpha). Dalam penelitian ini, untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan tool SPSS for Windows Relase 16. Kriteria pengujian reliable adalah sebagai berikut:

  • Alpha > 0,7 konstruk (variable) reliabel.
  • Alpha ≤ 0,7 konstruk (variable) tidak reliabel.

 Hasil pengujian reliabilitas konstruk variabel-variabel ketersediaan sarana prasarana, dan motivasi berprestasi guru yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai alpha yang lebih besar dari 0,70. Hal ini berarti bahwa konstruk variabel-variabel tersebut adalah reliabel.

Analisis Data

Analisis Regresi

Analisis ini digunakan dan dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variable ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guruadalah

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variable bebas berpengaruh terhadap variable terikat. Dari hasil uji regresi linear sederhana diperoleh nilai F sebesar 1145 dan nilai probabilitas sebesar 0,00 < 0,05, artinya H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Analisis koefisien

Diperoleh nilai konstanta 46485 dan koefisien X 0,357 sehingga didapatkan persamaan linear sederhana adalah Y = 46,485+ 0,357X+e

Persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Ketersediaan sarana prasarana tanpa motivasi berprestasi guru telah ada koefisien regresi sebesar 46,485
  2. Apabila Ketersediaan sarana prasarana meningkat sebesar satu satuan atau satu tingkat, maka akan meningkatkan terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
  3. Variable Ketersediaan sarana prasarana Sekolah mempunyai t sebesar 4.050 dengan nilai probabilitas 0,00 < 0,05 maka berarti Ketersediaan sarana prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatkan motivasi berprestasi gurudi SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Analisis Determinan

Hasil analisis determinan peranan pengawas sekolah terhadap ketersediaan sarana prasarana adalah seperti Tabel berikut:

Berdasarkan hasil analisis menunjukan R adalah 0,400 berarti variable yang dipilih pada variable bebas (ketersediaan sarana prasarana) dapat menerangkan variasi variable terikat (motivasi berprestasi guru) dengan kontribusi 80% sedangkan sisanya dipengaruhi variable lain.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Nilai probabilitas sebesar 0,01 < 0,05, dengan demikian hipotesis (H1) yang menyatakan ketersediaan sarana prasarana mempengaruhi motivasi berprestasi guru terbukti benar. Hal ini berarti bahwa ketersediaan sarana prasarana yang baik akan berdampak pada motivasi berprestasi guru.

Berhasilkan hasil uji kolerasi diketahui bahwa ketersediaan sarana prasarana mempunyai sumbangsih 0,92 kali satuan dan positif, artinya semakin tinggi Pengaruh ketersediaan sarana prasarana maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi guru. Demikian juga sebaliknya semakin rendah ketersediaan sarana prasarana semakin rendah pula motivasi berprestasi guru. Dengan kontribusi pengaruh ketersediaan sarana prasarana sebesar 80% terhadap motivasi berprestasi guru.

Terkait dengan kontribusi Pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru, diperoleh hasil penelitian yaitu, hubungan ketersediaan sarana prasarana dengan motivasi berprestasi guru adalah sebesar 0,92 dan termasuk pada hubungan yang sedang. Hasil analisis juga meunjukan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,800 berarti bahwa kontribusi ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guruadalah 80%. Angka ini menunjukan bahwa ketersediaan sarana prasarana memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap motivasi berprestasi guru.

Hasil penelitian ini sesuai penelitian yang dilakukan sebelumnya yang dilakukan oleh Suryono (2008), Upaya meningkatkan ketersediaan sarana prasarana dengan peran organisasi dan peranan pengawas sekolah. Kesimpulan hasil penelitian tersebut sebagai berikut Besarnya pengaruh atau kontribusi variabel peranan pengawas sekolah terhadap variabel ketersediaan sarana prasarana sebesar 65%, Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan peran organisasi terhadap ketersediaan sarana prasarana. Besarnya pengaruh atau kontribusi variabel peranan pengawas sekolah terhadap variabel motivasi guru sebesar 61%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan peranan pengawas sekolah terhadap ketersediaan sarana prasarana. Besarnya pengaruh atau kontribusi variabel peran organisasi dan peranan pengawas sekolah secara bersama-sama terhadap variabel ketersediaan sarana prasarana sebesar 70%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan peran organisasi dan peranan pengawas sekolah secara bersama-sama terhadap ketersediaan sarana prasarana.

 

P E N U T U P

Simpulan

Dari penelitian tentang pengaruh Pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru yang telah dilakukan di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dan hasil analisa yang diuraikan pada Bab IV, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Ada pengaruh positif dan signifikan Pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh Pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap motivasi berprestasi guru di SD Negeri Butuh 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Nilai probabilitas sebesar 0,01 < 0,05, dengan demikian hipotesis (H1) yang menyatakan ketersediaan sarana prasarana mempengaruhi motivasi berprestasi guru terbukti benar. Hal ini berarti bahwa ketersediaan sarana prasarana yang baik akan berdampak pada motivasi berprestasi guru.

Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa seluruh guru melalui ketersediaan sarana prasarana ini menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya. Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan ketersediaan sarana prasarana bermanfaat dan dapat membantu guru untuk lebih mudah memahami konsep motivasi berprestasi guru sehingga peningkatan ketersediaan sarana prasarana di sekolah dapat berjalan baik, dan dengan demikian peningkatan capaian mutu sekolah dapat ditingkatkan.

Saran – Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di muka, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat menggambarkan peningkatan ketersediaan sarana prasarana dengan baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
  2. Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama dengan membaca hasil karya para akhli sehingga tidak ketinggalan dengan daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab bersama memajukan pendidikan
  3. Ketersediaan sarana prasarana sekolah yang baik mempunyai pengaruh yang besar terhadap motivasi berprestasi guru, Ketersediaan sarana prasarana perlu ditingkatkan dan diperbaiki oleh pihak yang bersangkutan.
  4. ketersediaan sarana prasarana yang baik mempunyai pengaruh yang besar terhadap tujuan pendidikan. Oleh karena itu perlu berbagai hal untuk meningkatkan ketersediaan sarana prasarana.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, 2015, Pendidikan Posmodernisasi, Jakarta:Bumi Aksara

Arikunto, S. 2009. Manajemenn Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto 2010, Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah, Jakarta: PT Gava Media.

Daryanto, 2007, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Davis, Keith. 2000. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud Dirjen Dikdasmen 1996/1997. Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah.

Depdiknas, 2008, Kamus besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Direktorat Profesi Pendidik Direktoral Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008.Standar operasional kelompok kerja guru (KKG) musawarah guruamata pelajaran (MGMP).

  1. Mulyasa, 2008, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Eisuke Saito, Ibrohim, Kuboki Isamu. 2009. Development of school-based in-service training under the Indonesian Mathematicsand Science Teacher Education Project. journal of Improving Schools© SAGE PublicationsVolume 9 Number 1 March 2006 47–59.

Ghozali, 2011, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamzah U 2008, Teori Motvasi dan Pengukuranya, Jakarta: PT Gava Media.

Handoko, 2007, Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:BPFE

Haryanti, SS, dan Sapuan. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Komunikasi, Tingkat Pendidikan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Smp Negeri 2 Giritontro Kabupaten Wonogiri”. STIE AUB Surakarta.

Heckhausen, 2008, Motivation and Action, New York: Cambridge University Press.

Hery P, 2015.Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi etrhadap Kinerja Kepala SD Negeri Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana, Universitas PGRI Semarang, 2015.

Lindgren, 2009, “Antagonistic activities of lactic acid bacteria in food and fermentation”. FEMS microbial

Mangkunegoro, AP, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Maslow, 2013, Teori Hakiki Manusia, Jakarta:Gramedia

McClelland, 2009, Entrepreneur Behavior and Characteristics of Entrepreneurs.The Achieving Society.

Nur K, 2014. Pengaruh Motivasi Kerja dan Diklat Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD di Gugus Jenderal Sudirman UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Sragi Kabupaten Pekalongan, Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana, Universitas PGRI Semarang, 2014

Prasetyo, 2015, Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi terhadap Motivasi Berprestasi Guru di Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, Semarang: Universitas Negeri semarang

Robbins, 2009, Perilaku Organisasi, Jakarta:Salemba Empat

Sagala, 2016 , Memahami Organisasi Pendidikan, Jakarta: Prendamedia Grup

Santrok, 2014, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Salemba Humanika

Sardiman 2014, Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar, Depok: Kharisma Putra Utama

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Sukmandari, 2012, Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Partisipasi guru dalam MGMP terhadap kompetensi professional guru matematika dikabupaten Jepara, Semarang: Universitas Negeri Semarang

Sumaryadi. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijkan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra Utama

Sunarso, 2009, Peran Partisipasi KKG Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di Kecamatan Kismantoro, Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Suryono, 2008, Upaya Meningkatkan Motivasi Guru Dengan Peran Organisasi dan Budaya Sekolah, Yogyakarta ; Universitas Negeri Yogyakarta

Ujiono.S. 2008. Peningkatan Profesionalitas Guru melalui Revitalisasi KelompokKerja Guru (KKG) di Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008. Diambil tanggal 28 Mei 2008: http://pasca.uns.ac.id/?p=69.

Umar, H, 2009. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Uno, 2014, Teori Motivasi dan Pengukuranya, Jakarta:Bumi Aksara

Zamroni, 2011, Pendidikan Demokrasi pada Masyarakat Multikultural. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama