Pengaruh Model Pembelajaran Inside Outside Circle Terhadap Hasil Belajar
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
SD NEGERI TLOGOSARI KULON 01 SEMARANG
Widya Ayu Ramadhani
Henry Januar S.
Veryliana Purnamasari
PGSD, FIP, Universitas PGRI Semarang
ABSTRACT
The background of this research was a low result of learning grade VB SDN Tlogosari Kulon 01 Semarang, this is because of thematic learning, teachers do not use attractive learning models during the learning process. So in this study the problem was that the student is not only listening to the teacher’s explanation and noting only the lesson material. Teachers still use conventional models (talks) and seldom apply attractive learning models. This research is a quantitative study using a Pre-Experimental Design with the from of One Group Pretest-Posttest. The population in this study is the entire class of VB SDN Tlogosari Kulon 01 Semarang composed of 30 students. The results in this study are derived from Pretest and Posttest values. The result is that thitung = 11,575 by ttabel = 2,042 and so thitung > ttabel could be deduced that there is an increase in the result of students’ studies.
Keywords: a student’s learning, IOC.
PENDAHULUAN
Pendidikan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat (1) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional mempunyai tujuan yang jelas, seperti yang dicantumkan pada undang-undang pendidikan bahwa Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Fuad Ihsan, 2011:115).
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu Rusman (2017:76). Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 16 November 2018 dengan guru kelas V Bapak Susilo di SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang, menunjukkan bahwa siswa pasif mendengarkan penjelasan dari guru dan hanya mencatat materi pelajarannya saja. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran masih kurang. Guru masih menggunakan model konvensional (ceramah) dan jarang menerapkan model-model pembelajaran yang menarik sehingga ada beberapa siswa yang sering merasa bosan, mengingat bahwa pembelajaran tematik sulit sehingga siswa juga sering merasa bosan dan malas. Guru menggunakan model dan media hanya diwaktu atau event tertentu. Kemampuan siswa dalam menangkap materi masih sangat sulit. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah di SD Negeri Tlogosari Kulon 01 adalah 70. Jumlah siswa kelas VB 30 siswa dengan ketentuan Perempuan 20 anak dan Laki-laki 10 anak. Ada beberapa siswa yang tidak tuntas di materi sebelumnya dan belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu menggunakan strategi atau model pembelajaran yang menarik.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Joyce & Weil dalam Rusman., 2017: 206 & 207).
Model-model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Model dan media sangat berperan penting dalam pelaksanaan, maka dari itu model pembelajaran Inside Outside Circle merupakan salah satu cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual. Model Pembelajaran Inside Outside Circle adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur (Ngalimun, 2014: 173). Model pembelajaran ini diharapkan mampu menarik minat siswa untuk belajar karena siswa diajak langsung untuk mencari dan menyampaikan informasi bersama kelompok dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menetapkan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang”.
KAJIAN PUSTAKA
Kondisi awal yang ditemukan saat observasi menunjukkan bahwa: model pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran di kelas V SDN Tlogosari Kulon 01 Semarang guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional (ceramah) sehingga menyebabkan siswa kurang dalam memahami dan menguasai materi. Dampaknya hasil belajar siswa rendah yaitu di bawah KKM yang ditetapkan di SDN Tlogosari Kulon 01 Semarang adalah 70, oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan memberikan perlakuan dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang disebut model pembelajaran Inside Outside Circle. Model tersebut dapat memberikan manfaat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan memaknai pelajaran yang diberikan sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat meningkat secara optimal, model pembelajaran ini dapat membangun sifat kerja sama antar siswa dan mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Kd Megawati, I Nym Murda, Pt Nanci Riastini (2014) dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle (IOC)Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2013/2014 Di Gugus VII Kecamatan Sawan”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di Gugus VII Kecamatan Sawan tahun pelajaran 2013/2014. Sampel penelitian ini diambil dengan simple random sampling dengan teknik undian. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode tes dan instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar berupa pilihan ganda, yang berjumlah 30. Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t) polled varians. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 19,44 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 15,40. Selain itu, analisis data menggunakan uji-t diperoleh thitung = 14,49 lebih besar dibandingkan dengan ttabel = 2,007 pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif Inside Outside Circle (IOC) berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif IPA siswa kelas V tahun pelajaran 2013/2014 di Gugus VII Kecamatan Sawan.
Penerapan model pembelajaran Inside Outside Circle diharapkan siswa menjadi lebih semangat dan tidak merasa bosan. Setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle selesai, tahap akhir yaitu siswa diberikan Posttest untuk mengetahui peningkatan hasil belajarnya.Apabila setelah diterapkan model pembelajaran Inside Outside Circle hasil belajar siswa meningkat, artinya model pembelajaran Inside Outside Circle berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Sugiyono (2016: 96) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:Penerapan Model Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang Tahun Ajaran 2018/2019.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogosari Kulon 01 yang terletak di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 dengan materi pembelajaran pada tema 8 Sub Tema 1 kelas V. Kerlinger menyatakan bahwa variable adalah konstrak atau sifat yang akan dipelajari. Variable dalam penelitian ini yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik pada tema 8 Sub Tema 1 di SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen. Penerapan dari metode penelitian ini digunakan untuk mencari penerapan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang.
Desain eksperimen pada penelitian ini adalah Pre-Experimental Designsdengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design. Metode penelitian ini digunakan untuk menerapkan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) pada hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang.
Berdasarkan desain penelitian diatas, terdapat satu kelas yang diberi soal pada awal pembelajaran berupa soal Pretest. Soal Pretest diberikan sebelum pembelajaran. Setelah selesai diberikan soal Pretest, kemudian siswa diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC). Setelah diberi perlakuan, pada tahap akhir pembelajaran siswa diberi soal Posttest.
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tlogosari Kulon 01 berjumlah 30 siswa. Penelitian ini menggunakan tenik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, yaitu seluruh kelas V dengan jumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.
Menurut Sugiyono (2016: 207), analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan yaitu dengan cara menghitung uji normalitas, uji t, uji ketuntasan belajar klasikal, uji N-Gain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini diperoleh data berupa nilai hasil belajar sebelum diberikan perlakuan (prestest) dan setelah diberikan perlakuan (posttest). Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang. Jumlah siswa kelas VB SDN Tlogosari Kulon 01 Semarang ini berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan. Karakteristik siswa yang ada di kelas VB SDN Tlogosari Kulon 01 Semarang berbeda-beda ketika proses pembelajaran. Ada siswa yang memperhatikan saat guru mengajar, ada siswa yang aktif bertanya, ada siswa yang terlihat malu, ada siswa yang diam, dan ada siswa yang membuat gaduh.
Pembelajaran awal dilakukan dengan memberikan soal pretest pada siswa, soal pretest diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC). Pada pembelajaran akhir maka siswa akan diberikan soal posttest, soal posttest diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran Inside Outside Circle(IOC). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VB SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang. Penelitian ini menggunakan desain Pre-Experimental Designs dengan bentuk One-Group Pretest-Posttest Design.
Untuk menentukan soal pretest dan posttest ini dilakukan terlebih dahulu uji coba soal instrument.Uji coba soal yang digunakan berjumlah 50 butir soal pilihan ganda. Setelah dilakukan uji coba soal data hasil uji coba instrument tersebut di uji melalui 4 tahap yaitu uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Terdapat 20 butir soal yang dipakai.Dari soal yang dipakai tersebut kemudian dibuat soal pretest dan posttest. Berikut data nilai pretest dan posttest yang disajikan dalam bentuk tabel:
Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest
Jenis Test | Nilai Tertinggi | Nilai Terendah | Rata-rata |
Pretest | 90 | 45 | 66,5 |
Posttest | 95 | 65 | 81,17 |
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa pada nilai pretest diperoleh nilai terendah 45, nilai tertingginya yaitu 90, dan rata-rata kelas yaitu 66,5. Sedangkan pada nilai posttest diperoleh nilai terendah 65, nilai tertinggi yaitu 95, dan rata-rata kelas yaitu 81,17. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pada pretest masih rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC).
Penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest siswa yang selanjutnya dilakukan uji-t untuk mengetahui bahwa thitung> ttabel. Dalam penelitian ini diperoleh yaitu 11,575 > 2,042 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga kesimpulannya bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui pretest dan posttest dilakukan uji-Gain.
Analisis data awal didapat dari nilai pretest, sebagai tolak ukur penilaian hasil belajar siswa untuk analisis pertama ini menggunakan uji normalitas awal, dengan menggunakan nilai pretest yang belum diberi perlakuan dengan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) pada kelas VB SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang.
Daftar Uji Normalitas Pretest
Kelas | Ltabel | L0 | Keterangan |
VB | 0,161 | 0,093 | Normal |
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan hasil uji normalitas dari perhitungan pretest diperoleh L0 = 0,093 dengan n = 30 dan taraf nyata α = 0,05 dari daftar nilai kritis L didapat Ltabel = 0,161. Karena L0< Ltabel yaitu 0,093 < 0,161 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Analisis data akhir didapat dari nilai posttest, sebagai tolak ukur penelitian hasil belajar siswa untuk analisis kedua ini menggunakan uji normalitas akhir, dengan menggunakan nilai posttest yang sudah diberi model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) pada siswa kelas V SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang. Kiteria dalam uji normalitas dengan uji Lilliefors, apabila L0< Ltabel maka sampel berasal dari data berdistribusi normal dan apabila L0> Ltabel maka sampel berasal dari data berdistribusi tidak normal. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh data sebagai berikut:
Daftar Uji Normalitas Posttest
Kelas | Ltabel | L0 | Keterangan |
VB | 0,161 | 0,129 | Normal |
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan hasil uji normalitas dari perhitungan posttest diperoleh L0 = 0,129 dengan n = 30 dan taraf nyata α = 0,05 dari daftar nilai kritis L didapat Ltabel = 0,161. Karena L0< Ltabel yaitu 0,129 < 0,161 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Perhitungan Uji T
Responden | thitung | ttabel | Keterangan |
30 | 11,576 | 2,042 | H0 ditolak |
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak.Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya perbedaan antara nilai pretest dan posttest. Artinya bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) pada tema 8 subtema 1 pada pembelajaran pertama, kedua, dan ketiga kelas V di SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang. Dalam penelitian ini menggunakan uji ketuntasan individu untuk mengetahui ketuntasan belajar setiap siswa. Data berasal dari data nilai pretest dan juga data nilai posttest.
Rekapitulasi Ketuntasan Individu
Pretest | Posttest | Keterangan |
15 | 29 | TUNTAS |
15 | 1 | TIDAK TUNTAS |
Siswa dinyatakan tuntas apabila siswa mampu menyelesaikan, atau mencapai nilai KKM minimal mendapatkan nilai 70. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa hasil Pretest terdapat 15 siswa yang tuntas dan 15 siswa tidak tuntas. Sedangkan untuk hasil Posttest terdapat 29 siswa yang tuntas dan 1 siswa yang tidak tuntas.
Penelitian ini menggunakan uji ketuntasan klasikal untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Data yang digunakan untuk uji ketuntasan klasikal yaitu data nilai pretest dan juga data nilai posttest. Berikut disajikan tabel ketuntasan belajar klasikal:
Uji Ketuntasan Klasikal
Keterangan | Pretest | Posttest |
Tuntas | 15 | 29 |
Tidak Tuntas | 15 | 1 |
KB | 50% | 97% |
Keterangan | Tidak Tuntas | Tuntas |
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal dari data pretest dan data posttest terdapat perbedaan. Pretest dengan jumlah siswa 30 terdapat 15 siswa yang tuntas dan 15 siswa tidak tuntas sehingga uji ketuntasan klasikal mencapai 50% yang berarti tidak tuntas, sedangkan untuk posttest terdapat 29 siswa tuntas dan hanya 1 siswa tidak tuntas, sehingga uji ketuntasan klasikal mencapai 97% yang berarti tuntas. Suatu kelas dinyatakan ketuntasan belajar jika 80% siswa sudah dapat mencapai ketuntasan minimal yang sudah ditentukan.Sehingga dalam penelitian ini untuk data posttest sudah dapat dinyatakan tuntas karena sudah mencapai lebih dari 80% siswa yang sudah mencapai nilai minimal dari yang sudah ditetapkan.
Perhitungan selanjutnya yaitu Uji N-Gain yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari data yang diperoleh yaitu data nilai pretest dan data nilai posttest. Dari data yang diperoleh terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC), peningkatan hasil belajar siswa tersebut paling tinggi yaitu dengan nilai N-Gain 0,60 (60%) sedangkan hasil belajar siswa yang paling rendah yaitu dengan nilai N-Gain 0,20 (20%), sehingga secara rata-rata keseluruhan diperoleh N-Gain 0,44 (44%) dengan kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar pretest dan posttest siswa.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarangyang dibuktikan dengan adanya ketuntasan belajar siswa yang sudah mencapai 97% dan adanya perbedaan nilai pretest dan posttest. Pretest dengan jumlah siswa 30 terdapat 15 siswa yang tuntas dan 15 siswa tidak tuntas sehingga uji ketuntasan klasikal mencapai 50% yang berarti tidak tuntas, sedangkan untuk posttest terdapat 29 siswa tuntas dan hanya 1 siswa tidak tuntas, sehingga uji ketuntasan klasikal mencapai 97% yang berarti tuntas. Suatu kelas dinyatakan ketuntasan belajar jika 80% siswa sudah dapat mencapai ketuntasan minimal yang sudah ditentukan. Sehingga dalam penelitian ini untuk data posttest sudah dapat dinyatakan tuntas karena sudah mencapai lebih dari 80% siswa yang sudah mencapai nilai minimal dari yang sudah ditetapkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 80% dengan menerapkan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) pada tema 8 subtema 1 pada pembelajaran pertama, kedua, dan ketiga kelas VB SD Negeri Tlogosari Kulon 01 Semarang. Dalam penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC), penelitian ini menggunakan uji-t, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Dari data ketuntasan belajar individu diperoleh 1 siswa yang tidak tuntas dan 29 siswa tuntas, ketuntasan belajar individu didapatkan dari data nilai posttest.Untuk ketuntasan belajar klasikal diperoleh 97% maka hasil belajar dinyatakan tuntas secara klasikal. Untuk Uji t diperoleh thitung = 11,576 dengan n = 30 dari daftar ttabel didapat ttabel = 2,042 karena thitung > ttabel yaitu 11,576 > 2,042 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) dan ketuntasan belajar siswa mencapai 97%.
Uji N-Gain yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari data yang diperoleh yaitu data nilai pretest dan data nilai posttest. Dari data yang diperoleh terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC), peningkatan hasil belajar siswa tersebut paling tinggi yaitu dengan nilai N-Gain 0,60 (60%) sedangkan hasil belajar siswa yang paling rendah yaitu dengan nilai N-Gain 0,20 (20%), sehingga secara rata-rata keseluruhan diperoleh N-Gain 0,44 (44%) dengan kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa dan juga adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) dapat menjadi alternatif bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga memberikan variasi baru dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa yang sesuai dengan yang diharapkan, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) dapat digunakan sebagai variasi baru dalam proses belajar mengajar, yaitu pembelajaran yang aktif dan efektif, perlu adanya penelitian lebih lanjut lagi untuk pengembangan dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir dan Hanun Asrohah. 2014. Pembelajaran Tematik, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Arifin, Zainal. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dimyati & Mudjiono. 2010. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Herdianto, Fiky. 2018. “Keefektifan Model Pembelajaran Inside Outside Circle Berbantu Media
Mind Mapping Pada Hasil Belajar Siswa IPS Kelas V SD Negeri Payaman 01 Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus”.Skripsi.FIP.Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Universitas PGRI Semarang.
Ihsan, Fuad. 2011. Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta
Kd Megawati, I Nym Murda, Pt Nanci Riastini. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif.