Pengaruh Pembukaan Bandara Silangit Bagi Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan
PENGARUH PEMBUKAAN BANDARA SILANGIT
BAGI MASYARAKAT KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
Lambok Simamora
SMP Negeri 1 Doloksanggul
Mozes Simatupang
SMP Negeri 1 Pakkat
Parasian J. Hutagaol
SMP Negeri 1 Sijamapolang
Jimmy Aritonang
SMP Negeri 2 Sijamapolang
ABSTRAK
Tercapainya kemakmuran suatu daerah dipengaruhi oleh bertambahnya pendapatan penduduk daerah tersebut. Terbukanya kegiatan ekonomi baru sangat membantu masyarakat setempat untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Humbang Hasundutan mendapatkan berkat dengan dibukanya Bandar Udara Silangit sebagai pintu masuk wisatawan ke daerah Tapanuli. Wisatawan memiliki pilihan untuk berkunjung ke lokasi-lokasi wisata yang jumlahnya sangat banyak di wilayah ini. Kegiatan inilah yang mendorong munculnya kegiatan ekonomi baru seperti usaha wisata yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kata kunci: Bandar Udara, Usaha Wisata, Pendapatan Masyarakat.
Pendahuluan
Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. (H.K Martono, Hukum Penerbangan berdasarkan UURI No. 1 Tahun 2009. Bagian Pertama, Mandar Maju, Bandung 2009. Hal 51)
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah “lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat”. (https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara)
Permasalahan lokasi yang akan diteliti adalah daerah Humbang Hasundutan. Humbang Hasundutan (Humbahas) adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Dibentuk pada 28 Juli 2003, kabupaten ini mempunyai luas sebesar 2.335,33 km² dan beribukota di Dolok Sanggul. Kondisi fisik kabupaten ini berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl. Menurut data tahun Sensus Penduduk 2010 penduduknya berjumlah 171.650 jiwa.
Semboyan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Humbang Hasundutan HEBAT. Kabupaten Humbang Hasundutan dipimpin oleh Bupati Dosmar Banjarnahor dan Saut Parlindungan Simamora sebagai wakil bupati. (https://id.wikipedia.org/wiki/ Kabupaten_Humbang_Hasundutan)
Kabupaten ini dulu adalah bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara. Selama menjadi bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara, daerah Humbang ini merupakan salah satu daerah yang masih cukup tertinggal baik dari segi ekonomi dan juga dari segi pemerintahannya, karena pada masa itu mayoritas penduduknya berpenghasilan dari bertani. Terbitnya Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh pembukaan bandara Silangit terhadap kehidupan ekonomi masyarakat kabupaten Humbang Hasundutan.
Berlian yang belum diasah.
Sejarah pembangunan Bandara Silangit telah dimulai pada masa penjajah Jepang pada tahun 1944. Di tahun 1995, pembangunan kembali dilanjutkan melalui penambahan landas pacu dari 900 meter menjadi 1.400 meter. Dibangun secara bertahap, operasional Bandara Silangit pun diresmikan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sejak Maret 2005. Di era itu, Bandara Silangit telah memiliki runway sepanjang 2.400 m x 30 m. Pada tanggal 18 Januari 2011, Bandar udara Silangit didatangi oleh Presiden RI beserta para rombongan yang menggunakan pesawat Boeing 737-500. Dengan kedatangan Presiden tersebut, dinyatakanlah bahwa Bandara Silangit Sibrong-borong, Tapanuli Utara telah sanggup melayani pesawat sekelas A320, & B737 Next Generation & MAX.
Pada tanggal 24 November 2017, Presiden RepubIik Indonesia Bapak Joko Widodo meresmikan Bandara Internasional Silangit, Siborong-borong, Tapanuli Utara, yang memiliki terminal baru dan dilengkapi sejumlah fasilitas modern penunjang operasional penerbangan.
Sebelumnya, pengembangan Bandara Internasional Silangit yang merupakan bandara utama menuju kawasan Danau Toba, dilakukan secara konsisten sejak tiga tahun terakhir sejalan dengan komitmen pemerintah terhadap ketersediaan dan kesiapan infrastruktur khususnya terkait dengan konektivitas transportasi udara guna lebih memperkenalkan destinasi wisata setempat ke mancanegara.
Adapun dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan “Ledakan baru didunia pariwisata akan ditandai dengan terbukanya gerbang menuju keindahan danau toba yg menyimpan sejarah bumi batak melalui Bandara Internasional Silangit ini. Besar harapannya hal ini akan sejalan dengan peningkatan kemakmuran bagi masyarakat sekitaran Danau Toba, dan juga masyarakat Sumatera Utara”.
Selanjutnya Presiden Joko Widodo juga menyinggung kelanjutan pengembangan Bandara Internasional Silangit yang ditargetkan dapat mengakomodir pesawat berbadan besar selambat-lambatnya pada tahun 2020 mendatang dengan melakukan perpanjangan runway menjadi 3000 meter dan ditunjang dengan pengembangan gedung terminal yg semula memiliki luas 3000 meter persegi menjadi 10.000 meter persegi.
Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki beberapa potensi sumber daya alam di berbagai daerah yang dapat dikembangkan seperti sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, pertam bangan dan energy, irigasi, perindustrian, pariwisata, dan perhubungan. Humbang Hasundutan yang dikenal dengan daerah yang kaya hasil hutannya seperti getah kemenyan dan hasil pertanian seperti kopi dan padi yang menjadi andalan para pedagang untuk datang ke Doloksanggul.
Kabupaten Humbang Hasundutan terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara di jajaran Bukit Barisan pada 2O 13’ – 2O 28’ Lintang Utara dan 98O 10’ – 98O 57’ Bujur Timur dengan keadaan tanah umumnya berbukit dan bergelombang. Luas Kabupaten Humbang Hasundutan adalah 251.765,93 Ha, terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan, 153 (seratus lima puluh tiga) desa dan 1 (satu) kelurahan.
Pertumbuhan ekonomi harus memiliki strategi, dimana strategi ini harus disesuaikan dengan kondisi daerah tersebut. Humbang Hasundutan sektor unggulannya adalah pertanian. Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian kabupaten humbang hasundutan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah hasil kontribusi sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar yakni 57,08%. Disusul sektor perdagangan sebesar 15,12% dan sektor jasa sebesar 14,49%. Oleh sebab itu pertumbuhan pendapatan perkapita masyarakat juga turut naik, dimana kondisi tahun 2009 sebesar Rp 13, 767 juta, 2010 sebesar Rp 14,275 juta, dan tahun 2011 Rp 15, 589 juta (Bandingkan dengan buku Ekonomi Pancasila: Tri Widiarto 2016, hal: 7).
Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani. Komoditas pertanian terbesar adalah kopi dengan luas panen 9.246 Ha dan produksi 6.461 ton (Humbahas Dalam Angka 2007). Perkebunan kopi terdiri dari 48.45% luas lahan pertanian dan perkebunan.Selain kopi, kabupaten ini juga kaya dengan kemenyan. Dengan luas panen 5.235 Ha menghasilkan 1.278 ton. Luas lahan kemenyan mencapai 23,16%. Komoditas lainnya adalah karet, kulit manis, kemikir, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, andaliman dan jagung.
Komoditas pertanian andalan penduduk adalah cabe dengan luas panen 612 Ha menghasilkan 3.086 ton (Humbahas Dalam Angka 2007). Tanaman cabe mencapai 39,97% lahan pertanian. Selain cabe penduduk juga bertanam andaliman, kubis, tomat, kentang, sawi, wortel dan bawang merah.
Di bidang kehutanan, kabupaten Humbang Hasundutan memiliki lahan 159.392 Ha hutan terdiri dari hutan produksi 84.540 Ha; hutan lindung 74.852 Ha. Kawasan hutan terbesar berada di Kecamatan Parlilitan yakni 38,58% dari hutan yang ada di kabupaten ini.
Bandaraku, Harapanku!
Pariwisata sebagai usaha hanya dapat diwujudkan jika dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang matang dimulai dari evaluasi potensi yang ada, termasuk potensi sosial budaya hingga menjadi produk yang dapat dijual kepada wisatawan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah (Tri Widiarto, 2015).
Undang-undang No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dalam pasal 1 butir 5 disebutkan bahwa usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha barang pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan defenisi dasar pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut.
Data kunjungan wisatawan di Kabupaten Humbahas dari tahun 2014-2015. Pada tahun 2014 tamu asing 122 orang, sedangkan tamu asing pada tahun 2015 sebanyak 165. Untuk tamu domestik tahun 2014 sebanyak 28.569 orang dan tahun 2015 terjadi peningkatan dengan jumlah 31.473 wisatawan.
Sedangkan untuk tahun 2016 terjadi peningkatan kunjungan yang signifikan, kendati datanya belum dirinci sehingga sifatnya tidak pasti. Namun estimasi kunjungan di lima unit hotel, dua unit penginapan, dua unit guest house, satu wisma nasional dan home stay di Desa Nagasaribu, Kecamatan Lintongnihuta, kunjungan mencapai 500 orang per bulan.
Peningkatan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Humbahas juga dipengaruhi koneksitas, di mana jarak tempuh dari Bandara Silangit ke objek wisata Sipincur, Kecamatan Paranginan menuju objek wisata panorama alam di Panoguan Solu, Kecamatan Lintongnihuta berakhir di wisata situs sejarah Bakkara Kecamatan Baktiraja dengan jarak tempuh kurang lebih setengah jam perjalanan
Bandaraku, Kemakmuranku.
Dari data resmi pemerintah kabupaten Humbang Hasundutan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan,memiliki angka pertumbuhan yang membaik setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi Humbang Hasundutan berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka yang memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sektor pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, sektor bangunan, pengangkutan dan komunikasi, persewaan, sektor perdagangan hotel dan restoran.
Banyak faktor yang mempengaruhi bertambahnya jumlah pengunjung di lokasi wisata yaitu kondisi objek (pemandangan alam, flora/fauna, peninggalan bersejarah, tata cara hidup masyarakat/kebudayaan dan kegiatan yang bisa dilakukan pengunjung), kondisi prasarana kepariwisataan (jaringan jalan, jaringan listrik, Bank, pelayanan kesehatan), sarana kepariwisataan (transportasi, akomodasi/penginapan, rumah makan, pondok pengunjung, cenderamata, tempat parkir, WC umum, tempat sampah), dan penerapan sapta pesona (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan).(yoeti,1996 dan muljadi,2012)
Berdasarkan data Angkasa Pura II, jumlah pergerakan penumpang di Bandara Silangit tahun 2017 sebanyak 282.240 orang. Catatan tersebut melampaui target sebesar 250.000. Tren positif pun diperlihatkan di awal tahun 2018. Hingga akhir Maret 2018, penumpang yang menggunakan Bandara Internasional Silangit mencapai 100.311 orang, atau tumbuh lebih dari 61,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 62.246.
Menteri Pariwisata Arief Yahya merasa sangat gembira dengan kemajuan yang dicapai Bandara Internasional Silangit. Kehadiran Bandara Silangit memang memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat sekitarnya. (https://indopos.co.id/read/2018/04/ 12/134575/traffic-penumpang-silangit-alami-peningkatan).
Masyarakat di sekitar Tapanuli dan wisatawan yang akan ke Danau Toba, terbukti memanfaatkan keberadaan bandara di Silangit Siborong-borong ini, termasuk diantaranya Kabupaten Humbang Hasundutan. Kalau mau menjadi destinasi wisata kelas dunia, harus punya bandara internasional. Dengan Bandara Internasional Silangit, Danau Toba akan menjadi destinasi pariwisata kelas dunia. Sehingga jumlah wisatawan yang mengunjungi Danau Toba melalui Bandara Silangit semakin bertambah.
Simpulan
Dibukanya Bandara Internasional Silangit memicu pertumbuhan ekonomi di kawasan Kabupaten Humbang Hasundutan. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditandai dengan munculnya usaha-usaha baru, terutama di bidang Pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja baru dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Bahan Rujukan
A.J, Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
BPS (Badan Pusat Statistik) 2007. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka. Humbang Hasundutan. Doloksanggul.
————————————- 2016. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka. Humbang Hasundutan. Doloksanggul.
H.K Martono. 2009. Hukum Penerbangan berdasarkan UURI No. 1 Tahun 2009. Bagian Pertama, Bandung: Mandar Maju.
Oka A. Yoeti. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradaya Paramita.
Tri Widiarto, 2015, Membangun Indonesia dengan Mengutamakan Indentitas Daerah, Salatiga: Widya Sari Press.
—————, 2016, Ekonomi Pancasila, Pembangunan Bandara Internasional Adi Sumarno Solo, dalam jurnal Ilmiah Dian Widya, Edisi Maret 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Humbang_Hasundutan
https://indopos.co.id/read/2018/04/12/134575/traffic-penumpang-silangit-alami-peningkatan