PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 5 SD

 

Dody Eka Permana Putra

Naniek Sulistya Wardani

PGSD, FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan desain eksperimen semu (quasi experimental design) dengan tipe nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive stratified disproportionate sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD sebanyak 60 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dengan instrumen butir soal berbentuk pilihan ganda dan teknik nontes (teknik pengamatan) dengan instrumen lembar pengamatan yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan. Teknik analisis data menggunakan uji t dua sampel bebas (independent samples test) dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh pendekatan PBM terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017, diterima. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perbandingan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, dan hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel, yakni nilai t hitung 8,920 > t tabel 2,002, maka H0 ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak sama atau berbeda nyata, pendekatan PBM yang dilakukan berhasil menunjukkan perbedaan secara signifikan. Hal ini juga diperkuat oleh rata-rata hasil belajar IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 88,78 dan 75,67, sehingga terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar IPS sebesar 13,11. Saran yang diberikan adalah hendaknya guru berkomitmen untuk mendesain pembelajaran IPS dengan pendekatan PBM dan mengukur hasil belajar dari aspek kognitif dan aspek ketrampilan.

Kata Kunci: Pembelajaran IPS, pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar IPS

 

PENDAHULUAN

Salah satu faktor penentu kemajuan suatu bangsa adalah melalui pendidikan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri manusia berupa perolehan pengetahuan dan pengalaman yang dipergunakan seseorang sebagai bekal dalam kehidupan.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensinya. Penciptaan suasana belajar dengan melibatkan siswa dalam belajar untuk kegiatan memecahkan masalah sosial yang ada dalam kehidupan riil menjadi penting. Penciptaan suasana belajar dilakukan melalui proses belajar dalam kelas. Salah satu kompetensi siswa yang akan dicapai dalam muatan kurikulum IPS dalam permendikbud nomor 21 tahun 2016 (halaman 151-152) adalah menunjukkan perilaku sosial dan budaya yang mencerminkan jatidiri bangsa Indonesia, dengan ruang lingkup materi “Perkembangan kehidupan bangsa Indonesia dari masa penjajahan, masa pergerakan kemerdekaan sampai awal Reformasi dalam menegakkan dan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara”. Mata pelajaran yang sesuai dengan kompetensi tersebut adalah mata pelajaran IPS.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia serta mempolakan sejauh mana manusia itu berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok (Wardani Naniek Sulistya, 2012: 3). Untuk itu, IPS merupakan mata pelajaran perpaduan dari berbagai bidang pelajaran yang diberikan di sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial yang berisi konsep bahwa pengalaman belajar (Rachmah Huriah, 2014: 272). IPS tidak hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial saja, namun berupaya membina dan mengembangkan peserta didik menjadi sumber daya manusia yang memiliki keterampilan sosial dan intelektual. Melalui IPS, peserta didik diarahkan agar menjadi warga negara yang demokratis, tanggung jawab, dan menjadi warga negara yang cinta damai. Dengan demikian, IPS disebut sebagai bidang studi “baru”, karena cara pandangnya bersifat terpadu (Wardani, Naniek Sulistya, 2012: 1).

Peran guru dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah dalam dunia nyata.Siswa diharapkan mampu menggunakan kemampuan sikap, kemampuan pengetahuan, dan kemampuan keterampilan dalam memecahkan permasalahan sosialdan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran perlu didesain sedemikian rupa, sehingga siswa memiliki kesempatan terlibat dalam pembelajaran untuk memecahkan masalah. Pembelajaran yang menekankan siswa untuk memecahkan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah (PBM).

Suyadi (2012: 130) mendefinisikan bahwa PBM adalah suatu pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah secara terbuka. PBM melibatkan siswa dalam proses pembelajaran aktif dan kolaboratif, serta berpusat kepada siswa, sehingga siswa mampu memecahkan masalah secara mandiri. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, siswa didorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan.

Wardani Naniek Sulistya (2015:7) menunjukkan hasil penelitian bahwa “PBL can improve the competency of PGSD, because for PBL steps include (1) Starts With the Essential Question; (2) Design a Plan for the Project; (3) Creates a schedule teachers and learners collaboratively; (4) Monitor the students and the progress of the project; (5) Assess the outcome and (6) Evaluate the Experiences. As for the competency owned by students is good”. Pembelajaran yang didesain dengan berbasis masalah (PBM) dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, dan ditunjukkan olehhasil penilaian belajar. Kompetensi dapat tercapai, didukung oleh kegiatan pembelajaran yang dilakukan, yang diawali dengan pemberian pertanyaan esensial sampai dengan melakukan evaluasi yang mendasarkan pada pengalaman belajar.

Penelitian yang dilakukan Karyani tahun 2014 mendapatkan hasil bahwa, penerapan model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar IPSsiswa kelas 5 SD, yang ditunjukkan oleh rata-rata hasil belajar IPS kelompok eksperimen sebesar 80,21, dan kelompok kontrol sebesar 71,48.

Pembelajaran IPS di kelas 5 A SDN Sudirman Ambarawa Semarang menggunakan pembelajaran konvensional, artinya pembelajaran IPS yang dilakukan di kelas dari dulu hingga sekarang tetap, tidak ada inovasi dalam pembelajaran. Pembelajaran IPS yang berlangsung berpusat pada guru. Guru menyampaikan materi menggunakan metode ceramah. Siswa tidak pernahdiberi kesempatan untuk memecahkan permasalahannya sendiri. Siswa tidak mendapat kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri pengalaman dan fakta di lapangan. Tujuan pembelajaran lebih mengarah kepada terselesaikannya materi bukan kompetensi siswa. Dalam pembelajaran IPS, guru memberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Setelah siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru, selanjutnya guru membahas jawaban siswa. Kemudian guru memberikan soal latihan yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu. Selanjutnya guru bersama siswa melakukan pembahasan mengenai soal latihan. Penilaian hasil belajar IPS yang digunakan oleh guru diukur melalui aspek pengetahuan siswa dengan menggunakan tes di akhir kegiatan pembelajaran. Aspek keterampilan dan sikap siswa tidak pernah diukur.

Mendasarkan deskripsi di atas, maka permasalahan penelitian ini yang dirumuskan adalah, apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017.

PBM terdiri dari beberapa kegiatan belajar yang diatur dalam langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah PBM menurut Ariyanti Ni Putu (2014) adalah:

1.       Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa, yaitu guru membahas tujuan pembelajaran, memaparkan kebutuhan logistik untuk pembelajaran, memotivasi siswa untuk terlibat aktif.

2.       Mengorganisasikan siswa untuk penyelidikan, yaitu guru membantu siswa dalam mengorganisasikanpenyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan.

3.       Pelaksanaan investigasi, yaitu guru mendorong siswa untuk memperoleh informasi yang tepat, melaksanakan penyelidikan, dan mencari solusi memecahkan permasalahan.

4.       Mengembangkan dan menyajikan hasil, yaitu guru membantu siswa merencanakan produk yang tepat dan relevan dengan membuat laporan untuk keperluan penyampaian hasil.

5.       Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan, yaitu Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses yang dilakukan.

Ariyanti Ni Putu menekankan lima langkah pembelajaran yakni membahas tujuan pembelajaran, mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan informasi, menyajikan hasil dan refleksi.

PBM merupakan pembelajaran inovatif. Pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas adalah pembelajaran konvensional. Dewi (2015) memberikan definisi,bahwa pembelajaran konvensionaladalah suatu pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang berlangsung, pada umumnya menekankan pada pencapaian penguasaan konsep materi dan bukan pada kompetensi. Sehingga aktivitas belajar siswa di dalam kelas terbatas. Pembelajaran konvensional dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut

1.     Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar.

2.     Guru memberikan pengetahuan kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah.Guru juga memberikan beberapa contoh soal untuk memperkuat materi pembelajaran agar siswa paham mengenai materi yang disampaikan.

3.     Melakukan bimbingan pelatihan. Siswa diminta untuk menjawab soal latihan yang diberikan guru maupun soal latihan yang ada di buku siswa kemudian menuliskannya di papan tulis.Setelah itu soal dibahas satu persatu.

4.     Guru memberikan umpan balik kepada siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan.

5.     Pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal, baik yang diberikan guru maupun soal-soal yang ada di buku siswa (Suwita I Ketut, 2012)

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dapat mendorong siswa mencapai hasil belajar yang optimal. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari pengukuran yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Wardani Naniek Sulistya, 2012: 109).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain eksperimen semu dengan tipe nonequivalent control group design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive stratified disproportionate sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu siswa kelas 5 A SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 30 siswa sebagai kelompok eksperimen, dan siswa kelas 5 B SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 30 siswa sebagai kelompok kontrol.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan PBM dan pembelajaran konvensional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS. Pendekatan PBM adalah pembelajaran IPS dengan KD 3.4 dan KD 4.4 denganlangkah pembelajaran menyimak tujuan pembelajaran, mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan informasi, dan menyajikan hasil. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran IPS dengan KD 3.4 dan KD 4.4 dengan langkah pembelajaran menyimak tujuan pembelajaran, menyimak penjelasan materi pembelajaran, menjawab soal, menyimak beberapa pertanyaan dan mengerjakan tes.

Hasil belajar IPS adalah skor yang diukur dari aspek keterampilan sebesar 40% dan dari aspek pengetahuan sebesar 60%.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tesdan teknik nontes. Teknik tes digunakan untuk mengukur skor pengetahuan. Teknik nontes digunakan untuk mengukur skor keterampilan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Uji t yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua sampel yang saling bebas atau independent samples test. Melalui pengujian dapat diketahui signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang tidak saling berhubungan dengan taraf signifikansi 0,05.

Analisis uji t dua sampel bebas dilakukan dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 22 for windows. Kriteria signifikansi digunakan sebagai penarikan kesimpulan. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima, sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ha diterima.

Syarat untuk melakukan uji t adalah kedua kelompok harus homogen dandistribusi normal. Sebelum melakukan uji homogen dan uji distribusi normal pada kedua kelompok, maka instrumen penelitian harus diuji validitasdan uji reliabilitas butir soalterlebih dahulu.

Hasil uji validitas 40 butir soal pretest dan 40 butir soal posttest disajikan dalam tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Distribusi Validitas Instrumen Butir Soal Pretest dan Posttest

Indeks

Kriteria

Pretest

Posttest

F

%

F

%

0,61 – 0,80

Tinggi

2

5

0,41 – 0,60

Cukup

23

57,5

21

52,5

0,21 – 0,40

Rendah

3

7,5

3

7,5

0,00 – 0,20

Sangat Rendah

14

35

14

35

Jumlah

40

100

40

100

Sumber: Olahan Data Primer

Butir soal pretest yang memiliki indeks ≥ 0,20 digunakan dalam penelitian ini.Namun, karena butir soal yang memiliki indeks ≥ 0,20 sebanyak 26 butir soal, maka yang dipilih untuk penelitian adalah 20 butir soal yang memiliki indeks ≥ 0,41 dan berdasarkan ranking tertinggi. Butir soal posttest yang memiliki indeks ≥ 0,20 digunakan dalam penelitian ini. Namun, karena butir soal yang memiliki indeks ≥ 0,20 sebanyak 26 butir soal, maka yang dipilih untuk penelitian adalah butir soal yang memiliki indeks ≥ 0,41 dan dipilih berdasarkan ranking tertinggi.

Instrumen butir soal pretestdan posttest yang diuji cobakan juga dianalisis untuk menguji reliabilitasnya. Distribusi reliabilitas instrumen butir soal pretest dan posttest disajikan dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Distribusi ReliabilitasInstrumen Butir Soal Pretest danPosttest

Butir Soal

Jumlah Butir Soal

Cronbach’s Alpha

Kriteria

Pretest

20

0,878

Sangat reliabel

Posttest

20

0,894

Sangat reliabel

Sumber: Olahan Data Primer

Berdasarkan tabel 2, distribusi reliabilitas butir soal pretest ditunjukkan oleh nilai α (Cronbach’s Alpha) sebesar 0,878, dengan kriteria sangat reliabel. Reliabilitas butir soal posttest ditunjukkan oleh nilai α sebesar 0,894, dengan kriteria sangat reliabel, karena indeks reliabilitas berada di antara 0,81 – 1,00.

Validitas dan reliabilitas butir soal telah terpenuhi, maka uji homogenitas dilakukan untuk memastikan kehomogenitasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan skor pretest yang diperoleh dari kedua kelompok. Apabila nilai signifikansi > 0,05, maka kedua kelompok homogen, dan apabila nilai signifikansi < 0,05, maka kedua kelompok tidak homogen. Secara rinci hasil uji homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Levene Statistic

df1

df2

Signifikansi

0,867

1

58

0,356

Sumber: Olahan Data Primer

Berdasarkan tabel 3,hasil uji homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan nilai signifikansi 0,356 lebih dari 0,05, maka kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian samaatau homogen.

Uji normalitas dilakukan untuk menguji antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnova karena jumlah subyek > 50. Apabila nilai signifikasi > 0,05 maka distribusi normal, dan apabila nilai signifikasi < 0,05, maka distribusi tidak normal. Hasil uji normalitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan melalui tabel 4 berikut ini.

Tabel 4 Distribusi NormalKelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova

Statistik

df

Signifikansi

Eksperimen

,154

30

,069

Kontrol

,149

30

,086

 Sumber: Olahan Data Primer

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,069 > 0,05 dan 0,086 > 0,05, maka kedua kelompok berdistribusi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 A SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017 sebagai kelompok eksperimen, dan pada siswa kelas 5 B SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017 sebagai kelompok kontrol. Penelitian yang dilakukan pada kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pendekatan PBM, dan penelitian yang dilakukan pada kelompok kontrol tidak diberi perlakuan namun pembelajaran yang digunakan berupa pembelajaran konvensional.

PBM dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1.     Menyimak tujuan pembelajaran dengan topik upaya mempertahankan kedaulatan

2.     Mengidentifikasi permasalahan upaya mempertahankan kedaulatan

3.     Mengumpulkan informasi upaya mempertahankan kedaulatan

4.     Menyajikan hasil identifikasi tentang upaya mempertahankan kedaulatan

5.     Mengerjakan tes upaya mempertahankan kedaulatan

Pembelajaran konvensional dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1.     Menerima materi upaya mempertahankan kedaulatan

2.     Menerima pertanyaan upaya mempertahankan kedaulatan

3.     Menjawab pertanyaan upaya mempertahankan kedaulatan

4.     Mengerjakan latihan soal upaya mempertahankan kedaulatan

5.     Membahas latihan soal upaya mempertahankan kedaulatan

6.     Mengerjakan tes upaya mempertahankan kedaulatan

Keberhasilan aktivitas pembelajaran IPS diketahui melalui pengukuran hasil belajar. Distribusi hasil belajar IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara rinci disajikan melalui tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Distribusi Hasil Belajar IPS Kelompok Eksperimendan Kelompok Kontrol

Skor

Eksperimen

Kontrol

F

%

F

%

60,5 – 65

3

10

65,5 – 70

6

20

70,5 – 75

12

40

75,5 – 80

1

3,3

4

13,3

80,5 – 85

5

16,7

3

10

85,5 – 90

13

43,3

2

6,7

90,5 – 95

9

30

95,5 – 100

2

6,7

Jumlah

30

100

30

100

Sumber: Olahan Data Primer

Berdasarkan tabel 5, hasil belajar IPS kelompok eksperimen yang paling rendah adalah skor antara 75,5-80 dan yang paling tinggi adalah skor antara 95,5-100, serta perolehan terbanyak terletak pada skor 85,5-90. Hasil belajar IPS kelompok kontrol yang paling rendah adalah skor antara 60,5-65,5 dan yang paling tinggi adalah skor antara 85,5-90, serta perolehan terbanyak terletak pada skor 70,5-75. Rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh siswa kelompok eksperimen sebesar 88,78, dan rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh siswa kelompok kontrol sebesar 75,67. Kedua kelompok memiliki selisih rata-rata sebesar 13,11.

Dari hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen dan hasil belajar IPS siswa kelompok kontrol, dilakukan uji t yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pendekatan PBM terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017. Hasil uji t yang dilakukan menggunakan uji t dua sampel bebas (independent samples test), dengan bantuan program aplikasi SPSS 22 for windows. Hasil uji t kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan melalui tabel 6.

Tabel 6 Analisis Uji t Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Independent Samples Test

 

Levene’s Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

Nilai

Posttest

Equal variances assumed

1,907

,173

8,920

58

,000

13,11

1,470

10,173

16,060

Equal variances not assumed

 

 

8,920

51,080

,000

13,11

1,470

10,165

16,069

 

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai F hitung pada Levene’s Test for Equality of Variances sebesar 1,907 dengan nilai signifikansi 0,173 > 0,05, maka kedua kelompok memiliki variansi yang sama atau homogen. Oleh karena itu, uji t menggunakan nilai-nilai yang terdapat pada baris equal variances assumed. Hasil uji t dua sampel bebas dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Untuk mencari t tabel menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel dengan rumus =tinv(probabilitas;df). Probabilitas yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,05, dan df dari penelitian sebesar 58.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah diduga terdapat pengaruh pendekatan PBM dan model NHT terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017 akan dibuktikan dengan analisis uji t dua sampel bebas.Uji t dua sampel bebas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata dua sampel yang diberi perlakuan berbeda. Dua sampel bebas ini adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Melalui analisis uji t diperoleh besarnya probabilitas (signifikansi) perbedaan rata-rata dua kelompok sampel yang bebas. Apabila signifikansi 2-tailed pada analisis uji t < 0,05, maka H0 ditolak. Berdasarkan perbandingan antara t hitung dan t tabel, jika statistik hitung > statistik tabel, maka H0 ditolak, dan jika statistik hitung < statistik tabel, maka H0 diterima.

Perbandingan nilai t hitung 8,920 > t tabel 2,002, maka H0 ditolak. Artinya hasil belajar atau rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak sama atau berbeda nyata, yang berarti pendekatan PBMyang dilakukan berhasil secara signifikan.

Perbandingan nilai probabilitas sebesar 0,000< 0,05, maka H0 ditolak. Artinya hasil belajar atau rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak sama atau berbeda nyata. Dalam output juga disertakan perbedaan mean atau rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 13,11. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan diduga terdapat pengaruh pendekatan PBM terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017, diterima.

Hasil belajar atau rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak sama atau berbeda nyata, hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani Naniek Sulistya (2012: 41), yang menerangkan bahwa terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol salah satunya disebabkan adanya penggunaan lingkungan alam pada kelas eksperimen. Hal ini menjelaskan bahwa dalam pembelajaran ada perlakuan yang melibatkan peserta didik, sehingga mendorong tingkat pemahaman peserta didik. Dengan demikian, hasil belajar IPS pada kelompok eksperimen berbeda dengan hasil belajar IPS kelompok kontrol yang tanpa perlakuan. Hal ini sama dengan yang dilakukan dalam penelitian ini, yang menggunakan perlakuan pendekatan PBM yang memberikan perlakuan keterlibatan siswa dalam belajar. Selisih rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 13,11.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang telah dilakukan Triyana I Nyoman pada tahun 2014, yang menyatakan bahwa penggunaan model PBM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD gugus IV Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014, yang ditunjukkan oleh signifikansi atau probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak, artinya hasil belajar sebelum mendapat perlakuan model PBM dan sesudah mendapat perlakuan tidak sama atau berbeda nyata. Dari perbandingan statistik hitung, menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,47 > nilai t tabel 2,000, maka H0 ditolak. Artinya hasil belajar atau rata-rata hasil belajar sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan tidak sama atau berbeda nyata, yang berarti pendekatan PBM yang dilakukan berhasil secara signifikan. Nilai rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 77,48, dannilai rata-rata yang diperoleh kelompok kontrol adalah 69,78. Dengan demikian, terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar, sehingga penggunaan model PBM telah berhasil dan hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model PBM terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD gugus IV Tampaksiring tahun pelajaran 2013/2014, diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan PBM terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Sudirman Ambarawa Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017, diterima. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perbandingan nilai probabilitas, sebesar 0,000 < 0,05, dan hasil perbandingan antara t hitung dan t tabel, yakni nilai t hitung 8,920 > t tabel 2,002, maka H0 ditolak. Artinya hasil belajar atau rata-rata hasil belajar IPS sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan tidak sama atau berbeda nyata, yang berarti pendekatan PBM yang dilakukan berhasil secara signifikan. Perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan sebesar 13,11.

DAFTAR RUJUKAN

Ariyanti, Ni Putu, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di Gugus XI Kecamatan Buleleng. E-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol: 2 No: 1 Tahun 2014.

Departemen Pendidikan Kebudayaan. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Mendikbud.

Dewi, dkk. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe LT (Learning Together) pada Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIPA2 SMA Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2014/2015. Bali: e-journal. Vol 4. No 1.

Karyani, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SDN Gugus 8 Gianyar. E-Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD.

Rachmah, Huriah. 2014. Pengembangan Profesi Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.

Suwita, I Ketut. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran STM dan CTL Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Kritis. E-Journal.Undiksha. Vol 2. No 1.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Triyana, I Nyoman, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus IV Tampaksiring Tahun Pelajaran 2013/2014. E-Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol: 2 No: 1 Tahun 2014.

Wardani, Naniek Sulistya & Slameto. 2012. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar SD. Salatiga: Widya Sari Press.

Wardani, Naniek Sulistya. 2012. Konsep Dasar IPS. Salatiga: Widya Sari Press.

Wardani, Naniek Sulistya. 2015. Assessment Of Authentic Learning Social Studies Through Project Based Learning Students Elementary School Teacher Education. Prosiding The 1st International Conference on Elementary School Teacher Education (ICESTE). Oktober 12-13 2015. Jakarta: Elementary School Teacher Education Department. The State University of Jakarta.