PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR

SISWA KELAS V SD ANNUR GURA TOBELO

 

Jaenab Ranto

Guru SD Negeri Pocao Kecamatan Loloda Utara

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model pembelajaran tematik terhadap konsentrasi belajar siswa kelas V SD Annur Gura Tobelo. Metode Penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif untuk kategori Penerapan Model Pembelajaran Tematik dan Konsentrasi Belajar siswa, serta statistik infrensial untuk uji regeresi sederhana. Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel populasi berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket 31 butir. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan linieritas. Uji Hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian mean Penerapan Model Pembelajaran Tematik sebesar 30,33 dengan standar deviasi sebesar 4,229 kategori efektif. Sedangkan mean Konsentrasi Belajar siswa (Y) sebesar 75,47 kategori sangat baik. Penerapan Model Pembelajaran Tematik (X) memiliki Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z = 0,600 dan Asymp.sig (2-tailed)=0,864> p.0,05 tersebar secara normal. Konsentrasi Belajar siswa (Y) memiliki Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z = 0,590 dan Asymp.sig (2-tailed)=0,877> p.0,05 tersebar secara normal. Pada Uji Homogenitas sig 0,977 > 0,05, nilai signifikansi (p) > 0,05 menunjukkan kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (homogen). Sig. Deviation from Linearity 0,428 maka terdapat hubungan yang linear variabel X dengan variabel Y karena Sig. Deviation from Linearity 0,428 > 0,05. Hal ini diperkuat oleh F hitung =1.067 sedangkan F tabel (1/29), 0,05 = 4,18 dimana F hitung < F Tabel; 1,067 < 4,18. Persamaan regresi Y = 23,806 + 1,703X ini menyimpulkan bahwa: Penerapan Model Pembelajaran Tematik (X) berpengaruh signifikan terhadap Konsentrasi Belajar siswa (Y) yang ditunjukkan dengan thitung = 5,716 > t tabel(5%;dk=N-2);(5%;28) = 2,048 dengan signifikansi sebesar 0,000< 0,05 dan besarnya pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa (Y) adalah sebesar 53,9%.

Kata kunci: Penerapan Model, Pembelajaran Tematik, Konsentrasi Belajar siswa.

 

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar pada semua aspek kehidupan manusia. Perkembangan tersebut memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan juga membawa manusia dalam era persaingan global yang semakin ketat, agar mampu berperan dalam persaingan global. Oleh kanena itu maka kita perlu mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara kita.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien (Umaedi, 2004). Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga Negara (Ngadirin, 2004).

Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia diiplementasikan dalam perubahan-perubahan kurikulum dimana diikuti dengan perubahan model pembelajaran. Model pembelajaran sesuai K13 maka pembelajaran dilaksanakan terintegrasi (pembelajaran tematik) dimana model pembelajaran ini berdampak pada konsentarsi belajar siswa.

Konsentrasi belajar merupakan faktor penentu keberhasilan siswa dalam menyerap ilmu yang disampaikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Konsentrasi belajar menurut Femi Olivia (2008: 40) adalah pemusatan pikiran, atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang diperoleh seorang siswa selama periode belajar. Konsentrasi belajar dapat ditunjukkan oleh beberapa hal di antaranya fokus pandangan, adanya perhatian, kemampuan menjawab, bertanya, dan sambutan psikomotorik yang baik, namun banyak siswa yang kehilangan konsentrasi belajar ketika proses pembelajaran berlangsung.

Konsentrasi belajar yang maksimal dapat di pengaruhi oleh faktor psikologis siswa. Namun, bukan hanya itu saja yang menjadi faktor yang mempengaruhinya ada banyak faktor lain diantaranya adalah faktor psikologis yang mempengaruhi belajar adalah faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.

Adapun faktor yang mempengaruhi senang tidaknya siswa dalam suatu proses berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran. Karena, setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Adaptasi terhadap lingkungan yang harus dilakukan siswa yaitu mengikuti perubahan dalam kegiatan belajar di sekolah, dimana di sekolah sedang melaksanakan perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 yang berdampak pada model pembelajan yang digunakan oleh guru di dalam kelas.

Mulai tahun 2010 kurikulum sekolah dasar adalah (KTSP), yang sekarang ini lebih disempurnakan menjadi kurikulum 2013. Di SD Annur Gura Tobelo salah satunya meggunakan kurikulum 2013, proses pembelajaran tematik untuk kelas 1 dan kelas 4, metode tematik tersebut ditemukan keluhan.

Berdasarkan hasil observasi awal tentang penerapan model pembelajaran tematik di SD Annur Gura Tobelo, keluhan-keluhan yang ditemukan yaitu: 1) Orangtua/Wali murid mengalami kesulitan-kesulitan ketika membantu anak belajar di rumah; 2) Guru-guru mengalami kesulitan untuk menyampaikan materi dan melakukan evaluasi; 3) Siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar; 4) Hasil belajar yang tidak memuaskan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V SD Annur Gura Tobelo”.

 

 

LANDASAN TEORI

Pengertian Metode Pembelajaran

Model pembelajaran tematik dimaknai sebagai suatu kerangka konseptual yang melukiskan tahapan yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. (Trianto,2011).

Metode pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema (dokumen kurikulum 2013). Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga siswa tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada siswi seperti tercantum pada berbagai tema yang tersedia.

Metode pembelajaran ini mengintegrasikan atau mengaitkan beberapa mata pelajaran kedalam suatu tema untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajarannya tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang akan dipelajarinya melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka pahami.

Fokus pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Rusman, 2012: 254).

Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologis perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasaan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

Psikologi belajar memberikan konstribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya (Ahmadi, I.K., & Amri, S. 2014). Pembelajaran berbasis kurikulum tematik (pendekatan tematik) adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan (mengintegrasikan dan memadukan) beberapa mata pelajaran sehingga melahirkan pengalaman yang sangat betharga bagi para peserta didik.

Kurikulum tematik adalah sebuah system pembelajaran yang tidak berpatokan pada mata pelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menguasai semua problematika kehidupan, dan mampu menuntun peserta didik untuk berfikir analysis dan kritis (Ahmadi & Amri (2014:224).

Penerapan kurikulim tematik dalam program pengajaran di sekolah mengharuskan seluruh peserta didik aktif dalam pembelajaran dan mengobservasi setiap tema yang menjadi bahasan. Sehingga pembelajaran dengan metode kurikulum tematik tidak dapat diterapkan dengan durasi belajar sebelumnya. Maka, diperlukan kebijakan setiap lembaga pendidikan, khususnya di tingkat SD/MI, untuk menambah durasi jam belajar pada setiap minggunya (Hajar, 2013). Pembelajaran tematik lebih menekankan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk memahami secara langsung apa yang dipelajarinya melalui kegiatan yang menarik dan dilakukan secara langsung, seperti pengamatan/observasi, bukan hanya sekedar pemberitahuan dari guru. Jacobs (Ahmadi & Sofan Amri, 2011:14) menyatakan kurikulum interdisipliner merupakan pandagan mengenai pengetahuan dan pendekatan kurikulum yang menerapkan metodologi dan bahasa lebih dari satu disiplin untuk mengkaji tema, isu, permasalahan topic, atau pengetahuan (Hadi Subroto (Trianto, 2011: 115).

Implementasi Pembelajaran Tematik

Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Pembelajaran tematik di sekolah dasar merupakan suatu hal yang dapat dianggap relatif baru dan pemahamannya oleh guru belum mendalam, sehingga dalam implementasinya belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik ini. Di samping itu juga guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi.

Untuk mengelola pembelajaran dengan baik, guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus. Setelah tahap perencanaan dilakukan, maka selanjutnya adalah tahap pelaksanaan pembelajaran tematik. Adapun tahap pelaksanaan pembelajarannya meliputi:

Pertama, kegiatan pendahuluan.

Dalam kegiatan ini bebrapa kegiatan guru yang harus dilakukan adalah: menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, memberi motivasi belajar siswa secara konsektual sesuai dengan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian sesuai dengan silabus.

Kedua, kegiatan inti.

Pada kegiatan inti, setiap guru dituntut untuk menggunakanberbagai model pembelajaran, berbagai media pembelajaran, dan berbagai sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pembelajaran.

Pemilihan pendekatan tematik atau tematik terpadu atau saintifik atau inkuri dan penyingkapan atau pembelajaran yang menghasilkan karya yang berbasis pemecahan masalah disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Pada kegiatan ini di fokuskan pada kegiatan yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bagi peserta didik. Dalam kegiatan ini, pembelajaran menekankan pada pencapaian indikator yang ditetapkan.

 

Ketiga, kegiatan penutup.

Dalam kegiatan penutup ini, guru bersama siswa baik secar individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasl yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung meupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individu mupun kelompok, menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Ruang lingkup pembelajaran tematik Kurikulum tematik untuk SD/MI yang secara garis besar tidak berbeda dengan kurikulum-kurikulum lainnya yang selama ini telah diterapkan disekolah-sekolah. Hanya saja yang membedakan adalah metode dan penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar. Namun dengan pendekatan kurikulum tematik yang menekankan adanya pengintegrasian materi pelajaran disekolah, bukan berarti jam belajar disekolah berkurang, tetapi justru semakin bertambah.

Pengintegrasian materi pelajaran dalam kurikulum tematik akan memudahkan para peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar disekolah (Hajar, 2013). Dalam penerapan kurikulum tematik dengan program pengajaran disekolah mengharuskan seluruh peserta didik aktif dalam pembelajaran dan mengobservasi setiap tema yang menjadi pokok bahasan.

Sehingga pembelajaran dengan metode kurikulum tematik tidak dapat diterapkan dengan durasi belajar sebelumnya. Maka, diperlukan kebijakan setiap lembaga pendidikan khususnya di tingkat SD/MI untuk menambah jam belajar (Hajar, 2013).

Karakteristik Pembelajaran Tematik.

Dalam menerapkan kurikulum tematik dalam kegiatan belajar dan mengajar disekolah, guru perlu memunculkan karakteristik tematik sebagai pembeda dengan pembelajaran lainnya.

Jika guru tidak mampu memunculkan karakteristik kurikulum tematik dalam kegiatan pembelajaran, maka pembelajaran tersebut tidak dapat dikatakan pembelajaran tematik. Oleh karena itu, beberapa karakter kurikulum tematik adalah sebagai berikut:

  1. Berpusat pada peserta didik Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, guru harus menempatkan para siswa sebagai pusat dari semua aktivitas pembelajaran., guru lebih berperan sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan kemudahan siswa dalam melakukan aktivitas belajar.
  2. Memberikan pengalaman langsung Dengan pengalaman ini, siswa dihadapkan pada pembelajaran yang konkret, bukan hanya memahaminya melalui keterangan guru atau dari buku-buku pelajaran.
  3. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik ini bersifat fleksibel. Artinya, guru tidak boleh kaku ketika mengadakan kegiatan belajar dan mengajar. Proses belajar harus luwes, dan santai.

 

 

Keunggulan dan kelemahan pembelajaran tematik

Kurikulum tematik memiliki banyak keunggulan yang dapat dirasakan secara langsung oleh guru dan para peserta didik dalam kegiatan belajar dan mengajar. Yaitu sebagai berikut:

  1. Kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa lebih fokus.
  2. Memberi kesempatan yang luas bagi para siswa untuk belajar secara konseptual.
  3. Mendorong para siswa untuk mampu menemukan sendiri mengenai konsep-konsep pengetahuan.
  4. Para siswa dapat dengan mudah mempelajari dan mengembangkan sebuah tema yang sama dalam berbagai materi pelajaran.
  5. Proses pembelajaran akan memberikan pengalaman yang sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan para siswa.

Adapun kelemahan pembelajaran tematik terutama dalam hal pelaksanaanya. Tim puskur (dalam, Rusman, 2015) mengidentifikasi beberapa kelemahan pembelajaran temtik, diantaranya:

  1. Aspek guru, guru harus berwawasan luas, memiliki integritas tinggi, dan mampu mengemas dan mengembangkan materi.
  2. Aspek peserta didik, pembelajaran tematik menuntut kemampuan peserta didik yang relative baik, karena pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitis.
  3. Aspek sarana dan sumber, pembelajaran tematik memerlukan bahan dan sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi.
  4. Aspek kurikulum, kurikulum harus luwes luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik.
  5. Aspek penilaian, pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh.

Konsentrasi Belajar Siswa

Konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu “Pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal.”

Konsentrasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses, dimana seluruh pikiran dan perasaan terfokus sepenuhnya pada objek atau kegiatan tertentu, sehingga otak akan reflek mengesampingkan hal-hal lainnya, hanya objek yang merupakan target konsentrasilah yang menjadi fokus utama.

Konsentrasi merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan dan menjaga pikiran terhadap suatu hal. Dengan kata lain, kegiatan tersebut dilakukan secara sadar dan tidak ada paksaan. Ketika seseorang sedang berkonsentrasi, objek yang difokuskan hanya objek yang menjadi target utama konsentrasi, sehingga informasi yang diperoleh hanyalah informasi yang telah dipilih. Fokus yang ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang dapat menyerap dan memahami informasi yang didapat.

Ada tiga hal yang menyebabkan sulitnya seseorang untuk berkonsentrasi, yaitu:

  1. Faktor Eksternal yaitu lingkungan, sebagian besar orang akan merasa kesulitan untuk berkonsentrasi ketika mereka berada di lingkungan yang bising.
  2. Faktor Internal, adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang menyebabkan seseorang memiliki pikiran yang lamban sehingga dalam berkonsentrasi-pun lamban.
  3. Faktor Psikologis, seseorang yang tertekan atau sedang memiliki beban dalam pikirannya cenderung mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Sedangkan menurut James Patrick Chaplin (Dictionary of Psychology 1985). Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian

Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Sesuai dengan metode penelitian yang dipilih yaitu penelitian kuantitatif dengan melihat penerapan model pembelajaran tematik terhadap konsentrasi belajar siswa.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif – induktif yang diangkat dari teori dan gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti yang dikembangkan menjadi suatu permasalahan metode penelitian kuantitatif dimana peneliti akan bekerja dengan angka-angka sebagai perwujudan gejala yang diamati (Sugiyono,2013:3).

Desain penelitian

Menurut Sugiono (2013:35) desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan dalam melaksanakan prosedur penelitian. Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang harus diambil dalam penelitian yaitu:

  1. Menyusun Proposal untuk diseminarkan
  2. Melaksanakan penelitian
  3. Mengelola dan menganalisis data hasil penelitian
  4. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk skripsi

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu satu variabel bebas yaitu variabel penerapan model pembelajaran tematik yang dilambangkan (X) dan satu variabel terikat yaitu variabel konsentrasi belajar siswa yang dilambangkan sebagai variabel (Y)

Devinisi operasional variabel

Variabel bebas (independen variabel) ialah variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel (X) adalah penerapan model pembelajaran tematik dan variabel terikat (dependen variabel) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Y) adalah konsentrasi belajar siswa.

  1. Penerapan model pembelajaran tematik adalah pelaksanaan pembelajaran yang berpusat ke siswa dimana siswa mendapatkan pengalaman belajar yang konkrit, luwes dan menyenangkan.
  2. Konsentrasi belajar Siswa adalah seluruh pikiran dan perasaan siswa terfokus sepenuhnya pada objek atau kegiatan pembelajaran, sehingga otak akan reflek mengesampingkan hal-hal lainnya.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi didefinisikan sebagai subyek dari penelitian, menurut Suharsmi Arikunto dalam bukunya prosedur penelitian menjelaskan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada pada wilayah penelitian, maka peneliti adalah penelitian studi populasi. Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti oleh peneliti. Adapun populasi yang akan diteliti adalah siswa KELAS V SD Annur Gura Tobelo yang berjumlah 30 siswa.

Sampel

Sampel adalah sebagian jumlah objek yang diambil dari populasi. dengan cara memisahkan objek penelitian dengan mengambil sebagian saja. Menurut peneliti, sampel harus diambil karena tidak mungkin meneliti populasi yang karakteristiknya sangat banyak, cukup diambil sampelnya saja. Sampel dari populasi jumlah siswa Kelas V SD Annur Gura Tobelo dengan jumlah 30 siswa

Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Penelitian ini menggunakan Instrumen: (1) angket pembelajaran tematik untuk memperoleh data penerapan model pembelajaran tematik dan konsentrasi belajar siswa; dan (3) dokumentasi untuk memperoleh data tentang kondisi objek penelitian.

 

 

 

Validitas dan Releabilitas Instrumen

Uji Validitas Instrumen

Arikunto (2010: 211) uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid dan sahih memiliki tingkat kevalidan yang tinggi. Uji validitas ini bertujuan untuk menguji valid atau tidaknya butir-butir soal penelitian. Dan dalam uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment. Validitas variabel penerapan model pembelajaran tematik dibandingkan dengan kreteria item valid menurut Azwar, S. (2013: 76) mengemukakan item valid r>0,3; dan pada r tabel dengan jumlah butir 9 pada taraf dignifikan 5% maka diperoleh rtabel = 0,666 (Sugiono, 2013:373). Maka berdasarkan kriteria tersebut pada try out instrument, seluruh item lain berjumlah 9 seluruhnya valid.

Uji Releabilitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan baik apabila dalam mengukur suatu berulang kali, dengan syarat bahwa kondisi sangat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama. Di dalam pengertian baik, reliabilitas mengandung makna dan juga dapat diandalkan. (Margono: 1999:181). Instrumen yang reliable berarti instrumen yang cukup baik untuk mampu mengungkap data yang bisa diperipercaya. Pengukuran reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha diperoleh reliabilitas sebesar 0.975. Hasil ini lebih besar dari kriteria reliabilitas = 0,6 maka angket reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka ada beberapa metode yang penulis gunakan antara lain:

Angket

Angket adalah instrumen berisi pernyataan-pernyataan tentang pelaksanaan pembelajaran tematik yang disebarkan kepada responden sebagai objek peneliti yaitu siswa Kelas V SD Annur Gura Tobelo.

Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang di pakai oleh peneliti untuk membuktikan jika peneliti benar-benar mengadakan penelitian

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono 2013: 207). Penelitian ini menggunakan uji statistik regresi sederhana untuk mengetahui penerapan model pembelajaran tematik terhadap konsentrasi belajar siswa Kelas V SD Annur Gura Tobelo. Adapun prosedur dalam analisa data pada penelitian ini adalah:

Prasyarat analisis

Uji normalitas digunakan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis. Jadi, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Bila data berdistribusi normal, maka menggunakan statistik parametik, sedangkan bila data berdistribusi tidak normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametik.

Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan uji statistik analisis regresi sederhana untuk mengetahui Pengaruh variable peranan orang tua terhadap variabel hasil belajar siswa Kelas V SD Annur Gura Tobelo. Teknik analisis regresi digunakan untuk menganalisis variabel independen penerapan model pembelajaran tematik terhadap prestasi belajar siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif Penerapan Model Pembelajaran Tematik

Mean atau rata-rata skor sebesar 30,33 dengan standar deviasi sebesar 4,229. Rata-rata skor Penerapan Model Pembelajaran Tematik dibandingkan dengan kategori pada tabel 4.2, maka tingkat Penerapan Model Pembelajaran Tematik di SD Annur Gura Tobelo termasuk kategori Sangat Efektif.

Analisis Deskriptif Variabel Konsentrasi Belajar siswa

Mean atau rata-rata skor sebesar 75,47 dengan standar deviasi sebesar 9,815. Berarti tingkat Konsentrasi Belajar siswa di SD Annur Gura Tobelo termasuk kategori Baik.

Analisis Regresi Sederhana

Uji Prasyarat Analisis Regresi

Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan penyebaran data Penerapan Model Pembelajaran Tematik (X), Konsentrasi Belajar siswa (Y) yang dicapai. Penerapan Model Pembelajaran Tematik (X) memiliki Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z = 0,600 dengan Asymp.sig (2-tailed)=0,864> p.0,05 berarti data Penerapan Model Pembelajaran Tematik tersebar secara normal. Konsentrasi Belajar siswa (Y) memiliki Koefisien Kolmogorov-Smirnov Z = 0,590 dengan Asymp.sig (2-tailed)=0,877>p.0,05 berarti data Konsentrasi Belajar siswa tersebar secara normal.

Uji Homongenitas

Data yang dilakukan pengujian dikatakan homogen berdasarkan nilai F.

  • Nilai Fhitung > F tabel menunjukkan kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (homogen)
  • Nilai Fhitung < tabel menunjukkan masing-masing kelompok data berasal dari populasi dengan varians yang berbeda (tidak homogen)

Uji Homongenitas Variabel X dan Y menggunakan uji levene statistic. Hasil diperoleh F hitung = 535,065 dengan sig. 0,000 dan F tabel pada V1 = 1 dan V2 = 58 diperoleh F tabel = 4,012. Berdasarkan perbandingan kedua nilai F tersebut maka F hitung lebih besar dari F tabel yaitu 535,065>4,012 maka data X dan Y adalah homongen. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 menunjukkan kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama (homogen)

diperoleh Sig. Deviation from Linearity 0,428 maka terdapat hubungan yang linear variabel X dengan variabel Y karena Sig. Deviation from Linearity 0,428 > 0,05. Hal ini diperkuat oleh F hitung = 1,067 sedangkan F tabel (1/29), 0,05 = 4,18 dimana F hitung < F Tabel; 1,067 < 4,18

Pembuktian Hipotesis

Uji regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel yaitu pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa dengan menggunakan persamaan regresi. Untuk menguji besarnya pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa digunakan analisis regresi. sederhana dengan menggunakan analisis statistik yang terdapat dalam program Statistical Product & Service Sollution 16.00.

Tabel 4.1 Coefficients

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 23.806 9.122   2.610 .014
X 1.703 .298 .734 5.716 .000
a. Dependent Variable: Y        

 

Berdasarkan output di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 1,703 dan konstanta sebesar 23,806. Maka dapat digambarkan bentuk regresi variabel Penerapan Model Pembelajaran Tematik dengan Konsentrasi Belajar siswa dalam bentuk persamaan regresi Y = 23,806+ 1,703X. Ini berarti bahwa jika Penerapan Model Pembelajaran Tematik meningkat sebesar 1 poin maka Konsentrasi Belajar siswa akan meningkat sebesar 1,703 poin pada konstanta 23,806. Dengan kata lain bahwa semakin baik Penerapan Model Pembelajaran Tematik maka Konsentrasi Belajar siswa akan meningkat. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.8 di atas terdapat pengaruh signifikan antara Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa.

Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai uji t hitung = 5,716>t tabel(5%;dk=N-2);(5%;28) = 2,048 menerima hipotesis H1.

Untuk menjawab rumusan masalah “Apakah ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa SD Annur Gura Tobelo Kabupaten Halmahera Utara? sebagai berikut:

Tabel 4.2 Model Summary

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .734a .539 .522 6.785
a. Predictors: (Constant), X  

Berdasarkan output SPSS di atas dapat dijelaskan bahwa diperoleh nilai R square sebesar 0,539. Hal ini berarti bahwa variabel Penerapan Model Pembelajaran Tematik berpengaruh terhadap Konsentrasi Belajar siswa sebesar 53,9%, dan sisanya sebesar 46,1% disebabkan oleh faktor lain diluar faktor Penerapan Model Pembelajaran Tematik.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan SD Annur Gura Tobelo diperoleh data hasil temuan penelitian bahwa: 1) mean atau rata-rata skor sebesar 30,33 dengan standar deviasi sebesar 4,229. Rata-rata skor Penerapan Model Pembelajaran Tematik dibandingkan dengan kategori pada tabel 4.2, maka tingkat Penerapan Model Pembelajaran Tematik di SD Annur Gura Tobelo termasuk kategori baik; 2) mean atau rata-rata skor sebesar 75,47 dengan standar deviasi sebesar 9,815. Berarti tingkat Konsentrasi Belajar siswa di SD Annur Gura Tobelo termasuk kategori Baik.

Berdasarkan mean deskripsi data penelitian dapat dijelaskan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Tematik yang baik di SD Annur Gura Tobelo menghasilkan tingkat Konsentrasi Belajar siswa yang baik.

Besarnya pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa SD Annur Gura Tobelo adalah sebesar 53,9%. Untuk sisanya yaitu 46,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang bukan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini. Menurut peneliti berdasarkan hasil analisis tersebut, bahwa Penerapan Model Pembelajaran Tematik memiliki pengaruh positif dan sangat signifikan terhadap Konsentrasi Belajar siswa, dimana Penerapan Model Pembelajaran Tematik yang dilakukan dengan baik menghasilkan Konsentrasi Belajar siswa dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik dapat diartikan sebagai persepsi para siswa pada model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat mempengaruhi pelaksanaan Konsentrasi Belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh peneliti tentang pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa SD Annur Gura Tobelo yang ditunjukkan dengan t hitung = 5,716> t tabel(5%;dk=N-2);(5%;28) = 2,048 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,050 dan besarnya pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa adalah sebesar sebesar 53,9%. Untuk sisanya yaitu 46,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang bukan menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini. Dengan Penerapan Model Pembelajaran Tematik yang bagus menghasilkan para guru yang menjalankan Konsentrasi Belajar siswa dengan baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

 

 

Saran Teoritis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan SD Annur Gura Tobelo, maka dapat disarankan pada peneliti berikutnya supaya pada penelitian selanjutnya dapat menambah subjek pada penelitian, hal ini dilakukan agar penelitian benar-benar dapat mewakili keadaan populasi penelitian. Kemudian dapat disarankan agar mencoba faktor lain yang dapat mempengaruhi Konsentrasi Belajar siswa seperti peran guru, lingkungan sekolah, motivasi, tanggung jawab dan kemampuan serta lain sebagainya dalam penelitian berikutnya.

Saran Praktis

Bagi kepala sekolah, Penerapan Model Pembelajaran Tematik terhadap Konsentrasi Belajar siswa Sekolah Dasar mengandung pengaruh yang positif, maka dapat disarankan agar kepala sekolah berusaha untuk lebih dapat meningkatkan penerapan model pembelajaran tematik yang lebih baik untuk dapat meningkatkan Konsentrasi Belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, I.K., & Amri, S. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Ar-ruzz Media

ArikuntoSuharsimi2000. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Femi Olivia. 2008. Gembila Belajar Dengan Mind Mapping. Jakarta: Elex Media Komputindo

Hajar Ibnu.2013.Kurikulum Pembelajaran Tematik. Diva press

Ngadirin. 2004. Ujian Akhir Nasional Sebagai Issue Kritis Pendidikan. Diakses tanggal 20 Agustus 2019 dari http://re-searchengines.com/art05-75.html

Rusman2012. Model-Model Pembelajaran Kooperatif. Balai Pustaka, Jakarta

Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitis. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang No20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional. Jakarta