PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU

DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU

PEMBELAJARAN PRAKARYA SISWA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

 

Enget

Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan, faktor-faktor penghambat dan pendukung, serta hasil dari pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran prakarya siswa di SMP N 8 Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan dan studi dokumentasi. Peneliti melepaskan rancangan konseptual, preposisi, dan teori tertentu yang dimiliki selama pelaksanaan pengambilan data, untuk menjaga agar tidak terjebak pada kecenderungan studi verifikatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran prakarya sudah berjalan baik. Kepala Sekolah berhasil merencana dan mengawal pelaksanaan pengembangan profesionalisme guru melalui: 1) Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan dengan peraturan yang berlaku, program penyetaraan dan sertifikasi bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, 3) Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi, dan 4) Program supervisi pendidikan. Kendala yang masih dihadapi adalah jumlah guru yang belum mencukupi, saat ini hanya 2 orang guru untuk mengajar 30 kelas. Dari dua guru, satu guru dengan latar belakang pendidikan sesuai, dan lainnya dengan latar belakang pendidikan tidak sesuai namun sudah memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Upaya penambahan guru prakarya telah dilaksanakan namun belum berhasil karena undang-undang yang mengatur dan pelaksaanaan dilakukan oleh intansi luar sekolah, sehingga bisa dipertimbangkan dengan program guru keahlian ganda.

Kata Kunci: Profesionalisme, Pembelajaran Prakarya, Guru berkeahlian ganda

ABSTRACT

This study aims to describe the implementation, inhibiting and supporting factors, and the results of the teacher professionalism development in improving the quality of craft learning for students of SMP N 8 Yogyakarta. The research was carried out with a qualitative approach. The research data was collected through in-depth interviews, participant observation and documentation studies. The researcher releases the conceptual design, prepositions, and certain theories that are possessed during the implementation of data collection, to keep from being trapped in the tendency of verification studies. The results of the study indicate that the of teacher professionalism development in improving the quality of craft learning has gone well. The Principal succeeded in planning and overseeing the implementation of teacher professionalism through: 1) Improving teacher education qualifications Programs in accordance with applicable regulations, equalization and certification programs for teachers who teach not in accordance with their educational background, 3) Integrated competency-based training program, and 4) Educational supervision program. The obstacle that is still faced is that the number of teachers is insufficient, currently there are only 2 teachers to teach 30 classes. Of the two teachers, one teacher with an appropriate educational background, and the other with an inappropriate educational background but already has the required competencies.

Keywords: professionalism, craft learning, multiple-skill teachers

Pendahuluan

Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini senantiasa membuat manusia berpacu untuk mengembangkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan memiliki daya saing tinggi. Salah satu proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Perundang-undangan mengatur mengenai penataan manajemen dalam berbagai jalur dan jenjang pendidikan serta mutu tenaga pendidik sesuai dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga tujuan masyarakat segera terwujud.

Seorang yang menjadi Pimpinan sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepemimpinan yang diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administrative, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja yang mendukung pelaksanaan proses administrasi dan proses belajar mengajar. Pimpinan sekolah dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bilamana mampu menjalankan proses kepemimpinannya untuk mendorong, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan dan tingkah laku kelompoknya.

Keberhasilan mutu pembelajaran siswa menjadi indikator penting untuk mengukur kinerja guru ke arah profesionalisme dalam profesinya. Guru dalam hal ini tidak dapat berdiri sendiri dalam manajemen sekolah, akan tetapi harus mendapat dukungan dari manajemen yang dikembangkan di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan Profesionalisme Guru, adalah sebagai berikut: program peningkatan kualifikasi pendidikan guru, program penyetaraan dan sertifikasi, program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi, program supervisi pendidikan.

Keberadaan SMP Negeri 8 Yogyakarta adalah sekolah yang berada di kota Yogyakarta, dengan Akreditasi A (SK BAP-S/M No. 21.01/BAP-SM/TU/XII/2013) dengan jumlah kelas VII, VIII dan IX ada 30 kelas, jumlah siswa kurang lebih 960 orang, jumlah guru 54 guru tetap dan 2 guru tidak tetap, karyawan 22 orang, Lomba siswa yang pernah diraih tingkat propinsi juara 1 nama     Adityo Priyandito Utomo VII OSN IPS Tingkat SMP, Lomba siswa tingkat nasional Popnas Aduan Perorangan namaRama Ghazi Raya A juara 3 dan masih banyak prestasi, SMP Negeri 8 Yogyakarta juga menyelenggarakan program ekstrakurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan minat dan bakat siswa baik dalam bidang olahraga futsal, batminton, sepak bola, basket, maupun dalam bidang seni antara lain seni karawitan, tari, music band,pencak silat,dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 8 Yogyakarta untuk mengetahui profeionalisme guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran prakarya.

 

 

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan penelitian studi multi kasus, dengan cara mengupas secara mendalam mengklasifikasi secara alami dan mendalam tentang pengembangan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran prakarya siswa di SMPN 8 Yogyakarta.

Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi Penelitian di SMPN 8 Yogyakarta di Jalan Prof. Dr Kahar Muzakir Nomor 2 Terban, Gondokusuman Kota Yogyakarta. Data yang diperoleh berupa dokumen dengan teknik dokumenter, data tentang peristiwa, dan perilaku sehari-hari, akan digunakan dengan teknik pengamatan langsung atau observasi. Sedangkan data realitas simbolik, sebagaimana dipikirkan, dipahami, dan dihayati oleh orang-orang yang ada di dalam lingkungan objek penelitian, akan digunakan dengan wawancara yang mendalam.Waktu penelitian dilaksanapan sekitar tiga bulan pada bulan Maret sampai Mei 2018

Target/Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru pada sekolah tersebut, sedangkan sumber data pendukung yaitu orang-orang yang ditunjuk oleh informan kunci yang dianggap mengerti tentang masalah yang akan diteliti (wakil kepala sekolah, waka kurikulum, kesiswaan, staf sekolah dan siswa) yaitu cara menggali sumber data atau informan lain, membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan data yang diperoleh dengan menggunakan sumber lain atau informan yang berbeda.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap lingkungan sekolah, guru, siswa, tempat praktik, hasil karya dan hal-hal yang terkait dengan manajemen pengembangan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran prakarya di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Selain observasi teknik pegumpulan data dilakukan dengan wawancara yaitu dilakukan pada dengan kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, kepala tata usaha, guru, komite sekolah, orangtua siswa, dan beberapa siswa. Dan teknik pengumpulan data yang lain yaitu berupa dokmentasi mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan agenda. Pengumpulan data jenis kualitatif ini biasanya memerlukan waktu yang panjang, dilakukan secara simultan dalam masa yang sama, dan menganalisa dokumen-dokumen yang terkait dengan prakarya.

Teknik Analisis Data

Analisis data akhir dilakukan dengan langkah berikut: 1) Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara yang mendalam dan dokumentasi dan dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu diskriftif dan replektif. 2) Reduksi data, maksud reduksi data di sini adalah untuk melihat data yang relevan dan bermakna untuk disajikan. Pada proses reduksi data hanya data atau temuan yang berkenaan dengan permasalahan penelitian yang direduksi, sedangkan data yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian dibuang. 3) Penyajian data, dalam penelitian ini data yang sudah direduksi disajikan dalam bentuk teks yang naratif, matriks dan gambar. 4) Kesimpulan dilakukan selama proses dan sesudah penelitian dilakukan. Dengan data-data yang diperoleh melalui pengamatan dan dokumentasi kemudian disajikan untuk ditarik kesimpulan sementara, proses ini harus selalu berulang-ulang dilakukan agar supaya penelitian tersebut lebih dikatakan valid, dengan wawancara tatap muka secara langsung tanpa ada tendensi atau maksud untuk mengurangi orisinalitas dan kebenaran dilapangan. Kemudian disempurnakan untuk memperoleh kesimpulan akhir. Selanjutnya analisis data dilakukan model siklus interaktif (Miles dan Hubermen, 1992: 12) . Proses ini dilakukan selama proses penelitian ini ditempuh melalui serangkaian proses, pengumpulan, reduksi, penyajian, dan verifikasi data.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

  1. Aspek Manajemen
  • Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan awal yang menjadi rujukan dalam pelaksanaan organisasi. Perencanaan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar,dan penyusunan program pembelajaran. Para guru di SMP Negeri 8 Yogyakarta yang pendidikan terakhir terendah D2 sebanyak 1 orang guru dan tertinggi S2 10 orang guru. Sedang yang mengajar mata pelajaran prakarya kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX pendidikan terakhir S1. Data guru prakarya yang diperoleh ada dua orang guru yang mengajar kelas VII, VIII, dan IX terdiri pendidikan S1 dari Boga dan S1 dari Jasa. Guru tersebut sudah memiliki pengalaman mengajar yang baik dari sisi kualifikasi akademik satu guru belum sesuai tetapi sudah sertifikasi pada bidang mata pelajaran prakarya yang diampu.

Dari data yang diperoleh melalui studi dokumen dan wawancara bahwa SMP Negeri 8 Yogyakarta dalam identifikasi kebutuhan guru yang masih berijazah Diploma perlu ditingkatkan kualifikasinya, kekurangan guru mengajar prakarya perlu penambahan. Perumusan kompetensi dasar sesuai dengan mata pelajaran masing-masing guru. Penyusunan program pembelajaran menyusun rencana pembelajaran dilakukan dalam bentuk kegiatan pertemuan guru dengan kepala sekolah, waka kurikulum, waka sarana prasarana, waka kesiswaan, yangmelibatkansemuagurumata pelajaran.

Langkah-langkah penyusunan program pembelajaran: (a) mengidentifikasi kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuan siswa, (b) menyusun tujuan pelajaran, (c) mengembangkan silabus, (d) mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, (e) memilih bahan ajar, (f) memilih metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran, dan (g) memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran.

Hasil akhir dari kegiatan penyusunan rencana pembelajaran tersebut adalah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) yang nantinya dijadikan acuan atau pedoman dalam proses belajar mengajar selama satu tahun ajaran. Adapun faktor penghambat pengusulan kekurangan guru mata pelajaran belum terpenuhi sehingga ada guru yang kelebihan jam mengajar. Kelengkapan persiapan pembelajaran dibuat setiap awal tahun pelajaran, namun kadang-kadang, ada perubahan jadwal secara mendadak dari Dinas Pendidikan Kota, ada beberapa guru yang belum lengkap kesiapan pembelajaran, kesulitan menentukan materi yang cocok dengan kejiwaan dan jenjang pendidikan peserta didik.

Terdapat beberapa faktor pendukung yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat, media yang tersedia, serta lingkungan. Guru prakarya yang ada di SMP Negeri 8 Yogyakarta, selama penelitian dilakukan telah melaksanakan dan pembuatan perencanaan pembelajaran prakarya. Guru prakarya di SMP Negeri 8 Yogyakarta, sumber informasi penyusunan pembelajaran yang digunakan dari Dinas Pendidikan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • Pengorganisasian

Kepala sekolah mempunyai kemampuan menentukan jenis program yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun faktor pendukung pada proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota sehingga dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Dalam melaksanaan menajemen Kepala Sekolah dibantu Waka kurikulum menangani standar isi, standar proses dan standar penilian, Waka kesiswaan menangani standar SKL dan standar pengelolaan, Waka sarpras menangani standar PTK, dan standar sarpras, Koordinator Tata Usaha menangani standar pembiayaan.

Kepala sekolah SMP Negeri 8 Yogyakarta membimbing, mengatur, mempengaruhi, menggerakkan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas, tugas kependidikan di lembaga sekolah agar berjalan teratur, penuh kerjasama. Meliputi kegiatan-kegiatan membentuk atau mengadakan struktur organisasi baru untuk menghasilkan produk baru dan menetapkan garis hubungan kerja antara struktur yang ada dengan struktur baru, merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi kedudukan dan menyusun kualifikasi guru tiap kedudukan yang menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau diperlukan orang lain yang mempunyai keterampilan khusus.

  • Pelaksanaan

Pada proses pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan mengajar. Dengan belajar maka pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai, sikap, tingkah laku dan semua perbuatan manusia terbentuk, disesuaikan dan dikembangkan. Mengajar (teaching) pada hakikatnya adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan diri, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Hasil akhir dari proses mengajar adalah kemampuan peserta didik yang tinggi untuk dapat belajar dengan mudah dan efektif.

Hakikat mengajar adalah memfasilitasi peserta didik agar mereka mendapatkan kemudahan dalam belajar. Dari pengertian di atas maka dalam proses pembelajaran diperlukan pengguaan metode mengajar yang dapat membawa perubahan pada si pembelajar, misalnya dengan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) .

Ketika peneliti melakukan wawancara diperoleh banyak informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung di ruang kelas maupun ruang praktik yaitu terjadinya proses pembelajaran yang komunikatif atau pembelajaran yang mengarah pada siswa dengan metode yang bervariatif, penggunaan media LCD, alat peraga berupa produk yang sudah jadi yang dibawa oleh guru.

 

  • Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan

Berdasarkan pengamatan di lapangan guru prakarya dalam memberikan mata pelajaran prakarya tersebut menurut siswa sangat menguasai mata pelajaran yang diampu dari persiapan mengajar dan tatap muka didepan kelas. Kemampuan guru didepan kelas akan kelihatan dari kesiapan guru dalam melengkapi bahan yang akan diajarkan.

  • Kemampuan mengelola kelas

Pembelajaran akan berhasil apabila manajemen kelas dilakukan dengan baik. Pengertian manajemen kelas identik dengan pengelolaan kelas. Pengertian manajemen kelas bukan berarti pengaturan ruang kelas yang berkaitan dengan sarana seperti tempat duduk, lemari, dan alat-alat mengajar tapi bagaimana guru merencanakan, mengatur, dan melakukan berbagai kegiatan di kelas sehingga proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik.

  • Kemampuan Menggunakan Media/Sumber Belajar

Dalam pembelajaran guru prakarya menggunakan media pembelajaran menggunakan laptop dan LCD yang ditayangkan di dalam kelas. Guru selain membawa buku pegangan siswa juga membawa laptop dalam setiap pelajaran prakarya. Siswa juga diharapkan membawa laptop minimal 1 kelompok 1 laptop. Dalam penjelasan materi prakarya guru menayangkan materi pelajaran berupa power point dan gambar prakarya yang akan dibuat.

  • Kemampuan Menilai Prestasi Peserta Didik

Dalam memberikan penilaian praktik prakarya terhadap peserta didik guru tersebut sangat teliti. Penilaian dengan cara perorangan dan kelompok. Satu kelompok tidak sama nilainya tergantung keaktifan dan cara kerja siswa. Penilaian dilakukan dari persiapan membuat ide karya, membuat tulisan proses karya, membuat power point untuk presentasi, hasil karya yang dibuat. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan guru prakarya dalam memberikan mata pelajaran prakarya dari persiapan bahan ajar, dan metode pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa guru prakarya di SMP Negeri 8 Yogyakarya dalam menyampaikan materi pelajaran prakarya sesuai dengan metode pembelajaran yang benar dan baik. Guru dalam menyampaikan sesuai dengan materi dan pembahasan yang disampaikain kepada siswa. Metode ceramah, diskusi kepada siswa sangat menarik dan guru selalu mengamati masing-masing siswa dengan cara keliling kelas, sehingga apabila siswa mendapat kesulitan langsung bertanya dan siswa akan aktif.

Metode yang digunakan guru prakarya tersebut akan mengurangi siswa jenuh membuat karya akan senang. Saat siswa praktik diberikan kebebasan di dalam dan diluar ruang kelas karena di dalam kelas tidak leluasa ada yang duduk di lantai sambil berceritera. Prakarya yang dikerjakan pada saat tatap muka yang belum selesai boleh dikerjakan di rumah karena waktu jam pelajaran prakarya selalu kurang.

Ketika peneliti melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran khususnya dalam hal pengelolaan kelas, peneliti mendapatkan gambaran bahwa guru dalam mengelola kelas benar-benar dapat memotivasi siswa lebih semangat dalam belajar yaitu dengan berbagai metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas dan aktifitas siswa dalam belajar. Proses pembelajaran tidak monoton atau tidak berpusat pada guru (teacher center) melainkan berpusat pada siswa (student center) .

Adapun faktor penghambat pada proses pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan mengajar. Belajar mengandung pengertian suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar. Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: bahan yang dipelajari adalah praktik menggunakan bahan yang belum pernah dilakukan saat di sekolah dasar faktor instrumental belum adanya dokumen yang tertata ruang khusus penyajian karya, lingkungan masih banyak ruang yang dalam proses perbaikan, dan kondisi individual si pembelajar waktu pelajaran masih kurang karya yang dikerjakan tidak langsung jadi.

Adapun faktor pendukung dalam proses pembelajaran prakarya adalah bahan yang dipelajari belum pernah dilakukan namun sekolah bersedia memfasilatasi sehingga bisa berjalan lancar. Faktor instrumental dalam pembelajaran guru berusaha membawa contoh dan memperagakan baik dengan power point maupun dengan alat peraga. Faktor instrument pendukung menggunakan internet. Lingkungan yang digunakan tempat yang aman dan menyenangkan serta siswa tidak terganggu.

  • Evaluasi Hasil Pembelajaran

Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance) , penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test) , penilaian projek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio) , dan penilaian diri. Dalam KBM tersebut penilaian secara keseluruan dilakukan setiap semester. Hasil penialian terdiri nilai teori dan nilai praktik, nilai teori diperoleh dari hasi ujian teori semester dan nilai praktik diperoleh dari hasil praktik.

Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan penilaian yang dilakukan pada saat perubahan waktu liburan yang dilakukan oleh dinas pendidikan setempat sedangkan siswa harus menyelesaikan karya yang belum sempurna. Hal tersebut guru mengalami kesulitan menilai dalam KBM tersebut. Adapun faktor pendukung dalam penilaian pencapaian kompetensi baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.

  1. Aspek Profesionalisme Guru

Undang-Undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 pada pasal 39 ayat 2 menjelaskan: Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kompetensi guru ada 4 aspek yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial.

 

  • Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik guru prakarya di SMP Negeri 8 Yogyakarta antara lain meliputi: perencanaan pembelajaran, sumber informasi penyusunan pembelajaran, informasi silabi dan rencana pemeblajaran, standarisasi format penulisan silabi dan RPP, evaluasi. Ada beberapa faktor pendukung yang diperoleh baik guru maupun siswa dengan adanya kompetensi pedagogik yaitu a) Guru dapat memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif siswa. b) Guru dapat memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian siswa dan merefleksikannya dalam proses pembelajaran dan c) Guru mampu menyusun rancangan dan melaksanakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi, karakteristik dan kebutuhan siswa dalam belajarnya

  • Kompetensi Kepribadian

Hasil penelitian dengan wawancara, observasi dan pengambilan data, guru prakarya di SMP Negeri 8 Yogyakarta, merupakan cerminan dari sikap guru yang menunjukkan kepada siswa yaitu kehadiran guru di kelas pada waktu proses belajar mengajar tepat waktu. Pada saat memberikan materi pelajaran secara runtut dan teratur, perhatian pada siswa, berkomunikasi dan umpan balik pada siswa. Adapun faktor penghambat membangkitkan motif belajar siswa serta mendorong/memberikan motivasi dari belakang. Hal tersebut siswa jarang atau tidak ada kesempatan melihat pameran di luar sekolah, membuka internet yang berkaitan dengan mata pelajaran prakarya.

Faktor pendukung kepribadian guru adalah memberikan bimbingan dan suri teladan, secara bersama-sama mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motivasi belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik. Kepribadian guru (a) mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku; (b) dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru; (c) arif dan bijaksana yanga tampilannya bermanfaat bagi peserta didik, sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak; (d) berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik; (e) memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan suka menolong.

  • Kompetensi Profesional

Faktor penghambat kemapuan guru dalam mengelola kelas dengan strategi khusus karena jam pelajaran prakarya sangat terbatas dan ruang kelas digunakan untuk praktik dan teori serta mata pelajaran yang lain. Guru mencari kelas yang akan diberikan mata pelajaran prakarya yang agak jauh dari ruang guru. Waktu yang digunakan untuk mata pelajaran prakarya sangat terbatas sehingga siswa diberikan waktu untuk mengerjakan di rumah. Faktor pendukung guru berperan sangat penting didalam pengelolaan kelas dan pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi kerja guru. Untuk itu diperlukan seorang guru yang professional. Guru ptofesional dituntut untuk memiliki tiga kemampuan yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik.

Prestasi belajar siswa juga dapat dibangun melalui kedisiplinan dalam berbagai hal baik diruang kelas maupun di ruang praktek/laboratorium. Kepala SMP Negeri 8 Yogyakarta memfasilitasi dalam hal penerapan aturan yang wajib ditaati, baik oleh semua guru maupun siswa. Kedisiplinan tersebut meliputi antara lain: kedisiplinan berpenampilan, kedisiplinan pengelolaan alat, kedisiplinan hadir, kedisiplinan mengerjakan tugas, kedisiplinan yang menyangkut tentang kebersihan kelas, dan sebagainya.

  • Kompetensi Sosial

Kompetensi guru SMP Negeri 8 Yogyakarta yang diurakan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan kebiasaan dan bertindak dimiliki oleh guru mata pelajaran prakarya sudah sesuai dengan pekerjaan dan standart kinerja yang dilaksanakan. Dengan demikian mutu guru prakarya akan terwujud dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi guru prakarya. Faktor penghambat kurangnya komunikasi yang guru, siswa dan orangtua wali. Saat guru memberikan tugas pada siswa kadang siswa tidak meneruskan kepada orangtua sehingga bahan atau tugas yang dibawa ke sekolah pada hari berikutnya tidak dibawa sehingga siswa tidak bisa praktik. Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan warga negara.

Faktor pendukung hubungan yang dilakukan sekolah dengan pihak orangtua siswa dilakukan dengan cara melibatkan wali peserta didik atau siswa. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa keterlibatan orangtua/wali mempunyai peran yang cukup besar bagi perkembangan dengan sekolah, suatu sekolah bisa dikatakan sukses jika mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Karena bagaimanapun juga pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara orang tua, sekolah dan masyarakat. Seorang guru harus berusaha mengembangkan komunikasi dengan orang tua peserta didik sehingga terjalin komunikasi dua arah yang berkelanjutan. Dengan adanya komunikasi dua arah, peserta didik dapat dipantau secara lebih baik dan dapat mengembangkan karakternya secara lebih efektif pula.

  1. Aspek Pengembangan Profesionalisme Guru

Hasil penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa, guru mata pelajaran prakarya dalam pengembangan profesionalisme guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran siswa. Pelajaran yang telah direncanakan sampai saat ini bisa terealisir sesuai dengan waktu yang ditentukan. Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan peraturan yang berlaku program kelanjutan studi dalam bentuk tugas belajar.

  • Program Penyetaraan dan Sertifikasi

Pelaksanan Program penyetaraan dan sertifikasi diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program pendidikan keguruan, Keadaan ini terjadi di SMP Negeri 8 Yogyakarta karena sekolah mengalami keterbatasan guru prakarya. Kualifikasi pendidikan mereka lebih tinggi dari kualifikasi yang dituntut namun tidak sesuai, misalnya satu guru berijazah S1 Ekonomi. Sekarang guru tersebut bisa mengikuti program penyetaraan atau sertifikasi.

Adapun faktor hambatan yang ada pada guru prakarya masih mengalami kekurangan guru, padahal salah satu guru sudah akan memasuki masa purna tugas. Kepala sekolah sudah mengusulkan ke dinas pendidikan kota sampai sekarang belum terealisasi. Faktor pendukung setelah guru mengikuti sertifikasi bisa menjalankan tugas sesuai fungsinya. Sebelum melakukan merasa bahwa kompetensinya masih kurang dan sekarang telah di diklat sesuai bidang atau kompetensinya.

  • Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi

Guru sangat mengaharapkan adanya diklat sesuai bidang keahliannya. Program pelatihan yang diusulkan adalah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru, yaitu mengacu kepada tuntutan kompetensi. Adapun hambatan selama ini pelaksanaan pelatihan bersifat parsial dan pengembangan materi seringkali tumpang tindih, menghabiskan banyak waktu tenaga dan biaya dan di MGMP kurang efisien karena waktu terbatas. Tidak jarang dalam satu tahun seorang guru mengikuti pelatihan.

Adapun faktor pendukung dengan pengembangan dilakukan secara terus menerus di berbagai bidang seperti pendidikan pengetahuan dan teknologi. Usaha guru SMP Negeri 8 Yogyakarta melalui seminar, dan membaca buku baik dalam perpustakaan maupun internet, pertemuan MGMP, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta maupun Propinsi. Pelaksanaan pengembangan profesionalisme guru dengan diadakan diklat di kelompok MGMP bervariasi namun khusus guru prakarya masih kurang untuk pelaksanaan pelatihan maupun diklat sesuai bidang keahliannya.

  • Program Supervisi Pendidikan

Program supervisi pendidikan adalah perubahan dalam ke arah yang lebih baik, positif proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien proses belajar mengajar. Di lingkungan sekolah SMP Negeri 8 Yogyakarta supervisi sudah dilaksanakan dengan baik yang berpedoman di sekolah secara umum. Hal telah diupayakan dalam pembinaan SDM pada tenaga kependidikan secara umum untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru parakarya dan kualitas pencapaian hasil pendidikan di sekolah. Adapun faktor hambatanbahwa motivasi guru untuk disupervisi dinilai masih kurang, hal tersebut dikarenakan masih melekatnya anggapan dari para guru bahwa supervisi semata-mata hanyalah kegiatan untuk mencari-cari kesalahan. Meskipun pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan mendapat supervisi, masih saja para guru yang akan disupervisi belum mempersiapkan diri secara matang.

  1. Mutu Pembelajaran Prakarya

Pembelajaran di SMP Negeri 8 Yogyakarta melalui beberapa proses yang kegiatan belajar mengajar baik itu teori maupun praktik yang dilakukan siswa. Dari observasi yang dilakukan peneliti di sekolah dengan cara memasuki ruangan kelas dan praktik, hal ini sudah dilakukan di SMP Negeri 8 Yogyakarta yaitu melalui tahapan-tahapan sebagai berikut kegiatan dilaksanakan:

  • Perencanaan Pembelajaran

Usaha guru prakarya dalam membuat perencanaan pembelajaran dengan sebaik mungkin, ini membuktikan bahwa para guru di SMP Negeri 8 Yogyakarta sadar bahwa dengan konsep pembelajaran yang baik, menuntut guru untuk melakukan perencanaan dan persiapan pengajaran yang baik berupa dokumen pelajaran, analisis hari efektif dan jam pelajaran efektif, analisis urutan pelajaran, program tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) , daftar hadir siswa, blanko daftar nilai dan analisis hasil evaluasi dan tindak lanjut, daftar nilai akhir semester, kisi-kisi penulisan soal, kunci jawaban, pedoman penskoran dan perhitungan nilai akhir, kunci jawaban dan pedoman penilaian.

Mengenai persiapan mengajar yang dilakukan oleh para guru di SMP Negeri 8 Yogyakarta sudah baik, hal ini terlihat dari cara menyusun sudah mengikuti ketentuan dan standar yang ditetapkan peraturan pemerintah. Faktor hambatan melalui wawancara guru waktu yang tersedia untuk membuat perencanaan sangat pendek apabila ada perubahan peraturan dan kebijakan yang sifatnya mendadak perencanaan juga berubah. Sedangkan faktor pendukung apabila ada perubahan segera dikoordinasikan dengan atasan atau kepala sekolah.

  • Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu istilah yang mengilustrasikan proses komunikasi dua arah antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hasil observasi dan dokumen sekolah di ketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 8 Yogyakarta dimulai setiap hari Senin sampai Jum’at mulai pukul 07:00 – 14.30 WIB. Hari Selasa dan Kamis masuk jam 06.15-07.00 yang beragama Islam Tahwid Al-Qur’an. Selanjutnya pada hari Kamis mulai pukul 15.00–17.00 WIB pelajaran pramuka. Sedangkan pada hari Jum’at yang beragama Islam jam 12.00-12.30 sholat jumat kemudian jam 15.00-17.00 diberi kebebasan untuk mengembangkan bakatnya sesuai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Faktor hambatan setelah melalui wawancara dengan guru adalah hampir semua siswa di SMP Negeri 8 Yogyakarta membawa handphone sehingga saat pelajaran ada yang tidak konsentrasi memperhatikan

Faktor pendukung dengan kebijakan sekolah maka waktu di kelas saat pelajaran dimulai semua siswa yang membawa handphone dikumpulkan kedalam kotak kemudian diserahkan ke ruang bimbingan dan konseling. Setelah jam pelajaran selesai handphone dikembalikan siswa. Hal tersebut untuk menghindari siswa saat pelajaran tidak konsentrasi dan mengganggu proses belajar mengajar.

  • Evaluasi Pembelajaran

Mata pelajaran prakarya yang dianut dalam Kurikulum 2013 didesain untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang mengacu kepada pengalaman kehidupan sehari-hari. Hasil dari evaluasi pembelajaran yang diperoleh oleh siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta dapat dilihat melalui raport yang disampaikan ke wali murid dan tindak lanjut secara berkesinambungan.

Evaluasi terhadap aspek kognitif mencakup semua unsur pokok bidang studi. Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru faktor hambatan yang ada yaitu evaluasi pada mata pelajaran praktik sebab penilaian dilakukan dari proses sampai selesai. Faktor pendukung evaluasi dilakukan dalam aspek psikomotorik terutama ditekankan pada unsur pokok keterampilan/ skill yang harus dimiliki siswa tidak akan bisa lepas dari tiga unsur pendidikan sebagai sebuah sistem tersebut yaitu: input, proses, dan output.

  • Manajemen Kelas

Pada manajemen kelas, kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran memiliki peran sebagai fasilitator dan pembimbing dalam hal manajemen kelas yang di dalamnya mencakup masalah pengelolaan siswa, pengelolaan peralatan, pengorganisasian kelas, kedisiplinan siswa, dan kebersihan kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti selama melakukan penelitian di SMP Negeri 8 Yogyakarta melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dapat diperoleh data tentang faktor hambatan adanya penganggaran biaya yang dikeluarkan setiap tahun dan turunnnya anggaran pada bulan yang ditentukan dan apabila ada kerusakan di laboraturium yang harus segera dipebaiki, maka kegiatan pembelajaran tidak berjalan. Faktor pendukung dengan adanya wali murid maka akan membantu beban yang disebabkan dengan kerusakan.

  • Penilaian dan Pengembangan Guru

Hasil mengenai penilaian dan pengembangan guru adalah: 1) meningkatnya semangat kinerja guru, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pembelajaran, 2) tingkat kedisiplinan guru dalam proses belajar mengajar menjadi tinggi, semangat untuk mengembangkan diri untuk menuju keprofesionalannya sebagai pengajar meningkat. Pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar dan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi.

Kesimpulan

Pelaksanaan pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran prakarya sudah berjalan baik. Kepala Sekolah berhasil merencana dan mengawal pelaksanaan pengembangan profesionalisme guru melalui: 1) Program peningkatan kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan dengan peraturan yang berlaku, program penyetaraan dan sertifikasi bagi guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, 3) Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi, dan 4) Program supervisi pendidikan. Kendala yang masih dihadapi adalah jumlah guru yang belum mencukupi, saat ini hanya 2 orang guru untuk mengajar 30 kelas. Dari dua guru, satu guru dengan latar belakang pendidikan sesuai, dan satu lainnya dengan latar belakang pendidikan tidak sesuai namun sudah memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Upaya penambahan guru prakarya telah dilaksanakan namun belum berhasil karena undang-undang yang mengatur dan pelaksaanaan dilakukan oleh intansi luar sekolaha, sehingga bisa dipertimbangkan dengan program guru keahlian ganda.

Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi. (2002) .Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz Abdul. (2013) .Memahami fenomena sosial melalui studi kasus. Kumpulan Materi Pelatihan Metode Penelitian Kualitatif.(BMPTS) Wilayah VII-Jawa Timur: Surabaya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005) . Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. (2002) . Model-model pembelajaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: PGSM.

Depdiknas.(2000) . Panduan manajemen sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Direktorat SLTP.

Ekosusilo. (2003) .Sistem nilai dalam budaya organisasi sekolah pada sekolah unggul. Disertasi. Malang: PPS UM.

Fasli Jalal &Dedi Supriyadi. (2001) .Reformasi pendidikan dalam konteks otonomi daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Fattah Nanang. (2002) .Landasan manajemen pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Hamalik, O. (1990) . Pendidikan tenaga kerja nasional. Jakarta: Citra Aditya Bakti.

 

Hamzah B Uno. (2007) . Profesi kependidikan problem, solusi, dan reformasi pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kurikulum Berbasis Kompetensi. (2003) .Konsep, karakteristik, dan implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Menjadi Guru Profesional. (2008) .Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, L.J. (2000) .Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa E. (2002) .Manajemen berbasis sekolah. Bandung: Rosdakarya.

Mustofa Bisri. (2008) . Metode menulis dan tesis. Yogyakarta: Optimus.

Nanang Fattah. (2004) . Konsep manajemen berbasis sekolah dan dewan sekolah.Bandung: Bani Quraisy.

Ngalim Purwanto. (2003) . Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. (2003) . Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah. (2005) .Peraturan PemerintahNomor 19, Tahun 2005 tentang Standar Nasional. Diambil pada 17 Desember 2017, dari http://www.bnsp.indonesia.org.

Riyanto Yatim. (2007) . Metodologi penelitian pendekatan kualitatif. Surabaya: Unesa University Press.

Rocharty Eti,dkk. (2005) .Sistem informasi manajemen pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudarman Danim. (2002) .Inovasi pendidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana Nana. (2000) .Penelitian dan penelitian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiono. (2009) . Metode penelitian pendekatan kuantitatif kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana. (2008) . Manajemen pendidikan. Yogyakarta:

Sumadyo. (2008) .Manajemen pengembangan sumber daya manusia Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) Kota Yogyakarta Tesis magister. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suparlan. (2005) . Menjadi guru efektif, Yogyakarta: Hikayat.

Sutarto. (2010) . Dasar -dasar kepemimpinan organisasi. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Undang-Undang Sisdiknas Republik Indonesia SIDIKNAS istem Pendidikan Nasional (2006) . Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20. Tahun 2002.Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.

———, (2006) . Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14, Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Fokusmedia.

———–, (2007) . Pembinaan dan pengembangan profesi guru, sertifikasi guru. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.