Penggunaan ASKAKEPO Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Nilai Pengetahuan
PENGGUNAAN ASKAKEPO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN NILAI PENGETAHUAN MATERI DEGREE OF COMPARISON
BAGI PESERTA DIDIK KELAS VIIIE SMPN 2 SALATIGA TAHUN 2019
Indriastuti Dwi Setyani
SMP Negeri 2 Salatiga
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena keaktifan dan hasil belajar Bahasa Inggris kelas VIII E rendah, sehingga peneliti berupaya menggunakan teknik ASKAKEPO untuk meningkatkan keaktifan dan nilai pengetahuan Bahasa Inggris materi Degree of Comparison bagi peserta didik kelas VIIIE SMP Negeri 2 salatiga pada semester dua tahun 2019. Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 Langkah: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Data penelitian keaktifan dikumpulkan melalui observasi sedangkan data nilai pengetahuan dikumpulkan dengan mendokumentasikan daftar nilai kemudian dianalisa menggunakan Teknik deskriptif komparatif, dengan membandingkan data keaktifan belajar dan nilai pengetahuan pada kondisi awal, Siklus 1 dan Siklus 2. Hasilnya menunjukkan keaktifan belajar meningkat sebesar 36%, dan rata-rata nilai pengetahuan meningkat 24,53 poin sedangkan Ketuntasan Belajar meningkat 57%. Berdasarkan hasil penelitian ini, rekan-rekan guru dapat menggunakan teknik ASKAKEPO dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya materi Degree of Comparison.
Kata Kunci: Teknik ASKAKEPO, keaktifan, nilai pengetahuan, Degree of Comparison.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam kurikulum 2013 dituntut pembelajaran siswa aktif atau Students centered Learning atau pembelajaran berpusat pada peserta didik bukan pada guru. Namun pada kenyataannya mengaktifkan peserta didik selama pembelajaran tidak mudah.
Dari pengamatan keaktifan belajar peserta didik oleh tiga pihak yaitu Guru peneliti, kolaborator serta peserta didik pada saat pembelajaran di SMP Negeri 2 Salatiga, masih banyak peserta didik yang kurang aktif dan perolehan hasil belajar juga rendah.
Identifikasi Masalah
Masalah yang dihadapi guru sebagai peneliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Mengapa keaktifan belajar peserta didik pada pelajaran Bahasa Inggris rendah?
- Mengapa nilai bahasa Inggris peserta didik khususnya nilai pengetahuan rendah?
- Perlukah digunakan sebuah teknik untuk membantu meningkatkan keaktifan belajar dan nilai pengetahuan peserta didik ?
Pembatasan Masalah
Penelitian ini mengggunaan teknik ASKAKEPO yaitu singkatan dari ASK Answer checK and rEPOrt, untuk mengupayakan peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada pelajaran bahasa Inggris serta upaya peningkatan hasil belajar peserta didik berupa nilai pengetahuan materi Degre of Comparison. Materi ini mengajarkan mengenai tingkat perbandingan. Dengan mempelajari materi ini peserta didik dapat membandingkan orang-orang atau benda-benda yang dapat mereka lihat.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
- Apakah melalui teknik ASKAKEPO dapat meningkatkan keaktifan belajar Bahasa Inggris materi Degree of Comparison bagi peserta didik kelas VIIIE SMP Negeri 2 Salatiga Tahun2018/2019?
- Apakah melalui penggunaan teknik ASKAKEPO dapat meningkatkan nilai pengetahuan bahasa Inggris materi Degree of Comparison bagi peserta didik kelas VIIIE SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?
- Apakah melalui penggunaan teknik ASKAKEPO dapat meningkatkan keaktifan belajar dan nilai pengetahuan Bahasa Inggris materi Degree of Comparison bagi peserta didik kelas VIIIE SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan nilai pengetahuan Bahasa Inggris bagi peserta didik kelas VIIIE SMP Negeri 2 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
KAJIAN TEORI
Teknik Pembelajaran
Menurut Edward M.Anthony dalam “Definisi Teknik Pembelajaran” (https://bugurumalas.blogspot.com diunduh 12 Januari 2019) Teknik adalah satu muslihat atau strategi atau taktik yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil segera yang maksimum pada waktu mengajar sesuatu bagian tertentu.
Sedangkan Slameto dalam buku “Proses belajar mengajar dalam system Kredit Semester” (1991:90) menyatakan Teknik pembelajaran adalah cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Teknik merupakan rencana melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
Kooperatif Jigsaw
Model belajar kooperatif Jigsaw atau puzzle dikembangkan serta diuji coba oleh Elliot Aronson dan kawan – kawan di Universitas Texas. Lie dalam Rusman (2014: 218) menyatakan bahwa Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok kecil.
Teknik Askakepo
ASKAKEPO adalah singkatan dari ASK Answer checK rEPOrt. ASKAKEPO adalah sebuah teknik dari metode Students centered. Teknik ini merupakan pengembangan dari model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Teknik ini terdiri dari Ask (bertanya), Answer (menjawab), Check (mengecek dengan menggunakan data) dan Report (melaporkan). Teknik ini menuntut keterlibatan peserta didik sebanyak mungkin bahkan seluruh peserta didik.
Persamaan teknik ASKAKEPO dengan JIGSAW yaitu keduanya menuntut kerjasama kelompok dan masing – masing kelompok diberi subtopik berbeda. Perbedaannya dalam Jigsaw hanya anggota kelompok ahli bertugas menjelaskan materi yang dikuasai pada anggota kelompok asal, sedangkan dalam ASKAKEPO masing – masing anggota kelompok bertugas mencari informasi dan menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok lain.
Keaktifan Belajar
Nana Sujana dalam bukunya “Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar” (2017: 61) menyebutkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari:
Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya. Terlibat dalam pemecahan masalah. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Melakukan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru. Menilai kemampuan dirinya dan hasil – hasil yang diperolehnya. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas.
Hakikat Nilai
Nana Sujana (2017:22) menyatakan bahwa penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan tercapai atau tidak. Disini penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik.
Kurikulum 2013 mewajibkan diterapkannya tiga aspek penilaian dalam setiap mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan pendapat Benyamin Bloom dalam Nana Sujana (2017:22) yang membagi penilaian hasil belajar dalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Kerangka berpikir
Pada kondisi awal, peneliti belum menggunakan teknik pembelajaran tertentu., keaktifan belajar peserta didik rendah dan nilai pengetahuan juga rendah.
Pada siklus satu, selama pembelajaran peneliti menggunakan teknik ASKAKEPO untuk perbandingan sederhana. Sedangkan pada siklus 2 peneliti menggunakan ASKAKEPO untuk perbandingan khusus, yaitu kata sifat tertentu yang lebih kompleks.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas, maka muncul hipotesis:
Diduga dengan menggunakan teknik ASKAKEPO terjadi peningkatan keaktifan belajar dan nilai pengetahuan bahasa Inggris materi Degree of Comparison bagi peserta didik kelas VIIIE SMP Negeri 2 Salatiga semester dua Tahun 2018/2019.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Negeri 2 Salatiga pada semester dua tahun pelajaran 2018/2019, mulai pada bulan Desember minggu ke dua dengan penyusunan proposal dan diakhiri dengan penyusunan laporan pada bulan April 2019.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2, masing –masing siklus terdiri dari 4 tahap. Setiap siklus penelitian terdapat beberapa tahapan, yaitu: membuat perencanaan tindakan (Planning), melaksanakan tindakan sesuai dengan yang direncanakan(Doing), melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan (Observing), melakukan analisis terhadap hasil tindakan yang dilakukan dengan deskriptif komparatif dan dilanjutkan dengan refleksi (Reflective).
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan penelitian beberapa peserta didik pasif, mereka lebih banyak berdiam diri tidak melakukan kegiatan pembelajaran. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya, mereka tidak bertanya begitupun ketika diberi pertanyaan, mereka tidak menjawab dan tidak dapat menjawab. Mereka cenderung tidak mau melakukan aktifitas apapun terkait dengan pembelajaran. Berikut adalah tabel keaktifan peserta didik pada kondisi awal.
KETERANGAN |
Kondisi Awal | |
JUMLAH
PESERTA DIDIK |
PROSENTASE | |
Tidak aktif | 4 | 14 % |
Kurang Aktif | 8 | 29 % |
Aktif | 14 | 50 % |
Sangat Aktif | 2 | 7 % |
Deskripsi siklus 1
Pada siklus 1, guru peneliti menggunakan Teknik ASKAKEPO. dalam pelaksanaan pembelajaran. peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 anak. Kemudian perwakilan kelompok bertanya kepada setiap kelompok lain mengenai siapa yang paling tinggi/pendek/gemuk, dan lainnya dalam langkah ASK.
Anggota kelompok yang ditanya harus memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan, Langkah ini disebut Anwer.
Selanjutnya kelompok yang ditanya harus mengecek jawabannya dengan mengukur atau melihat kondisi yang sebenarnya dan membuat data dalam kegiatan checK. Peserta didik dalam masing-masing kelompok mengukur tinggi badan, berat badan dan sebagainya, serta membuat table dari data tersebut.
Setelah tabel terisi dengan data yang ditanyakan, kemudian mereka mendiskusikan dan membuat kesimpulan siapa diantara mereka yang “paling” atau “ter”.
Kegiatan berikutnya adalah melaporkan atau rEPOrt, masing – masing anggota kelompok melaporkan kesimpulannya kepada kelompok yang tadi menanyakan hal tersebut. (setiap anggota kelompok melaporkan satu kesimpulan kepada kelompok yang bertanya sesuai apa yang ditanyakan). Sementara itu kelompok yang mendapat laporan menerima dan mencatatnya, kemudian menyimpulkan dan melaporkannya pada seluruh peserta didik di depan kelas.
Deskripsi siklus 2
Pada siklus 2, masing-masing peserta didik dalam satu kelompok mendapat tugas bertanya kepada kelompok lain dengan pertanyaan yang sama dalam kegiatan ASK. Seorang peserta didik bertanya kepada setiap anggota kelompok lain. Guru membekali setiap peserta didik dengan sebuah kartu yang didalamnya tertulis sebuah kata sifat sebagai dasar untuk bertanya dan kolom data untuk mencatat jawaban dari anggota kelompok yang ditanya.
Ketika anggota kelompok A bertanya maka kelompok B dan kelompok lain, mereka harus menjawabnya, pada kegiatan Answer. Disaat ini penanya sekaligus melakukan kegiatan check dimana peserta didik yang ditanya menunjukkan bukti kebenaran jawabannya. Perlu digaris bawahi bahwa tanya-jawab dilakukan menggunakan bahasa Inggris.
Selanjutnya para peserta didik kembali berkumpul dengan kelompoknya untuk menyimpulkan berbagai jawaban yang dikumpulkan. Pada kegiatan rEPOrt, masing-masing peserta didik dalam satu kelompok melaporkan kesimpulan yang telah dibuat dengan mendatangi kelompok lain.
Pembahasan
Berdasarkan data, telah terjadi peningkatan keaktifan dari kondisi awal ketika terdapat empat peserta didik yang sama sekali tidak aktif, pada siklus 1 sudah tidak ada peserta didik yang tidak aktif. Sedangkan pada siklus 2, peserta didik yang kurang aktif tinggal dua anak. Pada siklus 2 ini terdapat 16 peserta didik yang sangat aktif, hal ini tidak terdapat pada siklus 1 walaupun pada kondisi awal terdapat 2 peserta didik yang sangat aktif. Sehingga dapat kita simpulkan ada peningkatan peserta didik yang sangat aktif sebesar 50 % dari kondisi awal ke siklus 2 sebagaimana terlihat pada table berikut ini.
Perbandingan keaktifan peserta didik selama pembelajaran.
TINGKAT KEAKTIFAN | KONDISI AWAL | SIKLUS 1 | SIKLUS 2 |
Tidak Aktif | 4 | – | – |
Kurang Aktif | 8 | 11 | 2 |
Aktif | 14 | 17 | 10 |
Sangat Aktif | 2 | – | 16 |
Untuk nilai pengetahuan yang diperoleh peserta didik terjadi pada kondisi awal sangat rendah, rata-rata nilai pengetahuan yaitu 51.07, pada siklus 1: 64.64 dan pada siklus 2: 75.60. Rata-rata kelas nilai pengetahuan ini meningkatan secara signifikan.
Perbandingan nilai pengetahuan kondisi awal, siklus 1 dengan siklus 2
URAIAN | KONDISI AWAL | SIKLUS 1 | SIKLUS 2 |
Nilai tertinggi | 80 | 85 | 93 |
Nilai terendah | 15 | 20 | 40 |
Peserta didik tuntas | 5 anak | 11 anak | 21 anak |
Peserta didik tidak tuntas | 23 anak | 17 anak | 7 anak |
Nilai rata-rata | 51.07 | 64.64 | 75.60 |
PENUTUP
Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari uraian di atas sebagai berikut:
- Penggunaan teknik ASKAKEPO dapat meningkatkan keaktifan belajar bagi peserta didik kelas VIIIE SMP Negeri 2 Salatiga semester dua tahun 2019 sebesar 50%.
- Penggunaan teknik ASKAKEPO dapat meningkatkan nilai pengetahuan bahasa Inggris materi Degree of Comparison yaitu nilai rata–rata meningkat sebesar53 poin, dari kondisi awal 51.07 menjadi 75.60 pada siklus 2.
- Penggunaan teknik ASKAKEPO dapat meningkatkan keaktifan belajar dan nilai pengetahuan bahasa Inggris materi Degree of Comparison bagi peserta didik kelas VIIIE SMP Negeri 2 Salatiga semester dua tahun 201
Saran
Teknik ASKAKEPO dapat digunakan untuk mempelajari materi Degree of comparison dan materi materi yang lain agar kegiatan belajar lebih aktif dan efektif.
Rekan – rekan guru utamanya guru bahasa Inggris, peneliti menghimbau agar dalam mengajar tidak hanya menggunakan metode – metode baru namun juga perlu menggunakan teknik – teknik yang mengajak peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar sehingga nilai pengetahuan juga diharapkan akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani Jamal Makmur. 2014. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva press.
Anthony, M. Edward. 2019. Definisi Teknik Pembelajaran (https://bugurumalas.blogspot.com diunduh 12 Januari 2019)
Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
(https://www.wawasapendidikan.com. 8 Januari 2019)
Sujana, Nana. 2017. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.
Rahyubi, Heri.Dr. M.Pd. 2012. Teori-teoriBelajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.
Rusman. Dr. M.Pd. Model model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam system Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno B. Hamzah. 2009. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.