PENGGUNAAN KARIS KMH
PENGGUNAAN KARIS KMH UNTUK MENINGKATKAN
MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP BAGI SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 3 SALATIGA SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Endang Pratiwi Tri Palupi
Guru IPA SMP Negeri 3 Salatiga Kota Salatiga
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup bagi siswa kelas VII C Semester Genap SMP Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penggunaan Media Permainan Kartu Arisan Klasifikasi Mahkluk Hidup (KARIS- KMH). Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dengan penggunaan KARIS-KMH secara kelompok besar, sedangkan pada siklus II penggunaan KARIS-KMH secara kelompok kecil. Pada masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2, baik untuk minat belajar dan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Pertama, penggunaan KARIS-KMH dapat meningkatkan minat belajar IPA pada materi klasifikasi mahkluk hidup bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Terbukti prosentase jumlah siswa dalam kategori minat belajar baik meningkat dari kondisi awal 54% menjadi 63% pada siklus I dan menjadi 92% pada siklus II atau pada kondisi akhir mengalami peningkatan sebesar 38% dari kondisi awal. Kedua, penggunaan KARIS-KMH dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup bagi kelas siswa VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Terbukti persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari kondisi awal 42% menjadi 75% pada siklus I dan menjadi 100% pada siklus II atau pada kondisi akhir mengalami peningkatan sebesar 58% dari kondisi awal.
Kata kunci: Kartu Arisan Klasifikasi Mahkluk Hidup (KARIS-KMH), hasil belajar, minat belajar
PENDAHULUAN
SMP Negeri 3 Salatiga merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di tengah kota Salatiga. Ketuntasan belajar ideal 75% belum sempurna diterapkan di SMP Negeri 3 Salatiga. Pada tahun pelajaran 2015//2016, nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) mata pelajaran IPA pada kelas VII ,VIII, dan IX adalah 80.
Pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016, nilai hasil pre tes untuk materi klasifikasi makhluk hidup kelas VII C menunjukkan rata-rata nilai 66,6 dengan 13 siswa (57%) yang tuntas dan 10 siswa (43%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah.
Pembelajaran yang bervariasi bertujuan agar menimbulkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik akan lebih efektif apabila memanfaatkan berbagai media dan metode yang variatif. Dengan minat belajar yang tinggi maka hasil belajar akan berkualitas sehingga mutu pendidikan akan meningkat.
Dalam pembelajaran di kelas, penulis menjumpai berbagai kekurangan diantaranya kurangnya penggunaan media sebagai proses adaptasi pengalaman siswa dengan konsep yang dipelajari, serta proses pembelajaran yang berpusat pada guru, dan penggunaan metode yang kurang sesuai.
Penggunaan Kartu Arisan Klasifikasi Mahkluk Hidup (KARIS-Penggunaan Kartu Arisan Klasifikasi Mahkluk Hidup (KARIS-KMH) akan dikaji melalui penelitian tindakan kelas, ini untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada mata pelajaran IPA, khususnya pada materi klasifikasi mahkluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah dengan penggunaan KARIS-KMH dapat meningkatkan minat belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup pada siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 ?
2. Apakah dengan penggunaan KARIS-KMH dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Klasifikasi mahkluk hidup pada siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 ?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan minat belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penggunaan KARIS-KMH, (2) untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penggunaan KARIS- KMH.
KAJIAN PUSTAKA
IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan atau kumpulan fakta, konsep, prinsip, atau teori semata. Pemahaman konsep dasar fisika yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di Sekolah Lanjutan Pertama ( SMP ) merupakan dasar untuk penguasaan ilmu untuk pendidikan selanjutnya.
Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Sujanto Agus: 1981). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami, sehingga peserta didik dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan dan terjadilah suatu perubahan kelakuan.
Menurut Harlock (1989) dalam Mikarsa, 2007;3.7 ada empat cara minat mempengaruhi perkembangan anak yaitu sebagai berikut: (1) minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi, (2) minat dapat sebagai pendorong, (3) minat berpengaruh pada prestasi, (4) minat yang berkembang pada masa kanak-kanak akan menjadi minat selamanya. Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran IPA dengan harapan dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan maka diperlukan terobosan-terobosan dalam pembelajaran.
Hasil belajar IPA dikelompokkan berdasarkan hakikat sains yang meliputi IPA sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA meliputi pencapaian IPA sebagai produk, proses dan sikap ilmiah.
Pencapaian hasil belajar IPA dapat ditunjang dengan pemanfaatan media pembelajaran. Arief S. Sadiman, dkk. (1993: 7) memberikan pengertian bahwa media dalam pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan pesan dari pengirim (guru) ke penerima (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi.
Dalam proses belajar mengajar, media pendidikan digunakan sebagai alat bantu mengajar oleh guru. Penggunaan media ini diharapkan dapat memberikan pengalaman konkret dan motivasi belajar, serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar peserta didik. Arief S. Sadiman, dkk (2007: 55 – 75), membagi media visual diam menjadi beberapa media, antara lain film bingkai, transparansi,video,dan permainan/simulasi.
Media permainan adalah suatu media di mana setiap pemain berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan tertentu.
Dalam penelitian ini media permainan yang dimaksud adalah seperangkat media yang dijadikan sebagai sarana permainan yang mirip dengan permainan arisan, sehingga penulis menamai media permainan ini adalah media permainan Kartu Arisan Klasifikasi Mahkluk Hidup (KARIS-KMH).
Kartu Arisan Klasifikasi Mahkluk Hidup ( KARIS-KMH ) merupakan media pembelajaran yang bentuknya di desain seperti kartu kocokan arisan. KARIS-KMH mencakup materi Klasifikasi Mahkluk Hidup. KARIS-KMH terdiri dari dua bagian, bagian pertanyaan dan bagian jawaban, bagian pertanyaan didesain seperti kocokan arisan, sedangkan bagian jawaban dicetak dalam bentuk kartu-kartu. KARIS-KMH dimainkan oleh 4 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 6 siswa.
Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal guru belum menggunakan media, hasil belajar IPA rendah. Agar hasil belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup meningkat maka diperlukan adanya tindakan yang dilakukan guru, yaitu guru menggunakan media permainan Kartu Arisan Klasifikasi Mahkluk Hidup (KARIS-KMH).
Siklus pertama adalah penggunaan KARIS-KMH secara kelompok dengan kelompok besar dilanjutkan dengan siklus kedua penggunaan KARIS-KMH secara kelompok kecil. Dari siklus I dan siklus II diharapkan minat dan hasil belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir di atas, maka dapat diduga bahwa penggunaan KARIS-KMH dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup pada siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada Semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VII C SMP N 3 Salatiga. Kelas ini dipilih karena merupakan tempat dimana penulis mengajar. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP N 3 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 11 siswa putra dan 13 siswa putri. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan April tahun 2016.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian berupa data primer diperoleh dari nilai ulangan harian. Sumber data sekunder diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator. Data kondisi awal tentang hasil belajar ada di daftar nilai diperoleh dari nilai pre test. Data kondisi awal tentang minat ada di buku catatan personal siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan non tes. Tes uraian digunakan untuk mengetahui hasil belajar. Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data kondisi awal minat belajar IPA dan hasil belajar IPA. Teknik pengamatan atau observasi digunakan untuk memperoleh data minat belajar IPA.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari (1) Dokumen daftar nilai untuk data hasil belajar kondisi awal, (2) Dokumen catatan personal siswa untuk data minat belajar IPA kondisi awal, (3) Lembar observasi/pengamatan untuk mencari data minat belajar IPA. (3) Butir soal tes tertulis untuk hasil belajar IPA.
Analisis dan Validasi Data
Data minat belajar IPA divalidasi dengan bantuan kolaborasi dengan teman sejawat (triangulasi sumber antara peneliti, teman sejawat selaku kolaborator dan siswa). Validasi hasil belajar dilakukan terhadap instrumen penilaian tes tertulis berupa penyusunan kisi-kisi sehingga terpenuhi validitas teoretik, khususnya content validity. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I dan siklus II. Refleksi artinya menarik simpulan berdasarkan deskriptif komparatif kemudian dilanjutkan memberikan ulasan dan langkah tindak lanjut .
Indikator Keberhasilan
(1). 70% siswa mencapai rerata skor minat belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 80% siswa mencapai rerata skor minat belajar lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) pada siklus II. Skor lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik) merupakan skor minat belajar dalam skala maksimum 3, dan (2) 70% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 80 pada siklus I dan 80% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 80 pada siklus II.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dengan penggunaan KARIS-KMH secara berkelompok dengan kelompok besar, anggota kelompok masing-masing 6 siswa, sedangkan pada siklus II penggunaan KARIS-KMH secara kelompok kecil dengan anggota kelompok masing-masing 4 siswa. Langkah-langkah dalam tiap siklus terdiri dari (1) membuat perencanaan tindakan, (2) melaksanakan tindakan sesuai yang direncanakan, (3) melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan, dan (4) merefleksi deskriptif komparatif.
Siklus I
1. Perencanaan (planning)
(a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta skenario, (b) Membuat tes formatif dan lembar observasi,(c) Mensimulasikan pelaksanaan tindakan dengan teman sejawat.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran membagi peserta didik ke dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggota 6 siswa. Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif dengan mengarahkan jalannya permainan KARIS-KMH.
3. Pelaksanaan Pengawasan (observing),
Observer melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
4. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi dan tes formatif dilakukan analisis. Setelah peneliti berdiskusi dengan observer untuk Bahan tersebut dianalisa kemudian direfleksi.
Siklus II
1. Perencanaan (planning)
(a) Merevisi rencana perbaikan pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. (b) Membuat tes formatif dan lembar observasi, (c) Mensimulasikan pelaksanaan tindakan dengan teman sejawat.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Guru membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggota 4 siswa. Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif dengan mengarahkan jalannya permainan KARIS-KMH
3. Pelaksanaan Pengawasan (observing),
Observer melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
4. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi dan tes formatif dilakukan analisis. Bahan tersebut dianalisa kemudian direfleksi. Hasil refleksi siklus II dijadikan dasar untuk merefleksi keseluruhan siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Minat pada kondisi awal diamati pada pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan. Pengamatan dilakukan pada aspek antusias siswa pada pembelajaran, perhatian siswa, keaktifan siswa, dan kerja sama siswa. Hasil pengamatan minat belajar IPA nampak pada tabel 1 berikut.
Tabel 1.Minat belajar pada kondisi awal
No |
Klasifikasi |
Jumlah Siswa |
1 |
Kurang |
4 |
2 |
Cukup |
15 |
3 |
Baik |
5 |
Hasil pengamatan menunjukkan hanya terdapat 5 siswa (20%) mencapai rerata skor lebih besar dari 2,00 (kualifikasi baik), selebihnya ada 15 siswa (63%) hanya mencapai rerata skor lebih besar dari 1,00 dan lebih kecil dari 2,00 (kualifikasi cukup), bahkan 4 siswa (17%) mencapai kualifikasi kurang, nilai reratanya adalah 1,53 Hal ini menunjukkan minat belajar IPA masih rendah.
Hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari hasil pre test pada materi klasifikasi mahkluk hidup seperti pada tabel 2
Tabel 2. Hasil belajar kondisi awal
No |
Aspek |
Nilai |
1 |
Nilai Terendah |
50 |
2 |
Nilai Tertinggi |
82 |
3 |
Nilai Rata-rata |
69.7 |
Hasil pre tes siswa kelas VII C menunjukkan nilai rata-rata 69.7, dengan 10 siswa (42%) yang tuntas dan 14 siswa (58%) tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil pre tes kondisi awal adalah sebesar 58% atau masih terdapat 14 siswa dari 24 siswa yang belum tuntas belajar.
Diskripsi Hasil Siklus I
Materi yang disajikan pada siklus I mengenai klasifikasi mahkluk hidup untuk menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan klasifikasi mahkluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran). pertemuan pertama pada 23 Pebruari 2016 (2 jp), pertemuan kedua 24 Pebruari 2016 (2 jp) dan 2 Maret 2016.
Minat belajar IPA pada pembelajaran menggunakan media permainan KARIS-KMH. Hasil pengamatan minat belajar nampak pada tabel 3. berikut.
Tabel 3 Minat belajar siswa pada siklus I
No |
Klasifikasi |
Jumlah Siswa |
1 |
Kurang |
3 |
2 |
Cukup |
6 |
3 |
Baik |
15 |
Terdapat 15 siswa (63%) mencapai skor minat belajar lebih besar atau sama dengan 2,00 dan lebih kecil atau sama dengan 3,00 (kualifikasi baik) Rerata skor minat adalah 2,60. Hasil belajar siklus I dapat dilihat dalam tabel 4 dibawah
Tabel 4.Hasil belajar siklus I
No |
Aspek |
Nilai |
1 |
Nilai Terendah |
54 |
2 |
Nilai Tertinggi |
88 |
3 |
Rerata Nilai |
74.2 |
Berdasarkan hasil tes tertulis diperoleh nilai terendah 54, nilai tertinggi 88 dan nilai rata-rata 74.
Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil tes siklus I adalah sebesar 75% atau 18 siswa mencapai nilai tuntas dan masih terdapat 6 siswa (25%) yang belum tuntas belajar. Ketuntasan belajar pada siklus I telah mencapai 75%, berarti telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu 70% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 80 pada siklus I, namun demikian penelitian dilanjutkan dengan siklus II dengan harapan bisa memperoleh ketuntasan 100%.
Diskripsi Hasil Siklus II
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menyesuaikan program pembelajaran yang telah dibuat di awal semester dan dilengkapi model media permainan KARIS-KMH dibantu daftar lembar pertanyaan. Bagian pertanyaan dibuat warna biru dan bagian jawaban dibuat warna kuning dengan batas garis warna merah.
Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran), pertemuan pertama pada 16 Maret 2016 (2 jp), pertemuan kedua 19 Maret 2016 (2 jp). 26 Maret 2016.
Hasil pengamatan minat belajar nampak pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Minat belajar siswa pada siklus II
No |
Kualifikasi |
Jumlah Siswa |
1 |
Kurang |
0 |
2 |
Cukup |
2 |
3 |
Baik |
22 |
Terdapat 22 siswa (92%) mencapai rerata skor minat belajar lebih besar atau sama dengan 2,00 (kualifikasi baik) pada siklus II. Rerata skor minat adalah 2,91
Dari hasil tes tertulis siklus II diperoleh nilai terendah 76, nilai tertinggi 100 dan rerata nilai 88.7. Hasil belajar siklus II dapat dilihat dalam tabel 6 dibawah
Tabel 6Hasil belajar siklus II
No |
Aspek |
Nilai |
1 |
Nilai Terendah |
76 |
2 |
Nilai Tertinggi |
100 |
3 |
Rerata Nilai |
88.7 |
Ketuntasan hasil belajar Berdasarkan hasil tes siklus II sebesar 100%. Pada siklus II minat belajar dan hasil belajar IPA sudah maksimal. Ketuntasan belajar pada siklus II telah mencapai 100%, berarti telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu 75% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 80 pada siklus II. Dan penelitian dihentikan sampai selesainya siklus II.
Pembahasan
Rerata minat belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rerata naik 1,07 yaitu dari 1,53 menjadi 2,60. Pada siklus II rerata naik 0,31 yaitu dari 2,60 menjadi 2,91. Rerata minat belajar meningkat 1,38 dari kondisi awal 1,53 menjadi 2,91 pada kondisi akhir.
Hasil belajar IPA yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7 Perbandingan hasil belajar siswa
Nilai |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
Refleksi |
Terendah |
50 |
54 |
76 |
Nilai minimum naik 26 |
Tertinggi |
82 |
88 |
100 |
Nilai maximum naik 18 |
Rata-rata |
69,7 |
74,2 |
88,6 |
Rerata nilai naik 18.9 |
Dari kondisi awal 42%, pada siklus I ketuntasan naik menjadi 75% dan pada siklus II ketuntasan naik menjadi 100% . Pada indikator kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan dengan 70% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 80 pada siklus I dan 75% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 80 pada siklus II. Nilai 80 adalah nilai ketuntasan minimal.
Dengan melihat hasil belajar maka pada siklus I dan II telah tercapai indikator tersebut. Melalui penggunaan media permainan KARIS-KMH dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas VIIC dari kondisi awal ketuntasan 42% menjadi kondisi akhir 100%.
Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan Kartu Arisan Klasifikasi mahkluk Hidup (KARIS-KMH) dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada semester Genap tahun pelajaran 2015/2016 dapat terbukti.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1). Melalui penggunaan media permaianan KARIS-KMH dapat meningkatkan minat belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup pada siswa kelas VII C Negeri 3 Salatiga pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016. (2).Melalui penggunaan media permaianan KARIS-KMH dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi klasifikasi mahkluk hidup bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 3 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
Saran
(1). Bahwa media permainan KARIS-KMH dapat digunakan sebagai inovasi pembelajaran mata pelajaran IPA pada konsep atau sub konsep yang lain,selain materi klasifikasi mahkluk hidup, (2) Penelitian ini selesai dengan seluruh keterbatasan, temuan penelitian ini berimplikasi untuk penelitian lanjutan dengan metode-metode pembelajaran yang lain yang lebih inovatif. (3). Perlu dirancang pembelajaran menggunakan media permaianan dengan berbagai metode pembelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima.
Davis, Tricia M. Shepherd, Brooke and Zwiefelhofer, Tara. 2009. Reviewing for Exams: Do Crossword Puzzles Help in the Success of Student Learning?. The Journal of Effective Teaching. 9/3. 4 – 10.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik,O. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hasan Alwi, dkk. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka.
Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Muhibin Syah,2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Mulyadi Syah, 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Mulyono Abdurrahman, 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Nasution, 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ngalim Purwanto, 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Nurdin Ibrahim,2003. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar,(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.044, Tahun ke-9, 734 – 735. Jakarta.
Nuryani, 2005. Stategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas Malang.
Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: FIP IKIP Bandung.
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
WS. Winkel, 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia.
Â