PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI

SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Yosep Ariyanto

Guru BK SMA Kristen 1 Salatiga

 

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui signifikansi layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2019/2020. Subjek dalam penelitian ini adalah 18 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri sedang dan rendah. Dari 18 siswa kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu 9 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 9 siswa sebagai kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap kepercayaan diri dari aspek-aspek kepercayaan diri yang dijelaskan oleh Lauster (1997) yang peneliti adopsi dari penelitian Puspitasari (2007) yang berjumlah 40 item. Hasil uji validitas dan reliabilitas skala sikap kepercayaan diri yang mengacu pada teori Lauster (1997) memiliki reliabilitas α = 0, 932 dengan nilai validitas terrendah 0,323 dan nilai tertinggi 0,612. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen diberikan treatment dengan layanan bimbingan kelompok selama 8 kali pertemuan. Teknik analisis yang digunakan yaitu Mann Whitney dengan bantuan program SPSS for Windows Relase 20. 0. Dari hasil analisis post test diperoleh hasil Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,022<0,050, sedangkan peningkatan pre test dan post test kelompok eksperimen sebesar 5,66. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XI SMA Kristen Salatiga tahun ajaran 2019/2020

Kata kunci: Bimbingan Kelompok, Kepercayaan Diri siswa

PENDAHULUAN

Salah satu layanan bimbingan konseling di sekolah adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan suatu pemberian layanan kepada siswa dan konselor sekolah sebagai koordinator pelaksana untuk membantu siswa agar lebih akrab dengan teman-temannya, membantu siswa berani mengeluarkan pendapat didepan orang banyak dan membantu siswa menerima apa adanya yang ada pada dirinya. Shertzer dan stone (dalam Romlah 2001). Bimbingan kelompok diberikan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri individu dan untuk mengembangkan diri secara optimal. Pengembangan diri memerlukan rasa percaya diri. Kepercayaan diri merupakan kunci untuk meraih kesuksessan dalam kehidupan pribadi, pekerjaan dan sosial. Di dalam kehidupan setiap individu akan mengalami perubahan dalam berbagai hal, lingkungan yang baru, teman-teman baru dan tidak semua individu dapat menyesuaikan perubahan-perubahan yang ada disekitarnya. Setiap individu memiliki cara masing-masing dalam proses penyesuain diri di lingkungan yang baru akan tetapi sering sekali individu tidak dapat menyesuaikan diri dikarenakan kurangnya rasa percaya diri yang ada didalam individu dan akibatnya individu jadi murung, menyendiri dan tidak mau mengeluarkan pendapat.

Rendahnya rasa percaya diri bagi beberapa remaja dapat menimbulkan masalah. Rendahnya rasa percaya diri dapat menyebabkan depresi, bunuh diri dan masalah penyesuaian diri lainnya Damon & dkk (dalam Santrock, 2003). Menurut Rutter & dkk (dalam Santrock, 2003) tingkat percaya diri yang rendah berhubungan proses perpindahan sekolah atau kehidupan keluarga yang sulit, atau dengan kejadian-kejadian yang membuat tertekan, masalah yang muncul dalam remaja akan menjadi lebih meningkat.

Robinson (dalam Puspitasari 2007). Setiap siswa memiliki potensi untuk menghadapi masalah (baik disadari maupun tidak), namun pada batas tertentu siswa dapat menyelesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain, atau memang tidak mampu menyadari bahwa sesungguhnya mereka memerlukan bantuan orang lain. Meskipun siswa tidak mengatakan permasalahannya apa sebaiknya sebagai guru pembimbing membantu mereka yang benar-benar memerlukannya. Salah satu yang sering menghambat perkembangan siswa adalah rasa percaya diri yang kurang, sehingga dalam hal ini siswa membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

KAJIAN TEORI

Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segala yang kita inginkan dan kita butuhkan dalam hidup. Rasa percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, bukan dari karya-karya kita, walapun karya-katya kita sukses. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa sebagai manusia, tantangan hidup harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Bukan masalah berbuat sesuatu itu yang penting, namun kesediaan untuk melakukannya. Jika sebagai seorang individu yakin pada diri sendiri, maka apapun tantangan hidup akan dihadapi. Jadi bukan kepercayaan diri karena kemampuan mengerjakan sesuatu namun percaya diri karena kemampuan menghadapi segala tantangan hidup (Angelis, 2003).

Menurut Prayitno (1995) percaya diri itu lahir dari kesadaran bahwa ketika seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang akan dilakukan. Artinya keputusan untuk melakukan sesuatu dan sesuatu yang dilakukan itu bermakna bagi kehidupannya. Jika seseorang memiliki percaya diri didalam arena sosial, maka akan menjadi tidak gelisah dan lebih nyaman dengan dirinya sendiri serta mampu mengembangkan perilaku dalam situasi sosial. Rasa percaya diri dipengaruhi dua sumber penting dalam dukungan sosial adalah hubungan dengan orang tua dan dukungan dengan teman sebaya. Coopersmith (dalam Santrock, 2003). Sedangkan menurut Harter (dalam Santrock, 2003) dukungan dari teman sebaya lebih berpengaruh pada tingkat rasa percaya diri pada individu pada masa remaja awal daripada anak-anak, meskipun dukungan orang tua juga faktor yang penting untuk rasa percaya diri pada anak-anak dan remaja awal. Akan tetapi dukungan teman sebaya lebih penting dibandingkan dengan dukungan orang tua pada remaja akhir. Terdapat dua jenis dukungan teman sebaya yaitu dukungan teman sekelas dan teman akrab. Dukungan teman satu kelas lebih kuat berpengaruh terhadap rasa percaya diri remaja dalam berbagai usia dibandingkan dengan teman akrab, karena teman akrab selalu memberikan dukungan yang dibutuhkan, sehingga dukungan itu tidak dianggap oleh remaja untuk meningkatkan rasa percaya diri, karena remaja pada saat-saat tertentu membutuhkan sumber dukungan yang lebih obyektif untuk membenarkan rasa percaya dirinya.

Kesimpulan dari karakteristik kepercayaan diri, individu yang memiliki kepercayaan diri memiliki karakteristik yang menunjukan individu yang mampu mengendalikan diri, yakin akan kemampuan yang dimilki, berpandangan positif, tidak konformitas dan memiliki harapan yang realistic terhadap diri sendiri.

Menurut Lauster (2006) kepercayaan pada diri sendiri mempengaruhi sikap hati-hati, ketaktergantungan, ketidak serakahan, toleransi dan cita-cita.

Seorang yang percaya diri tidaklah hati-hati secara berlebihan, yakin akan ketidaktergantungan dirinya kepada orang lain karena percaya pada diri sendiri, tidak menjadi terlalu egois, lebih toleran, karena individu yang percaya diri tidak melihat dirinya sedang dipersoalkan, dan cita-citanya normal dan tidak menutupi kekurangpercayaan pada diri sendiri dengan cita-cita yang berlebihan.

Conger (dalam Puspitasari, 2007) mengemukakan bahwa persahabatan dapat membantu remaja untuk memiliki percaya diri yang baik. Gunarsa (1983) perbedaan antara harapan remaja maupun harapan lingkungan dengan keadaan fisik remaja, menimbulkan masalah bagi remaja, sehingga sulit menerima keadaan fisiknya. Sedangkan menurut Kumaram (dalam puspitasari, 2007) menyatakan bahwa faktor fisik dan lingkungan turut berperan dalam membentuk percaya diri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri (Angelis, 2003) adalah sebagi berikut:

Kemampuan pribadi.

Rasa percaya diri timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan.

Keberhasilan seseorang.

Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan cita citakan akan memperkuat timbulnya rasa percaya diri.

Keinginan

Ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat untuk mendapatkannya.

Tekat yang kuat

Rasa percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Bimbingan Kelompok

Winkel (1991) mengatakan bimbingan kelompok adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan. Pengertian ini menekankan pentingnya kelompok-kelompok sebagai alat atau media dalam bimbingan.

Sedangkan menurut Romlah (2001) bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik dalam bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapau perkembangnnya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nila-nilai yang dianutnya, dan dilaksankan dalam situasi kelompok.

Sedangkan menurut Sukardi (dalam Prayitno, 1995) bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari guru pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Bimbingan kelompok membantu individu dalam satu kelompok memperoleh berbagai sumber informasi dari pembimbing untuk menunjang dalam kehidupan sehari-hari dan membantu dalam pertimbangan mengambil keputusan.

Menurut Atmi (1992) bahwa dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok ada dua jenis, yaitu bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas, yaitu:

  1. Bimbingan kelompok bebas, kegiatan bimbingan bebas para anggota kelompok bebas mengemukakan segala pikiran, perasaan dalam kelompok, selanjutnya apa yang disampaikan pada anggota kelompok tersebut menjadi pokok bahasan dalam kelompok.
  2. Bimbingan kelompok tugas, Bimbingan kelompok tugas adalah salah satu bentuk penyelenggaraan bimbingan kelompok di mana arah isi kegiatan kelompok tidak ditentukan oleh anggota kelompoknya melainkan oleh pemimpin kelompok untuk dibahas bersama-sama dalam kelompok.

Tujuan Bimbingan kelompok menurut Romlah (2001) yaitu:

  1. Supaya orang yang dilayani dapat menemukan jati dirinya.
  2. Individu dapat mengarahkan dirinya kearah yang positif.
  3. Siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Menurut Jones (dalam Nursalim, 2002) tujuan bimbingan kelompok adalah membantu peserta menyadari kebutuhan-kebutuhan dan masalahnya, membantu peserta belajar memahami perasaan peserta lain dan masalahnya. Dan juga memberi kesempatan kepada peserta mengungkapkan perasaan-perasaanya.

Jadi tujuan bimbingan kelompok dapat disumpulkan untuk membantu siswa atau individu dalam mencegah permasalahan yang timbul dan belajar memahami perasaan orang lain dan permasalahannya.

Mannfaat bimbingan kelompok sangat banyak sekali terutama bagi anggota kelompoknya, individu dapat berlajar berbagai hal dan mendapatkan banyak pengalaman mengenai memahami orang lain dan permasalahnnya, dapat lebih akrab dengan anggota kelompok, dapat merencanakan kehidupan dalam jangka pendek dan panjang, menbanalisis rencana yang sudah dibuat dan belajar menilai kemajuan rencana, tujuan yang telah dibuat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (1999) eksperimen adalah penelitian ini memiru kondisi penelitian eksperimen semirip mungkin akan tetapi tidak semua variable yang relevan dapat dikendalikan dan manipulasi.

Penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengarui jalannya eksperimen (dalam Sugiyono, 2006).

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2019/2020 yang mengalami kepercayaan diri sedang dan rendah. Dari 30 siswa terdapat 13 siswa yang memiliki skor kepercayaan diri sedang dan 5 siswa yang memiliki skor kepercayaan diri rendah dan total siswa yang mengalami kepercayaan diri rendah adalah 18 siswa yang akan dibagi menjadi dua kelompok, 9 kelompok eksperimen dan 9 kelompok kontrol.

Adapun variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Variabel bebas : Layanan bimbingan kelompok.
  2. Variabel terikat : Kepercayaan diri.

Teknik Pengumpulan Data kepercayaan diri siswa dengan menggunakan skala kepercayaan diri dengan jumlah 40 item.

Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik Mann-Whitney yang dibantu program SPSS 20 For Windows. .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Subjek penelitian terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel. 1. dibawah ini akan menjelaskan mengenai kondisi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol setelah dilakukan pre test:

Tabel. 1. Kepercayaan diri pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah pre test

No Nama Aspek Total Katagori
Cinta diri Pemahaman diri Tujuan hidup yang jelas Berpikir positif
Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko
1 DA AG 16 15 19 22 17 24 17 20 69 81 2 2
2 AT EK 13 16 19 20 17 23 14 23 63 83 1 2
3 MS SD 18 16 20 19 21 14 21 17 66 80 1 2
4 EN SN 18 20 18 17 20 15 22 19 78 71 2 2
5 EF ID 20 19 17 18 17 15 18 13 72 65 2 1
6 WI WJ 16 24 16 20 15 16 19 21 66 81 1 2
7 AY FJ 18 20 23 19 21 17 22 16 81 75 2 2
8 NR AJ 20 22 25 22 19 18 22 17 86 78 2 2
9 SR RN 18 19 19 25 16 14 14 21 67 79 1 2
Jumlah 157 168 163 176 183 156 162 167 667 679    
Keterangan: Ek: Ekperimen

Ko: Kontrol

1              : Rendah

2              : Sedang

 

Dari tabel. 1 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat 18 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 9 siswa sebagai kelompok eskperimen dan 9 siswa sebagai kelompok kontrol. Dilihat dari kategori kepercayaan diri kelompok eksperimen terdapat 4 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri rendah dan 5 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri sedang. Sedangkan dilihat dari kategori kelompok kontrol terdapat hasil 1 siswa yang memiliki kategori kepercayaan diri rendah dan 8 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri sedang. Jumlah skor keseluruhan kelompok eksperimen yaitu 655, sedangkan jumlah skor yang diperoleh kelompok kontrol adalah 693.

Langkah selanjutnya setelah peneliti membagi kelompok yang akan digunakan sebagai subjek penelitian adalah menguji homogenitas kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel. 2. dibawah ini merupakan uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

Tabel. 2. Uji Homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok control Mann-Whitney Test

Ranks
  Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
NKepercayaandiri ekperimen  9  8. 89  80. 00
Kontrol  9  10. 11  91. 00
Total  18    

 

Test Statisticsb
  NKepercayaandiri
Mann-Whitney U 35. 000
Wilcoxon W 80. 000
Z -. 487
Asymp. Sig. (2-tailed) . 626
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig. )] . 666a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan tabel. 2. diatas dapat dijelaskan hasil uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kontrol yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) 0. 626>0. 050, sedangkan mean rank kelompok eksperimen adalah 8. 89 dan mean rank kelompok kontrol adalah 10. 11. Dari hasil uji homogenitas diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitian.

Sesuai dengan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan Bimbingan kelompok selama delapan kali pertemuan, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan tema dalam kegiatan bimbingan kelompok disesuaika dengan kebutuhan siswa dengan cara melihat jumlah presentase skor aspek dalam Kepercayaan diri siswa. Tabel. 3. dibawah ini merupakan presentase aspek Kepercayaan diri siswa kelompok ekperimen:

 

 

Tabel. 3. Presentase aspek kepercayaan diri siswa kelompok eksperimen

No Total Aspek
Cinta diri Pemahaman diri Tujuan hidup yang jelas Berpikir positif

 

1 Jumlah skor 157 163 183 162
2 Presentase 23,61% 24,51% 27,52% 24,36%

 

Berdasarkan tabel. 3. diatas dapat dilihat bahwa presentase terendah kepercayaan diri siswa adalah aspek cinta diri dengan presentase (23,61%), selanjutnya aspek berpikir positif dengan presentase (24,36%), aspek selanjutnya pemahamn diri dengan presentase (24,51%) dan aspek terakhir tujuan hidup yang jelas dengan presentase (27,52%). Berdasarkan hasil tersebut, peneliti membuat program layanan bimbingan kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan hasil presentase dari keempat aspek tersebut rendah. Untuk lebih jelasnya tabel. 4. berikut ini merupakan susunan program layanan bimbingan kelompok yang akan diberikan kepada siswa kelompok eksperimen:

Tabel. 4. Program Layanan Bimbingan Kelompok

No Topik Tujuan Rencana Pelaksanaan Alokasi waktu Bentuk Kegiatan
1. Cinta diri Siswa mampu memeberikan contoh cara-cara menerapkan cinta diri dalam kehidupan sehari-hari. Senin, 18 Maret 9 1 pertemuan,

± 45 menit

Diskusi, games dan

tanya jawab

2. Perilaku memelihara diri Siswa mampu merubah perilaku memelihara diri. Kamis, 21 Maret 2019 1 pertemuan,

± 45 menit

Diskusi, pemberian tugas dan

tanya jawab

3. Berpikir positif Siswa mampu menerapkan cara berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari. Senin, 25 Maret 2019 1 pertemuan,

± 45 menit

Games. Diskusi dan tanya jawab
4. Mandiri Siswa mampu mandiri dalam menjalankan tugasnya. Kamis, 28 Maret 2019 1 pertemuan,

± 45 menit

Diskusi, games dan

tanya jawab

5. Pemahaman diri Siswa mampu memahami dirinya sendiri dan teman satu kelompok. Senin, 01 April 2019 1 pertemuan,

± 45 menit

Pemberian

tugas dan

tanya jawab

6. Tips-tips menjadi diri sendiri Siswa mampu memperbaiki cara menjadi diri sendiri. Kamis, 04 April 2019 1 pertemuan,

± 45 menit

Games, diskusi dan

tanya jawab

7. Tujuan hidup yang jelas Siswa mampu menerapkan cara meraih tujuanh hidup yang jelas. Senin, 08 April 2019 1pertemuan,

± 45 menit

Pemberian tugas, informasi dan tanya

jawab

8. Mempertahankan prinsip Siswa dapat memberikan contoh

bagaimana cara mempertahan

kan prinsip tanpa terpengaruh teman-temannya.

Kamis, 11 April 2019 1 pertemuan,

± 45 menit

Games, diskusi dan tanya jawab

 

Peneliti mengolah hasil penyebaran skala sikap kepercayaan diri dari 18 siswa kelas XI SMA Kristen 1. Tabel. 5. dibawah ini merupakan perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok:

Tabel. 5. Perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok

No Nama Aspek Total Katagori sesudah diberi layanan
Cinta diri Pemahaman diri Tujuan hidup yang jelas Berpikir positif
pre Pos Pre pos pre pos pre pos Pre pos
1 DA

AT

MS

EN

EF

WI

AY

NR

SR

16 19 19 20 17 20 17 19 69 79 Sedang

Sedang

Sedang

Tinggi

Sedang

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

 

2 13 15 19 20 17 22 14 17 63 74
3 18 17 20 22 21 22 21 20 80 81
4 18 20 18 20 20 22 22 23 78 100
5 20 21 17 18 17 20 18 20 72 79
6 16 18 16 19 15 20 19 21 66 78
7 18 19 23 23 21 24 22 24 81 99
8 20 25 25 25 19 24 22 25 86 101
9 18 21 19 23 16 20 14 15 67 78
Total 667 752

 

Dari tabel. 5. diatas dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan kepercayaan diri kelompok eksperimen pada saat pre test dan post test.

Sedangkan perbedaan skor post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel. 6. dibawah ini:

Tabel. 6. Perbandingan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

No Nama Aspek Total Katagori
Cinta diri Pemahaman diri Tujuan hidup yang jelas Berpikir positif
Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko
1 DA AG 19 14 20 22 20 24 19 20 78 78 2 2
2 AT EK 15 16 20 20 22 23 17 22 74 80 2 2
3 MS SD 17 17 21 19 22 14 20 21 80 78 2 2
4 EN SN 22 20 22 17 23 15 23 19 100 72 3 2
5 EF ID 21 19 18 18 20 15 20 13 79 65 2 1
6 WI WJ 18 22 19 20 20 16 21 21 78 78 2 2
7 AY FJ 24 21 25 19 25 17 25 16 99 72 3 2
8 NR AJ 23 20 25 22 24 18 25 17 101 77 3 2
9 SR RN 21 21 23 25 20 14 19 20 78 75 2 2
Jumlah 183 168 192 176 194 156 189 164 767 675    
Keterangan: Ek: Ekperimen

Ko: Kontrol

1                              : Rendah

2                              : Sedang

3                              : Tinggi

 

Dari tabel. 6. diatas dapat dilihat berdasarkan kategori kepercayaan diri pada kelompok eksperimen terdapat 3 siswa yang memiliki kategori tinggi, dan terdapat 6 siswa yang memiliki kategori sedang. Sedangkan jika dilihat berdasarkan ketegori kepercayaan diri pada kelompok kontrol memperoleh hasil; terdapat 1 siswa yang memiliki kategori rendah, dan 8 siswa yang memiliki kategori sedang. Dengan demikian ada perubahan kategori kepercayaan diri pada kelompok eksperimen dan untuk kelompok kontrol tidak ada perubahan kategori pada pre test maupun post test yaitu masih memiliki kategori rendah dan sedang.

Dari hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya penelitii menganalisis data dan membedakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney.

Tabel 7. berikut ini merupakan hasil analisis dan perbedaan post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

Tabel. 7. Uji Mann Whitney post test kelompok eksperimen dan kelompok control Mann-Whitney Test

Ranks
  Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
NKepercayaandiri Ekperimen 9 12. 33 111. 00
Kontrol 9 6. 67 60. 00
Total 18    

 

Test Statisticsb
  NKepercayaandiri
Mann-Whitney U 15. 000
Wilcoxon W 60. 000
Z -2. 296
Asymp. Sig. (2-tailed) . 022
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig. )] . 024a
a.   Not corrected for ties.

b.   Grouping Variable: kelompok

 

 

 

 

 

 

Dari tabel. 7. diatas dapat dijelaskan pengolahan hasil uji statistik post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney nampak bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) 0,022<0,050 dengan mean rank post test kelompok eksperimen adalah 12,33 sedangkan mean rank post test kelompok kontrol adalah 6,67.

Selisih mean rank post test antara kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 5,66 sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel. 8. Uji Mann Whitney pre test dan post test kelompok eksperimen Mann Whitney Test

Ranks
  kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Npredanpost Pretest 9 6. 67 60. 00
Posttest 9 12. 33 111. 00
Total 18    

 

 

 

 

Test Statisticsb
  Npredanpost
Mann-Whitney U 15. 000
Wilcoxon W 60. 000
Z -2. 585
Asymp. Sig. (2-tailed) . 010
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig. )] . 024a
a. Not corrected for ties.  
b. Grouping Variable: kelompok  

 

Dari table. 8. diatas dapat dijelaskan pengolahan statistik pre test dan post test kelompok eksperimen dengan teknik Mann Whitney memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,010<0,050 dengan mean rank pre test kelompok eksperimen 6,67 dan post test kelompok eksperimen 12,33.

Selisih mean rank pre test dan post test kelompok eksperimen sebesar 5,66 sehingga ada perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test kelompok eksperimen, jadi dari hasil olah data terjadi peningkatan kepercayaan diri pada kelompok eksperimen. Dengan demikian layanan bimbingan kelompok yang diberikan berpengaruh positif bagi kelompok eksperimen.

Hasil pre test dan post test kelompok eksperimen memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,010 < 0,050. mean rank pre test 6,67 dan mean rank post test 12,33, dengan hasil tersebut dapat dianalisis bahwa nilai mean rank post test lebih tinggi dibandingkan mean rank pre test kelompok eksperimen, maka layanan yang diberikan dapat meningkatkan kepercayaan diri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2019/2020” diterima.

Pembahasan

Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2019/2020 dengan signifikansi yang ditunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,022 < 0,050 dan selisih mean rank kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 5,66. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat post test. Uji data pre test dan post test kelompok eksperimen memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,010<0,050 dan peningkatan post test kelompok eksperimen sebesar 5,66, hasil olah data menyimpulkan ada peningkatan pada saat sebelum dan seduhah pemberian layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2007) yang pada akhir penelitian menyimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif dapat digunakan untuk mengatasi kepercayaan diri rendah.

Berdasarkan penyebaran skala sikap kepercayaan diri kepada siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2019/2020 terdapat 18 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri sedang dan rendah. Kepercayaan diri yang berlebihan juga tidak baik begitu juga kurang percaya diri. Menurut Lauster (2006) ada dua cara manusia beraksi untuk menutupi rasa rendah diri, yaitu menyerah dan kompensasi. Menyerah berarti bahwa rasa rendah diri dianggap sebagai perbaikan terhadap kepercayaan pada diri yang dapat dicapai. Dengan demikian seseorang akan tetap diam dan tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok, mereka lebih senang diam akan lebih aman.

Kepercayaan diri ditunjukkan seseorang dengan perilaku ketidakpastian dalam prinsipnya dan mereka lebih nyaman dalam lingkungannya sendiri dari pada menyesuaikan dalam lingkungan yang baru. Akibat yang dapat ditimbulkan dari kurangnya kepercayaan diri dapat menimbulkan kurangnya pemahaman akan dirinya, seseorang yang memiliki kepercayaan diri rendah merasa dirinya lebih jelek ataupun kurang baik dibandingkan orang lain dan kurang mencintai diri, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas karena masih tergantung orang lain dan tidak mau mengembangkan apa yang dimiliki. Seseorang hanya diam saja untuk menjadi nyaman dan takut untuk merubah rasa rendah diri sehingga mereka hanya terdiam saja dan hanya jadi penonton tidak pemerannya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sesuai dengan masalah yang dikaji dan berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2019/2020 yang didukung secara signifikan hasil uji Mann Whitney antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,022 < 0,050. Mean rank post test kelompok eksperimen adalah 12,33 sedangkan mean rank post test kelompok kontrol adalah 6,67. Selisih mean rank post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 5,66. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada hasil post test

Sedangkan hasil olah data antara pre test dan post test kelompok eksperimen memperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,010<0,050 dengan maen rank pre test 6,67 dan post test 12,33 dengan peningkatan 5,66. Dengan hasil tersebut terdapat peningkatan setelah pemberian layanan pada kelompok eksperimen.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan layanan bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas XI SMA Kristen Salatiga tahun ajaran 2019/2020, maka peneliti memberikan masukan kepada pihak sekolah bahwa masih banyak siswa yang mengalami permasalhan kepercayaan diri rendah namun belum dapat diberi layanan bimbingan kelompok oleh peneliti. Karena peneliti hanya memberikan layanan bimbingan kelompok pada kelompok eksperimen saja sedangkan kelompok kontrol yang mengalami permasalahan kepercayaan diri rendah belum dapat diberikan layanan oleh peneliti, maka bahan yang sudah ada dapat digunakan oleh pihak sekolah untuk memberikan layanan kepada siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. Permasalahan perbedaan antara harapan remaja maupun harapan lingkungan dengan keadaan fisik remaja, menimbulkan masalah bagi remaja, sehingga sulit menerima keadaan fisiknya (Gunarsa, 1983). Hal ini membuat siswa merasa rendah diri dan akhirnya mereka kurang percaya diri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, maka bahan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh guru BK untuk mengatasi atau meningkat permasalahn kepercayaan diri siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Angelis De, B. 2003. Confidence percaya diri seumber sukses dan kemandirian. Jakarta:Gramedia

Atmi, Ermina dan Prayitno. 1994. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud

Azwar Saiffudin. 1999. Metode Penelitian. Celeban Timur: Pustaka Pelajar

——————. 2012. Skala Pengukuran Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gunarsa, S. 1983. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia

Kurniawan, S. (2007) Peningkatan percaya diri melalui layanan bimbingan kelompok kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali. Skripsi. Program Studi Bimbingan dan Konseling, Salatiga: FKIP – UKSW

Lauster, P. 1997. Tes Kepribadian. Jakarta: Gaya Media Pratama

————-. 2006. Tes kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara

Nursalim, M. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University press

Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Pendidikan.

Perry, Martin. 2005. Confidence boosters. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan konseling (Dasar dan profil). Padang: Ghalia Indonesia

Puspitasari, D. (2007) efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam mengatasi Kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang. Program Studi Bimbingan dan Konseling, Salatiga: FKIP – UKSW

Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan dan Konseling. Malang: Universitas Negeri Malang

Santrock, J. 2003. Adolescense perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga

Sudartita, K. 2011. Efektivitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan Kelompok untuk meningkatkan percaya diri siswa kelas XI SMA kripsi. Program studi Bimbingan dan Konseling. Bandung: FIP-UPI

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sumadi, S. 1988. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali

Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia

Rini. Jacinta. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. http://www.  e-psikologi. com/epsi/search/. asp. Diakses tanggal 3 Desember 2012