PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET PADA MATERI WUJUD BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II

SD NEGERI 03 KARANGANYAR SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2016/2017

 

Posmaida Situmorang

SD Negeri 03 Karanganyar

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 03 Karanganyar dalam pembelajaran IPA materi wujud benda. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus dengan subjek penelitian siswa kelas II SD Negeri 03 Karanganyar. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes dan non tes. Teknik tes yang digunakan peneliti berupa tes pilihan ganda. Teknik non tes berupa pengamatan terhadap aktivitas siswa dan performansi guru.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada tes pratindakan diperoleh nilai rata-rata 59,57 sedangkan pada siklus I nilai rata-rata mencapai 72,50. Dengan demikian peningkatan nilai rata-rata mata pelajaran IPA dari pratindakan ke siklus I sebesar 12,75 poin. Pada siklus II nilai rata-rata mencapai 81, mengalami peningkatan sebesar 8,5 poin dari siklus I dan 21,25 poin dari tes pratindakan. Dari hasil yang diperoleh, dapat diambil simpulan bahwa penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, maka guru disarankan untuk menggunakan benda konkret karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci: IPA, materi wujud benda, media benda konkret

 

LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak. “Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran” (Munib, 2010: 139).

Mata pelajaran yang terdapat di tingkat sekolah dasar salah satunya adalah IPA. IPA adalah ilmu pengetahuan yang lahir dan berkembang dari observasi dan eksperimen, IPA mempunyai dua aspek penting, yaitu pengetahuan dan metode dalam memperoleh pengetahuan itu sendiri. Pengembangan konsep IPA dilakukan melalui, pengamatan, percobaan atau eksperimen denagan prosedur dan sikap ilmiah. Dalam hal ini guru perlu merancang dan melaksanakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar lebih aktif dan menumbuhkan kesan bermakna serta menarik bagi siswa, sehingga hasil belajar yang diharapkan dalam pembelajaran IPA dapat tercapai. Permasalahan yang dialami oleh siswa kelas IV adalah padatnya materi pelajaran IPA semester I yang harus dipelajari, sehingga siswa kurang mampu untuk mengingat atau menghafalkan semua materi yang ada, hal ini merupakan sebuah tantangan bagi guru untuk memaksimalkan semua kemampuan yang dimiliki. Peran guru sangat besar dalam menyampaikan semua materi pelajaran, guru harus sebisa mungkin menyampaikan semua materi yang ada pada siswa dengan mengoptimalkan alokasi waktu yang ada.

Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator. Guru dituntut untuk dapat membantu siswa menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan dikuasai siswa sebelumnya. Dalam konteks ini, siswa juga harus secara aktif membangun dan menggali pengetahuannya sendiri, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi lebih maksimal. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila dalam kegiatan belajar mengajar siswa aktif mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, tugas guru yaitu berusaha menciptakan pembelajaran yang membuat siswa berpatisipasi aktif dan mencapai hasil belajar yang optimal.

Rusman (2012: 124) mengemukakan banyak sekali faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal, salah satunya adalah pemilihan media yang sesuai. Menurut Djamarah & Zain (2006: 121) media pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai penyalur informasi belajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Sanaky (2013: 4) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Apabila dalam proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran, siswa menaruh perhatian pada bahan pelajaran yang diajarkan, maka hasil belajar akan meningkat.

Salah satu jenis media pembelajaran yaitu benda konkret. Benda konkret adalah benda yang sebenarnya dan dapat diamati secara langsung oleh panca indera dengan cara melihat, mengamati dan memegangnya secara langsung tanpa melalui alat bantu. Benda nyata atau benda sesungguhnya merupakan suatu objek yang dapat memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal terutama yang menyangkut keterampilan tertentu (Ibrahim & Sukmadinata, 2003: 129). Manfaat dari benda konkret jika digunakan sebagai media pembelajaran, selain bisa dilihat dan dipegang, penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran akan membuat suasana belajar yang menyenangkan. Maka dari itu media benda konkret sangat penting diterapkan untuk siswa sekolah dasar agar cepat mengerti dan paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru melalui penggunaan benda konkret.

Berdasarkan kenyataan di lapangan, penggunaan media pembelajaran di sekolah dasar saat ini masih jarang. Hal ini dikarenakan sebagian besar materi pembelajaran berbentuk media cetak (hardcopy). Padahal hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan siswa sekolah dasar dalam perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Santrock (2011: 36) juga menyebutkan bahwa, dengan adanya perkembangan struktur otak, menyebabkan adanya peningkatan kemampuan dalam memproses informasi, kemampuan dalam berfikir, membuat keputusan dan pengontrolan diri.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan wujud benda pada siswa kelas II SD Negeri 03 Karanganyar melalui penggunaan media benda konkret. 2) Menggambarkan aktivitas siswa pada saat pembelajaran IPA dengan penggunaan media benda konkret pada pokok bahasan wujud benda.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas yang menyangkut masalah-masalah kelas (interaksi guru dan siswa), dan masalah pendidikan serta pembelajaran (Hobri, 2007:1).

Data penelitian yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data nilai kondisi awal, nilai siklus I, dan nilai siklus II. Sumber data dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang dapat digali untuk mendapatkan berbagai informasi guna memperlancar penelitian, yaitu: 1) Informan atau narasumber, yaitu guru dan siswa kelas II SD Negeri 03 Karanganyar. 2) Hasil pengamatan pelaksanaan proses belajar mengajar materi wujud benda saat sebelum dan sesudah menggunakan benda konkret serta kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA materi wujud benda, 3) Dokumen yang berupa RPP, foto kegiatan, dan nilai pada pembelajaran IPA materi wujud benda pada saat pretest dan posttest.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan dengan teknik deskriptif komparatif. Sumber indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu silabus KTSP kelas II dan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75 yaitu apabila 80% dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal mendapat nilai lebih dari 75.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dua kali pertemuan. Setiap siklus dilakukan melalui empat tahapan yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Data penelitian yang diperoleh berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan belajar aktif dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Hasil tes formatif digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II semester ganjil di SD Negeri 03 Karanganyar. Jumlah siswa kelas II adalah 24 siswa, siswa laki laki berjumlah 13 dan siswa perempuan 11, mata pelajaran yang diteliti adalah mata pelajaran IPA. Jadi pada penelitian tindakan kelas ini diadakan proses pembelajaran sebanyak dua pertemuan.

Berdasarkan pencapaian hasil penelitian tindakan kelas dapat dilihat hasil peningkatan hasil belajar IPA pada materi wujud benda pada siswa kelas II semester 1 SD Negeri 03 Karanganyar dengan menggunakan media benda konkret dalam pembelajaran IPA untuk empat subjek penelitian tindakan kelas pada siklus I, dan siklus II yang telah dilaksanakan guru dapat diperoleh data seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Peningkatan Nilai Rata-Rata IPA

No.

Kegiatan

Rata-Rata Nilai Kelas

1.

Pra Tindakan

59,57

2.

Siklus I

72, 50

3.

Siklus II

81

Menurut hasil tes mulai dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II tingkat ketuntasan belajar siswa menjadi meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Tentang Wujud Benda

Kriteria

Jumlah Siswa

Pra Tindakan

Siklus I

Siklus II

Tuntas

0

11

24

Tidak Tuntas

24

13

0

 

Keaktifan siswa setelah adanya tindakan yaitu dengan menerapkan media benda konkret membuat siswa menjadi antusias mengikuti proses pembelajaran. Apalagi media yang digunakan adalah media yang sudah dikenal dan ada di sekitar siswa sehingga siswa menjadi semakin aktif dan bersemangat dalam belajar. Semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Observasi Peningkatan Keaktifan Siswa

Siklus

Jumlah Siswa

Sangat Aktif

Aktif

Siklus I

2

22

Siklus II

13

11

 

Menurut hasil tindakan tersebut, terlihat sekali bahwa peneliti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas II SD Negeri 03 Karanganyar melalui penggunaan media benda konkret. Penelitian ini juga bermanfaat bagi guru untuk menerapkan media benda konkret dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. Penerapan media benda konkret dalam pelajaran IPA siswa kelas II SD Negeri 03 Karanganyar merupakan hal yang baru bagi mereka. Melalui media tersebut, mereka dilatih untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara mandiri atau berkelompok. Menurut Hamalik (2009: 50) bahwa dengan bantuan berbagai media maka pembelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Sanjaya (2007: 172) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan kadar informasi yang diingat sebesar 70% dibandingkan menggunakan metode ceramah saja. Hal ini terjadi karena melalui media benda konkret siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Penekanan pembelajaran IPA tidak hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep, dalam pemahamannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa, mengingat objek IPA adalah abstrak. Karena objeknya abstrak maka penanaman konsep IPA di sekolah dasar sedapat mungkin di mulai dari penyajian konkret. Selain itu dalam belajar IPA, siswa memerlukan suatu dorongan (motivasi) yang tinggi.

Kurangnya dorongan seringkali menimbulkan siswa mengalami patah semangat. Dengan demikian guru haruslah pandai-pandai dalam memilih metode, strategi dan media yang diperlukan, salah satu untuk meningkatkan motivasi adalah dengan menggunakan alat peraga atau sumber belajar lingkungan khususnya benda-benda konkret sekitar siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sanaky (2013: 6) yang mengemukakan bahwa media membuat pembelajaran bervariasi sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa.

Penerapan media benda konkret dalam pembelajaran ini dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan. Siswa belajar tidak hanya menjadi pendengar saja melainkan mereka juga melakukan kegiatan sehingga apa yang mereka pelajari dapat diterima dengan baik. Penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran IPA juga memberikan pengalaman langsung bagi peneliti dalam menerapkan pembelajaran IPA pada materi wujud benda serta memberikan dorongan untuk melaksanakan penelitian lagi dengan pembelajaran-pembelajaran IPA yang lain.

Penggunaan media benda konkret sangat berpengaruh pada pembelajaran siswa. Melalui media belajar ini, siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat. Guru mengamati jalannya proses belajar terutama dalam proses pemecahan masalah sehingga guru tahu kapan melakukan intervensi dan kapan membiarkan siswa bekerja secara mandiri atau bersama kelompoknya, sedangkan siswa sendiri terus berusaha mengembangkan ide-ide mereka untuk mendapatkan jalan pemecahan masalah.

Melalui berbagai aktivitas tersebut siswa menjadi aktif, kritis dan gembira sehingga apa yang dipelajari dapat dipahami secara mendalam. Hal ini terlihat ketika siswa sangat antusias untuk berebut menjawab pertanyaan saat diberi soal oleh peneliti dan mereka mengikuti pembelajaran IPA dengan baik. Pembelajaran IPA dengan penggunaan benda konkret memberikan perubahan pada diri siswa. Mereka menjadi lebih aktif dan lebih kritis. Keaktifan dan sikap kritis ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini diperoleh pada masing-masing siklus, disertai dengan nilai awal yang dilaksanakan sebelum diberikan tindakan. Adapun tingkat ketuntasan pada kegiatan pra tindakan untuk mata pelajaran IPA. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih sangat rendah. Selanjutnya, setelah pelaksanaan siklus, hasil belajar siswa mulai meningkat. Hasil penelitian dari siklus I tingkat ketuntasan siswa menjadi 50%.

Hasil siklus I ini belum mencapai tingkat ketuntasan 100%, akhirnya dilanjutkan dengan siklus II yang menghasilkan tingkat ketuntasan 100%. Pelaksanaan siklus II mendapatkan hasil yang maksimal dikarenakan permasalahan pada siklus I telah teratasi. Adapun pemasalahan pada siklus I yaitu siswa masih kesulitan dalam untuk memahami ciri-ciri wujud benda serta masih ada satu siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Melihat permasalahan pada pembelajaran siklus I tersebut, tindakan yang diambil adalah peneliti memberikan contoh soal yang diselesaikan dengan media benda konkret dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengerjakan soal pada siklus II dengan sedikit perubahan yaitu dengan memberi soal bergambar dan diberi reward setelah mengerjakan soal. Ada beberapa siswa yang kurang aktif, hal ini dapat diatasi dengan memberikan tugas yang berbeda, memberikan motivasi, kemudian membuat suasana kompetisi antar siswa.

Menurut hasil penelitian tersebut terlihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Peningkatan hasil belajar tersebut membuktikan bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media benda konkret telah berhasil. Kegiatan pembelajaran pada siklus I terlihat siswa cukup aktif. Mereka berusaha untuk menemukan pemecahan dari soal yang diberikan peneliti. Pemecahan masalah dibantu dengan adanya media benda konkret, yaitu dengan menggunakan batu, kelereng, penghapus, gelas, dan mangkuk. Media ini akan membantu siswa dalam mengerjakan soal. Pembelajaran pada siklus II keaktifan siswa meningkat, keempat siswa terlihat sangat aktif dan antusias sekali.

Menurut penjelasan dan pembahasan di atas, penggunaan media benda konkret sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Melalui media benda konkret ini peneliti dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal itu terbukti pada siklus II keempat siswa sangat aktif dalam menerima pelajaran dan nilai siklus II yang ketuntasannya telah mencapai 100%.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa melalui penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi wujud benda pada siswa kelas II semester 1 di SD Negeri 03 Karanganyar tahun ajaran 2016/2017.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Ibrahim, Sukmadinata, & Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hobri. (2007). Penelitian Tindakan Kelas untuk guru dan praktisi. Jember: Pena Salsabila

Munib, Achmad. (2010). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.

Sanaky, Hujair AH. (2013). Media Pembelajaran Interaktif- Inovatif. Yogyakarta: Kaudaba Dipantara.

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana

Santrock, John W.. (2011). Educational psychology. New York: McGraw Hill Companies, Inc.

Rusman. (2012). Model Mmodel Pembelajaran. Depok: PT Raja Grafindo Persada