Penggunaan Media Pohon Faktor Dan Contoh Bervariasi
PENGGUNAAN MEDIA POHON FAKTOR DAN CONTOH BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA FPB DAN KPK KELAS VI SEMESTER I SDN KARANGTENGAH, KEC. NGAWEN, TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Sukatri
SDN Karangtengah, Kec. Ngawen
ABSTRAK
Penggunaan model pembelajaran pemberian contoh bervariasi dengan mengharapkan berbagai problem atau permasalahan dalam pembelajaran Matematika. Pembelajaran ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar pada mata Pelajaran Matematika. Contoh bervariasi berarti mempunyai berbagai bentuk, selang-seling yang dimaksud yaitu dengan menentukan FPB dan KPK 2 bilangan dua angka, dua bilangan tiga angka, tiga bilangan dua angka dan tiga bilangan tiga angka dengan cara driil sistem. Pada Pra Siklus Ketuntasan mencapai 46% atau 11 siswa, pada siklus 1, 15 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 63%. Jadi masih ada 37% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 24 siswa dari 24 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai 100%
Kata Kunci: Contoh Bervariasi, Pohon Faktor, FPB dan KPK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendah, terutama pelajaran Matematika, yang selama ini dianggap pelajaran yang paling sulit oleh para siswa. Pada tanggal 13 Oktober 2014 dilakukan pembelajaran yang diamati oleh Kepala Sekolah, dari hasil pengamatan Bapak Kepala Sekolah ternyata pembelajaran kurang menarik, kurang menariknya itu terbukti masih banyak anak yang ramai, tidak memperhatikan guru. Hasil belajar untuk materi yang saya sajikan hasilnya rendah di bawah KKM.
Rendahnya hasil belajar itu sebagaimana tersebut diatas ternyata setelah diberitahu oleh Bapak Kepala Sekolah, kekurangannya ada sebagian pada guru yaitu guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah).
Selama ini proses pembelajaran matematika di kelas VI SDN Karangtengah masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiat–an pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga anak pasif dan membosankan. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut meng–akibatkan rendahnya nilai rata-rata kelas dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.
Rendahnya prestasi belajar mate-matika kelas VI SDN Karangtengah dimungkinkan juga guru belum mengguna-kan metode pengajaran atau media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan jiwa siswa, yang memungkinkan siswa aktif, kreatif juga senang dalam proses pengajaran.
Berdasarkan kenyataan diatas perlu diadakan inovasi metode pembela-jaran, untuk meningkatkan peran aktif siswa baik individu, maupun kelompok terhadap proses pembelajaran matematika. Guru mengajar sebagai fasilitator harus mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga memperoleh hasil yang maksimal, salah satu diantaranya dengan menggunakan media pohon faktor dan contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika sampai maksimal.
Menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasl belajar matematika tentang menentukan FPB dan KPK bagi siswa kelas VI SDN Karangtengah Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Indetifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis meminta bantuan teman sejawat untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan upaya mengidentifikasi kekurangan. Hasil pengamatan teman sejawat dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
a. Siswa kurang memberikan respon atas pertanyaan guru dan tidak mengajukan pertanyaan jika ada kesulitan.
b. Sebagian besar siswa kurang mempu–nyai motivasi belajar.
c. Proses pembelajaran belum terjadi secara aktif, kreatif, efektif dan menye–nangkan.
d. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru tidak menggunakan alat peraga secara optimal.
e. Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi.
f. Rendahnya kemampuan siswa menye–rap materi pelajaran yang disajikan guru disebabkan karena proses belajar kurang menarik minat dan perhatian siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis tersebut guru merumuskan masalah bahwa rendahnya siswa dalam menguasai materi pelajaran Matematika disebabkan beberapa faktor. Secara khusus perumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: “Apakah menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK?”
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembe-lajaran
Penulis laporan ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi Guru
a. Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi
b. Dapat membantu guru untuk mem–perbaiki pembelajaran dan mening–katkan mutu pendidikan di kelasnya.
c. Membantu guru berkembang seca–ra profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.
d. Dapat memperbaruhi sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.
2. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b. Dapat mengurangi rasa jenuh terhadap pembelajraan Matematika sehingga dapat menyenangkan dan menarik perhatian siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan prestasi seko–lah, sehingga mendapat keperca–yaan dari masyarakat.
b. Dapat meningkatkan mutu pendi–dikan di SD pada umumnya.
KAJIAN PUSTAKA
Media Pohon Faktor Bervariasi
a. Media/alat (Sarana) untuk menyebarlu-askan informasi, seperti surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran media pembela-jaran sangat penting, karena siswa dapat melihat langsung, jadi anak tidak berfikir kayal jadi pembelajaran dapat berlangsung siswa aktif dan kreatif menuju pada pembelajaran. Dalam pembelajaran ini media yang dipakai yaitu media visual berdasarkan penglihatan, kelihatan dengan menggunakan gambar-gambar (Peta, bagan, skema, grafik, pola, dsb) dalam hal ini yang digunakan adalah gambar pola.
b. Pohon Faktor adalah pola yang digunakan untuk menentukan faktor prima suatu bilangan dengan cara membagi dengan bilangan prima. Bila hasil pembagian tersebut masih bisa dibagi dengan bilangan prima, maka harus di bagi sampai hasilnya berapa bilangan prima.
c. Bervariasi berarti mempunyai berbagai bentuk, selang-seling yang dimaksud yaitu dengan menentukan FPB dan KPK 2 bilangan dua angka, dua bilangan tiga angka, tiga bilangan dua angka dan tiga bilangan tiga angka dengan cara driil sistem.
Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana hasil belajar suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat tes yang disusun terencana baik tes tulis maupun lisan. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah mengikuti setelah mengikuti materi pembelajaran berupa data kuantitatif dan kualitatif.
Menurut Slameto (1995:2), belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Hasil adalah merupakan yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (pikiran). (W.J.S Poerwodarminto, 2007:408).
Kerangka Berfikir
Secara matematis uraian berfikir atau tindakan dalam kelas sebagai berikut:
1. Kondisi awal, dalam pembelajaran guru menggunakan model konvensional yang sifatnya searah siswa bosan dan pasif nilai matematikarendah.
2. Guru memberikan tindakan penerapan pemberian contoh bervariasi siklus I dan pada siklus II dikemas seperti kuis nilai matematika meningkat.
3. Kondisi akhir: diduga penggunaan pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK bagi siswa kelas VI Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIK-AN PEMBELAJARAN
Pelaksanaan perbaikan pembelajar-an Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dilaksanakan sebagai berikut:
Jumlah siswa kelas VI SDN Karangtengah adalah 24 siswa terdiri dari laki-laki 17 dan perempuan 7 dari segi kecerdasannya rata-rata cukup artinya tidak ada yang menonjol bahkan ada beberapa anak yang tingkat kecerdasannya dibawah rata-rata.
Hasil pengamatan yang penulis lakukan keadaan siswa kelas VI SDN Karangtengah adalah sebagian besar dari desa ada beberapa karakteristik dapat dideskripsikan oleh penulis di antara sebagai berikut:
1. Sebagaian besar orang tua siswa berpendidikan rendah sehingga kurang memberikan perhatian tentang kegiat-an belajar di rumah.
2. Kesadaran orang tua yang kurang mengerti pentingnya belajar
3. Orang tua yang perhatian pada anak-nya untuk senantiasa membimbing belajar di rumah hanya sedikit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Tabel 4.2 REKAPITULASI NILAI ULANGAN FORMATIF PRA SIKLUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
1 |
4% |
55-64 |
6 |
25% |
65-74 |
6 |
25% |
75-84 |
8 |
33% |
85-94 |
3 |
13% |
95-100 |
0 |
0% |
Siklus I
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Formatif Siklus Mata Pelajaran Matematika
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
0 |
0% |
55-64 |
1 |
4% |
65-74 |
8 |
33% |
75-84 |
10 |
42% |
85-94 |
4 |
17% |
95-100 |
1 |
4% |
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik di ketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 35-44 sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai 45-54 sejumlah 0 anak atau 0%, yang mendapat nilai 55-64 sebanyak 1 anak atau 4%, yang mendapat nilai 65-74 sebanyak 33% jumlah siswa 8 siswa, yang mendapat nilai 75-84 sejumlah 42% atau 10 anak, yang mendapat nilai 85-94 adalah 17% atau 4 anak, yang mendapat nilai 95-100 adalah 4% atau 1 anak, jumlah siswa seluruhnya 24 siswa.
Siklus II
Tabel: 4.3 Rekapitulasi Nilai Test Formatif Siklus II Mata Pelajaran Matematika
Nilai |
Frekuensi |
Prosentase |
35-44 |
0 |
0% |
45-54 |
0 |
0% |
55-64 |
0 |
0% |
65-74 |
0 |
0% |
75-84 |
5 |
21% |
85-94 |
14 |
58% |
95-100 |
5 |
21% |
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk grafik di ketahui bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 35-44 sejumlah 0% atau tidak ada, yang mendapat nilai 45-54 sejumlah 0 anak atau 0%, yang mendapat nilai 55-64 sebanyak 0 anak atau 0%, yang mendapat nilai 65-74 sebanyak 0% jumlah siswa 0 siswa, yang mendapat nilai 75-84 sejumlah 21% atau 5 anak, yang mendapat nilai 85-94 adalah 58% atau 14 anak, yang mendapat nilai 95-100 adalah 21% atau 4 anak, jumlah siswa seluruhnya 24 siswa.
Pembahasan
Dampak yang ditimbulkan dari penerapan metode diskusi dengan penugasan dengan bantuan alat peraga selama dua siklus terhadap pencapaian hasil belajar siswa sangat nampak jelas pada siklus 1 dan siklus 2. Pada siklus 1, 15 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 63%. Jadi masih ada 37% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah.
Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 24 siswa dari 24 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 100% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.
Tabel 4.15. Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
No |
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Tuntas |
46% |
63% |
100% |
2. |
Tidak Tuntas |
54% |
37% |
0% |
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LAN-JUT
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pohon faktor dan contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika khususnya kompetensi dasar menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi capuran, FPB dan KPK, bagi siswa kelas VI SDN Karangtengah, Kec. Ngawen, Tahun Pelajaran 2014/2015.
Pada akhir siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar 15 siswa (63%), sedangkan siswa yang belum tuntas 9 siswa (37%), dengan nilai rata-rata kelas 78,75 dari 24 siswa. Pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar 24 siswa (100%), sedangkan rata-rata kelas 90. Jadi secara umum ada peningkatan baik pada ketuntasan belajar maupun rata-rata kelas. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif, kreatif dan meyenangkan.
Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai bentuk tindak lanjut, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru:
1. Untuk melayani kemampuan daya tangkap siswa yang agak lambat, guru membiasakan diri bersikap sabar dan tidak terburu-buru.
2. Dalam mengelola kegiatan diskusi kelompok, guru harus memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif ikut berpartisipasi.
3. Guru harus bisa memilih dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pengajaran secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
W.J.S Poerwadarminto (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga Hal. 756. Jakarta. Balai Pustaka.
W.J.s. Poerwadarminto (2007), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiha Hal. 1355. Jakarta. Balai Pustaka.
Bell. Gredler (1986: 1). Teori belajar dan pembelajaran, hal. 1.5. Jakarta: Universitas Terbuka.
Fantana (1981). Teori Belajar dan Pembelajaran Hal. 1.8. Jakarta. Universitas Terbuka.
Bruner (1982). Pembelajaran Matematika SD Hal. 1.6. Penerbit Universitas Terbuka. Edisi 1.