PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PKn MATERI KERJASAMA

NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS V

SD NEGERI GLONGGONGREJO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRISEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

 

Suharmi

Guru SDN Glonggongrejo Baturetno

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi kerjasama Negara-Negara Asia Tenggara pada siswa kelas V SD Negeri Glonggongrejo Kecamatan Baturetno Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Melalui penggunaan metode diskusi dan penggunaan alat peraga peta.Variabel yang menjadi sasaran perubahan yaitu peningkatan hasil belajar dalam mendiskripsikan kerjasama Negara-negara Asia Tenggara, sedangkan variable tindakan yaitu metode diskusi dan penggunaan alat peraga peta. Bentuk penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus yang terdiri dari 4 tahab: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian siswa kelas VI SD Negeri Glonggongrejo berjumlah 17 siswa. Teknik dan alat pengumpulan data menggunakan observasi tes tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan metode diskusi dan penggunaan alat peraga peta dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VI sebesar 71,09% yaitu dari 23,53% menjadi 94,12% atau sebanyak 12 siswa yaitu dari 4 siswa sebelum tindakan menjadi 16 siswa pada siklus II. Dan rata-rata kelas menjadi 77,65. Simpulan yang didapatkan dari penelitian dan perbaikan yang telah dilaksankan terbukti bahwamelalui penggunaan metode diskusi dan penggunaan alat peraga peta dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi kerjasama Negara-Negara Asia Tenggara pada siswa kelas V SD Negeri Glonggongrejo Kecamatan Baturetno Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Kata Kunci: Metode Diskusi, Alat peraga, PKn

 

PENDAHULUAN

Hasil belajar PKn Siswa kelas V SDN Glonggongrejopada tahun pelajaran 2013/2014 semester II masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan guru mengajar masih dengan cara konvensional, belum menggunakan metode yang vareatif dan juga belum menggunkan alat peraga yang dapat menarik minat siswa.

Mengingat pelajaran PKn bagi siswa karena pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air pada siswa, dengan demikian diharapkan rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan melalui pelajaran ini maka pelajaran PKn sangat perlu dikuasai siswa dengan baik. Untuk itu maka penulis ingin memperbaiki cara-cara mengajar penulis, yakni dengan mencoba menggunakan metode diskusi dan menggunakan alat peraga yang menarik sehingga pembelajaran PKn dapat diminati siswa sehingga hasil belajar PKn bagi siswa kelas V SD Negeri Glonggongrejo Kecamatan Baturetno Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. bisa meningkat.

Berdasar pada latar belakang di atas, peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar PKn Kompetensi Dasar Kerjasama Negara-negara Asia Tenggara bagi siswa kelas VI SD Negeri Glonggongrejo Kecamatan Baturetno tahun pelajaran 2013/2014

Dengan mengacu pada rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan; Meningkatkan hasil belajar PKn Kompetensi Dasar Kerjasama Negara-negara Asia Tenggara bagi Siswa kelas V SDN Glonggongrejo tahun pelajaran 2013/2014. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ,2006: 15).

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya. Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.

Metode diskusi adalah cocok digunakan untuk kelompok kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode diskusi lebih tepat digunakan untuk mempelajari keterampilan yang kompleks, berpikir kritis, dan untuk memecahkan kasus. Oleh karena itu, metode diskusi sangat tepat untuk dibiasakan pada anak agar lebih membiasakan anak dalam memecahkan masalahnya.

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah diperoleh dalam rangkaian kegiatan pendidikan yang dinyatakan dengan nilai. Setiap individu sesuai dengan nalurinya mempunyai keinginan atau kebutuhan untuk prestasi, baik prestasi belajar di sekolah maupun di masyarakat. Kebutuhan dan keinginan semacam ini dalam rangka meningkatkan harga sebagai individu serta mencari jati diri.

Prestasi belajar di sekolah merupakan masalah yang dominan untuk dibahas, sebab prestasi belajar menunjukkan keberhasilan studi siswa ditinjau dari segi kognitifnya. Sedangkan dari segi afektif dan psikomotor dapat dikaitkan dibalik prestasi juga di dapat dugaan sementara bahwa siswa yang prestasinya baik berarti pengajaran telah tercapai. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dalam belajar. (W.J.S. Poerwadarminto, 1976:22 ).

Prestasi belajar yang baik dan memuaskan adalah suatu tujuan utama dalam dunia pendidikan baik bagi siswa maupun lembaga pendidikan. Untuk itu peran dalam metode pembelajaran sangat dominan dan penting dalam mencapai hasil atau prestasi belajar yang memuaskan. Karena dalam aktivitas belajar, guru berhadapan langsung dengan siswa dalam penyampaian materi atau bahan pelajaran. Untuk kemampuan mengadakan variasi dalam metode mengajar sangat penting dihindari penggunaan metode yang lama yang kurang efektif, sehingga guru harus benar-benar mampu menggali dan menguasai metode belajar terbaru yang efektif “ Dalam metode lama, sekolah dijalankan terpisah dari dunia nyata “ (Suyahman, 2006:35).

Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dapat dilaksanakan dengan melalui siklus yang terdiri dari 5 (lima) tahapan kegiatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nurhadi (2004:125) yang terdiri dari (1). Observasi (observation), (2), Bertanya ( question ), (3) Mengajukan dugaan ( hipotesis ), (4). Pengumpulan data ( data gathering ), dan ( 5). Penyimpulan (Conclusion )

Siklus tersebut diatas secara sederhana dapat diinformasikan tentang cara pelaksanaannya. Diskusi dimulai dengan observasi yang menjadi dasar pemunculan berbagai pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan tersebut dikejar dan diperoleh melalui siklus pembuatan prediksi, perumusan hipotesis, penngembangan cara-cara pengujian hipotesis, pembuatan observasi lanjutan, penciptaan teori dan model-model konsep yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Diskusi dapat menciptakan berbagai kesempatan bagi pendidik atau guru untuk mempelajari bagaimana otak siswa bekerja. Guru dapat memanfaatkannya untuk menentukan situasi-situasi belajar yang tepat dan memfasilitasi siswa dalam proses pencarian ilmu.

Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar perlu dimiliki oleh guru. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku peserta didik dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program. Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada 3 sasaran yang hendak dicapai, yaitu:1). Prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku, 2) Prestasi mengajar berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya melalui penghargaan atas prestasi yang dicapainya, 3) Keunggulan program yang dibuatnya karena relevan dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran adalah sebagai berikut:1). Mempelajari fungsi penilaian, 2).Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian, 3).Menyusun teknik dan prosedur penilaian, 4).Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian, 5).Menggunakan penilaian teknik dan prosedur penilaian, 6). Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian, 7). Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar, 8). Menilai teknik dan prosedur penilaian, 9). Menilai keefektipan program pengajaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SD Negeri Glonggongrejo, Waktu penelitian tindakan 3 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014. Tempat penelitian ini di SD Negeri Glonggongrejo Kecamatan Baturetno. Adapun subyek penelitian tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri Glonggongrejo Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 17 siswa. Sumber data utamanya adalah hasil tes setiap siklus. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan teknis tes tertulis.

Dalam penelitian ini indikator kinerja ditentukan bahwa jumlah siswa yang hasil belajarnya dapat mencapai KKM (65) sebanyak 15 siswa atau 88,2%. dan nilai rata-rata kelas mencapai minimal 75. Sedangkan prosedur penelitiannya meliputi 4 langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

 

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Untuk mendapatkan data kondisi awal, penulis menelusuri dokumen hasil belajar siswa dari daftar nilai. Berdasarkan data yang ada, dapat dilaporkan bahwa dari 2 kali ulangan harian PKn, diambil dari nilai terbaik dapat dilaporkan sebagai berikut:

Siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (tuntas) sebanyak 4 siswa atau sebesar 23.53%. Siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (belum tuntas) sebanyak 13 siswa atau sebesar 76.47 %. Sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 56.47

Melihat kondisi diatas memerlukan adanya tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut peneliti salah satu penyebab rendahnya nilai siswa adalah disebabkan penggunaan metode dalam pembelajaran yang kurang menarik siswa, kurang melibatkan aktivitas siswa sehingga perhatian siswa kurang. Untuk itu perlu menggunakan metode yang dapat melibatkan siswa secara langsung yaitu dengan penggunaan metode diskusi dan penggunaan alat peraga peta. Dengan metode ini siswa akan dapat menemukan sendiri sesuatu yang dia perlukan untuk memecahkan masalahnya.

Deskripsi Siklus I

Tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12 Februari 2014. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan presentasi. Setelah guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan ditugasi diskusi dalam kelompoknya diberi tugas untuk menggunakan media/alat peraga peta yang telah disediakan guru untuk menemukan aneka ragam budaya, negara-negara ASEAN yang ada dalam Peta. Hasil diskusi dipresentasikan hasil diskusi kelompok. Setelah semua kelompok mendapat giliran presentasi selanjutnya diadakan tes akhir pelajaran yang dikerjakan secara individu.

Berdasarkan hasil tes siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar (mendapatkan nilai sama dengan atau di atas KKM sebanyak 6 siswa (35,2%) dan yang tidak tuntas (di bawah KKM) sebanyak 11 siswa (64,8%). Sedangkan nilai rata-rata kelasnya sebesar 63,3. Berdasarkan hasil refleksi dinyatakan bahwa hasil siklus 1 yang menurut peneliti belum mengalami kemajuan yang memuaskan maka peneliti berfikir tentang berbagai kemungkinan agar tindakan selanjutnya lebih berhasil lagi mendapatkan kemajuan yang benar-benar signifikan, oleh sebab itu penulis berpikir bahwa: mungkin dengan menggunakan metode diskusi dan strategi yang lebih menarik siswa akan lebih tertarik dan mudah mendalami materi. Dengan demikian maka selanjutnya akan dilakukan tindakan siklus kedua dengan menggunakan metode diskusi dan strategi yang lain yang lebih menarik minat siswa.

Deskripsi Siklus II

Pada siklus II ini tetap menggunakan metode diskusi dan alat peraga peta ASEAN namun ditambah dengan media gambar bendera Negara ASEAN. Hal itu dikandung maksud bahwa dengan menggunakan media gambar bendera ini akan lebih menantang siswa dalam pembelajaran. Langkah yang ditempuh pada siklus II sama dengan siklus I yaitu setelah guru menjelaskan materi, dilanjutkan pembagian kelompok dan membagikan lembar tugas untuk masing-masing kelompok. Siswa ditugasi untuk mendiskusikan tugas dalam kelompok masing-masing, setelah selesai berdiskusi kemudian mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Pertemuan selanjutnya diadakan tes untuk dikerjakan secara individu. Berdasarkan hasil tes siklus II menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar (mendapatkan nilai sama dengan atau di atas KKM sebanyak 16 siswa (94,12%) dan yang tidak tuntas (di bawah KKM) sebanyak 1 siswa (5,88%). Sedangkan nilai rata-rata kelasnya sebesar 77.65

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pembahasan Pra Sikus ke Siklus I

Sebagaimana dilaporkan di depan bahwa hasil belajar siswa kelas VI SDN Glonggongrejo tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah, yakni dengan rata-rata 56,47. dan persentase ketuntasan belajarnya baru mencapai 23,53% atau sebanyak 4 siswa. Menurut hasil refleksi penulis bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas VI tersebut disebabkan dari faktor guru, yakni belum menggunakan metode dan strategi yang menarik minat siswa.Untuk itu maka hasil belajar PKn siswa kelas VI SDN Glonggongrejo ini harus ditingkatkan.

Pembahasan Sikus I ke Siklus II

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa ini dilakukan tindakan siklus I yakni dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok dan presentasi Dengan metode diskusi kelompok dan presentasi diharapkan siswa dapat berperan aktif sehingga pembelajaran akan benar-benar dipahami siswa. Pertemuan selanjutnya adalah dengan memberikan tes individu dengan 10 soal ulangan. Berdasarkan hasil tes siklus I dapat menambah tingkat ketuntasan belajar menjadi 35,2% atau sebanyak 6 siswa, Sedangkan nilai rata-rata kelasnya menjadi 63,3. Dengan demikian tindakan siklus I telah berhasil meningkatkan tingkat ketuntasan belajar sebesar 11,49% yaitu dari 23,53% menjadi 35,2% atau sebanyak 2 siswa yakni 4 siswa pada kondisi awal menjadi 6 siswa pada siklus I.Karena tindakan siklus I belum mencapai indicator keberhasilan yang ditentukan maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Mengingat pada siklus I ditemukan permasalahan kekurangberhasilan tindakan disebabkan kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan, maka pada siklus II dilaksanakan tindakan dengan menggunakan metode diskusi dan presentasi dan menggunakan media peta ditambah dengan gambar bendera Negara ASEAN.

Setelah dilaksanakan tes individu siklus II, berhasil meningkatkan ketuntasan belajar siswa menjadi16 siswa (94,12%),sedangkan nilai rata-rata kelasnya sebesar 77.65. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II berhasil meningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 58,92% yaitu dari 35,2% menjadi 94,12%atau dari 6 siswa pada siklus I menjadi 16 siswa pada siklus II, dan rata-ratanya meningkat sebesar 14,35 yaitu dari 63,3 menjadi 77,65.

Pembahasan Pra Sikus ke Siklus II

Permasalahan rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas VI SDN Glonggongrejo telah dapat diselesaikan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode diskusi dan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dari ketercapaian indicator keberhasilan dan terjawabnya hipotesis tindakan.

Bukti ketercapaian indikator dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dalam hal ini dilihat dari peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai dengan siklus II naik sebesar 71,09% yaitu dari 23,53% menjadi 94,12% atau sebanyak 12 siswa yaitu dari 4 siswa sebelum tindakan menjadi 16 siswa pada siklus II. Dan rata-rata kelas menjadi 77,65. Sedangkan indicator peneltitan ini ditentukan “”Penelitian ini dikatakan berhasil dan selanjutnya tidak dilanjutkan lagi apabila jumlah siswa yang hasil belajarnya dapat mencapai KKM (65) sebanyak 15 siswa atau 88,2%. dan nilai rata-rata kelas mencapai minimal 75”. Ketercapaian indicator ini sekaligus dapat menjawan hipotesis tindakan yang berbunyi:”“Dengan pemanfaatan metode diskusi dan penggunaan alat peraga peta dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn Kompetensi Dasar Kerjasama Negara-negara Asia Tenggara kelas VI semester 2, SD Negeri Glonggongrejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri” telah terbukti.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VI sebesar 71,09% yaitu dari 23,53% menjadi 94,12% atau sebanyak 12 siswa yaitu dari 4 siswa sebelum tindakan menjadi 16 siswa pada siklus II. Dan rata-rata kelas menjadi 77,65.

Keberhasilan tersebut telah mencapai indicator keberhasilan yang ditentukan dan menjawab hipotesis yang diajukan. Dengan demikian Penelitian ini telah berhasil menyelesaikan permasalahan tentang rendahnya hasil belajar siswa kelas VI pada pelajaran PKn. Dengan demikian maka perumusan masalah yang diketengahkan yaitu apakah melalui metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar PKn Kompetensi Dasar Kerjasama Negara-negara Asia Tenggara bagi siswa kelas VI SD Negeri Glonggongrejo Kecamatan Baturetno semester II tahun pelajaran 2013/2014 ?telah terjawab dan terbukti

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas Dirjendikdasmen. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung PPPG

Djamarah Syaiful Bahri, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 ( Pertanyaan dan Jawaban ). Jakarta. Gasindo

Sudirman A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sumantri, Mulyani dan Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Suyahman. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Surakarta

W.J.S. Poerwadarminta. 1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka