Penggunaan Metode Kirigami dan Teknik Arsir Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
PENGGUNAAN METODE KIRIGAMI DAN TEKNIK ARSIR
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENGGAMBAR MODEL PADA SISWA KELAS VIII I
SMP NEGERI I BALAPULANG
Edi Tamtomo
SMP Negeri I Balapulang
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas yang berjudul â€Penggunaan Metode Kirigami dan Teknik Arsir Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Menggambar Model Pada Siswa Kelas VIII I SMP Negeri I Balapulang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018â€. Oleh: Edi Tamtomo, SIP. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilatar belakangi oleh kondisi hasil pembelajaran pada standar kompetensi dan kompetensi dasar menggambar model masih rendah. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar keterampilan menggambar model pada siswa kelas VIII I antara lain dipengaruni oleh: 1) ketidak tepatan guru dalam menggunakan metode pembelajaran, 2) ketidak tepatan guru dalam memilih serta menggunakan metode dan strategi pembelajaran, 3) kurang tepat guru dalan membuat perencanaan pembelajaran, 4) kurang tepat dalam pengelolaan kelas, 5) kurang kreatif guru dalam mengajar, 6) kekurang tepatan dalam menggunakan serta menciptakan media pembelajaran. Tujuan penelitian 1) Mengetahui kendala aktivitas pelaksanaan pembelajaran dengan metode kirigami dan teknik arsir Pada Siswa Kelas VIII I SMP Negeri 1 Balapulang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018, 2) Upaya meningkatkan hasil pembelajaran menggambar model. Obyek penelitian adalah penelitian komperatif di kelas VIII I. Subyek PTK adalah siswa kelas VIII I berjumlah 35 siswa, terdiri dari 16 siswa putra dan 19 siswa putri. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam tiga pertemuan. waktu pertemuan 5x40 menit. Tiap-tiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasar hasil ulangan tertulis: kondisi awal belum berhasil, nilai yang diperoleh 8 siswa/22,85% tuntas dan 27 siswa/ 77,15% siswa belum tuntas.. belum berhasil. Siklus I Siswa tuntas sejumlah 20 siswa/57,14% dan belum tuntas 15 siswa/42,86%. Siklus II, Siswa tuntas sejumlah 30 siswa/85,71% dan belum tuntas 5 siswa/14,29%. Perbandingan antara kondisi awal, siklus I dan siklus II nilai hasil ulangan yang tuntas sejumlah 8 siswa, 20 siswa, 30 siswa, sedang yang belum tuntas 27 siswa, 15 siswa, 5 siswa. Kesimpulan penggunaan metode ini dapat dikatakan pembelajaran berhasil. Saran, agar guru menggunakan metode ini dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci: Menggambar Model, Metode, Kirigami, Teknik Arsir.
PENDAHULUAN
Menggambar model merupakan perwujudan dari kegiatan yang dilaksanakan dengan menentukan obyek yang akan digambar. Pembelajaran menggambar model bertujuan agar siswa memiliki keterampilan dalam memindahkan kesan yang ditangkap dari pengamatan suatu model benda yang mempunyai struktur bentuk dan bidang dasar kubis, silindris, dan bebas untuk menjadi gambar. Struktur bidang dan bentuk gambar model (alam benda) dapat berupa bidang datar, melingkar, maupun mengerucut. Unsur pembentuk gambar agar menimbulkan kesan meruang (tiga dimensi) diperlukan pengolahan intensitas cahaya yang berbeda-beda. Menggambar model (alam benda) ketepatan bentuk dan karakter obyek yang akan digambar.
Proses belajar mengajar pada siswa kelas VIII I dilaksanakan dengan menggunakan metode membaca, ceramah, melihat obyek, tanya jawab dan kemudian pemberian tugas menggabar model pada siswa. Nilai hasil belajar keterampilan menggambar model yang dilaksanakan pada kondisi awal diperoleh data nilai hasil belajar keterampilan menggambar model baru 8 siswa/22,85% tuntas dan 27 siswa/77,15% belum tuntas. Sesuai ketentuan kriteria ketuntasan minimal maka hasil belajar keterampilan menggambar model pada siswa kelas VIII I dapat dikatakan rendah. Disebabkan faktor-faktor guru: 1) guru belum tepat dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran, 2) guru belum tepat dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, 3) guru belum menyusun serta melaksanakan rencana program pembelajaran dengan baik, 4) guru belum maksimal dalam menerapkan stategi belajar mengajar, 5) guru belum maksimal melakukan pengelolaan kelas, 6) guru kurang melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, evektif, dan menyenangkan (PAIKEM), 7) guru kurang memfaatkan buku pelajaran berupa buku paket. Faktor tersebut menyebabkan siswa kurang semangat senang dan bosan dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada rasa tanggungjawab.
Guru melakukan upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan menggambar model dengan Penggunaan metode kirigami dan tehnik arsir sebagai upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan menggambar model Pada Siswa Kelas VIII I SMP Negeri I Balapulang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018. Penggunaan metode kirigami, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan menggambar model, hal ini dipengaruhi antara lain: 1) Dengan metode kirigami dan tehnik arsir dapat mempermudah siswa dalam membuat gambar model, 2) Dengan metode kirigami dan tehnik arsir dapat memudahkan siswa dalam mewarna dengan tehnik arsir, 3) Dengan metode kirigami dan tehnik arsir dapat mempercepat waktu saat siswa mengarsir untuk menuangkan pewarna, 4) Dengan metode kirigami dan tehnik arsir siswa tidak merasa jemu dalam menggambar model, 5) dengan metode kirigami dan tehnik arsir siswa akan menemukan hal-hal baru dalam warna dan tehnik maupun metode menggambar model.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat diidentivikasi sejumlah masalah sebagai berikut: 1) Guru belum tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran, 2) Guru belum tepat dalam membuat dan menerapkan rencana pembelajaran, 3) Guru belum tepat dalam menerapkan stategi belajar mengajar yang digunakan dalam pembelajaran, 4) Guru kurang kreatif dan kurang tepat dalam menggunakan media pembelajaran. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah mengetahui kendala-kendala aktivitas pada pembelajaran keterampilan menggambar model dan meningkatkan hasil belajar keterampilan menggambar model dengan menggunakan metode kirigami dan tehnik arsir.
KAJIAN TEORI
Kendala Aktivitas
Silberman dalam Jamal Ma’mur Asmani. (2011:65). Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan terlibat secara pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik, maka dari itu siswa harus mendengar, melihat,menjawab pertanyan, dan mendiskusikannya dengan orang lain.
Pengertian Pembelajaran
Hardini, Isriani. Puspitasari, Dewi. (2012:10). Menyebutkan pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Dengan demikian kegiatan pembelajaran adalah menyampaikan pengetahuan melalui kegiatan dalam rangka mencapai tujuan kurikulum.Gladene Robertson dan Hellmut Lang dalam Jamal Ma’mur Asmani (2011:62) memaknai pembelajaran dalam dua pendekatan, yaitu: 1) Sebagai dokumen tetap dimaknai suatu kerangka umum dalam praktek professional guru yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mencapai kurikulum, 2) sebagai bahan kajian yang terus berkembang, yaitu sebagai bahan masukan bagi para penyusun kurikulum untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran yang terintegrasi.
Hasil Pembelajaran.
Hasil pembelajaran dalam Apriliya Seni (2007:55) menyebutkan pengertian belajar dalam lingkup pembelajaran berarti usaha atau kegiatan belajar dalam menyerap dan mengolah bahan ajar atau ilmu, sehingga memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru, sikap baru atau menyempurnakan pengetahuan , keterampilan dan sikap yang sudah dimiliki sebelumnya. Dari pengertian belajar dapat disimpulkan, hasil yang diperoleh adalah pengetahuan, keterampilan, sikap baru.
Hakikat Menggambar Model
Menggambar model menurut Purnomo, Eko (2017:5) merupakan kegiatan yang diawali dengan menentukan obyek model yang akan digambar dapat berupa hewan, tumbuhan, manusia, ataupun benda-benda dengan memperhatikan komposisi, proporsi, keseimbangan, irama sehingga tampak utuh. Kegiatan dengan cara mengamati langsung obyek gambar sehingga dapat diketahui struktur bentuk dan bidang gambarnya. Efek bayangan yang ditimbulkan dari pencahayaan memberikan kesan ruang pada model sehingga gambar tampak seperti gambar tiga dimensi.
Hakikat Metode.
Nana sudjana (2008,52), menjelaskan bahwa metode lebih menekankan kepada strategi, proses dan pendekatan dalam memilih jenis, karakteristik, serta dimensi ruang dan waktu dari data yang dipergunakan.Tarigan dalam Apriliya Seni (2007:57) menyebutkan, metode merupakan rencana keseluruan bagi penyajian bahan ajar secara rapi dan tertib, yang tidak mengandung bagian-bagian yang kontrakdiksi, dan didasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Olvista.com/kirigami:13) menyebutkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Oleh karena itu guru harus tahu fungsi langkah-langkah metode pembelajaran agar dapat mendorong keberhasilan menajar.
Kirigami
Olvista.com/kirigami, menyebutkan kirigami berasal dari bahasa jepang. Kirigami berasal dari kata “kiru†yang berarti memotong dan gami berarti kertas. Dari kiru dan gami menjadi kata Kirigami yang berarti seni memotong kertas. Alat yang digunakan untuk memotong kertas adalah gunting kertas, silet, dan kertas sebagai bahan utamanya. Melipat kertas dan seterusnya dipotong untuk menghasilkan karya seni.
Teknik Arsir
Teknik arsir yang dimaksud adalah cara menggoreskan alat yang dapat menimbulkan keadaan gelap terang pada kertas. Teknik menggoreskan alat tersebut akan menimbulkan kesan yang menarik apabila teknik goresannya juga diperhatikan dengan baik. Teknik arsir sangat banyak variasinya, teknik arsir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah arah goresan yang dihasilkan dari bahan pastel. Siswa diajak menggoreskan arsir dengan arah yang searah sehingga tidak terjadi acak-acakan. Siswa tinggal membedakan warna yang diarsir pada benda yang dikehendaki. Dari teknik mengarsir searah sudah akan muncul kesan yang sangat menarik. Pastel sebagai bahan pewarna karena mudah didapat dan mudah digoreskan serta menimbulkan warna yang tajam.
Kerangka Berpikir
peneliti menggunakan metode kirigami dan tehnik arsir dengan kerangka berfikir sebagai berikut: Pengamatan model benda untuk merangsang membuat gambar model, b) Meniru bentuk model menjadi gambar model dalam kertas dengan cara digambar atau langsung melipat kertas, c) Memotong kertas yang digambar atau dilipat sesuai dengan bentuk gambar model, d) Mengemas potongan kertas gambar model diatas bidang gambar sesuai posisi yang dikehendaki, e) Memfaatkan dari potongan kertas gambar model sebagai pembatas dalam tehnik mengarsir dengan bahan pastel pewarna. Cara melipat kertas dan memotong serta mengarsir kertas gambar ini, peneliti menamakan dengan kirigami dan tehnik arsir. Metode kirigami ini siswa akan membuat terlebih dahulu gambar model sebagai pedoman sebelum menggambar yang sesungguhnya. Bentuk gambar model dibuat sesederhana mungkin dan tidak perlu rumit, gambar model bisa cukup satu atau dua motif. Dengan model ini siswa benar-benar senang dan dapat mengembangkan kreativitas lebih bebas sesuai dengan kemampuan siswa. Diharapkan siswa akan lebih berani, kreatif dan semakin mudah dalam belajar keterampilan menggambar model.Siswa membuat kerangka gambar model dengan bentuk dan gaya siswa sendiri dengan bimbingan guru. Kerangka gambar model yang dibuat oleh siswa sendiri sesuai bentuk yang diinginkan. Potongan model gambar sebagai pola menggunakan kertas gambar/kertas bebas lainnya yang penting tipis. Dengan memperhatikan komposisi gambar yang akan dibuat yang diinginkan dengan bantuan gambar model siswa memberi warna dengan pewarna pastel. Di atas permukaan kertas gambar yang ditutup potongan gambar model sebagai pembatas ketika mengarsir. Tujuan mengarsir adalah memberi warna pada kertas gambar agar memberi kesan tiga dimensi. Kesan tiga dimensi merupakan efek ditimbulkan dari pemberian warna dengan memperhatikan gelap terang atau bayang-bayang gambar.Dengan semangat, kemauan, ketekunan, dan ketelitian diharapkan siswa akan mendapatkan hasil belajar keterampilan menggambar model dengan baik.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir penelitian di atas maka peniliti mengajukan hipotesis tidakan sebagai berikut. Dengan Menggunakan Metode Kirigami Dan Tehnik Arsir Diharapkan Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Menggambar Model Pada Siswa Kelas VIII I SMP Negeri I Balapulang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Obyek tindakan penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) sifatnya berbasis kelas, Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar keterampilan menggambar model. Lokasi penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Negeri I Balapulang Kabupaten Tegal jalan Merpati Balapulang. Penelitian dilakukan oleh guru seni budaya sekaligus sebagai peneliti dan dibantu teman sejawat yaitu seorang guru seni budaya yang lain. Waktu penelitian dilakukan awal bulan Juli 2017 sampai bulan Desember 2017. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan kurang lebih 24 minggu. Langkah-langkah penelitian meliputi 4 tahap tindakan yang dilakukan meliputi: perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengamatan, refleksi, pembuatan laporan penelitian, dan dilanjutkan kegiatan seminar PTK. Subjek adalah siswa kelas VIII I SMP Negeri I Balapulang Kabupaten Tegal Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 35 siswa terdiri siswa putra sebanyak 16 siswa dan siswa putri sebanyak 19 siswa.
Metode pengumpulan data penelitian sebagai sumber informasi, peneliti menggunakan metode: Observasi dapat dilakukan dengan pengamatan langsung oleh peneliti. Guba dan Lincoln dalam Moleong. Lexy. J. (2010:174) menyebutkan pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari kondisi yang dilihat. Observasi menurut Sutama (2011:92) menyebutkan menghimpun data informasi melalui pengamatan, dilakukan dengan memperhatikan/melihat dan atau mendengarkan orang atau peristiwa. Metode test sebagai sumber data dapat dilakukan dengan melaksanakan tugas perbuatan menggambar model. Nilai hasil belajar keterampilan menggambar model sebagai dasar utama. Dokumentasi terdiri dari beberapa antara lain: RPP, daftar nilai, daftar pengamatan aktifitas, daftar absen kehadiran siswa, gambar hasil belajar siklus I dan siklus II, surat izin penelitian dari kepala sekolah, dokumen tersebut sebagai sumber data primer penelitian tindakan kelas yang bersumber dari kegiatan guru dan siswa.
Analisis Data
Proses menganalisa data menggunakan metode komparatif, artinya membandingkan hasil belajar keterampilan menggambar model hasil proses belajar mengajar menggunakan metode kirigami dan tehnik arsir. Perbandingan hasil nilai kondisi awal, siklus I, dan siklus II digunakan sebagai sumber data, yang didasarkan pada kegiatan antara lain:
Aktivitas, ada empat kriteria aktivitas dalam penelitian ini antara lain: Kriteria sangat aktif, aktif, kurang aktif, dan tidak aktif yang masing-masing memiliki kriteria nilai yang sama. Hasil belajar keterampilan menggambar, penilaian dilaksanakan pada akhir pertenuan ketiga pada siklus I maupun siklus II.
Sumber Data.
Sumber data terdiri dari data primer berua hasil belajar keterampilan menggambar model, catatan aktivitas siswa. Sumber data tersebut dilakukan perbandingan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar keterampilan menggambar model dalam dua siklus. Data sekunder bersumber dari kepala sekolah, kolaborator.
Cara Pengambilan Simpulan.
Cara pengambilan kesimpulan berdasarkan pada hasil penilaian. Penilaian yang dilakukan dengan melakukan tes dan pencatatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Prosedur Penelitian
Kegiatan utama yang dilakukan dengan empat tahap. Supardi, Suhardjono, Arikunto. Suharsimi (2008:16) menjekaskan empat tahap kegiatan utama dalam setiap siklus penelitian adalah: 1) Perencanaan, b) Tindakan, c) Pengamatan, dan d) Refleksi.
SIKLUS I
Tahap Perencanaan guru menentukan masalah pokok yang harus segera dipecahkan yaitu masih rendahnya nilai keterampilan menggambar model. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode kirigami dan tehnik arsir untuk meningkatkan nilai keterampilan menggambar model. Menyiapkan bahan materi, contoh-contoh gambar model dan soal untuk pembelajaran gambar model. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mencatat aktivitas siswa. Menyusun soal tes untuk mengetahui keberhasilan setelah siklus berakhir.
Tahap pelaksanaan, pada tahap ini peneliti melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Pertemuan 1, kegiatan pendahuluan: guru memberi salam, berdoa, menanyakan kehadiran siswa, memberi motivasi. Kegiatan Inti: Guru memberikan menyampaikan materi menggambar model. memberi contoh gambar model. Penutup: memberi penekanan, salam. Pertemuan 2, kegiatan pendahuluan: guru memberi salam, berdoa, menanyakan kehadiran siswa, memberi motivasi. Kegiatan Inti: Guru mengajak siswa untuk mengamati benda model yang disiapkan guru digunakan sebagai model gambar. Siswa mengamati gambar ilustrasi yang disiapkan oleh guru. Siswa menggambar model. Penutup: mengumpulkan gambar, salam penutup pembelajaran. Pertemuan 3, kegiatan pendahuluan: guru memberi salam, berdoa, menanyakan kehadiran siswa, Kegiatan Inti: Siswa melanjutkan menggambar model yang dibuat pada kegiatan sebelumnya. Siswa mengumpulkan gambar model yang sudah diwarna, guru Melakukan evaluasi atau penilaian.
Tahap pengamatan, peneliti melaksanakan pengamatan jalannya pembelajaran bersama dengan teman sejawat untuk mencatat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Tahap refleksi pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat mengadakan diskusi membahas perubahan dan segala sesuatu yang dialami siswa selama siklus berlangsung dengan hasil sebagai berikut: ketika pengamatan ada beberapa siswa yang masih belum serius. Nilai keterampilan menggambar model belum tuntas belajar Oleh karena itu peneliti akan melanjutkan siklus ke II dalam bentuk mengambar model dengan teknik kirigami. Pada siklus kedua masing-masing kelompok diperkecil anggotanya.
SIKLUS II
Tahap Perencanaan, pada tahap perencanaan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan media gambar model. Menyiapkan bahan materi dan soal atau tugas untuk kegiatan menggambar model. Menyiapkan film menggambar model dengan teknik kirigami melalui LCD. Menyiapkan soal tugas untuk mengetahui keberhasilan menggambar model setelah siklus berakhir.
Tahap Pelaksanaan pada tahap ini peneliti melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Pertemuan 1, guru memberi salam, berdoa, menanyakan kehadiran siswa, dan kemudian memberi motivasi kepada siswa. Guru menjelaskan materi melalui film menggambar model. Guru memerintah siswa untuk mempersiapkan peralatan untuk menggambar model dengan teknik kirigami. Pertemuan 2, guru memberi salam, berdoa, menanyakan kehadiran siswa dan kebersihan kelas, dan guru memberi motivasi kepada siswa. Guru membuat kelompok baru dengan anggota 3-4 siswa setiap kelompok. Siswa menggambar dengan teknik kirigami, Guru mengumpulkan hasil untuk dilanjutkan dipertemuan berikutnya. Pertemuan 3, guru memberi salam, berdoa, menanyakan kehadiran siswa, guru memberi motivasi. Guru membagikan hasil pekerjaan pada pertemuan sebelumnya untuk diselesaikan. Siswa menyelesaikan menggambar model. Guru melakukan penilaian hasil menggambar model dengan teknik kirigami.
Tahap Pengamatan
Peneliti melaksanakan pengamatan bersama dengan teman sejawat selaku kolaborator untuk mengamati proses belajar.
Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat mengadakan diskusi membahas perubahan dan segala sesuatu yang dialami siswa selama siklus berlangsung dengan hasil sebagai berikut: kegiatan menggambar berjalan tertib. nilai sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Oleh karena itu peneliti memutuskan bahwa penelitian ini hanya dilaksanakan dua (2) siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Aktivitas Belajar
Untuk mengetahui perbandingan aktivitas proses belajar mengajar keterampilan menggambar model pada siklus I dengan siklus II dapat jelaskan dengan tabel I. di bawah ini:
Tabel I. Perbandingan Nilai Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Menggambar Model Kondisi Awal, Siklus I dan II
No |
Kriteria Ketuntasan Indikator |
Siklus I |
Siklus II |
||
Jumlah Siswa |
Persen tase |
Jumlah Siswa |
Persen tase |
||
1 |
Mendengarkan |
35 |
100% |
35 |
100% |
2 |
Bertanya |
26 |
% |
35 |
100% |
3 |
Menjawab Pertanyaan |
24 |
68,71% |
35 |
100% |
4 |
Semangat |
32 |
91,43% |
35 |
100% |
5 |
Mengerjakan Tugas |
35 |
100% |
35 |
100% |
6 |
Kerja Sama |
32 |
91,43% |
35 |
100% |
7 |
Tanggung Jawab |
35 |
100% |
35 |
100% |
8 |
Tepat Waktu |
35 |
100% |
35 |
100% |
Data perbandingan nilai aktivitas diperoleh peneliti maupun kolaborator selama pengamatan yang terdiri dari 8 indikator yang dicatat selama proses belajar mengajar pada siklus I dan siklus II.
Hasil Keterampilan
Data perbandingan nilai hasil keterampilan menggambar kondisi awal, siklus I dan siklus II, data nilai siklus I berupa rata-rata nilai kondisi awal 65,71, nilai tertinggi 79, dan nilai terendah 40. Data nilai siklus I rata-rata nilai 76,06, nilai tertinggi 90, nilai terendah 64. Data nilai sklus II rata-rata nilai 77,37, nilai tertinggi 91, nilai terendah 70. Perbandingan nilai hasil belajar dapat dijelaskan dalam tabel 2. di bawah ini.
Tabel 2. Data Perbandingan Nilai Hasil Berlajar Keterampilan Menggambar Model Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus II
No |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Kriteria Nilai |
Nilai |
Kriteria Nilai |
Nilai |
Kriteria Nilai |
Nilai |
|
1 |
Rata-Rata Nilai |
65,71 |
Rata-Rata Nilai |
76,06 |
Rata-Rata Nilai |
77,37 |
2 |
Nilai Tertinggi |
79 |
Nilai Tertinggi |
90 |
Nilai Tertinggi |
91 |
3 |
Nilai Terendah |
40 |
Nilai Terendah |
64 |
Nilai Terendah |
70 |
Data perbandingan nilai hasil keterampilan menggambar kondisi awal, siklus I dan siklus II, data nilai siklus I berupa rata-rata nilai kondisi awal 65,71, nilai tertinggi 79, dan nilai terendah 40. Data nilai siklus I rata-rata nilai 76,06, nilai tertinggi 90, nilai terendah 64. Data nilai sklus II rata-rata nilai 77,37, nilai tertinggi 91, nilai terendah 70.
Data perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar menggambar model kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Dijelaskan dengan tabel 3. di bawah ini:
Tabel 3. Perbandingan Tingkat Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Keterampilan Menggambar Model Kondisi Awal, Siklus I dan siklus II
No |
Kriteria
|
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah Siswa |
Persen tase |
Jumlah Siswa |
Persen tase |
Jumlah Siswa |
Persen tase |
||
1 |
Tuntas |
8 |
22,86% |
20 |
57,14% |
30 |
85,71% |
2 |
Belum Tuntas |
27 |
77,14% |
15 |
42,86% |
5 |
14,29% |
Data perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar menggambar model kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Diperolen data pada kondisi awal, tuntas 8 siswa/22,86%, belum tuntas 27 siswa/77,14. Pada siklus I, tuntas 20 siswa/57,14%, belum tuntas 15 siswa/42,86%. Pada siklus II tuntas 30 siswa/85,71%, belum tuntas 5 siswa/14,29%.
Pembahasan
Aktivitas, aktivitas siswa selama proses belajar menunjukkan data pengamatan siklus I kondisi siswa masih ada yang kurang semangat bertanya dan tidak mau menjawab pertanyaan dari guru. Data pengamatan siklus II kondisi siswa sangat aktif sekali dalam semua indikator pengamatan. Kendala-kendala yang terjadi dalam pembelajaran menggunakan metode kirigami dan tehnik arsir. Berdasar catatan pengamatan aktivitas banyak ditemukan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar bagi guru antara lain: Guru mengalami kewalahan menjawab pertanyan siswa terutama pada siklus II. Hal ini terjadi karena siswa sangat senang dan antusias sekali dalam menggambar. Sehubungan keinginan siswa bertanya dalam waktu yang sama tentu tidak dapat semuanya masalah dapat dilakukan secara bersama-sama. Bagaimana guru harus dapat menjawab secara perorangan kepada siswa kesulitan yang dihadapi siswa tidak sama. Untuk menanggulangi guru mengambil langkah menjelaskan secara kelompok yang masalahnya sama. Bahan pewarna sebagai bahan menggambar utama tidak semua siswa mempunyai pastel sendiri. Kondisi demikian kadang siswa minta kepada teman yangh lain, terpaksa teman yang punya pastel harus merelakan pastelnya dipakai bersama dengan temannya. Waktu guru untuk memuaskan dalam menjelaskan kepada siswa tidak dapat 100% terlaksana. Kemampuan siswa yang tidak sama bahkan sangat berbeda sekali, merupakan kendala. Kondisi demikian guru harus sabar dalam memberi pelayanan pada siswa.
Keterampilan menggambar model, analisis hasil belajar keterampilan menggambar model pada siswa kelas VIII I pada: Data kondisi awal menunjukan: rata-rata nilai 65,71, nilai tertinggi 79, nilai terendah 40, tuntas 8 siswa/22,85%, dan belum tuntas 27 siswa/77,15%.
Data nilai pada siklus I menunjukkan: rata-rata nilai 76,06, nilai tertinggi 90, nilai terendah 64, tuntas 20 siswa/57,14% , belum tuntas 15 siswa/42,86%. Data nilai pada siklus II menunjukkan: nilai rata-rata 77,37, nilai tertinggi 91, nilai terendah 70, tuntas 30 siswa/85,71% dan belum tuntas 5 siswa/14,29%. Pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II rata-rata nilai meningkat dari 22,85 menjadi 57,14 menjadi 85,7. Nilai tertinggi meningkat dari 79 menjadi 90 menjadi 9. Dan nilai terendah meningkat dari 40 menjadi 64 meningkat menjadi 70. Penurunan jumlah siswa belum tuntas KKM menurun 27 menjadi 15 dan turun menjadi 5 siswa. Penurunan persentase jumlah siswa yang belum tuntas KKM adalah dari 77,15% menjadi 42,86% menjadi 14,29%.
Dengan data nilai hasil belajar keterampilan menggambar model pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II ada peningkatan rata-rata nilai, nilai tertinggi, serta peningkatan nilai terendah. Disis lain ada penurunan jumlah siswa yang belum tuntas KKM. Ketetapan KKM penelitian 76, sedang untuk ketuntasan klasikal paling tidak 85% dari keseluruhan siswa harus telah tuntas KKM 76 dapat dicapai. Dengan data tersebut maka upaya meningkatkan hasil belajar menggambar model pada penelitian berhasil.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil belajar berupa nilai keterampilan menggambar model kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang diperoleh data dari menggambar. Dari analisa catatan data pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Ditemukannya kendala-kendala dalam proses belajar mengajar yang belum dapat diatasi secara total sesuai keinginan siswa, namun pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Model Dengan Metode Kirigami dan Tehnik Arsir Pada Siswa Kelas VIII I SMP Negeri I Balapulang Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018. Dapat dinyatakan berhasil.
Saran
Hasil penelitian tindakan kelas ini agar dapat menjadi pendorong semangat guru dalam proses pembelajaran, baik bagi guru seni budaya maupun guru mata pelajaran yang lainnya. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini agar dapat menjadi pendorong penelitian berikutnya, baik bagi guru seni budaya maupun guru mata pelajaran yang lainnya. Guru-guru seni budaya sudi menggunakan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai contoh dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliya Seni. 2007. Manajemen kelas untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif. Bandung: PT Visindo Media Persada.
Hardini, Isriani. Puspitasari, Dewi. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep & Implementasi). Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media).
Jamal Ma’mur Asmani. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogyakarta: DIVA Press
Moleong. Lexy.J.. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nana sudjana. 2008. Tuntunan Penysunan Karya Ilmiah. Bandung: Simar Baru.
Olvista.com/kirigami
Purnomo, Eko. 2016. Buku Guru Seni Budaya. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan: Balitbang Kemdikbud.
Supardi, Suhardjono, Arikunto. Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairuz Media.