PENGGUNAAN METODE MIND MAP DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SDN SUMBERMULYO DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TENTANG KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) DI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Adi Suryono

Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas V SDN Sumbermulyo

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan penggunaan Metode Mind Map dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada peserta didik Kelas V SDN Sumbermulyo di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dan 2) menganalisis penggunaan Metode Mind Map dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V SDN Sumbermulyo dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di Kelas V, SDN Sumbermulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang. Subjek penelitian ini adalah peserta didik Kelas V SDN Sumbermulyo pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 terdiri dari delapan belas peserta didik. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik nontes dan teknik tes. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan, aplikasi kamera pada hand phone, tugas kelompok dan alat evaluasi hasil belajar. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Prosedur penelitian ini adalah Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.Hasil penelitian ini adalah 1) Penggunaan Metode Mind Map dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan belajar kelompok dalam kelompok kecil dan formasi yang sama, 2) Penggunaan Metode Mind Map dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan tugas kelompok, yaitu konsep utama berupa teks maupun gambar, 3) Penggunaan Metode Mind Map dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan tugas kelompok yang berfungsi sebagai catatan yang kreatif dan efektif sekaligus sebagai media pembelajaran, 4) Penggunaan Metode Mind Map dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) meningkatkan hasil belajar.

Kata Kunci:   Metode Mind Map, Hasil Belajar, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Keutuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

PENDAHULUAN

Pendidikan Kewaganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Ia merupakan pendidikan demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial dan masalah pendidikan politik. Proses pembelajaran menuntut terlibatnya emosional, intelektual, dan sosial dari guru dan peserta didik, sehingga nilai-nilai itu bukan hanya dipahami (bersifat kognitif), tetapi dihayati (bersifat objektif) dan dilaksanakan (bersifat perilaku).

Materi bidang studi PKn meliputi nilai-nilai moral dan norma yang mecakup kehidupan kebangsaan, ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan serta perilaku yang diharapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penentuan konteks pada materi yang digunakan dalam proses pengembangan nilai moral dalam interaksi belajar mengajar didasarkan atas pertimbangan kebermanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-sehari, kedekatan dengan lingkungan peserta didik, harapan masyarakat, bangsa dan negara untuk masa mendatang. Disamping itu, dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru bebas memilih strategi yang tepat dan dapat menggunakan metode serta media yang bermacam-macam sesuai dengan konteks materi yang diajarkan.

Di awal Semester I ini, materi yang disampaikan di Kelas V adalah Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Materi tersebut menjelaskan bahwa kelahiran NKRI membutuhkan proses panjang, dimulai dari kedatangan penjajah ke Nusantara, kemudian mendapat perlawanan hingga terjadinya pemberontakan di beberapa daerah. Materi ini sangat menarik karena menumbuhkan cinta tanah air dan menghargai perjuangan pahlawan. Wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke diperoleh dengan perjuangan dan pengorbanan.

Pembelajaran PKn di Kelas V ini menjadi kurang menarik karena peserta didik pasif dan tidak kreatif. Mereka hanya memperhatikan keterangan dari guru dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya. Kalau guru menunjuk peserta didik secara acak, jawabannya pun hampir sama. Hampir tidak ada kreativitas karena peserta didik berikutnya berpendapat hampir sama dengan jawaban dari peserta didik sebelumnya. Misalnya tentang batas wilayah Indonesia, guru meminta peserta didik untuk menunjukan batas-batasnya. Hasilnya peserta didik menjawab dengan sama dan tidak menunjukan kreativitas dalam belajar.

Setelah beberapa kali pertemuan, peserta didik mengerjakan ulangan harian. Peserta didik mengerjakan sepuluh soal pilihan ganda dengan waktu selama tiga puluh lima menit dan dilanjutkan dengan koreksi bersama. Dari hasil koreksi dan analisis nilai ulangan harian diketahui hasil belajar belum memuaskan. Nilai rata-rata hanya sebesar 63,89 dengan ketuntasan sebesar 44,45%.

Permasalahan dalam pembelajaran adalah peserta didik tidak mempunyai kreativitas. Dalam pembelajaran, guru melakukan tanya-jawab secara acak. Hanya beberapa saja yang berinisiatif, sedangkan yang lain masih pasif. Kalau guru menunjukan peserta didik yang lain secara acak, mereka menjawab dengan sama. Hal ini menunjukan bahwa mereka tidak menguasai materi dan tidak percaya diri. Inilah yang menyebabkan kreativitas menjadi rendah dengan jawaban yang sama persis. Padahal, guru tidak memberikan hukuman bila mereka masih salah.

Penelitian Mirza Fathayati Martu pada tahun 2014 menyatakan Metode Mind Mapping meningkatkan prestasi belajar PKn materi Kebebasan Berorganisasi. Pada Kondisi Awal dengan pembelajaran klasikal, nilai rata-rata sebesar 60 dan persentase ketuntasan sebesar 22,22%. Pada Siklus I dengan pembelajaran dua kelompok, nilai rata-rata sebesar 67,22 dan persentase ketuntasan sebesar 55,55%. Pada Siklus II dengan pembelajaran tiga kelompok, nilai rata-rata sebesar 79,44 dan persentase ketuntasan sebesar 100%.

Dari permasalahan dalam pembelajaran tersebut dan hasil penelitian yang relevan, guru melakukan tindakan dengan menggunakan Metode Mind Map. Guru memberikan tugas kelompok kepada peserta didik untuk berpendapat secara bebas sesuai dengan pemahaman dan kesepakatan dalam masing-masing kelompok. Setiap dua kelompok mempunyai tugas kelompok yang sama. Selanjutnya, perwakilan dari masing-masing kelompok melakukan presentasi. Sedangkan, kelompok lainnya dapat bertanya-jawab sesuai dengan materi tersebut. Kegiatan berlangsung terus sampai seluruh kelompok melakukan presentasi. Hal penting dalam Metode Mind Map adalah kebebasan peserta didik untuk berpendapat dan diskusi di dalam kelompok. Dengan menggunakan Metode Mind Map diharapkan peserta didik aktif dan percaya diri dalam mengerjakan tugas kelompok sehingga kreativitas dalam belajar meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart, yaitu desain penelitian yang terdiri dari empat tahap (perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi) (Ghony, 2008: 65). Tahap-tahap tersebut berulang sesuai dengan siklus dalam penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kelas V, SDN Sumbermulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang. Penelitian ini berlangsung pada awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 selama tiga bulan, dari bulan Juli sampai bulan September.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik Kelas V SDN Sumbermulyo pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 terdiri dari delapan belas peserta didik. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik nontes dan teknik tes. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan, aplikasi kamera pada hand phone, tugas kelompok dan alat evaluasi hasil belajar. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Prosedur penelitian ini adalah Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I dengan belajar kelompok dalam kelompok kecil, sehingga berbeda dengan pembelajaran pada Kondisi Awal dengan klasikal. Pada pembelajaran tersebut, peserta didik dan kelompoknya menganalisis konsep utama secara kreatif sesuai dengan hasil diskusi kelompok.

Aktivitas pada Siklus I adalah 1) diskusi kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 68,34 yang termasuk kategori cukup aktif, 2) menjawab dengan frekuensi sebanyak tiga kali yang termasuk kategori aktif dan 3) bertanya dengan frekuensi sebanyak tiga kali yang termasuk kategori aktif.

Hasil belajar pada Siklus I adalah 1) hasil tugas kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 66,67, 2) hasil tugas kelompok dengan ketuntasan sebesar 33,34%, 3) nilai ulangan harian dengan nilai rata-rata sebesar 72,78 dan 4) nilai ulangan harian dengan ketuntasan sebesar 72,23%.

Sesuai dengan refleksi pada Siklus I, tindakan pada Siklus I memenuhi sebagian indikator keberhasilan tindakan dan tidak memenuhi sebagian indikator keberhasilan tindakan lainnya. Hal tersebut berarti tindakan dalam pembelajaran memenuhi beberapa keberhasilan dan mengalami permasalahan, sehingga diperbarui dan dilanjutkan pada pembelajaran berikutnya di Siklus II.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II dengan belajar kelompok dalam kelompok kecil, yang sama seperti pada Siklus I. Formasi dalam kelompok masih sama. Namun jenis tugas kelompok semakin beragam dan bentuk tugas kelompok berupa gambar. Pada Siklus II, ada tiga bentuk tugas kelompok, sehingga semakin banyak tugas yang berbeda.

Aktivitas pada Siklus II adalah 1) diskusi kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 77,78 yang termasuk kategori aktif, 2) menjawab dengan frekuensi sebanyak lima kali yang termasuk kategori sangat aktif dan 3) bertanya dengan frekuensi sebanyak enam kali yang termasuk kategori sangat aktif.

Hasil belajar pada Siklus II adalah 1) hasil tugas kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 80,83, 2) hasil tugas kelompok dengan ketuntasan sebesar 100%, 3) nilai ulangan harian dengan nilai rata-rata sebesar 83,34 dan 4) nilai ulangan harian dengan ketuntasan sebesar 88,89%.

Sesuai dengan refleksi pada Siklus I, pembaruan tindakan pada Siklus II adalah memperbarui tugas kelompok dengan konsep utama berupa gambar memenuhi indikator keberhasilan tindakan.

Pembahasan

Penggunaan Metode Mind Map dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada peserta didik Kelas V SDN Sumbermulyo di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan belajar kelompok, yaitu kelompok kecil. Sesuai dengan jumlah peserta didik, ada enam kelompok terdiri dari tiga anggota. nama kelompok sesuai dengan nama-nama pulau di Indonesia, yaitu Kelompok Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Papua.

Dalam penelitian ini, formasi kelompok adalah sama, sehingga tidak ada perubahan anggota pada masing-masing kelompok. Sedangkan pembaruan hanya difokuskan pada tugas kelompok.

Pada Siklus I, tugas kelompok hanya dua jenis dan berupa teks. Kelompok Sumatera, Jawa dan Kalimantan mendapatkan tugas tentang suku bangsa. Kelompok Bali, Sulawesi dan Papua mendapatkan tugas tentang kebudayaan.

Pada Siklus II, tugas kelompok terdiri dari tiga jenis dan berupa gambar. Kelompok Sumatera dan Jawa mengerjakan tugas kelompok tentang kerukunan antar umat beragama. Kelompok Kalimantan dan Bali mengerjakan tugas kelompok tentang gotong royong. Kelompok Sulawesi dan Papua mengerjakan tugas kelompok tentang tawuran.

Aktivitas belajar diawali dengan diskusi kelompok sesuai dengan waktu dan dilanjutkan dengan presentasi oleh perwakilan kelompok yang mendapat tugas kelompok yang sama di depan kelas. sedangkan anggota dan kelompok yang lain memperhatikan dan bersiap mengikuti pembahasan dengan tanya-jawab.

Pada Siklus I, aktivitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 68,34 yang termasuk cukup aktif (C) dan hasil tugas kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 66,67 dan ketuntasan sebesar 33,34%. Sedangkan aktivitas belajar peserta didik lainnya adalah frekuensi menjawab sebanyak tiga kali dan frekuensi bertanya sebanyak tiga kali.

Pada Siklus II, aktivitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 77,78 yang termasuk aktif (B) dan hasil tugas kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 80,83 dan ketuntasan sebesar 100%. Sedangkan aktivitas belajar peserta didik lainnya adalah frekuensi menjawab sebanyak lima kali dan frekuensi bertanya sebanyak enam kali.

Penulis menganalisis aktivitas belajar peserta didik dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.5. Refleksi aktivitas belajar pada Siklus I dan Siklus II.

No

Aktivitas Belajar

Siklus I

Siklus II

1

Peserta didik aktif dalam diskusi kelompok

68,34 (C)

77,78 (B)

2

Peserta didik aktif dalam menjawab

3 (B)

5 (A)

3

Peserta didik aktif dalam bertanya

3 (B)

6 (A)

Kesimpulan

Tidak berhasil

Berhasil

 

Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, aktivitas belajar peserta didik meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan tindakan. Peningkatan aktivitas belajar, khususnya dalam diskusi kelompok, sesuai dengan pembaruan tindakan pada Siklus II.

Dalam penelitian ini, tugas kelompok terdiri dari dua jenis dan berupa teks pada Siklus I dan terdiri dari tiga jenis dan berupa gambar pada Siklus II. Tugas kelompok bukan sekedar tugas yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok kecil yang terbentuk, tetapi tugas kelompok juga merupakan ringkasan materi secara kreatif dan efektif. Dalam presentasi, tugas kelompok dikoreksi dan dianalisis dengan kelompok lain, baik dengan tugas kelompok yang sama melalui perbandingan maupun tugas kelompok yang berbeda melalui pembahasan.

Pada Siklus I, hasil tugas kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 66,67 dan ketuntasan sebesar 33,34%. Sedangkan hasil ulangan harian adalah nilai rata-rata sebesar 72,78 dan ketuntasan sebesar 72,23%.

Pada Siklus II, hasil tugas kelompok dengan nilai rata-rata sebesar 80,83 dan ketuntasan sebesar 100%. Sedangkan hasil ulangan harian adalah nilai rata-rata sebesar 83,34 dan ketuntasan sebesar 88,89%.

Penulis menganalisis aktivitas belajar peserta didik dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.6. Refleksi hasil belajar pada Siklus I dan Siklus II.

No

Hasil Belajar

Siklus I

Siklus II

1

Peserta didik mencapai hasil belajar dalam tugas kelompok dengan nilai rata-rata lebih tinggi daripada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 67

66,67

(< 67)

80,83

(> 67)

2

Peserta didik mencapai hasil belajar dalam tugas kelompok dengan ketuntasan lebih tinggi daripada ketuntasan minimal sebesar 75%

33,34%

(< 75%)

100%

(> 75%)

3

Peserta didik mencapai hasil belajar dalam tugas kelompok dengan nilai rata-rata lebih tinggi daripada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 67

72,78

(> 67)

83,34

(> 67)

4

Peserta didik mencapai hasil belajar dalam tugas kelompok dengan ketuntasan lebih tinggi daripada ketuntasan minimal sebesar 75%

72,23%

(< 75%)

88,89%

(> 75%)

Kesimpulan

Tidak berhasil

Berhasil

Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, hasil belajar peserta didik meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan tindakan. Peningkatan hasil belajar, khususnya tugas kelompok, sesuai dengan pembaruan tindakan pada Siklus II. Dalam penelitian ini, tugas kelompok berupa teks diperbarui dengan tugas kelompok berupa gambar. Selain itu, formasi kelompok yang sama dan pengalaman belajar juga turut meningkatkan kreatifitas dan efektivitas pembelajaran, termasuk hasil belajar yang meningkat.

Dalam penelitian ini, penggunaan Metode Mind Map dengan belajar kelompok dalam kelompok kecil yang formasinya sama. Pembelajaran dengan pendekatan kelompok berbeda dengan pembelajaran klasikal. Tugas kelompok bukan sekedar tugas yang harus dikerjakan, tetapi juga berfungsi sebagai catatan yang kreatif dan efektif. Tugas kelompok menjadikan pembelajaran aktif, kreatif dan efektif. Peserta didik tidak lagi mendengar dan mencatat sesuai dengan keterangan guru sebagai sumber belajar, tetapi peserta didik belajar dengan berpikir, berdiskusi, presentasi dan tanya-jawab secara aktif dalam pembelajaran yang kreatif dan efektif. Bahkan tugas kelompok juga berfungsi sebagai media pembelajaran, khususnya pada Siklus II dimana tugas kelompok menjadi media gambar yang sederhana dan konkrit.

Dalam penelitian ini, penggunaan Metode Mind Map meningkatkan aktivitas belajar maupun hasil belajar. Hal tersebut sesuai dengan Metode Mind Map yang sangat bermanfaat dalam pembelajaran. Menurut Sugiarto (2004: 87), manfaat Mind Map adalah merencana, berkomunikasi, menjadi kreatif, menghemat waktu, memusatkan perhatian, menyelesaikan masalah, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien dan melihat gambar keseluruhan. Sejumlah manfaat tersebut terpenuhi dalam penelitian ini, sehingga aktivitas belajar maupun hasil belajar meningkat.

Sesuai dengan pembahasan, penggunaan Metode Mind Map meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian, hipotesis penelitian terbukti benar dimana penggunaan Metode Mind Map meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V SDN Sumbermulyo dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Lebih lanjut, tujuan penelitian juga tercapai dimana hasil belajar meningkat yang memenuhi indikator keberhasilan tindakan.

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Penggunaan Metode Mind Map dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada peserta didik Kelas V SDN Sumbermulyo di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan belajar kelompok dalam kelompok kecil dan tugas kelompok yang berfungsi sebagai catatan yang kreatif dan efektif sekaligus sebagai media pembelajaran.

2.     Penggunaan Metode Mind Map meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V SDN Sumbermulyo dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 meningkatkan hasil belajar dengan nilai rata-rata sebesar 83,34 dan ketuntasan sebesar 88,89%.

 

Saran

1.     Peserta didik supaya percaya diri dalam mengerjakan tugas kelompok maupun presentasi karena kreativitas tidak mempunyai batasan yang baku.

2.     Guru supaya mengembangkan hasil tugas kelompok secara luas dan beragam sesuai dengan konsep utama.

3.     Sekolah supaya mendokumentasikan hasil tugas kelompok sebagai sumber belajar di kelas maupun di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Buzan. Tony. 2004. Memahami Peta Pikiran: The Mind Map Book. Batam: Interaksa.

Deporter, Bobby. 2011. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Ghony, Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Islam Negeri Malang Press.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Martu, Mirza Fathayati. 2014. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi melalui Metode Mind Mapping pada Siswa Kelas V MI Al Jihad 3 Kebonrejo Salaman Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Yogyakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.