Penggunaan Metode Monster Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
PENGGUNAAN METODE MONSTER DAPAT MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPA TENTANG ALAT PERNAFASAN MANUSIA
BAGI SISWA KELAS V SD N BOGEM KECAMATAN JAPAH
KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 – 2016
Suhartik
Guru SD N Bogem Kecamatan Japah Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang Alat Pernafasan Manusia bagi siswa kelas V SD N Bogem Kecamatan Japah Kabupaten Blora. Pada kondisi awal hasil belajar siswa rendah, minat dan aktivitas siswa kurang bersemangat. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode alat dan media yang kurang tepat. Untuk itu guru perlu memperbaiki proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan Metode Monster. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas V SD N Bogem, Kecamatan Japah Kabupaten Blora yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 17 siswa laki – laki dan 9 siswa perempuan. Proses Penelitian yang digunakan melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan 2 siklus, masing – masing siklus terdiri 3 kali pertemuan.Hasil yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan Metode Monster dapatmeningkatkan hasil belajar IPA tentang alat pernafasan manusia bagi siswa kelas V SD N Bogem, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora semester I tahun 2015 – 2016. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan nilai rata – rata kelas pada kondisi awal hanya 5,8 dengan ketuntasan belajar mencapai 42%. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata – rata kelas V mencapai 7,7 dengan ketuntasan belajar mencapai 7,7%
Kata Kunci: Hasil belajar, minat, aktivitas, metode monster
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya dalam bidang teknologi informasi menuntut guru mempersiapkan diri untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEK. Disamping itu guru juga di tuntut untuk memprsiapkan peserta didik agar dapat mengikuti perkebangan IPTEK dan berbekal ilmu pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang cukup, dengan harapan kelak menjadi manusia yang memiliki sumber daya yang mantap untuk modal awal bagi suatu bangsa yang mandiri.
Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Tidak jarang dalam proses pembelajaran mengalami permasalahan baik yang berasal dari media mengajar maupun metode yang digunakan oleh guru.
Setiap mata pelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda – beda dalam mempelajarinya, begitu juga dalam mata pelajaran IPA seperti saat ini yang dirasakan oleh siswa kelas V SD N Bogem, Kec. Japah, Kab. Blora, bahwa hasil belajar IPA rendah, aktifitas siswa kurang bersemangat. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar IPA rata – rata 5,8 padahal KKM untuk pelajaran IPA di sekolah kami 6,8. Dari jumlah 26 siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 11 siswa, sedangkan 15 siswa nilai di bawah KKM.
Strategi mengajar sangat diperlukan oleh guru untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam hal ini guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pasif dan tidak melibatkan siswa dalam diskusi sehingga pembelajaran terlihat monoton dan hanya guru yang aktif. Guru tidak menggunakan metode, alat peraga, media, dan sumber belajar yang tepat sehingga pemahaman siswa kurang dan hasil belajarnya rendah.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran salah satunya dengan menggunakan metode Demonstrasi Terstruktur dalam pembelajaran IPA tentang Alat pernafasan manusia.Dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD N Bogem.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas, guru mengalami masalah bahwa hasil belajar IPA kelas V SD N Bogem rendah dan guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
Upaya perbaikan dalam proses pembelajaran harus dilakukan agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang alat pernafasan manusia pada siswa kelas V SD N Bogem Kecamatan Japah Kabupaten Blora melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK akan dilaksanakan 4 tahap yaitu Perencanaan, Implementasi Tindakan, Observasi dan Refleksi. Tindakan yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode Demonstrasi Terstruktur. Pelaksaaan tindakan ini dilaksanakan 2 siklus, Pada siklus 1 menggunakan metode Demonstrasi Terstruktur dalam kelompok besar (8-9 siswal), sedangkan pada siklus 2 menggunakan menggunakan metode Demonstrasi Terstruktur dalam kelompok kecil (4 – 5 siswa).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut “Apakah Metode Demonstrasi Terstruktur dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Alat Pernafasan Manusia pada Siswa Kelas V SD N Bogem Semester I Tahun 2015 – 2016?â€
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang Alat Pernafasan Manusia pada kelas V SD N Bogem tahun 2015 – 2016 melalui penggunaan metode Demonstrasi Terstruktur.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan lebih khusus diharapkan bermanfaat bagi:
1. Siswa
a. Membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPA
b. Membentu siswa dalam meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep alat pernafasan manusia
c. Membantu siswa dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA
2. Guru
a. Sebagai dari guru untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran
b. Guru dapat memanfaatkan hasil penelitian ini guna menyusun strategi pembelajaran PA dengan menggunakan metode demonstrasi
c. Bagi teman sejawat, dapat digunakan sebagai acuan pembuatan PTK selanjutnya
3. Sekolah
a. Sebagai bentuk kepedulian dalam kegiatan peningkatan kualitas pendidikan
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bahan pengembangan metode pembelajaran IPA
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Hakekat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diambil dari Bahasa Latin Scientia yang artinya pengetahuan.Ilmu Pengetahuan Alam membahas tentang gejala – gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada pengamatan dan percobaan yang dilakukan oleh manusia, (Wina, Putra, 1992:122). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil dan konsep yang terorganisasi tentang dirinya dan alam sekitarnya (Depdikbud, 1996:101).
IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (corret) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true) dan dijelaskan dengan penalaran yang sahid (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth) (Sutrisno dkk, 2000:19).
Hakekat Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (Arief S, Sadiman, 2006: 2)Belajar adalah usaha mengubah tingkah laku (Sardiman, 2001:21).
Hasil Belajar
John M.keller (dalam Mulyono Abdulrrahman: 2003) hasil belajar merupakan keluaran dari suatu system pemprosesan berbagai masukan yang berupa informasi. Sedangkan menurut Mulyono Abdulrrahman (2003).
Hasilbelajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 1999:22).Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap maupun peningkatan ketrampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran (Syuaeb Kurdi dan Abdul Azis, 2006:27)
Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA adalah suatu bukti keberhasilan yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar IPA yang menunjukkan kecakapan dalam menguasai materi pelajaran yang meliputi penanaman konsep, pemahaman konsep dan ketrampilan berhitung.
Hakekat Metode
Metode adalah suatu cara yang digunakan dalam pembelajaran agar tujuan dapat berhasil dengan baik. Dalam pembelajaran IPA guru dapat menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan seperti metode ceramah, demonstrasi, penugasan, tanya jawab, diskusi, eksperimen dan karya wisata (Depdikbud, 1995:130).
Dalam pembelajaran satu kali pertemuan jarang menggunakan satu metode saja, namun metode mana yang mendominasi waktu dan langkah pembelajaran itu yang disebut metode yang digunakan(Depdikbud, 1996:107).
Metode Demonstrasi Terstruktur
Metode Demonstrasi Terstruktur adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan suatu benda atau suatu cara kerja benda itu, dapat berupa benda sebenarnya atau suatu model (Depdikbud, 1994:39).
Kerangka Berpikir
Pada Kondisi awal guru hanya menggunakan metode ceramah, siswa tidak aktif, pemahaman siswa kurang akibatnya hasil belajar siswa rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar guru perlu melakukan tindakan dengan menggunakan metode “monsterâ€, pada siklus I menggunakan metode monster dalam kelompok besar. Pada siklus I dianggap kurang efektif karena terlalu bnyak siswa tiap kelompoknya sehingga belum semua siswa tuntas, maka perlu diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang, masing – masing kelompok mendemonstrasikan hasil diskusi. Pada kondisi akhir siswa diduga dengan menggunakan metode monster hasil belajar IPA meningkat lebih tinggi.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti tersebut diatas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Penggunaan Metode Demonstrasi Terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang Alat Pernafasan Manusia bagi siswa kelas V SD N Bogem Kecanatan Japah Kabupaten Blora Semester 1 tahun 2015 – 2016“
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu penelitian direncanakan dan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus s/d Oktober 2015.Penelitian dilakukan di SD N Bogem karena Peneliti adalah guru PNS disekolah tersebut. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VSD N Bogem, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora tahun 2015 – 2016 yang terdiri dari 17 siswa laki – laki dan 9 siswa perempuan dengan jumlah 26 siswa. Pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder. Tehnik dan pengumpulan data dengan menggunakan tes tertulis dan observasi. Analisis data yang digunakan data kuantitatif dan kualitatif. Indikator kinerja diolah untuk mengukur ketuntasan belajar, rata – rata dan meverifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Data awal hasil ulangan siswa diperoleh nilai rata – rata 5,8. Dari jumlah siswa 26 terdapat 15 siswa (58%) memperoleh nilai dibawah KKM dan 11 siswa (42%) memperoleh nilai diatas KKM. Berikut ini adalah tabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Pra Siklus.
Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Interval |
Frekuensi |
Prosentasi |
Keterangan |
86 – 100 |
2 |
8% |
Baik Sekali |
76 – 85 |
4 |
15% |
Baik |
65 – 75 |
5 |
19% |
Cukup |
51 – 67 |
9 |
35% |
Kurang |
< 50 |
6 |
23% |
Kurang Sekali |
Jumlah |
26 |
100% |
Dari tabel diats menunjukkan perolehan nilai ulangan IPA pada pra siklus adalah kategori Baik Sekali 8%, Baik 15%, Cukup 19%, Kurang 35%, dan Kurang Sekali 23%.
Siklus I
Berdasarkan penelitian siklus I mengenai hasil belajar IPA tentang Alat Pernafasan Manusia dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Testruktur diperoleh nilai rata – rata 6,6. Dari jumlah siswa 26 terdapat 9 siswa (35%) memperoleh nilai dibawah KKM dan 17 siswa (65%) memperoleh nilai diatas KKM. Berikut ini adalah tabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Siklus I.
Tabel 4.2. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Interval |
Frekuensi |
Prosentasi |
Keterangan |
86 – 100 |
2 |
8% |
Baik Sekali |
76 – 85 |
5 |
19% |
Baik |
68 – 75 |
10 |
38% |
Cukup |
50 – 67 |
5 |
23% |
Kurang |
< 50 |
4 |
12% |
Kurang Sekali |
Jumlah |
26 |
100% |
Dari tabel diats menunjukkan perolehan nilai ulangan IPA pada siklus I adalah kategori Baik Sekali 8%, Baik 19%, Cukup 38%, Kurang 23%, dan Kurang Sekali 12%.
Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian siklus II mengenai hasil belajar IPA tentang alat pernafasan manusia dengan menggunakan metode demonstrasi terstruktur yang dilaksanakan dengan kelompok kecil yang terdiri 4 – 5 siswa diperoleh nilai rata – rata 7,7. Dari jumlah siswa 26, terdapat 6 siswa (23%) memperoleh nilai dibawah KKM dan 20 siswa (77%) memperoleh nilai diatas KKM. Berikut ini adalah tabel hasil belajar siswa pada pembelajaran Siklus II.
Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Interval |
Frekuensi |
Prosentasi |
Keterangan |
86 – 100 |
2 |
23% |
Baik Sekali |
76 – 85 |
5 |
31% |
Baik |
68 – 75 |
10 |
23% |
Cukup |
50 – 67 |
5 |
19% |
Kurang |
< 50 |
4 |
4% |
Kurang Sekali |
Jumlah |
26 |
100% |
Dari tabel diatas menunjukkan nilai ulangan IPA pada siklus II adalah sebagai berikut, Baik Sekali 23%, Baik 31%, Cukup 23%, Kurang 19%, dan Kurang Sekali 4%.
Pembahasan
Pada kondisi awal hasil belajar sangat rendah.Aktifitas siswa kurang bersemangat. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pasif. Hasil belajar pada kondisi awal pada mata pelajaran IPA tentang alat pernafasan manusia diperoleh rata – rata kelas 5,8 dengan ketuntasan hasil belajar 42%.
Pada siklus I hasil belajar ada peningkatan.Aktifitas siswa dalam belajar lebih bersemangat. Guru sudah menggunakan metode Demonstrasi Terstruktur pada penilaian IPA tentang alat pernafasan manusia dengan kelompok besar yang terdiri 8 – 9 siswa. Hasil belajar pada siklus I mencapai rata – rata kelas 6,6 dan ketuntasan hasil belajar mencapai 65%.
Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat sangat signifikan.Aktifitas siswa dalam pembelajaran sangat bersemangat, lebih kreatif. Guru menerapkan metode Demonstrasi Terstruktur dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri 4 – 5 siswa tiap kelompok. Pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan. Hasil belajar pada siklus II mencapai rata – rata kelas 7,7 dengan ketuntasan hasil belajar 77%.
Hasil belajar pada siklus awal, siklus I dan Siklus II seperti yang tertera pada tabel diatas bahwa kesimpulannya hasil belajar IPA tentang alat pernafasan manusia dengan menggunakan Metode Demonstrasi Terstruktur meningkat lebih tinggi. Dan dengan penggunaan Metode Demonstrasi Terstruktur dalam pembelajaran IPA tentang alat pernafasan manusia, keaktifan siswa dalam pembelajaran lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Berikut ini disajikan tabel perbandingan hasil belajar pembelajaran pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Interval |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
86 – 100 |
8% |
8% |
23% |
76 – 85 |
15% |
19% |
31% |
68 – 75 |
19% |
38% |
23% |
50 – 67 |
35% |
23% |
19% |
< 50 |
23% |
12% |
4% |
Jumlah |
100% |
100% |
100% |
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dapat disimpilkan bahwa, Penggunaan Metode Monster dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang Alat Pernafasan Manusia pada siswa kelas V SD N Bogem Semester I Tahun 2015 – 2016. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar dan kondisi awal 42% dan pada siklus I hasil belajar mencapai 65%, sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa mencapai 77%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
a. Bagi siswa yang sudah berhasil hendaknya berusaha untuk mempertahankan keberhasilannya. Sedangkan siswa yang belum berhasil, kurang berhasil hendaknya lebih banyak berlatih dan lebih meningkatkan keaktifannya sehingga tidak terlalu ketinggalan dengan teman lainnya.
b. Bagi guru, dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas ini dpat digunakan untuk pengajuan kenaikan pangkat dan juga dapat dijadikan pengalaman baru. Disamping itu guru memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugasnya secara profesional sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah hendaknya lebih meningkatkan perannya sebagai Supervisor, sehingga guru memiliki motivasi dalam menerapkan metode pembelajaran yang bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S. Sadiman. 2006. Pendidikan IPA SD. Jakarta: BSE
Azmiyawati Choiril dkk. 2008. IPA Saling Temas.Jakarta: Depdiknas
Depdikbud. 1996. Didaktik Metode Umum. Jakarta: Dirjen Diknas
Depdikbud.1995. Definisi Metode Demonstrasi dalam PBM.Jakarta: Dirjen Diknas
Depdikbud.1994. Kurikulum IPA Kelas V. Jakarta: Dirjen Diknas
Nana Sudjana. 1999. Teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta
Sardiman. 2001. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: BSE
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sri Harmi. 2004. Jendela Sains Lingkungan Sekitar.Solo: Tiga Serangkai
Sutrisno dkk. 2000.Materi Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Syuaeb kurdi & Abdul Aziz. 2006. Teori Belajar Dalam Pembelajaran. Jakarta
Wina, Putra. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Zainul A. Mulyana. 2003. Test dan Asesmen Pembelajaran di SD. Jakarta: Depdiknas