PENGGUNAAN METODE ROLE REVERSAL QUESTION

UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TENTANG

KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

PESERTA DIDIK KELAS V SDN TIREMAN DI SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Suyati

Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas V SDN Tireman

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan penggunaan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada peserta didik Kelas V SDN Tireman di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dan 2) Menganalisis hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) peserta didik Kelas V SDN Tireman di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan penggunaan Metode Role Reversal Question.Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat penelitian adalah SDN Tireman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, tepatnya di Kelas V. Waktu penelitian adalah dua bulan, mulai bulan Agustus sampai bulan September yang bertepatan dengan periode awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V SDN Tireman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak duapuluh lima peserta didik. Data penelitian adalah aktifitas belajar dan hasil belajar. Sumber data penelitian adalah peserta didik. Alat pengumpulan data adalah lembar pengamatan, alat evaluasi hasil belajar dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Prosedur penelitian adalah tindakan dengan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II.Hasil penelitian adalah 1) Penggunaan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan pembelajaran kelompok sesuai dengan nomor absen sebagai kelompok penanya dan kelompok penjawab secara bergantian, 2) Penggunaan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menyusun daftar pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan isian dan uraian sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan, 3) Penggunaan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan perlombaan antar kelompok menjadi aktif, kooperatif, menantang dan efektif, 4) Penggunaan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) meningkatkan hasil belajar.

Kata Kunci:               Metode Role Reversal Question, Hasil Belajar, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang diwajibkan sejak jenjang pendidikan dasar dan dilanjutkan hingga jenjang pendidikan menengah serta menjadi mata kuliah wajib pada kurikulum pendidikan tinggi. PKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan membentuk warga negara yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Melalui PKn, warga negara diharapkan menyadari hak dan kewajibannya.

Pembelajaran PKn tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Kelas V SDN Tireman di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 masih berlangsung pasif karena peserta didik enggan bertanya ketika diberi kesempatan tersebut. Sebaliknya, jika diberi pertanyaan, peserta didik kesulitan menjawab dengan benar. Hal tersebut berarti bahwa peserta didik pasif dalam bertanya dan kesulitan menjawab dengan benar.

Pembelajaran yang ideal adalah peserta didik terlibat secara aktif, baik bertanya maupun menjawab. Dengan interaksi yang aktif tersebut, peserta didik juga menguasai materi, sehingga mencapai hasil belajar yang bagus. Sedangkan interaksi yang masih pasif menjadikan penguasaan materi yang lemah, sehingga hasil belajar juga jelek. Hal tersebut sesuai dengan pembelajaran PKn di Kelas V SDN Tireman seperti yang telah diuraikan di atas dimana peserta didik pasif dan penguasaan materi juga lemah.

Dari data evaluasi hasil belajar diketahui nilai rata-rata sebesar 60 dengan ketuntasan sebesar 28% dimana tujuh anak yang tuntas dari keseluruhan duapuluh lima anak. Hasil belajar termasuk jelek. Jeleknya hasil belajar sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran dimana peserta didik yang pasif dalam tanya-jawab dengan Guru dan penguasaan materi yang masih lemah sesuai dengan kesulitan dalam menjawab pertanyaan dengan benar.

Metode Role Reversal Question adalah metode belajar dengan pertukaran peran dalam tanya-jawab. Dengan demikian, penggunaan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran menjadikan peserta didik aktif dalam tanya-jawab. Aspek penting dalam pembelajaran dengan Metode Role Reversal Question adalah bertanya, khususnya oleh peserta didik. Sedangkan menjawab dapat dilakukan oleh peserta didik itu sendiri maupun guru. Guru dan peserta didik bertukar peran. Ketika Guru menjadi peserta didik, maka Guru bertanya sedangkan peserta didik menjawab. Secara bergantian, peserta didik yang aktif bertanya sedangkan Guru yang menjawab. Sesuai dengan karakteristiknya tersebut, penulis sebagai Guru PKn Kelas V SDN Tireman menggunakan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penelitian Laeli Uswatun Khasanah pada tahun 2014 berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Role Reversal Questions dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PKn pada Siswa Kelas IV SDN Tunggulsari 01 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian tersebut merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek sebanyak 30 anak. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan motivasi belajar meningkat, yaitu kemauan untuk berbuat, mempertahankan pendapat, ketekunan mengerjakan tugas, bekerja mandiri dan mencari dan memecahkan masalah yang meningkat.

Penelitian Marsiyanti Indriani pada tahun 2015 berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Menggunakan Model Active Learning tipe Role Reversal Questions pada Siswa Kelas V SDN Minomartani 6 Sleman Yogyakarta. Penelitian tersebut merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek sebanyak 36 anak. Teknik pengumpulan data dengan observasi, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar meningkat, yaitu 1) hasil belajar pada Siklus I nilai rata-rata sebesar 75,27 dan hasil belajar pada Siklus II nilai rata-rata sebesar 86,25, 2) ketuntasan hasil belajar pada Siklus I sebesar 69% dan ketuntasan hasil belajar pada Siklus II sebesar 97%.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Metode Role Reversal Question dengan bertukar peran diantara peserta didik sebagai penanya dan penjawab secara bergantian sesuai dengan nomor absen. Sedangkan penulis hanya sebagai pembimbing yang menjelaskan maksud pertanyaan dan penilai yang menentukan kesesuaian pertanyaan dan jawaban. Sesuai dengan penggunaan Metode Role Reversal Question, diharapkan peserta didik aktif dalam bertanya, sehingga aktifitas belajar dan hasil belajar meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penulis merupakan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang melakukan tindakan dalam pembelajaran PKn tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menggunakan Metode Role Reversal Question.

Tempat penelitian adalah SDN Tireman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, tepatnya di Kelas V. Penulis adalah Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas V SDN Tireman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Waktu penelitian adalah dua bulan, mulai bulan Agustus sampai bulan September yang bertepatan dengan periode awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V SDN Tireman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian sebanyak duapuluh lima peserta didik.

Data penelitian adalah aktifitas belajar dan hasil belajar. Alat pengumpulan data adalah lembar pengamatan, alat evaluasi hasil belajar dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Prosedur penelitian adalah tindakan dengan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I dengan tanya-jawab dalam kelompok, yaitu sesuai dengan nomor absen, yaitu nomor absen gasal duduk di sebelah kanan yang disebut Kelompok Kanan dan peserta didik dengan nomor absen genap duduk di sebelah kiri yang disebut Kelompok Kiri. Masing-masing kelompok bekerja sama secara kooperatif dan efektif menyusun sepuluh pertanyaan isian dan bermufakat menjawab setiap jawaban supaya benar. Masing-masing secara bergantian bertugas sebagai penanya dan penjawab, sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang sama. Pembelajaran dalam kelompok dengan bertanya-jawab menjadi aktif dan kooperatif.

Aktifitas belajar pada Siklus I dalam menyusun daftar pertanyaan termasuk kategori cukup kooperatif dan cukup efektif. Aktifitas belajar pada Siklus I dalam bertanya termasuk kategori cukup aktif dan berpendapat termasuk kategori cukup aktif. Sedangkan hasil belajar pada pada Siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 77,2 dengan ketuntasan sebesar 68% dimana tujuhbelas anak yang tuntas dari keseluruhan duapuluh lima anak.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pembelajaran pada Siklus I, sehingga tidak ada perubahan dalam pembagian kelompok dan pergantian tugas sebagai penanya dan penjawab dalam setiap pertemuan. Sedangkan pembaruan dalam pembelajaran tersebut antara lain jenis pertanyaan adalah isian dan uraian, waktu menyusun daftar pertanyaan selama duapuluh menit dan perlombaan antar kelompok dalam menyusun daftar pertanyaan dan menjawab daftar pertanyaan dengan benar. Dengan demikian, pembelajaran dalam kelompok dengan bertanya-jawab menjadi aktif, kooperatif, menantang dan efektif.

Aktifitas belajar pada Siklus II dalam menyusun daftar pertanyaan termasuk kategori kooperatif dan efektif. Aktifitas belajar pada Siklus II dalam bertanya termasuk kategori sangat aktif dan berpendapat termasuk kategori sangat aktif. Sedangkan hasil belajar pada pada Siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 87,6 dengan ketuntasan sebesar 96% dimana duapuluh empat anak yang tuntas dari keseluruhan duapuluh lima anak.

Pembahasan

Dalam penelitian ini, pergantian tugas tidak dilakukan antara Guru dengan peserta didik, tetapi antara peserta didik itu sendiri. Sedangkan dalam pembagian kelompok sesuai dengan nomor absen, yaitu peserta didik dengan nomor absen gasal duduk di sebelah kanan yang disebut Kelompok Kanan dan peserta didik dengan nomor absen genap duduk di sebelah kiri yang disebut Kelompok Kiri. Kedua kelompok duduk saling berhadapan. Sedangkan Guru sebagai pembimbing yang menjelaskan maksud setiap pertanyaan dalam daftar pertanyaan dan penilai yang menentukan kesesuaian antara pertanyaan dengan jawaban. Bila jawaban masih salah, Kelompok Penjawab mengoreksi beberapa kali. Namun, bila masih salah, Guru yang menjawab dengan benar.

Dalam penelitian ini, masing-masing kelompok bergantian tugas bertanya-jawab dalam setiap pertemuan. Pada Siklus I, peserta didik dengan kelompoknya menyusun daftar pertanyaan yang terdiri dari sepuluh pertanyaan isian dengan waktu selama limabelas menit. Pada Siklus II, peserta didik dengan kelompoknya menyusun daftar pertanyaan yang terdiri dari sepuluh pertanyaan isian dan uraian dengan waktu selama duapuluh menit. Selain itu, pada Siklus II juga dilakukan perlombaan antar kelompok dalam menyusun daftar pertanyaan dan menjawab daftar pertanyaan dengan benar.

Tabel 6. Analisis Pengamatan pada Siklus I dan Siklus II.

No

Aspek Pengamatan

Siklus I (Kategori)

Siklus II

(Kategori)

1

Peserta didik bekerja sama secara kooperatif dalam menyusun daftar pertanyaan

70 (C)

85 (B)

2

Peserta didik bekerja sama secara efektif dalam menyusun daftar pertanyaan

6,5 (C)

8 (B)

3

Peserta didik bertanya secara aktif dalam diskusi kelas

3,5 (C)

8,5 (A)

4

Peserta didik berpendapat secara aktif dalam diskusi kelas

2,5 (C)

6 (A)

 

Sesuai dengan tabel di atas, aktifitas belajar peserta didik menjadi aktif. Peserta didik bekerja sama secara kooperatif dan efektif dalam menyusun daftar pertanyaan. Hal tersebut sesuai dengan pengalaman belajar terdahulu, susunan kelompok yang tidak berubah, jenis pertanyaan yang bervariasi dan waktu yang lebih lama.

Tabel 7. Analisis Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No

Aspek Hasil Belajar

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

50

60

65

2

Nilai rata-rata

67

77,2

87,6

3

Nilai tertinggi

80

90

100

4

Jumlah tuntas

7

17

24

5

Ketuntasan

28%

68%

96%

 

Sesuai dengan tabel di atas, hasil belajar peserta didik menjadi bagus. Pada Siklus I, jumlah tuntas dan ketuntasan meningkat sangat signifikan. Sedangkan pada Siklus II, nilai rata-rata meningkat sangat signifikan. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan Metode Role Reversal Question meningkatkan hasil belajar, baik nilai rata-rata maupun ketuntasan. Bahkan beberapa peserta didik mencapai nilai sempurna, yaitu Fatimatu Zahroh KH., Khusnul Suci Romadoni, Moch. Dian Safarudin, Muhammad Nur Arifin, Niswatul Hasanah, Siti Muniroh dan Sofi Triana Nafisah.

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Penggunaan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada peserta didik Kelas V SDN Tireman di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan pembelajaran kelompok sesuai dengan nomor absen sebagai kelompok penanya dan kelompok penjawab secara bergantian, sehingga pembelajaran menjadi aktif, kooperatif, menantang dan efektif.

2.     Penggunaan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada peserta didik Kelas V SDN Tireman di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan menyusun daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan isian dan uraian.

3.     Penggunaan Metode Role Reversal Question meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tentang Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) peserta didik Kelas V SDN Tireman di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan nilai rata-rata sebesar 87,6 dimana duapuluh empat anak yang tuntas dari keseluruhan duapuluh lima anak.

Saran

1.     Peserta didik supaya aktif secara individual dalam menyusun daftar pertanyaan, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang tidak termasuk dalam daftar pertanyaan ditindaklanjuti dalam diskusi kelas.

2.     Guru supaya melakukan perlombaan dalam dua kategori yang berbeda, yaitu kemampuan menyusun daftar pertanyaan dan kemampuan menjawab daftar pertanyaan, sehingga peserta didik memperoleh penghargaan atas usahanya tersebut.

3.     Sekolah supaya menggunakan Metode Role Reversal Question dalam pembelajaran lainnya dengan mempertimbangkan karakteristik dan jumlah peserta didik serta materi yang disampaikan, sehingga pembelajaran menjadi aktif, kooperatif, menantang dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Indriani, Marsiyanti. 2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Menggunakan Model Active Learning tipe Role Reversal Questions pada Siswa Kelas V SDN Minomartani 6 Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Khasanah, Laeli Uswatun. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran Role Reversal Questions dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PKn pada Siswa Kelas IV SDN Tunggulsari 01 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Surakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Silberman, Mell. 2009. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Insan Madani.

Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.