Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Literasi
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
MELALUI KEGIATAN LITERASI DALAM UPAYA MEMBANGUN
MINAT BACA SISWA SDN PANDEAN LAMPER 04 SEMARANG
Dwi Ermawati1)
Husni Wakhyudin2)
Qoriati Mushafanah3)
1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui hasil analisis pelaksanaan program PPK melalui kegiatan literasi di SDN Pandean Lamper 04 Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sampel yang diambil adalah 40 siswa kelas III dan IV SDN Pandean Lamper 04 Semarang diolah dengan secara trianggulasi data. Data dalam penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program pendidikan karakter dilakukan melalui kegiatan literasi sebelum pembelajaran di mulai, membaca buku literasi 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan literasi di SDN Pandean Lamper sudah berjalan dengan, hal ini dibuktikan dengan adanya hasil observasi, wawancara, dan angket. Hasil angket minat baca siswa menunjukkan hasil yang sangat tinggi dengan rata-rata kriteria suka membaca. Dengan adanya kegiatan literasi diharapkan meningkatkan budaya membaca siswa
Kata kunci: PPK, Kegiatan Literasi, Minat Baca
PENDAHULUAN
Dalam UU No 10 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Menurut Nurhadi (2016: 4-5) dalam kegiatan membaca meliputi tahap prabaca, tahap saat membaca, dan tahap prabaca.Masing-masing tahap tersebut meliputi kegiatan yang berbeda.
Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Sudah banyak praktik yang dikembangkan sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk memastikan agar proses pembudayaan nilai-nilai karakter berjalan dan berkesinambungan. Selain itu diperlukan kebijakan yang akan menjadi dasar bagi perumusan langkah-langkah yang lebih konkret agar penanaman dan pembudayaan nilai-nilai utama pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan secara efektif dan menyeluruh.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetis), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Olah Pikir (Literasi) Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat. Pelaksanaan kegiatan literasi di implementasikan melalui kompetensi abad 21 dalam kurikulum 2013. Kompetensi abad 21 yang harus dimiliki peserta didik salah satunya adalah ketrampilan membaca berkelanjutan, kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflekti. Dengan memiliki kemampuan literasi maka peserta didik mampu mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sekolah sebagai salah satu lembaga formal dalam pengembangan bakat,kreativitas dan inteletual peserta didik perlu mengembangkan praktik dan keterampilan dalam menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional, bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia (Abidin,2015). Menurut Dalman (2013:7) “membaca dalah proses perubahan bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna
Menurut Yunus Abidin, Tita Mulyati, Hana Yunansha (2017:1) Literasi sekolah merupakan proses yang kompleks yang melibatkan pembangunan pengetahuan sebelum, budaya, dan pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih dalam yang menghubungkan individu masyarakat, serta merupakan alat penting bagi individu untuk tumbuh dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat demokratis.
Berdasarkan wawamcara yang dilakukan oleh peneliti dengan wali kelas IV di SDN Pandean Lamper 04 sudah melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sejak 2017 dan didalam program tersebut salah satunya kegiatan literasi membaca sebelum pembelajaran pada program pemerintah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk menanamkan budaya membaca kepada siswa sejak dini agar membangun pendidikan karakter bagi siswa. Dengan adanya kegiatan literasi ini diharapkan siswa meningkatkan minat baca sehingga menambah pengetahuan bagi siswa. Menurut Surheman (2012: 96-97) Minat Baca adalah keinginan untuk memahami dan menguasai bahan bacaan untuk menambahkan kompetensi diri, dalam teori minat baca dapat dikatakan sebagai konsep dasar acuan untuk memahami dan menguasai konsep yang terkandung dalam bacaan.
Secara umum minat baca memiliki tujuan mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan literasi sebelumnya diharapkan agar siswa membuadayakan membaca dan menambah keterampilan membaca siswa SDN Pandean Lamper 04 Semarang.
Berdasarkan fokus penelitian tujuan penelitian yang hendak dicapai sebagai berikut, Mengetahui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui kegiatan literasi dalam membangun minat baca siswa SDN Pandean Lamper 04 Semarang
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang berupa deskripsif. Penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk memahami fenomena yang sedang terjadi pada kondisi yang alamiah. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pandean Lamper 04 Semarang pada semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 pada tanggal 17 Mei – 21 Juni 2019. Untuk subjek pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru kelas III. Guru kelas IV, siswa kelas III yang berjumlah 20 siswa, dan siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Lexy J Moleong (2012:4) mengatakan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh
Sumber data kualitatif dalam penelitian ini data yang berupa fakta-fakta yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket pelaksanaan program PPK melalui kegitan literasi dalam membambangun minat baca siswa SDN Pandean Lamper 04 Semarang. Teknik pengumpulan data adalah lagkah utama dalam suatu penelitian dengan tujuan dalam penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Jika dilihat dari settingnya, data dikumpulkan pada setting alamiah seperti dirumah, diskusi, di jalan dengan berbagai responden. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi, dan angket.
Dilihat dari settingnya, data dalam penelitian ini dikumpulkan pada setting alamiah di sekolah di SD N Pandean Lamper 04 Semarang dengan berbagai responden. Peneliti terjun secara langsung ke sekolah untuk melakukan penelitian dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket terhadap responden, yaitu: kepala sekolah, guru, dan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan pengumpulan sumber data primer dan sumber sekunder.
Sumber primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa yang memberikan data kepada peneliti. Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi tentang pelaksanaan program PPK melalui kegiatan literasi dalam upaya membangun minat baca siswa SDN Pandean Lamper 04 Semarang.
Djam”an Satori, Aan Komariah (2017:44-47) menyatakan konsep subjek penelitian berhubungan dengan apa atau siapa yang diteliti. Sedangkan dari mana data itu diperoleh disebut unit obeservasi atau unit pengamatan. Dalam penelitian mengambil subjek yang diambil dari SDN Pandean Lamper 04 Semaramg dengan Sampel yang diambil dari populasi yang benar-benar representative (mewakili), atau guru sudah milih siswa kelas rendah dan kelas tinggi untuk mewakili. Sampel merupakan representasi dari populasi yang menggambarkan keseluruhan populasi. Proses seleksi yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan orang, situasi, kegiatan atau aktivitas, dokumentasi yang diperoleh dari sejumlah orang yang dapat mengungkapkannya atau dokumen yang banyak lalu dipilih berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan untuk memilih orang bergulir sesuai permasalahan.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dan sesuai dengan pembahasan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan instrumen berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut penjelasannya:
- Observasi
Dalam penelitian ini, observasi bertujuan untuk mengetahui budaya atau kebiasaan di sekolah, sehingga peneliti akan mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana pelaksanaan program PPK melalui kegiatan literasi disekolah. Observasi dilakukan untuk mencari data nilai religius siswa pada proses kegiatan dengan mengamati siswa serta guru dalam pelaksanaan program PPK melalui kegiatan literasi pada siswa. Dalam mengobservasi, peneliti mengguanakan lembar observasi untuk mengamati karakter siswa dan mengisi lembar observasi yang sesuai di lapangan.
- Wawancara
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan literasi dalam membangun minat baca siswa. Dalam penelitian ini peneliti akan wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru SDN Pandean Lamper 04 Semarang tentang pelaksanaan Program PKK melalui kegiatan literasi yang telah berjalan ini dengan dengan bukti berupa catatan lapangan, rekaman suara, dan material lain yang akan membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
- Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui pernyataan secara tertulis kepada responden atau sumber data dan jawaban diberikan secara tertulis. Dalam penelitian ini angket yang digunakan tentang nilai religius siswa yang berupa pertanyaan tertutup, yaitu siswa menjawab sejumlah pernyataan berisi hal-hal yang ingin diungkap disertai alternatif jawaban. Kemudian siswa diminta untuk merespon setiap pernyataan yang sesuai dengan keadaan diri yang diketahui dengan cara memberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.
- Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dari dokumen berupa foto-foto mengenai pelaksanaan program PPK melalui kegiatan literasi di SDN Pandean Lamper 04 Semarang. Kemudian peneliti akan menggabungkan dengan data hasil observasi, wawancara dan angket.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pelaksanaan program PPK melalui kegiatan literasi dalam upaya membangun minat baca siswa di SDN Pandean Lamper 04 Semarang sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat bahwa semua siswa kelas I sampai VI melaksanakan kegiatan literasi dengan cara menanamkan kebiasaan membaca selama 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, sehingga dapat mengembangkan minat baca siswa. Minat Membaca siswa diarahkan pada keterampilan membaca siswa yang sekarang mulai menurun sehingga perlu ditingkatkan kembali, dengan adanya kegiatan literasi membiasakan siswa budaya membaca.
Berdasarkan hasil angket dapat peneliti simpulkan bahwa minat baca pada kegiatan literasi pendidikan karakter di SDN Pandean Lamper 04 Semarang menunjukkan hasil yang baik, hal ini dapat peneliti lihat dari hasil angket yang telah di isi oleh siswa kelas III dan kelas IV SDN Pandean Lamper 04 Semarang, dalam persebaran angket tersebut dapat peneliti simpulkan pelaksanaan kegiatan literasi sudah berjalan baik karena sudah memenuhi kriteria presentassenya. Dari beberapa indikator pada angket minat siswa kelas III dan kelas IV sudah menjalankannya. Pada kegiatan literasi indikator minat baca siswa sudah dijalankan setiap harinya, dan juga siswa sudah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di sekolah, hal ini ditunjukkan dengan siwa melaksanakan kegiatan literasi membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Pada angket siswa indikator yang dinilai dari prosentase minat membaca siswa, antusias siswa dalam mengikuti pelakasaan kegiatan literasi, buku bacaan yang disukai siswa, dan peran orang tua dalam kegiatan literasi. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui kegiatan literasi dalam upaya membangun minat baca siswa SDN Pandean Lamper 04 Semarang ini dapat peneliti analis beberapa faktor baik mendukung maupun mengahmbat dalam pelaksanaannya, peneliti berpendapat bahwa sekolah sangat berpengaruh dalam membentuk karakter peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pelaksanaan kegiatan literasi Sekolah pada tahapan awal sudah sangat baik dengan rata-rata prosentase 50% siswa yang suka dengan kegiatan lieterasi dan menambah minat baca siswa, sarana dan prasarana sudah cukup baik hanya saja kurangnya buku bacaan. Untuk membantu guru dalam pelaksanaan kegiatan literasi, banyak sekali sarana dan prasarana yang harus dioptimalkan. Sarana dan prasanan ini berkenaan dengan bahan ajar (teks), perpustakaan, pojok baca, pusat literasi, serta sarana dan prasanan yang terakitnya dengan budaya literasi di sekolah. Berkenan dengan bahan ajar, bahan ajar yang hendaknya tersedia adalah bahan ajar yang dikembangkan guru berbasis kemampuan motivasi, dan minat siswa, dengan kata lain sekolahnya tidak bergantung pada bahan ajar yang dibeli, namun sebaliknya guru dan kepala sekolah harus merancang program khusus bagi pengemabangan bahan ajar literasi secara mandiri.
Salah satu kegiatan yang penting dalam pelaksanaan kegiatan literasi dalam upaya membangun minat baca siswa adalah memilih buku bacaan. Bahkan bacaan yang diberikan kepada kelas rendah dan kelas tinggi berbeda. Kelas rendah lebih menyukai bahan bacaan yang mengandung informasi sederhana, bergambar, bersifat inspiratif dan imajinatif, bergenre fantasi fabel, dan mengandung pesan yang sesuai dengan tahap perkembang peserta didik kelas rendah. Berbeda dengan pesrta didik kelas tinggi yang lebih menyukai bacaan dengan inforamsi komplels, inspiratif dan imajinatif, bergener cerita rakyat, dan mengandung pesan moral sesuai dengan tahap perkembang peserta kelas tinggi.
Berdasarkan kondisi ini, pembelajaran membaca pemahaman merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, dan bukan sekadar membaca dan menjawab pertanyaan. Jika sekedar membaca dan menjawab pertanyaan, hal tersebut bukan proses pembelajaran, melainkan ujian membaca pemahaman.
SIMPULAN
Berdasarkan wawancara dan angket yang diketahui di SDN Pandean Lamper 04 Semarang terdiri pada kriteria tahapan awal, sarana dan prasarana, tahapan pembiasaan, pelibatan orang tua dan masyarakat lain, telah melakukanya. Upaya-upaya membangun minat baca melalui kegiatan literasi terlihat pada hasil pelaksanaan kegiatan literasi kriteria tahapan pembiasaan sudah baik, hal ini mengadung makna bahwa di SDN Pandean Lamper 04 Semarang sudah melakukannya. Upaya membangun sekolah literasi sesuai dengan Progran Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan ciri guru sudah menerapkan kegiatan tahapan awal dan tahapan pembiasaan pada anak dalam peleksanaan gerakan literasi, kepala sekolah sudah mefasilitasi sarana dan prasarana dalam pelaksanaan gerakan literasi, tetapi terlibatan orang tua dan masyrakat lain belum ada kerjasama dengan baik serta kurangnya buku bacaan yang tersedia.
Minat baca di SDN Pandean Lamper 04 Semarang dapat berjalan optimal, sudah terlaksanakan dengan baik. Hal ini karena pihak sekolah, masyarakat dan orang tua ikut mendukung dalam minat baca siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Abidin, Yunus. 2017. Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun KarakterBangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Bandung: Raja Grafika Persada.
Moloeng J Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017. 20 April 2019 (20:00)
Satori,Dr.Djam’an Satori dan Komariah, Aan. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3. 12 April 2019 (15:40)