Peningkataan Motivasi dan Prestasi Belajar Melalui Model Team Assisted Individualization
PENINGKATAAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) KELAS VIII D
SEMESTER II SMP NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017
Hutomo
SMP Negeri 2 Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2016/ 2017 setelah menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode observasi, tes dan angket. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara periodik dengan siklus berkelanjutan yang terdiri atas dua siklus. Indikator kinerja minimal 70% siswa menunjukkan tingkat motivasi siswa dalam belajar matematika dan persentase ketuntasan belajar siswa 70 % dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75.Hasil penelitian untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan motivasi belajar dari sebelum tindakan yaitu 43,75% menjadi 69,94% dan pada siklus II menjadi 85,18%. Untuk persentase ketuntasan nilai tes dan nilai rata-rata kelas setiap siklus juga mengalami peningkatan dari sebelum tindakan yang mencapai KKM hanya 15,63% dengan nilai rata-rata kelas 70,13, pada siklus I persentase ketuntasan meningkat menjadi 40,63% dengan nilai rata-rata kelas 75,61 dan persentase ketuntasan pada siklus II meningkat menjadi 84,36% dengan nilai rata-rata kelas 81,63. Karena pada siklus II ini indikator keberhasilan telah tercapai yaitu 85,18% 70% siswa menunjukkan tingkat motivasi belajar matematika dan Persentase ketuntasan belajar siswa 84,36% 70 % dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 81,63 78.Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/ 2017.
Kata Kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, model pembelajaran Team Assisted Individualization
Pendahuluan
Banyak guru yang masih mengunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga memberikan suasana yang membosankan dan membuat siswa tidak termotivasi mengikuti pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi proses pembelajaran yang akan berpengaruh nantinya pada prestasi belajar, selain itu motivasi belajar dalam diri siswa juga berperan besar terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti merasa model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) cocok untuk diterapkan pada pembelajaran matematika.
Dari hasil observasi wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Sukoharjo masih banyak siswa yang kurang termotivasi belajar matematika. Hasil ini terlihat dari banyaknya 32 siswa hanya 14 siswa bersemangat dan aktif mengikuti pembelajaran matematika, itu berarti hanya 43,75% siswa yang termotivasi dalam pembelajaran seharusnya siswa mampu termotivasi mengikuti pembelajaran minimal 70% dari jumlah siswa. Dan berdasarkan data hasil nilai ujian tengah semester genap di SMP Negeri 2 Sukoharjo kelas VIII D menunjukkan masih rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Hasil ini terlihat dari banyaknya 32 siswa hanya 15,63% yang mencapai batas tuntas KKM yaitu 78,0 dengan nilai rata-rata 70,13. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi pembelajaran supaya mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika.
Menurut Mahmud Yunus (dalam Mia, 2013: 1) pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukannya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Pendidikan adalah proses sosialisasi untuk mencapai kompetisi pribadi dan sosial sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Pendidikan dimulai dari lingkungan keluarga, dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya dalam lingkungan masyarakat yang hasilnya digunakan dalam membangun kehidupan pribadi, agama, keluarga, masyarakat dan negaranya (Sudjana, 1998: 2).
Menurut Slavin (2008: 4-5) ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunakan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.
Matematika TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif. Dengan membuat para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling mendorong untuk maju, maka guru dapat membebaskan diri mereka dari memberikan pengajaran langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari tim-tim yang heterogen (Slavin, 2008: 189).
Bertitik tolak pada acuan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2016/ 2017 setelah menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)..
Metode
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto, 2010: 130). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sukoharjo. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kurang lebih lima bulan yaitu sejak bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2017. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Sukoharjo semester II tahun pelajaran 2016/ 2017 sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan, sebagai subjek penerima tindakan, sedangkan untuk subjek pelaku tindakan adalah guru matematika kelas VIII D selaku guru, teman sejawat selaku subjek yang melakukan observasi proses pembelajaran, Kepala Sekolah selaku subjek sumber data. Metode pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes, observasi, dokumentasi, dan angket.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (a) Tes, observasi, dokumentasi, dan angket. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar meebelum penelitian, selama penelitian dan setelah penelitian dilaksanakan. Observasi yang digunakan adalah observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Angket digunakan untuk mengumpulkan data motivasi belajar matematika siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: lembar observasi, tes, dokumentasi, dan angket. Lembar observasi dugunakan peneliti sebagai pedoman melakukan observasi atau pengamatan guna memperoleh data yang akurat dalam pengamatan. Lembar observasi juga digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi setiap tindakan agar kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Tes digunakan untuk melihat seberapa besar penguasaan konsep matematika siswa terhadap materi yang diajarkan. Hasil tes dianalisis guna mengetahui penguasaan materi matematika setelah dilakukan model pembelajaran TAI. Angket digunakan untuk mengumpulkan data motivasi belajar matematika siswa. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah minimal 70% siswa menunjukkan tingkat motivasi siswa dalam belajar matematika dan persentase ketuntasan belajar siswa 70 % dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75.
Hasil
Hasil Penelitian Siklus I
Berikut hasil penilaian angket motivasi belajar siswa siklus I
Tabel 1. Skala penilaian angket motivasi belajar siswa
No |
Pilihan Jawaban |
Jenis Soal dan Skor |
|
Positif |
Negarif |
||
1 |
1 |
1 |
5 |
2 |
2 |
2 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
2 |
5 |
5 |
5 |
1 |
Keterangan skor:
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
5 = baik sekali
Tabel 2. Skor Rata-rata Angket Motivasi Belajar Siswa I
Nomor Soal |
Jenis Soal |
Skor Rata-rata |
1 |
Positif |
3,22 |
2 |
Positif |
3,56 |
3 |
Positif |
3,59 |
4 |
Positif |
3,5 |
5 |
Positif |
3,59 |
6 |
Positif |
3,31 |
7 |
Negatif |
3,63 |
8 |
Negarif |
3,44 |
9 |
Negatif |
3,44 |
10 |
Negatif |
3,69 |
Total |
34,97 |
|
Skor rata-rata gabungan |
3,497 |
|
Persentase motivasi belajar siswa |
69,94 % |
Penilaian prestasi belajar siswa yang diperoleh dari tes penempatan yang dikerjakan secara individu dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3. Data Nilai Tes Penempatan Pembagian Kelompok
Kriteria Nilai |
Kelompok |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
|
Nilai Tinggi |
70 |
80 |
80 |
78 |
78 |
78 |
Nilai Sedang |
70 |
60 |
58 |
60 |
60 |
58 |
Nilai Sedang |
60 |
58 |
58 |
60 |
58 |
58 |
Kriteria Nilai |
Kelompok |
|||||
1
|
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
|
Nilai Sedang |
58 |
58 |
58 |
60 |
58 |
58 |
Nilai Rendah |
48 |
58 |
53 |
55 |
48 |
50 |
Nilai Rendah |
|
48 |
|
48 |
|
|
Total |
306 |
362 |
307 |
361 |
302 |
302 |
Rata-rata |
61,2 |
60,3 |
61,4 |
60,2 |
60,4 |
60,4 |
Hasil nilai rata-rata pengerjaan LKS dalam tiap kelompok pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Nilai Rata-rata LKS tiap kelompok pada siklus I
Nama Kelompok |
Nilai Rata-rata LKS |
Kelompok I |
74,60 |
Kelompok II |
71 |
Kelompok III |
70,8 |
Kelompok IV |
73,4 |
Kelompok V |
71,2 |
Kelompok VI |
66,8 |
Total Nilai |
427,8 |
Nilai Rata-rata Kelas |
71,3 |
Tes akhir siklus I diberikan dengan tujuan agar pada saat pembelajaran berlangsung siswa benar-benar berusaha memahami materi yang diberikan sehingga dapat mengerjakan soal kuis dengan baik. Nilai pengerjaan tes akhir siklus I ini akan diakumulasi dengan nilai yang didapat dalam kelompok. Berikut data hasil nilai tes akhir pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5. Data Nilai Tes Akhir Siklus I
Nama Kelompok |
Nilai Tiap Siswa |
Jumlah |
Rata-rata |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
|||
Kelompok I |
75 |
80 |
78 |
80 |
80 |
|
393 |
78,6 |
Kelompok II |
75 |
70 |
80 |
78 |
83 |
75 |
461 |
76,9 |
Kelompok III |
73 |
73 |
75 |
78 |
75 |
|
374 |
74,8 |
Kelompok IV |
75 |
– |
78 |
78 |
78 |
78 |
387 |
77,4 |
Kelompok V |
73 |
75 |
78 |
75 |
75 |
|
376 |
75,2 |
Kelompok VI |
68 |
71 |
72 |
72 |
71 |
|
354 |
70,8 |
Nilai rata-rata kelas |
75,61 |
|||||||
Persentase ketuntasan |
40,63% |
Hasil Penelitian Siklus II
Berikut hasil penilaian angket motivasi belajar siswa.
Tabel 4.6 Skala Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa siklus II
No |
Pilihan Jawaban |
Jenis Soal dan Skor |
|
Positif |
Negarif |
||
1 |
1 |
1 |
5 |
2 |
2 |
2 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
4 |
2 |
5 |
5 |
5 |
1 |
Keterangan skor:
1 = tidak baik 3 = cukup baik 5 = baik sekali
2 = kurang baik 4 = baik
Tabel 4.7 Skor Rata-rata Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Nomor Soal |
Jenis Soal |
Skor Rata-rata |
1 |
Positif |
4,56 |
2 |
Positif |
4,44 |
3 |
Positif |
4,25 |
4 |
Positif |
4,59 |
5 |
Positif |
4,22 |
6 |
Positif |
3,63 |
7 |
Negatif |
4,12 |
8 |
Negarif |
4,63 |
9 |
Negatif |
4,06 |
10 |
Negatif |
4,09 |
Total |
42,59 |
|
Skor rata-rata gabungan |
4,259 |
|
Persentase motivasi belajar siswa |
85,18 % |
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata LKS tiap kelompok pada siklus II
Nama Kelompok |
Nilai Rata-rata LKS |
Kelompok I |
91,5 |
Kelompok II |
92 |
Kelompok III |
90 |
Kelompok IV |
93,3 |
Kelompok V |
91,8 |
Kelompok VI |
85,2 |
Total Nilai |
544,1 |
Nilai Rata-rata Kelas |
90,68 |
Berikut data hasil nilai tes akhir pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9 Data Nilai Tes Akhir Siklus II
Nama Kelompok |
Nilai Tiap Siswa |
Jumlah |
Rata-rata |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
|||
Kelompok I |
80 |
83 |
90 |
90 |
85 |
|
428 |
85,6 |
Kelompok II |
85 |
75 |
85 |
85 |
85 |
75 |
490 |
81,67 |
Kelompok III |
78 |
78 |
80 |
80 |
80 |
|
396 |
79,2 |
Kelompok IV |
80 |
75 |
88 |
88 |
88 |
80 |
499 |
83,16 |
Kelompok V |
80 |
80 |
85 |
85 |
83 |
|
413 |
82,6 |
Kelompok VI |
75 |
78 |
80 |
78 |
75 |
|
386 |
77,2 |
Nilai rata-rata kelas |
81,63 |
|||||||
Persentase ketuntasan |
84,36% |
Tabel 4.11 Perbandingan Prestasi belajar Siswa
Prestasi belajar |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
Nilai Rata-rata |
70,13 |
75,61 |
81,63 |
Persentase Ketuntasan |
15,63 % |
40,63% |
84,36% |
Dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai dari setiap siklus. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pada siklus II persentase motivasi belajar siswa 85,18% 70% (indikator), nilai rata-rata siswa 81,63 78 (indikator) dan persentase ketuntasan 84,36% 70% (indikator). Jadi indikator penelitian sudah tercapai pada siklus II sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sukoharjo pada kelas VIII D sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 20 perempuan. Sebelum proses pembelajaran peneliti melakukan tes penempatan yang dikerjakan secara individu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan dasar yang dimiliki siswa dan sebagai skor awal/dasar peneliti menggunakan nilai ujian tengah semester genap. Berdasarkan tes penempatan siswa dibagi menjadi 6 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Kelompok yang telah terbentuk bersifat permanen, artinya selama proses pembelajaran berlangsung siswa berada dalam kelompok yang sama. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat sehingga mereka dapat membangun pengetahuannya sendiri tidak menerima bentuk jadi dari guru. Dimaksudkan setiap siswa saling berdiskusi dan bertanggung jawab atas kelompoknya masing-masing selama pembelajaran berlangsung.
Hambatan dalam penelitian ini, saat siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara individu. Pada siklus I saat mengerjakan LKS keterbatasan waktu yang di butuhkan untuk menyelesaikan LKS dan masih adanya siswa yang terlihat bekerja sama dengan teman sebangkunya. Sedangkan pada siklus II saat mengerjakan LKS sudah dikerjakan secara individu tanpa bertanya pada teman sebangkunya. Kesiapan dan kerja sama setiap siswa sudah terlihat saat siswa menempatkan diri pada kelompoknya. Siswa saling memeriksa jawaban dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk menentukan jawaban yang benar.
Setelah diskusi selesai, kemudian perwakilan dari kelompok menuliskan jawaban LKS di papan tulis dan mempresentasikan di depan kelas. Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Setelah diadakan penelitian dengan dua siklus, hasil dari angket motivasi dan hasil nilai Pra Siklus, tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata nilai Pra Siklus 70,13 dengan persentase siswa yang tuntas 15,63% sedangkan persentase motivasi belajar siswa 43,75%, tes akhir siklus I nilai rata-rata siswa 75,61 dengan persentase siswa yang tuntas 40,63% sedangkan persentase motivasi belajar siswa 69,94% dan tes akhir siklus II nilai rata-rata siswa 81,63 dengan persentase siswa yang tuntas 84,36% sedangkan persentase motivasi belajar siswa 85,18%.
Adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa.
Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IX H SMP Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2016/ 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada hasil balajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa juga mengalami peningkatan yaitu sebelum tindakan sebesar 70,3, pada siklus I sebesar 77,5 dan pada siklus II sebesar 82,5. Selain itu, presentase ketuntasan belajar siswa, yaitu sebelum tindakan sebesar 43,75%, pada siklus I sebesar 72% dan pada siklus II sebesar 94%.
Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Daryanto dan Raharjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gaya Media.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV.Pustaka Setia.
Hasyim, Hadi Muttaqin. 2009. Tujuan Pembelajaran Matematika. http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika. (diakses 04 Januari 2015).
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mia, Ameliyah. 2013. Pendidikan. http://ameliyahmia.blogspot. com/2013/11/pendidikan.html (diakses 03 Januari 2015).
Sardiman. 1986. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. 1987. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Buru.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widayati, Mukti. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Pendidikan. Solo: Cakra Books.
Widya, Risa. 2011. TAI (Team Accelarated Instruction). http://risa-widya.blogspot.com/2011/04/tai-team-accelerated-instruction.html (diakses 04 Januari 2015).
Yoni, Acep dkk. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia (Grup Relasi Inti Media).