PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY

SISWA KELAS IV SEMESTER 2 DI SDN KEBONROMO 2

KECAMATAN NGRAMPAL TAHUN 2017/2018

 

Eko Pujiastuti

SDN Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal

 

ABSTRAK

 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 melalui metode pembelajaran Discovery tahun pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari 2x pertemuan dengan 4 tahapan setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 melalui metode pembelajaran Discovery tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator aktivitas belajar siswa kelas IV pada tiap siklus yaitu 1) mengajukan pertanyaan sebesar 40,00%, 60,00%, 93,33%, 2) berpendapat/ menjawab pertanyaan sebesar 40,00%, 60,00%, 93,33%, 3) membuat kesimpulan sebesar 40,00%, 53,33%, 86,67%, dan 4) kerjasama kelompok sebesar 33,33%, 53,33%, 86,67%. Selain itu berdasarkan prestasi belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata prestasi belajar IPA siswa 70,67; 78,67; 87,33 dengan prosentase 46,67%; 66,67%; 93,33%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai aktivitas dan nilai prestasi belajar IPA pada tiap siklus adalah 70,75; 82,46; 92,21 dengan prosentase 53,33%; 73,33%; 100%. Aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 melalui metode pembelajaran Discovery tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan tiap siklus dan telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%.

Kata kunci: metode pembelajaran Discovery, aktivitas belajar, prestasi belajar, IPA materi Energi.

 

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat ilmiah sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman konsep yang lebih mendalam tentang apa yang sedang mereka pelajari. Pendekatan yang sesuai untuk diterapkan dalam menyajikan pembelajaran IPA adalah melalui pengalaman langsung. Sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SD yang masih berada pada pendidikan dasar, akan sangat memudahkan siswa jika pembelajaran IPA mengajarkan anak untuk belajar merumuskan konsep belajar mereka sendiri melalui pengalaman nyata dengan mengembangkan keterampilan–keterampilan proses sains dasar yang dimiliki dan menghubungkannya dengan fakta–fakta yang ada di lapangan. Siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses sains dasar agar lebih menguasai konsep pembelajaran dengan menjelajahi dan memahami alam sekitarnya.

Keterampilan proses sains dasar dapat diartikan sebagai suatu kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan ilmiah seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan. Keterampilan proses sains dasar digunakan sebagai acuan dalam pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik. Keterampilan proses sains dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian (pra siklus) siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Kebonromo 2 tahun pelajaran 2017/2018 pada pembelajaran IPA materi Energi diperoleh hasil nilai aktivitas belajar dan prestasi belajar IPA siswa yang masih rendah. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator aktivitas belajar siswa kelas IV yaitu 1) mengajukan pertanyaan sebesar 40,00%, 2) berpendapat/ menjawab pertanyaan sebesar 40,00%, 3) membuat kesimpulan sebesar 40,00%, dan 4) kerjasama kelompok sebesar 33,33%. Selain itu berdasarkan prestasi belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata prestasi belajar IPA siswa 70,67 dengan prosentase 46,67%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai aktivitas dan nilai prestasi belajar IPA pada tiap siklus adalah 70,75 dengan prosentase 53,33%.

Maka dari itu diperlukan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menarik bagi peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi peserta didik adalah metode pembelajaran Discovery. Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.

Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan di lapangan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Discovery dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA materi Energi siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018?” (2) “Apakah penggunaan metode pembelajaran Discovery dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Energi siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018?”

Tujuan yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Discovery terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV semester 2 pada mata pelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018. (2) Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Discovery terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada mata pelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2017/2018.

LANDASAN TEORI

Tinjauan Tentang Aktivitas belajar

Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode media pembelajaran yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif, karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar

  1. Keachie (Martinis Yamin, 2007:77) mengemukakan aspek terjadinya keaktifan siswa meliputi: (1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. (2) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. (3) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. (3) Kebebasan belajar yang diberikan pada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. (4) Pemberian waktu untuk menanggulangi maslah pribadi siswa baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.

Tinjauan Tentang Prestasi belajar

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Karena dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti oleh pengukuran dan penilaian demikian pula halnya di dalam proses belajar.

Menurut Tirto Negoro (2001) menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil daripengukuran dan penilaian usaha belajar, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol pada priode tertentu. Misalnya tiap caturwulan atau semester hasil belajar siswa dinyatakan dalam bentuk raport. Prestasi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.

Metode Pembelajaran Discovery

Metode pembelajaran Discovery adalah metode mengajar yang menggunakan teknik penemuan dan merupakan proses mental (misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya) dimana siswa menyesuaikan suatu konsep atau prinsip. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi (Roestiyah, 2001).

Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.

 

 

Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas. Kerangka pemikiran pada hakekatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diinformasikan dalam bentuk anggapan dasar. Menurut Arikunto (2010: 104), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (Suharsimi Arikunto, 2002 : 165). Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Dengan metode pembelajaran Discovery dapat meningkatkan aktivitas belajar pada pembelajaran IPA materi Energi siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018. (2) Dengan metode pembelajaran Discovery dapat meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran IPA materi Energi siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Setting Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kebonromo 2 Tahun 2017/2018 selama ± 5 bulan yaitu pada 08 Januari 2018 sampai 31 Mei 2018.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian dibagi menjadi dua, sebagai berikut : subjek pelaku tindakan yaitu guru sebagai peneliti dan subjek penerima tindakan adalah siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 15 siswa yang terdiri 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Rubiyanto (2011: 47) penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif (kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang yang diamati) dan digunakan untuk meneliti kondisi alamiah. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rubiyanto (2011: 97) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk pencermatan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan suatu hal di mana guru telah menentukan fokus permasalahan, tindakan yang harus dilakukan, dan menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan tersebut.

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan atau sesuai dengan indikator keberhasilan. Kegiatan penelitian dimulai dari permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu, masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terukur dalam beberapa siklus pelaksanaan sampai indikator keberhasilan yang telah ditentukan tercapai.

Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection), begitu seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (indikator keberhasilan). Prosedur penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin (dalam Rubiyanto, 2011: 109) dengan modifikasi: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi Tindakan, dan (4) Refleksi.

Jenis Dan Sumber Data

Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data berupa aktivitas belajar dan prestasi belajar IPA materi Energi. Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun ke lapangan sebagai instrument untuk melakukan observasi, tes, dan dokumentasi.

Sumber Data

Menurut Arikunto (2010: 172) sumber data dalam penelitian adalah “subyek dari mana data diperoleh”. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

Sumber data pokok (primer) yaitu :

  1. Siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Kebonromo 2 tahun pelajaran 2017/2018 sebagai subyek penelitian.
  2. 2) Data hasil pengamatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Kebonromo 2 pada pembelajaran IPA materi Energi.

Sumber data sekunder, antara lain :

Dokumentasi dan arsip berupa informasi yang tertulis seperti RPP, daftar nilai prestasi belajar atau prestasi belajar siswa, aktivitas belajar, dan aktivitas belajar siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, alat pengumpulan data akan menentukan kualitas penelitian. Agar memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka penelitian ini menggunakan teknik untuk mengumpulkan data yaitu observasi, dokumentasi, lembar kerja dan tes.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Butir soal, (2) Lembar unjuk kerja, digunakan untuk menilai aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa ketika dalam pembelajaran.

Validasi Data

Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi. Moleong (2012:330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Sedangkan Sukardi (2006:106) mengemukakan bahwa triangulasi dapat diartikan sebagai kombinasi beberapa metode atau sumber data dalam sebuah studi tunggal. Untuk menjadikan data yang akurat dan tepat maka dalam penelitian ini digunakan triangulasi: (1) Triangulasi Sumber (2) Triangulasi Teknik.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis model Interaktif Milles dan Huberman. Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 337) mengemukakan aktivitas atau kegiatan pokok dalam analisis data model interaktif meliputi: reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan : penarikan / verifikasi.

Indikator Keberhasilan

Indikator Keberhasilan Prestasi belajar

Prestasi belajar IPA materi Energi siswa kelas IV semester 2 mencapai ketuntasan mencapai nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu ≥ 75. Dengan jumlah siswa yang tuntas harus ≥ 75%.

Indikator Keberhasilan Aktivitas belajar

Penelitian ini akan diakhiri setelah 75% siswa telah mengalami peningkatan aktivitas belajar IPA yang berdampak pada peningkatan nilai atau prestasi belajar IPA siswa kelas IV semester 2 di dalam kelas. Dengan mencapai nilai ketuntasan sesuai KKM yaitu ≥ 75.        

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Kebonromo 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Pada kondisi awal sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan, aktivitas belajar dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Kebonromo 2 masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yaitu:

  1. Masih terdapat permasalahan yang ditemui pada diri siswa, antara lain: Siswa menunjukkan sikap jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, ditunjukkan dengan siswa mengobrol sendiri dan mengganggu temannya, masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, tidak berani tampil di depan kelas, dan kurang antusias saat merespon tindakan guru.
  2. Hal ini terbukti dari rata-rata prosentase pada tiap-tiap indikator aktivitas belajar siswa kelas IV yaitu 1) mengajukan pertanyaan sebesar 40,00%, 2) berpendapat/ menjawab pertanyaan sebesar 40,00%, 3) membuat kesimpulan sebesar 40,00%, dan 4) kerjasama kelompok sebesar 33,33%.
  3. Selain itu berdasarkan prestasi belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata prestasi belajar IPA siswa 70,67 dengan prosentase 46,67%. Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai aktivitas dan nilai prestasi belajar IPA pada tiap siklus adalah 70,75 dengan prosentase 53,33%.

Deskripsi Hasil Siklus

Pada siklus I ini banyak siswa yang masih kaku dan malu untuk berbicara dalam presentasi. Selain itu, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan masih banyak yang kurang. Tidak sedikit juga siswa yang jawabannya tidak sesuai yang ditanyakan. Namun pada siklus I ini terlihat lebih ada peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan. Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Banyak siswa yang masih bekerjasama dalam mengerjakan soal evaluasi yang.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA materi Energi yang dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran Discovery pada siklus I dapat ditarik kesimpulan meskipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi presentasi, tetapi aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan sampai pada tindakan siklus I.

Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode pembelajaran Discovery ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Energi dibandingkan hasil kondisi awal. Meskipun peningkatan tersebut belum signifikan karena belum mencapai indikator yang diharapkan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I ini yaitu masih perlu diadakan perbaikan pada putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum maksimal. Rencana tindakan siklus I perlu di revisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus II.

  1. Dalam menyampaikan materi harus dengan luwes dan tidak terlalu cepat agar siswa tertarik dan dapat mengikuti.
  2. Guru harus memberikan lebih banyak aktivitas belajar agar membangkitkan kepercayaan diri siswa ketika bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal/tugas dengan baik.
  3. Guru memberikan contoh yang jelas tentang cara berdiskusi, cara presentasi, cara kerjasama yang baik dalam kelompok.

Deskripsi Hasil Siklus II

Pada siklus II ini sudah banyak siswa yang mengalami peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar. Banyak siswa yang sudah tidak malu ataupun kaku dalam menanyakan materi, bertanya hal-hal yang belum jelas, mengerjakan tugas dengan baik, dalam berbicara menyampaikan pendapat ketepatan, kelancaran, dan kenyaringan berbicara sudah semakin meningkat, dan melaksanakan kerjasama kelompok dengan baik. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga membuat kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Selain itu juga terjadi hubungan lebih baik antar siswa, mereka lebih menghargai temannya dan membantu dalam melaksanakan tugas kelompok.

Pada akhir siklus dilaksanakan evaluasi secara individu untuk mengetahui prestasi belajar pada pembelajaran IPA materi Energi. Banyak siswa yang sudah percaya diri dan mandiri dalam mengerjakan soal evaluasi, tidak bekerjasama dengan temannya lagi. Sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat dari siklus sebelumnya.

Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode pembelajaran Discovery dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Energi kelas IV semester 2. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut telah mencapai mencapai indikator yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi kolaborasi dengan rekan guru lain diperoleh beberapa hasil refleksi antara lain:

  1. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran Discovery secara optimal, sehingga aktivitas belajar siswa meningkat.
  2. Guru telah mampu menyampaikan materi ajar dengan baik sehingga prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
  3. Guru mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
  4. Keseluruhan siswa merasa senang dalam proses pembelajaran sehingga suasana pembelajaran efektif dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran IPA materi Energi.
  5. Siswa telah melaksanakan tugasnya dengan baik selama proses pembelajaran.
  6. Aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Energi mengalami peningkatan yang signifikan.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siklus I

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dideskripsikan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 tahun pelajaran 2017/2018 dari pra siklus ke siklus I. Dari hasil analisis dan hasil observasi siklus I diperoleh hasil penilaian tiap indikator aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Energi yang dilakukan siklus I diketahui 1) mengajukan pertanyaan sebesar 60,00%, 2) berpendapat/ menjawab pertanyaan sebesar 60,00%, 3) membuat kesimpulan sebesar 53,33%, dan 4) kerjasama kelompok sebesar 53,33%. Selain itu berdasarkan prestasi belajar siswa diperoleh data tiap siklus, rata-rata prestasi belajar IPA siswa 78,67 dengan prosentase 66,67%.

Dan rata-rata nilai akhir yang diperoleh dari rata-rata nilai aktivitas belajar dan nilai prestasi belajar IPA pada tiap siklus adalah 82,46 dengan prosentase 73,33%. Dan terjadi peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi Energi dari pra siklus ke siklus I.

 

 

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siklus II

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dideskripsikan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 tahun pelajaran 2017/2018 dari siklus I ke siklus II. Dari hasil analisis dan hasil observasi siklus II diperoleh hasil penilaian tiap indikator aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi Energi yang dilakukan siklus II diketahui 1) mengajukan pertanyaan sebesar 93,33%, 2) berpendapat/ menjawab pertanyaan sebesar 93,33%, 3) membuat kesimpulan sebesar 86,67%, dan 4) kerjasama kelompok sebesar 86,67%. Selain itu berdasarkan prestasi belajar siswadiperoleh data tiap siklus, rata-rata prestasi belajar IPA siswa 87,33 dengan prosentase 93,33%. Dari rata-rata nilai akhir pembelajaran IPA materi Energi yang diperoleh dari rata-rata nilai aktivitas belajar dan nilai prestasi belajar pada kegiatan siklus II adalah 92,21 dengan prosentase 100%. Dan terjadi peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPA materi Energi dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan data pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa setiap siklus mengalami peningkatan. Dan dari data akhir yang diperoleh dari siklus II prosentase aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 adalah 100% sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%.

PENUTUP

Simpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Penerapan pendekatan metode pembelajaran Discovery dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 pada pembelajaran IPA materi Energi di SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan terjadi untuk masing-masing indikator aktivitas belajar dan untuk nilai prestasi belajar IPA materi Energi.
  2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi Energi dari rata-rata nilai dasar 70,75 naik menjadi 82,46 pada siklus I dan 92,21 pada siklus II. Dilihat dari rata-rata kenaikan pada setiap siklus maka dapat dikatakan bahwa prosentase peningkatan dari pra siklus 53,33% naik menjadi 73,33% pada siklus I, dan naik menjadi 100% pada siklus II.
  3. Dengan demikian melalui metode pembelajaran Discovery maka aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV pada pembelajaran IPA materi Energi semester 2 di SDN Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal tahun pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 di SD Negeri Kebonromo 2 Kecamatan Ngrampal yang telah dilaksanakan dalam peningkatan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV semester 2 melalui pendekatan metode pembelajaran Discovery , maka diajukan sejumlah saran sebagai berikut:

Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah perlu mengikutsertakan guru dalam program-program pelatihan yang lebih spesifik dengan mengacu pada kompetensi-kompetensi guru yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan guru dan perkembangan dalam strategi dan metode pembelajaran.

Bagi guru

  1. Guru hendaknya mampu memilih metode mengajar yang tepat dan menarik agar proses pembelajaran dikelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien dan menyenangkan salah satunya adalah pendekatan metode pembelajaran
  2. Sebelum menjelaskan materi hendaknya guru memberikan aktivitas belajar, memberitahukan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan serta dalam menjelaskan materi hendaknya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Rosda Karya.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP PGSD.

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Sufanti, Main, dkk. 2012. Teori Evaluasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. FKIP : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sulistyorini, Sri, dkk. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar Dan Penerapannya Dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sutrisno, Leo, dkk. 2007. Pembelajaran IPA SD. Konsorsium PJJ Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.